������������������������������������������ Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: p�ISSN: 2723 - 6609

e-ISSN : 2745-5254

������������������������������ ����������� Vol. 2, No. 2 Februari 2021

 

DAMPAK CORONA VIRUS TERHADAP REVENUE GROWTH PERUSAHAAN SUB. SEKTOR HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

 

Jehezkiel Christanto dan Lulu Setiawati

Universitas Matana, Tangerang, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstract

The research was conducted by wabah corona virus is happening in Indonesia and in some parts of the country. The impacts not only affect public health and security but have a major impact on the economy in all sectors, one of which is the tourism sector. This study aims to analyze the revenue growth of companies in the hotel, restaurant and tourism sub-sector before and after the corona virus. The method used in this research is quantitative by using the analysis technique paired sample t-test. Based on the results in this study, it shows that there is a difference in revenue growth in the sub-sector of hotels, restaurants and tourism before and after corona virus negatively. This decline is indicated by a decrease in the number of tourists due to the corona virus  

 

Keyword : corona virus; economy; tourism sector.

 

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan wabah corona virus yang sedang terjadi di Indonesia dan di beberapa bagian negara. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat dan keamanan tetapi memiliki dampak yang besar dalam perekonomian di seluruh sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa revenue growth perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus. Metode yang diambil dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis paired sample t-test. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan revenue growth perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus secara negatif. Penurunan tersebut terindikasi oleh penurunan jumlah wisatawan akibat corona virus.�

 

Kata kunci: corona virus; ekonomi; sektor pariwisata.

 

Pendahuluan

COVID-19 dinyatakan sebagai wabah oleh organisasi dunia WHO. Sejak (World Health Organization) pada tanggal 11 Maret 2020. Sudah sebanyak 193 negara yang terjangkit akan virus ini. Virus ini dikatakan berbahaya karena penyebarannya yang sangat cepat sehingga menjadi momok yang menakutkan bagi banyak negara. Berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan WHO sebagian negara akhirnya memberlakukan berbagai tindakan guna meminimalisir penyebaran virus corona seperti menjaga jarak (Physical Distancing) sampai tidak dizinkan melakukan aktivitas yang dilakukan diluar dan hanya boleh di tempat tinggal atau yang lebih dikenal dengan kata lockdown (Putri, 2020).

Di Indonesia pertama kali muncul virus corona pada Maret 2020. Hingga saat ini virus COVID-19 masih terus mengalami peningkatan. Pemerintah telah melakukan berbagai tindakan yaitu dengan cara WFH ( Work From Home) yaitu kegiatan pekerjaan yang hanya boleh dilaksanakan di dalam rumah tanpa harus berpergian ke kantor maupun pabrik, dengan menjaga jarak (Physical Distancing) yaitu dengan cara menetapkan beberapa peraturan seperti jarak mengantri antar individu dengan jarak 1 meter dan sebagainya, dan melakukan tindakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) atau lebih dikenal dengan istilah karantina kesehatan yaitu dengan cara membatasi kegiatan tertentu yang di suatu� wilayah yang diduga terpapar virus corona yang dikategorikan zona merah (suatu wilayah yang masyarakatnya banyak terjangkit positif COVID-19 dengan resiko penyebaran yang tinggi). Berbagai upaya telah ditingkatkan tetapi sesuai fakta sampai saat ini penyebaran virus COVID-19 terus belanjut bahkan terus mengalami peningkatan. Peningkatan COVID-19 yang terus meningkat ini banyak mempengaruhi di berbagai lapisan tak terkecuali masyarakat yang tinggal di Indonesia. Banyak dari masyarakat yang mengalami hambatan dalam mencari uang untuk membiayai biaya hidupnya. Begitu juga dengan berbagai sektor ekonomi yang tidak berjalan dengan maksimal. Sebagai contoh yang terkena dampak dari COVID-19 adalah di sektor pariwisata restoran dan hotel.

Pariwisata sebagai sektor yang strategis sebagai penyokong sumber pemasukan Indonesia. Rangkaian rencana, pemanfaatan sumber daya serta potensi wilayah yang memiliki keistimewaan tertentu mampu memberikan dukungan untuk kemajuan ekonomi. Sektor pariwisata juga mempunyai pendayagunaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatannya secara langsung ialah seperti penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata sedangkan manfaat tidak langsungnya adalah pengembangan aktivitas pendukung seperti rumah makan, penginapan dan lain lain (Hidayat, 2016).

