������������������������������������������ Jurnal
Indonesia Sosial Teknologi: p�ISSN:
2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI,
KEPUTUSAN PENDANAAN,� DAN KEBIJAKAN
DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA
Nur Azizah Rasudu dan
Susi Sudaryanti
Universitas Muhammadiyah Kendari
Email: [email protected],
[email protected].
Abstract
This study aims to examine
the effect of investment decisions as measured by the Investment Opportunity
Set (IOS), Funding Decisions as measured by the Debt To Equity Ratio (DER) and
Dividend Policy as measured by the Divident Payout Ratio (DPR) on Firm Value as
measured by Price Earning. Ratio (PER) in Real Estate Companies on the
Indonesia Stock Exchange 2015-2017. The samples in this study were 11 companies
with purposive sampling method. Data analysis techniques used Classical
Assumption Test and Hypothesis Testing using Multiple Linear Regression
Analysis using SPSS 25.0. Based on the results of the research, it shows that
partially the investment decision proxied by the Investment Opportunity Set
(IOS) and the Dividend Policy proxied by the Divident Payout Ratio (DPR) do not
have a significant effect on Firm Value (PER), while the funding decision is
proxied by Debt To Equity. The ratio (DER) has a significant effect on Firm
Value (PER).
Keyword: investment
decision (ios), financing decision (DER), dividend policy
(DPR), company value (PER).
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh keputusan investasi yang diukur dengan Investment Opportunity Set (IOS),
Keputusan Pendanaan yang diukur dengan Debt
To Equity Rasio (DER) dan Kebijakan Dividen yang diukur dengan Divident Payout Ratio (DPR) terhadap Nilai
Perusahaan yang diukur dengan Price
Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Real
Estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Sampel dalam penelitian ini
sejumlah 11 perusahaan dengan metode Purposive
Sampling. Teknik analisis data menggunakan Uji Asumsi Klasik dan Pengujian
Hipotesis menggunakan Analisis Regresi
Linear Berganda dengan menggunakan SPSS 25.0. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial Keputusan Investasi yang di proxyconn dengan Investment Opportunity Set
(IOS) dan Kebijakan Dividen yang di proxyconn Divident Payout Ratio (DPR) tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PER), sedangkan keputusan
pendanaan yang di proxykan dengan Debt To
Equity Rasio (DER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
(PER).�
Kata
kunci: keputusan investasi (IOS), keputusan
pendanaan (DER), kebijakan dividen (DPR), nilai perusahaan (PER).
Pendahuluan
Pada umumnya semua perusahaan memiliki tujuan yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah memperoleh laba, sedangkan dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya (Wahyudi & Pawestri, 2006). Untuk mengestimasi harga saham pada masa yang akan datang biasanya digunakan pendekatan Price Earning Ratio (nilai perusahaan).
Keputusan investasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Keputusan investasi menyangkut keputusan tentang mengalokasikan dana, baik dilihat dari sumber dana (yang berasal dari dalam dan dari luar perusahaan) maupun penggunaan dana untuk tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan dilakukannya keputusan investasi adalah mendapatkan laba yang besar dengan risiko yang dapat dikelola dengan harapan dapat mengoptimalkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham (Sartini & Purbawangsa, 2014).
IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in place) yang dinilai secara independen dari kesempatan investasi perusahaan di masa yang akan datang dan pilihan pertumbuhan serta opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut mempengaruhi nilai suatu perusahaan (value of firm). Artinya semakin tinggi nilai IOS mengindikasikan bahwa apresiasi investor atas kinerja perusahaan dan akan meningkatkan nilai PER (Pagalung, 2003).
Penelitian mengenai keputusan investasi dengan PER yang dilakukan oleh (Zahra, 2017) menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap PER. Sementara (Bernadi, 2007) menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap PER.
Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan (Darminto, 2010). Menyatakan, keputusan pendanaan berkaitan dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efektif (Akbar, 2017). Alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat berupa laba ditahan sedangkan pendanaan eksternal dapat berupa hutang, ekuitas dan hybrid securuties.
