������������������������������������������ Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi: p�ISSN:
2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
DAMPAK CORONA VIRUS TERHADAP REVENUE GROWTH PERUSAHAAN SUB. SEKTOR
HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Jehezkiel Christanto dan
Lulu Setiawati
Universitas Matana, Tangerang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstract
The research was
conducted by wabah corona
virus is happening in Indonesia and in some parts of the country. The impacts
not only affect public health and security but have a major impact on the
economy in all sectors, one of which is the tourism sector. This study aims to
analyze the revenue growth of companies
in the hotel, restaurant and tourism sub-sector before and after the corona virus. The method used in this
research is quantitative by using the analysis technique paired sample t-test. Based on the
results in this study, it shows that there is a difference in revenue growth in the sub-sector of
hotels, restaurants and tourism before
and after corona virus negatively. This decline is indicated by a decrease in
the number of tourists due to the corona
virus
Keyword : corona
virus; economy; tourism sector.
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan wabah corona virus yang sedang terjadi di Indonesia dan di beberapa
bagian negara. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya mempengaruhi kesehatan
masyarakat dan keamanan tetapi memiliki dampak yang besar dalam perekonomian di
seluruh sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa revenue growth
perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum
dan sesudah corona virus. Metode yang diambil dalam penelitian ini bersifat
kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis paired sample t-test. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini
menunjukkan adanya perbedaan revenue
growth perusahaan sub sektor hotel, restoran dan
pariwisata sebelum dan sesudah corona virus secara negatif. Penurunan
tersebut terindikasi oleh penurunan jumlah wisatawan akibat corona virus.�
Kata
kunci: corona virus; ekonomi; sektor
pariwisata.
Pendahuluan
COVID-19 dinyatakan sebagai wabah oleh organisasi
dunia WHO. Sejak (World Health Organization) pada tanggal
11 Maret 2020. Sudah sebanyak 193 negara yang terjangkit akan virus ini. Virus
ini dikatakan berbahaya karena penyebarannya yang sangat cepat sehingga menjadi
momok yang menakutkan bagi banyak negara. Berdasarkan pengumuman yang
dikeluarkan WHO sebagian negara akhirnya memberlakukan berbagai tindakan guna
meminimalisir penyebaran virus corona
seperti menjaga jarak (Physical
Distancing) sampai tidak dizinkan melakukan aktivitas yang dilakukan diluar
dan hanya boleh di tempat tinggal atau yang lebih dikenal dengan kata lockdown
Di Indonesia pertama kali muncul virus corona pada Maret 2020. Hingga saat ini virus COVID-19 masih terus mengalami peningkatan. Pemerintah telah melakukan berbagai tindakan yaitu dengan cara WFH ( Work From Home) yaitu kegiatan pekerjaan yang hanya boleh dilaksanakan di dalam rumah tanpa harus berpergian ke kantor maupun pabrik, dengan menjaga jarak (Physical Distancing) yaitu dengan cara menetapkan beberapa peraturan seperti jarak mengantri antar individu dengan jarak 1 meter dan sebagainya, dan melakukan tindakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) atau lebih dikenal dengan istilah karantina kesehatan yaitu dengan cara membatasi kegiatan tertentu yang di suatu� wilayah yang diduga terpapar virus corona yang dikategorikan zona merah (suatu wilayah yang masyarakatnya banyak terjangkit positif COVID-19 dengan resiko penyebaran yang tinggi). Berbagai upaya telah ditingkatkan tetapi sesuai fakta sampai saat ini penyebaran virus COVID-19 terus belanjut bahkan terus mengalami peningkatan. Peningkatan COVID-19 yang terus meningkat ini banyak mempengaruhi di berbagai lapisan tak terkecuali masyarakat yang tinggal di Indonesia. Banyak dari masyarakat yang mengalami hambatan dalam mencari uang untuk membiayai biaya hidupnya. Begitu juga dengan berbagai sektor ekonomi yang tidak berjalan dengan maksimal. Sebagai contoh yang terkena dampak dari COVID-19 adalah di sektor pariwisata restoran dan hotel.
Pariwisata sebagai sektor yang strategis sebagai
penyokong sumber pemasukan Indonesia. Rangkaian rencana, pemanfaatan sumber
daya serta potensi wilayah yang memiliki keistimewaan tertentu mampu memberikan
dukungan untuk kemajuan ekonomi. Sektor pariwisata juga mempunyai pendayagunaan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatannya secara langsung
ialah seperti penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata sedangkan manfaat
tidak langsungnya adalah pengembangan aktivitas pendukung seperti rumah makan,
penginapan dan lain lain
Menurut Femy Nadia Rahma dan Herniwati Retno
Handayani
Dikenal negara yang memilik banyak pulau, Indonesia
memiliki potensi dalam mengembangkan industri pariwisata yang sangat besar.