Menurut Femy Nadia Rahma dan Herniwati Retno Handayani (Rahma & Handayani, 2013) Wisatawan yang datang ke destinasi wisata sudah memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat. Sektor pariwisata juga memiliki pengaruh terhadap perekonomian suatu negara/daerah tujuan wisata. Menurut Andi Mappi Sammeng (Sammeng, 2001) dalam bukunya yang berjudul �Cakrawala Pariwisata� dikatakan bahwa besar kecil pengaruh tersebut berbeda dengan satu daerah maupun daerah lainnya atau antar negara dengan negara lainnya. Sektor pariwisata merupakan industri yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam menyediakan kegiatan usaha, dan meningkatkan standar hidup dengan kreatifitas lainnya�(Rahma & Handayani, 2013).

Dikenal negara yang memilik banyak pulau, Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan industri pariwisata yang sangat besar. Perkembangan industri pariwisata tidak hanya berpengaruh pada meningkatnya cadangan devisa tetapi mampu menghasilkan kegiatan usaha baru bagi masyarakat yang tidak bekerja (Rahma & Handayani, 2013).

Bahkan menurut Kementerian Pariwisata Indonesia mengatakan bahwa sejak 2015-2019 pertumbuhan industri pariwisata selalu mengalami kenaikan dan menempati peringkat kedua di bawah Vietnam maka dapat dikatakan bahwa industri pariwisata selalu masuk dalam 3 besar penyumbang devisa negara (Kemenparekraf, 2020).

Di Indonesia salah satu tempat yang selalu diandalkan dalam menarik minat wisatawan baik wisatawan nusantara atau wisatawan mancanegara adalah Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain tempatnya yang indah dan menarik, kedua tempat itu juga menjunjung tinggi kebudayaan tradisionalnya maka tidak heran jika banyak wisatawan berlibur kesana, dengan adanya wabah corona virus ini sektor pariwisata merupakan sektor yang paling terkena dampak dari adanya virus ini. Terdapat banyak restoran dan hotel yang menutup kegiatan usahanya sementara waktu untuk mengurangi penyebaran corona virus yang menyebar secara cepat. Padahal sektor pariwisata merupakan penyumbang terbesar bagi Indonesia.

Berdasarkan keadaan yang dialami Indonesia pada saat sekarang ini dilanda wabah corona virus, banyak dampak yang ditimbulkan oleh virus ini salah satunya adalah di sektor pasar modal. Pada sektor pasar modal sendiri dampak sebelum dan sesudah corona virus berpengaruh terhadap perubahan harga saham dan volume transaksi (Nurmasari, 2020). Maka dari itu peneliti ingin menganalisa adanya perbedaan pertumbuhan pendapatan sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus.

 

Metode Penelitian

Tujuan berdasarkan penelitian ini adalah untuk menganalisa revenue growth perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pada penelitian ini memakai penelitian yang bersifat kuantitatif dimana penelitiaan kuantitatif adalah penelitian yang berbentuk simbol nomor atau bilangan (Sugiyono, 2018). Sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa, jurnal, catatan dan buku yang sesuai dengan penelitian ini. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dari revenue growth seluruh perusahaan yang terdaftar dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan sampel revenue growth perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata yang tercatat di BEI. Sumber data yang diambil penulis bersumber dari www.idx.co.id. Penulis menggunakan metode dalam penarikan sampel dengan teknik sampling purposive. Karakteristik kriteria yang menjadi standar data untuk dijadikan sampel antara lain:

1.      Laporan keuangan perusahaan sub hotel, restoran, dan pariwisata yang tercatat selama periode Juli 2019- Juni 2020.

2.      Perusahaan sub hotel, restoran, dan pariwisata yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Teknik pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan teknik kepustakaan (library research) yaitu pengambilan data yang bersumber dari berbagai literature berupa catatan, jurnal, buku, website dan artikel yang terkait dengan topik yang teliti. Analisa dalam pengkajian ini menggunakan Paired Sample T-test yang diolah menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25 for windows.

 

 

Hasil dan Pembahasan

Wabah Corona Virus Disease merupakan virus yang sedang menjadi musuh di berbagai kawasan negara karena menyerang berbagai lapisan baik sebagai individu maupun roda perekonomian. Menurut Profesor Stephen Turner, corona virus ini menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Wabah ini diawali kali pertama muncul di Kota Wuhan, Hubei China di penghujung November 2019. Kasus bermula dari tempat berjual beli binatang di Huanan, Wuhan yang menjual berbagai jenis binatang yang jarang dikonsumsi antara lain kelelawar, ular dan bermacam jenis tikus. Virus ini diduga dibawa oleh kelelawar dan menyebabkan infeksi paru-paru bagi individu yang terjangkit virus ini (Kompas 2020).

