Jokowi dan Komunikasi : Sebuah Refleksi Kepemimpinan Periode Kedua Sang Presiden

Authors

  • Osman Nur Chaidir a:1:{s:5:"en_US";s:82:"Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga";}

DOI:

https://doi.org/10.59141/jist.v2i11.282

Keywords:

jokowi; kerangka komunikasi; kontroversi; kepemimpinan; konflik

Abstract

Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi kini sedang menjalani masa jabatan kedua sebagai presiden Indonesia. Namun, perjalanan periode keduanya tidak berjalan mulus. COVID-19 telah menyerbu Indonesia sejak Maret 2020. Berbagai pernyataan Pemerintah terkait COVID-19 seolah menjadi bahan tertawaan yang menimbulkan kontroversi. Selanjutnya, berbagai pernyataan pemerintah mengenai berbagai isu publik, seperti Undang-Undang Cipta Kerja, menimbulkan gesekan yang berujung pada konflik. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam memimpin. Dengan komunikasi, pemimpin dapat mempengaruhi orang lain. Jika terjadi kegagalan komunikasi, maka akan sulit untuk mencapai target. Artikel ini menggunakan metode studi literatur dan observasi dengan analisis kualitatif terhadap data yang terkumpul untuk menjelaskan mengapa komunikasi Jokowi menimbulkan permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerangka komunikasi Jokowi mengalami kegagalan yang berujung pada inkonsistensi, ketidaksinkronan antara kerangka komunikasi pemerintah dan masyarakat. Kemudahan kepuasan masyarakat, ketidakpercayaan masyarakat, pergeseran kepemimpinan transformasional ke transaksional dan kegagalan target merupakan dampak dari kegagalan komunikasi tersebut. Di sisa masa jabatan keduanya, Jokowi harus memperbaiki kerangka komunikasinya untuk dirinya sendiri, dan pejabat pemerintahannya untuk mengurangi kemungkinan konflik di masa depan.

Downloads

Published

2021-11-21

How to Cite

Nur Chaidir, O. (2021). Jokowi dan Komunikasi : Sebuah Refleksi Kepemimpinan Periode Kedua Sang Presiden. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 2(11), 2007–2025. https://doi.org/10.59141/jist.v2i11.282