Perkembangan industri pariwisata tidak hanya berpengaruh pada meningkatnya
cadangan devisa tetapi mampu menghasilkan kegiatan usaha baru bagi masyarakat
yang tidak bekerja
Bahkan menurut Kementerian Pariwisata Indonesia
mengatakan bahwa sejak 2015-2019 pertumbuhan industri pariwisata selalu
mengalami kenaikan dan menempati peringkat kedua di bawah Vietnam maka dapat
dikatakan bahwa industri pariwisata selalu masuk dalam 3 besar penyumbang
devisa negara
Di Indonesia salah satu tempat yang selalu diandalkan dalam menarik minat wisatawan baik wisatawan nusantara atau wisatawan mancanegara adalah Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain tempatnya yang indah dan menarik, kedua tempat itu juga menjunjung tinggi kebudayaan tradisionalnya maka tidak heran jika banyak wisatawan berlibur kesana, dengan adanya wabah corona virus ini sektor pariwisata merupakan sektor yang paling terkena dampak dari adanya virus ini. Terdapat banyak restoran dan hotel yang menutup kegiatan usahanya sementara waktu untuk mengurangi penyebaran corona virus yang menyebar secara cepat. Padahal sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar bagi Indonesia.
Berdasarkan keadaan yang dialami Indonesia pada saat
sekarang ini dilanda wabah corona virus,
banyak dampak yang ditimbulkan
oleh virus ini salah satunya adalah di sektor pasar modal. Pada sektor pasar
modal sendiri dampak sebelum dan sesudah corona virus berpengaruh terhadap
perubahan harga saham dan volume transaksi
Metode Penelitian
Tujuan
berdasarkan penelitian ini adalah untuk menganalisa revenue growth perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata
sebelum dan sesudah corona virus yang
tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pada penelitian ini
memakai penelitian yang bersifat kuantitatif dimana penelitiaan kuantitatif
adalah penelitian yang berbentuk simbol nomor atau bilangan
1. Laporan keuangan perusahaan sub hotel, restoran, dan
pariwisata yang tercatat selama periode Juli 2019- Juni 2020.
2. Perusahaan sub hotel, restoran, dan pariwisata yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Teknik pengambilan data dalam
penelitian dilakukan dengan teknik kepustakaan (library research) yaitu pengambilan data yang bersumber dari
berbagai literature berupa catatan,
jurnal, buku, website dan artikel yang terkait dengan topik yang teliti.
Analisa dalam pengkajian ini menggunakan Paired
Sample T-test yang diolah menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25 for windows.
Hasil dan Pembahasan
Wabah Corona Virus Disease merupakan virus yang sedang menjadi musuh di
berbagai kawasan negara karena menyerang berbagai lapisan baik sebagai individu
maupun roda perekonomian. Menurut Profesor Stephen Turner, corona virus
ini menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Wabah ini diawali kali pertama
muncul di Kota Wuhan, Hubei China di
penghujung November 2019. Kasus bermula dari tempat berjual beli binatang di
Huanan, Wuhan yang menjual berbagai jenis binatang yang jarang
dikonsumsi antara lain kelelawar, ular dan bermacam jenis tikus. Virus
ini diduga dibawa oleh kelelawar dan menyebabkan infeksi paru-paru bagi
individu yang terjangkit virus ini (Kompas 2020).
����������� Berdasarkan
laporan keuangan yang telah di kumpulkan dari 30 perusahaan sub sektor
restoran, hotel dan pariwisata yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) mendapatkan hasil antara lain:
Tabel 1.
Hasil Paired Sample Statistics
|
Mean |
N |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
|
Pair 1 |
Revenue Growth Sebelum |
59.7920 |
30 |
15.26859 |
2.78765 |
Revenue Growth Sesudah |
33.5980 |
30 |
25.09544 |
4.58178 |
Berikut
hasil paired sample statictics berdasarkan tabel 1 sebagai berikut:
a. pertumbuhan Pendapatan Sebelum Corona Virus
Pertumbuhan pendapatan sebelum corona virus memiliki nilai rerata (mean) 59.79 dari 30 data. Sebaran data (Std. Deviation) sebesar 15.268 dengan standar error (Std. Error Mean) sebesar 2.787.
b. Pertumbuhan Pendapatan Sesudah Corona Virus
Pertumbuhan pendapatan setelah corona virus memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 33.59 dari 30 data. Sebaran data (Std. Deviation) sebesar 25.095 dengan
standar error (Std. Error Mean)
sebesar 4.581
Tabel 2.