����������� Berdasarkan laporan keuangan yang telah di kumpulkan dari 30 perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendapatkan hasil antara lain:

 

Tabel 1.

Hasil Paired Sample Statistics

 

 

Mean

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1

Revenue Growth Sebelum

59.7920

30

15.26859

2.78765

Revenue Growth Sesudah

33.5980

30

25.09544

4.58178

 

Berikut hasil paired sample statictics berdasarkan tabel 1 sebagai berikut:

a.       pertumbuhan Pendapatan Sebelum Corona Virus

Pertumbuhan pendapatan sebelum corona virus memiliki nilai rerata (mean) 59.79 dari 30 data. Sebaran data (Std. Deviation) sebesar 15.268 dengan standar error (Std. Error Mean) sebesar 2.787.

b.      Pertumbuhan Pendapatan Sesudah Corona Virus

Pertumbuhan pendapatan setelah corona virus memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 33.59 dari 30 data. Sebaran data (Std. Deviation) sebesar 25.095 dengan standar error (Std. Error Mean) sebesar 4.581

 

Tabel 2.

Hasil Paired Sample Correlations

 

 

N

Correlations

Sig.

Pair 1

Revenue Growth Sebelum & Sesudah

30

-.104

.583

 

Berdasarkan dari hasil pada tabel 2, diketahui bahwa nilai hubungan menujukkan adanya hubungan antara kedua sampel berpasangan ini memperoleh hasil -0.104 yang berarti kedua sampel memiliki hubungan yang negative.

Tabel 3.�

Hasil Paired Sample T-test

 

 

 

 

 

 

Mean

 

 

 

 

Std.Deviation

 

 

 

 

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of The Difference

 

Lower

Upper

t

df

Sig. (2 tailed

Pair 1

Revenue Growth Sebelum- Revenue Growth Sesudah

26.19400

30.70627

5.60617

14.72809

37.65991

4.672

29

.000

 

Menurut perhitungan pada tabel 3, mean atau rerata selisih nilai dari dua sampel yang diuji sebesar 26.194, Std. Deviasi sebesar 30.706, Std. Error Mean atau standar error dari selisih nilai yang dipakai untuk mengolah statistik uji dan interval kepercayaan (Lower dan Upper) sebesar 5.606, nilai t-hitung sebesar 4.672, df atau derajat kebebasan pengujian sebesar 29 dan nilai probabilitasnya atau Sig. (2-tailed) 0.000. Berikut adalah ketentuan landasan penentuan keputusan dalam Paired Sample T-Test yaitu sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: ���� Tidak terdapat perbedaan pertumbuhan pendapatan perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata, sebelum dan sesudah corona virus

H1:����� Terdapat perbedaan pertumbuhan pendapatan perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata, sebelum dan sesudah corona virus

Karakteristik dalam pengambilan keputusan sebagai berikut:

(a) Ho diterima jika nilai probabilitas (Sig.) > 0.05

(b) H1 diterima jika nilai probabilitas (Sig.) < 0.05

Diketahui hasil dari pengujian Paired Sample T-Test di atas, nilai t-hitung 4.672 dengan hasil probabilitasnya atau Sig. (2-paired) sebesar 0.000, dapat disimpulkan bahwa Sig. (2-paired) 0.000 < 0.05 maka H1 diterima, sedangkan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari pertumbuhan pendapatan sebelum dan sesudah corona virus. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka disimpulkan adanya pengaruh pertumbuhan pendapatan perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan sebelum munculnya corona virus mendapatkan nilai rata-rata sebesar 59,79 dari 30 data perusahaan sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata dengan hasil tertinggi 98.07 dan nilai terendah sebesar 30.48. Sedangkan pertumbuhan pendapatan sesudah corona virus mendapatkan nilai rata- rata sebesar 33.59 dengan hasil tertinggi sebesar 90.28 dan hasil terendah sebesar 0.59, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pendapat perusahan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata setelah corona mengalami penurunan. Dari hasil perhitungan nilai tengah pertumbuhan pendapatan sebelum corona virus menunjukan nilai yang lebih tinggi yaitu sebesar 59.79, sedangkan pertumbuhan pendapatan sesudah corona virus sebesar 33.59.

Selain itu, berdasarkan hipotesis (H1) dari penelitian ini terbukti bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan pendapatan perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil Paired Sample T-Test yang telah diuji menandakan bahwa Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05, artinya menandakan adanya pengaruh yang signifikan dari rata-rata nilai pertumbuhan pendapatan perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus.