Kebijakan dividen yaitu menentukan seberapa besar atau proporsi laba yang akan dibagikan sebagai dividen (Anindhita & MAHFUD, 2010). Kebijikan dividen diproksikan memakai Dividend Payout Ratio (DPR). Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham dan pihak kedua perusahaan itu sendiri.
Prospek sektor Real Estate yang bagus dapat ditinjau dari semakin meningkatnya permintaan dan penawaran akan tempat tinggal akibat pertambahan penduduk Indonesia sehingga sangat cocok dijadikan investasi jangka panjang. Berikut adalah gambaran PER, IOS, DER dan DPR yang secara rata-rata dimiliki perusahaan Real Estate.
Tabel 1. Perkembangan dan Rata-rata Investment Opportunity Set, Debt To Equity Ratio, Divident Payout Ratio dan Price Earning Ratio pada
Perusahaan Real Estate Tahun 2015-2017
Tahun |
PER |
Growth |
IOS |
Growth |
DER |
Growth |
DPR |
Growth |
(Million Rp) |
(Million Rp) |
(Million Rp) |
(Million Rp) |
|||||
2015 |
185.39 |
|
53.41 |
|
10.32 |
|
285.27 |
|
2016 |
454.71 |
1.45 |
46.4 |
-0.13 |
10.59 |
0.02 |
284.62 |
-0.002 |
2017 |
226.19 |
-0.45 |
35.32 |
-0.16 |
9.05 |
-0.14 |
288.5 |
0.01 |
Rata-Rata |
288.76 |
0.5 |
45.04 |
-0.15 |
9.98 |
-0.06 |
286.13 |
0.004 |
Sumber: Data Sekunder yang diolah (ICMD & IDX
2017)
Berdasarkan data tersebut, IOS (Investment Opportunity Set) pada tahun
2016 mengalami penurunan Growth
sebesar � 0,13 % sedangkan pada tahun 2017 Growth
IOS mengalami penurunan lagi sebesar -0,16 %, dalam kurun waktu dari tahun
ketahun dengan secara rata-rata sebesar�
-0,15%. DER (Debt To Equity Ratio)
pada tahun 2016 mengalami peningkatan Growth
sebesar� 0,02% dan penurunan growth
pada tahun 2017 sebesar -0,14 % dengan secara rata-rata -0,06 %. Sementara DPR (Devident Payout Ratio) pada tahun 2016
mengalami penurunan� dengan sebesar -0.002% serta kenaikan Growth pada tahun 2017 sebesar 0,01 % dengan secara rata-rata
sebesar 0,004 %. sedangkan PER (Price Earning
Ratio) pada tahun 2016 mengalami
kenaikan dengan tingkat Growth sebesar 1,45 % dan pada tahun 2017 PER mengalami
penurunan dengan tingkat Growth
sebesar � 0,45 % dengan secara rata-rata sebesar 0,05 %. Dari penjelasan diatas
dapat dilihat bahwa terjadi ketidak sesuaian antara teori dan fenomena data
yang diperlihatkan pada objek penelitian.
Optimalisasi nilai
perusahaan merupakan tujuan utama dari perusahaan (Wahyudi & Pawestri, 2006). Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan
seberapa besar perusahaan tersebut dapat memberikan keuntungan bagi investor.
Untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaan tersebut maka manajer dihadapkan pada
keputusan keuangan yang meliputi keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
keputusan yang menyangkut pembagian laba.
Mengingat akan arti penting investasi
sebelum mengambil keputusan baik bagi perusahaan maupun investor, dimana
perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan perusahaan. Dari berbagai
ratio keuangan yang ada salah satu banyak digunakan dalam mengambil keputusan
investasi adalah ratio harga saham terhadap laba bersih saham. Bagi perusahaan
untuk membandingkan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan menggunakan
ratio yang menunjukkan perbandingan antara total hutang dan total ekuitas
perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha. Sedangkan bagi perusahaan
untuk membandingkan dividen yang diberikan dan laba bersih menggunakan ratio
yang menunjukkan perbandingan antara dividen yang diberikan pemegang saham dan
laba bersih persaham sebagai dividen perusahan.