Hasil Paired Sample Correlations
|
N |
Correlations |
Sig. |
|
Pair 1 |
Revenue Growth Sebelum & Sesudah |
30 |
-.104 |
.583 |
Berdasarkan
dari hasil pada tabel 2, diketahui bahwa nilai hubungan menujukkan adanya
hubungan antara kedua sampel berpasangan ini memperoleh hasil -0.104 yang
berarti kedua sampel memiliki hubungan yang negative.
Tabel
3.�
Hasil Paired Sample T-test
|
Mean |
Std.Deviation |
Std. Error
Mean |
95% Confidence Interval of The Difference |
|
||||
Lower |
Upper |
t |
df |
Sig. (2 tailed |
|||||
Pair 1 |
Revenue Growth Sebelum- Revenue Growth Sesudah |
26.19400 |
30.70627 |
5.60617 |
14.72809 |
37.65991 |
4.672 |
29 |
.000 |
Menurut
perhitungan pada tabel 3, mean atau rerata selisih nilai dari dua sampel yang
diuji sebesar 26.194, Std. Deviasi sebesar 30.706, Std. Error Mean atau standar
error dari selisih nilai yang dipakai untuk mengolah statistik uji dan
interval kepercayaan (Lower dan Upper) sebesar 5.606, nilai t-hitung
sebesar 4.672, df atau derajat kebebasan pengujian sebesar 29 dan nilai
probabilitasnya atau Sig. (2-tailed) 0.000. Berikut adalah
ketentuan landasan penentuan keputusan dalam Paired Sample T-Test yaitu sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: ���� Tidak terdapat perbedaan pertumbuhan pendapatan
perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata, sebelum dan sesudah corona virus
H1:����� Terdapat perbedaan pertumbuhan pendapatan perusahaan
sub sektor hotel, restoran dan pariwisata, sebelum dan sesudah corona virus
Karakteristik dalam pengambilan keputusan sebagai
berikut:
(a) Ho diterima jika nilai probabilitas (Sig.) > 0.05
(b) H1 diterima jika nilai probabilitas (Sig.) < 0.05
Diketahui
hasil dari pengujian Paired Sample T-Test
di atas, nilai t-hitung 4.672 dengan hasil probabilitasnya atau Sig. (2-paired) sebesar 0.000, dapat disimpulkan bahwa Sig. (2-paired) 0.000 < 0.05 maka H1 diterima, sedangkan Ho ditolak
yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari pertumbuhan pendapatan
sebelum dan sesudah corona virus.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka disimpulkan adanya pengaruh pertumbuhan
pendapatan perusahaan sub sektor hotel, restoran dan
pariwisata sebelum dan sesudah corona
virus.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
pendapatan sebelum munculnya corona virus
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 59,79 dari 30 data perusahaan sub sektor
hotel, restoran, dan pariwisata dengan hasil tertinggi 98.07 dan nilai terendah
sebesar 30.48. Sedangkan pertumbuhan pendapatan sesudah corona virus mendapatkan nilai rata- rata sebesar 33.59 dengan
hasil tertinggi sebesar 90.28 dan hasil terendah sebesar 0.59, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pendapat perusahan
sub sektor hotel, restoran dan pariwisata setelah corona mengalami penurunan. Dari hasil
perhitungan nilai tengah pertumbuhan pendapatan sebelum corona virus menunjukan nilai yang lebih tinggi yaitu sebesar
59.79, sedangkan pertumbuhan pendapatan sesudah corona virus sebesar 33.59.
Selain
itu, berdasarkan hipotesis (H1) dari penelitian ini terbukti bahwa terdapat
perbedaan pertumbuhan pendapatan perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona
virus. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil Paired Sample T-Test yang telah diuji menandakan bahwa Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05, artinya menandakan adanya pengaruh yang signifikan dari rata-rata nilai
pertumbuhan pendapatan perusahaan sub sektor
hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus.
Dari
hasil penelitian yang didapatkan setelah melakukan uji beda pertumbuhan
pendapatan sebelum dan sesudah corona
virus dengan menggunakan Paired
Sample T-Test, peneliti dapat menginterpretasikan bahwa adanya pengaruh
pertumbuhan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata, sebelum dan sesudah corona virus. Berdasarkan hasil yang dilakukan peneliti dengan uji beda menggunakan
pendekatan Paired Sample T-Test yang
dilakukan pada dua sampel berpasangan yaitu pertumbuhan pendapatan dalam
periode 6 bulan sebelum dan 6 bulan sesudah corona
virus memperlihatkan adanya pengaruh negatif yang signifikan, dimana hal
ini terbukti dari hasil olah data perbandingan pertumbuhan pendapatan sebelum
dan sesudah adanya corona virus.