Dari hasil penelitian yang didapatkan setelah melakukan uji beda pertumbuhan pendapatan sebelum dan sesudah corona virus dengan menggunakan Paired Sample T-Test, peneliti dapat menginterpretasikan bahwa adanya pengaruh pertumbuhan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata, sebelum dan sesudah corona virus. Berdasarkan hasil yang dilakukan peneliti dengan uji beda menggunakan pendekatan Paired Sample T-Test yang dilakukan pada dua sampel berpasangan yaitu pertumbuhan pendapatan dalam periode 6 bulan sebelum dan 6 bulan sesudah corona virus memperlihatkan adanya pengaruh negatif yang signifikan, dimana hal ini terbukti dari hasil olah data perbandingan pertumbuhan pendapatan sebelum dan sesudah adanya corona virus.

Dampak corona virus mengakibatkan menghambatnya pertumbuhan ekonomi perusahan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata. Hal ini terjadi akibat dari penyebaran virus corona yang cepat sehingga pemerintah memberlakukan beberapa kebijakan untuk meredam penyebaran virus. Kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah lockdown yaitu penutupan akses masuk keluar sepenuhnya dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga dengan diberlakukannya lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar ini berpengaruh terhadap yang menyebabkan berkurangnya wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat destinasi.

 

Kesimpulan

Dalam penelitian ini dapat diambil simpulannya bahwa adanya perbedaan pertumbuhan pendapatan sebelum dan sesudah pengumuman corona virus dalam periode 6 bulan sebelum dan 6 bulan sesudah secara negatif. Hal ini dapat dilihat dari rerata (mean) pertumbuhan pendapatan sesudah pengumuman corona virus lebih rendah atau menurun secara signifikan dari pertumbuhan pendapatan sebelum munculnya corona virus. Oleh karena itu, maka H1 yaitu terdapat perbedaan pertumbuhan pendapatan perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata sebelum dan sesudah corona virus diterima. Sehingga menurut hasil dari penelitian diatas, perusahaan harus melakukan beberapa kebijakan demi mempertahankan perusahaan agar tidak mengalami pertumbuhan pendapatan yang semakin menurun bisa dengan memberikan promo kepada wisatawan bisa dalam bentuk pengurangan harga sewa hotel, restoran dan juga pengurangan biaya ke beberapa tempat destinasi wisata setelah kebijakan lockdown dihapus, akan tetapi harus tetap memperhatikan peraturan yang pemerintah berlakukan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan cara adanya pembatasan kuota pengunjung dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku sehingga mengurangi penyebaran corona virus.

 

 

Bibliography

 

Fadli, R. (2020). Corona virus. halodoc.

Halidi, R., & Varwati, L. (2020). PHRI: 1.642 Hotel di Indonesia Tutup Sementara Selama Pandemi COVID-19. Suara.com..

Hidayat, I. (2016). Hubungan Kerjasama Pariwisata Indonesia-Korea Selatan Tahun 2015-2016. IOSR Journal of Economics and Finance , 3, 15.

Kemenparekraf. (2020). Pariwisata Sebagai Penyumbang Cadangan Devisa. Kemenparekraf.

Khairunnisa, S. N. (2020). Virus Corona Diduga dari Kelelawar di Pasar, Mengapa Orang China Suka Makanan Ekstrem? Kompas.com.

Muliati, N. K. (2020). Pengaruh Perekonomian Indonesia di Berbagai Sektor Akibat Corona. Widya Akuntansi Dan Keuangan 2, 78-86.

Nurmasari, I. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Perubahan Harga Saham dan Volume Transaksi (Studi Kasus Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.). Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi) 3, 230.

Prayoga. (2020). Jumlah Wisman Merosot, Devisa Pariwisata 2020 berpotensi mengalami penurunan.

Putri, G. S. (2020, April). Cegah Penularan Virus Corona, Jaga Jarak Minimal Dua meter. Kompas.com.

Rahma, F. N., & Handayani, H. R. (2013). Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jumlah Obyek Wisata Dan Pendapatan Perkapita Terhadap penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Kudus. Diponegoro Journal of Economics 2, 1-9.

Sammeng, A. M. (2001). Cakrawala pariwisata. Balai Pustaka.

Setiono, B. A. (2015). Teori Perusahaan / Theory Of The Firm : Kajian Tentang Teori Bagi Hasil Perusahaan (Profit And Loss Sharing) Dalam Perspektif Ekonomi Syariah. Jurnal Aplikasi Pelayaran Dan Kepelabuhanan 5, 153-169.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Tuanakotta, T. (1984). Teori Akuntansi.

Vlando, A. (2020). BPS: 82 Persen Pendapatan Perusahaan Merosot di Era COVID-19. CNN Indonesia.