Penelitian ini hanya difokuskan pada
pengaruh beberapa ratio keuangan yaitu Keputusan Investasi yang diproksikan
dengan Investment Opportunity Set (IOS), Keputusan
Pendanaan yang diproksikan dengan Debt to
Equity Ratio (DER) dan Kebijakan Dividen yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Nilai
Perusahaan yang diproksikan dengan Price
Earning Ratio (PER) pada perusahaan Real
Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.
Menurut (Wahyudi
& Pawestri, 2006), nilai perusahaan yang dibentuk
melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang
investasi. Nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Memperkenalkan
IOS pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi. IOS
memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada
pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan
dapat ditaksir dari Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan
sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan
pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value.
Teori yang mendasari keputusan
investasi adalah signalling theory. Menurut Jogiyanto (2013:392), signalling theory menekankan kepada
pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan
investasi pihak di luar perusahaan. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pada saat informasi
diumumkan dan pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar
terlebih dahulu mengiterprestasikan dan menganalisa informasi tersebut sebagai
sinyal baik ataupun sinyal buruk. Jika pengumuman yang diumumkan sebagai sinyal
baik bagi investor maka akan terjadi perubahan volume dalam perdagangan saham.
Sumber pendanaan dapat berasal dari
internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan. Menurut (Hasnawati,
2005), proporsi penggunaan sumber dana
internal atau eksternal dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan menjadi sangat
penting dalam manajemen keuangan perusahaan. Bauran yang optimal akan
menyumbangkan benefit dan cost, sehingga akan meminimalkan biaya
modal (Darminto,
2010). Dengan demikian, hal ini yang
menjadi bahan pertimbangan, karena dengan keputusan pendanaan yang baik dan
benar, maka akan menghasilkan nilai yang baik juga.
Keputusan pendanaan terhadap PER
menunjukkan hasil yang berbeda, (Rahma
& Djazuli, 2014) menemukan bahwa keputusan pendanaan
memiliki pengaruh negatif terhadap PER, (Pitaloka,
2017) yang meneliti bahwa keputusan
pendanaan memiliki pengaruh positif terhadap PER, menemukan bahwa keputusan
pendanaan tidak memiliki pengaruh terhadap PER.
Kebijakan dividen (dividend policy)
merupakan keputusan seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan pada akhir
tahun akan dibagi kepada pemegang saham sebagai dividen kas atau disimpan dalam
bentuk laba ditahan sebagai sumber pendanaan perusahaan (Ramdhani
& Setyanusa, 2013). Rasio pembayaran dividen (divident
payout ratio) akan menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibagi
kepada pemegang saham biasa dalam bentuk dividen kas. Dalam menemukan bahwa
investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif
tentang perusahaan dimasa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif.
(Sartini
& Purbawangsa, 2014)�
menemukan bahwa DPR berpengaruh negatif, menemukan DPR berpengaruh
positif� terhadap PER. Sementara (Pratiwi
& Mertha, 2017), (Rahma
& Djazuli, 2014), Menemukan bahwa DPR tidak
berpengaruh terhadap PER.
Metode Penelitian
Objek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini dilakukan pada perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesiaa pada periode 2015 - 2017.
Populasi Dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
perusahaan ini adalah seluruh perusahaan Real Estate pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari
tahun 2015 - 2017 yang memiliki financial statement yang lengkap dan
dipublikasikan dalam www.idx.co.id
berdasarkan Indonesia Capital Market
Directory 2019, yaitu berjumlah 54 perusahaan.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Pada periode 2015 � 2017 yaitu sebanyak 11 perusahaan. sampel
perusahaan ini menggunakan teknik purpose sampling yaitu teknik penarikan
sampel dengan cara sengaja dengan tujuan tertentu (Sugiyono
& Kuantitatif, 20016). Adapun kriteria sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah :
1.
Perusahaan
go publik yang termasuk dalam kelompok Real
Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015 � 2017
2.
perusahaan
sampel menerbitkan laporan keuangan selama periode 2015 � 2017
3.
Perusahaan
sampel yang selama periode 2015 � 2017 memiliki PER yang bernilai positif
4.
Membayar
dividen selama periode 2015 � 2017.
Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari laporan
perusahan yang telah diaudit melalui Bursa Efek Indonesia dengan www.idx.co.id.
Penelitian ini bersumber dari data sekunder dimana data
tersebur adalah data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia khususnya dari website www.idx.co.id.