Dampak corona virus mengakibatkan menghambatnya
pertumbuhan ekonomi perusahan sub sektor hotel,
restoran dan pariwisata. Hal ini terjadi akibat dari penyebaran
virus corona yang cepat sehingga pemerintah memberlakukan beberapa kebijakan
untuk meredam penyebaran virus. Kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah lockdown yaitu penutupan akses masuk
keluar sepenuhnya dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga dengan
diberlakukannya lockdown dan
Pembatasan Sosial Berskala Besar ini berpengaruh terhadap yang menyebabkan
berkurangnya wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat destinasi.
Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat
diambil simpulannya bahwa adanya perbedaan pertumbuhan pendapatan sebelum dan
sesudah pengumuman corona virus dalam
periode 6 bulan sebelum dan 6 bulan sesudah secara negatif. Hal ini dapat
dilihat dari rerata (mean)
pertumbuhan pendapatan sesudah pengumuman corona
virus lebih rendah atau menurun secara signifikan dari pertumbuhan
pendapatan sebelum munculnya corona virus.
Oleh karena itu, maka H1 yaitu terdapat perbedaan pertumbuhan pendapatan
perusahaan sub sektor hotel, restoran dan
pariwisata sebelum dan sesudah corona
virus diterima. Sehingga menurut hasil dari penelitian diatas, perusahaan
harus melakukan beberapa kebijakan demi mempertahankan perusahaan agar tidak
mengalami pertumbuhan pendapatan yang semakin menurun bisa dengan memberikan
promo kepada wisatawan bisa dalam bentuk pengurangan harga sewa hotel, restoran
dan juga pengurangan biaya ke beberapa tempat destinasi wisata setelah
kebijakan lockdown dihapus, akan
tetapi harus tetap memperhatikan peraturan yang pemerintah berlakukan seperti
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan cara adanya pembatasan kuota
pengunjung dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku sehingga mengurangi
penyebaran corona virus.
Bibliography
Fadli, R. (2020). Corona virus. halodoc.
Halidi, R., &
Varwati, L. (2020). PHRI: 1.642 Hotel di Indonesia Tutup Sementara Selama
Pandemi COVID-19. Suara.com..
Hidayat, I. (2016).
Hubungan Kerjasama Pariwisata Indonesia-Korea Selatan Tahun 2015-2016. IOSR
Journal of Economics and Finance , 3, 15.
Kemenparekraf. (2020). Pariwisata
Sebagai Penyumbang Cadangan Devisa. Kemenparekraf.
Khairunnisa, S. N.
(2020). Virus Corona Diduga dari Kelelawar di Pasar, Mengapa Orang China
Suka Makanan Ekstrem? Kompas.com.
Muliati, N. K. (2020).
Pengaruh Perekonomian Indonesia di Berbagai Sektor Akibat Corona. Widya
Akuntansi Dan Keuangan 2, 78-86.
Nurmasari, I. (2020).
Dampak COVID-19 Terhadap Perubahan Harga Saham dan Volume Transaksi (Studi
Kasus Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.). Jurnal SEKURITAS (Saham,
Ekonomi, Keuangan Dan Investasi) 3, 230.
Prayoga. (2020). Jumlah
Wisman Merosot, Devisa Pariwisata 2020 berpotensi mengalami penurunan.
Putri, G. S. (2020,
April). Cegah Penularan Virus Corona, Jaga Jarak Minimal Dua meter.
Kompas.com.
Rahma, F. N., &
Handayani, H. R. (2013). Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jumlah Obyek
Wisata Dan Pendapatan Perkapita Terhadap penerimaan Sektor Pariwisata di
Kabupaten Kudus. Diponegoro Journal of Economics 2, 1-9.
Sammeng, A. M. (2001). Cakrawala
pariwisata. Balai Pustaka.
Setiono, B. A. (2015).
Teori Perusahaan / Theory Of The Firm : Kajian Tentang Teori Bagi Hasil
Perusahaan (Profit And Loss Sharing) Dalam Perspektif Ekonomi Syariah. Jurnal
Aplikasi Pelayaran Dan Kepelabuhanan 5, 153-169.
Sugiyono. (2018). Metode
Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Tuanakotta, T. (1984). Teori
Akuntansi.
Vlando, A. (2020). BPS:
82 Persen Pendapatan Perusahaan Merosot di Era COVID-19. CNN Indonesia.