Metode Pengumpilan Data
Dalam
penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu dengan
mengumpulkan data yang meliputi laporan keuangan pada perusahaan Real Estate yang dipulikasikan di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015- 2017 dari website
www.idx.co.id.
Metode Analisa Data
����������� Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linear berganda dan pengujian hipotesis atau uji t.
Metode Pengolahan Data
Pengelolaan
data dalam penelitian ini menggunakan Software
SPSS Versi 25.0 sebagai alat untuk regresi modal formulasi. Dalam
penelitian ini menggunakan pengujian asumsi klasik yaitu uji normalitas data,
heterokedastisitas dan autokorelasi dan pengujian hipotesis.
Analisis Regresi Linear
Berganda
Dalam
analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen (Watung
& Ilat, 2016). Analisis regresi linier berganda
adalah suatu prosedur statistik untuk mengestimasi satu atau lebih variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Adapun rumus multiple
regresinya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 x1 + bn
xn + e
Dimana:
Y: variabel dependen
X: variabel independen
a: Konstanta
e: kesalahan pengganggu
Y = a + b1x1+b2x2+b3x3+ei
Dimana:
Y�������� ���������� �: Price Earning Ratio (PER)
X1�������
���������� �: Investment Opportunity Set (IOS)
X2� ����������������� �: Debt To Equity Ratio (DER)
X3� ����������������� �: Divident Payout Ratio (DPR)
a��� ����� ����������� : PER yang tidak dipengaruhi IOS,DER,DPR.
b1,b2,b3� ��������� �: koefisien Regresi
ei� ������������������� �: kesalahan pengganggu
Hasil dan Pembahasan
Deskriptif Statistik
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat empat
variable yang akan dianalisis, yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
variable dependen adalah Nilai perusahaan (PER), sedangkan varabel independen yaitu
Keputusan Investasi (IOS), Keputusan Pendanaan (DER) dan Kebijakan Dividen
(DPR).
Tabel 2.
Deskriptif Statistik
|
N |
Minimum |
Maximum |
Sum |
Mean |
Std. Deviation |
Variance |
DER |
33 |
0.24 |
1.40 |
30.27 |
0.9174 |
0.26131 |
0.068 |
IOS |
33 |
0.89 |
8.77 |
66.96 |
2.0292 |
1.54357 |
2.383 |
DPR |
33 |
1.54 |
9.77 |
150.01 |
4.5458 |
2.34829 |
5.514 |
PER |
33 |
2.23 |
15.77 |
151.70 |
4.5970 |
2.48775 |
6.189 |
Valid N (listwise) |
33 |
|
|
|
|
|
|
Sumber : Data
Sekunder diolah SPSS 25.0
Berdasarkan output SPSS di atas, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
A. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan ditunjukkan oleh
proksi PER. Berdasarkan tabel 2.
Statistik deskriptif, besarnya nilai perusahaan pada 11 perusahaan sampel
mempunyai nilai rata-rata 4.59% pada standar deviasi 2.48%. Nilai rata-rata (mean)
lebih besar dari standar deviasi yaitu 4.59% > 2.48%, kondisi ini
menunjukkan adanya fluktuasi nilai PER yang
kecil pada Perusahaan Real Estate
yang menjadi sampel. Sedangkan nilai minimum 2.23% dan nilai maksimum 15.77%.
B. Keputusan Investasi
Keputusan investasi ditunjukkan
dengan proksi IOS. Berdasarkan tabel
2. Statistik deskriptif, besarnya IOS
pada 11 perusahaan sampel mempunyai nilai rata-rata 2.02% pada standar deviasi 1.54%. Nilai
rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 2.02% > 1.54%,
hal ini menunjukkan adanya fluktuasi nilai IOS
yang kecil pada Perusahaan Real
Estate yang menjadi sampel. Sedangkan nilai minimum 0.89% dan nilai
maksimum 8.77%.
C. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan ditunjukkan
dengan proksi DER. Berdasarkan tabel
2. Statistik deskriptif, besarnya DER
pada 11 perusahaan sampel mempunyai nilai rata-rata 0.91% pada standar deviasi
0.26%. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu
0.91% > 0.26%, hal ini menunjukkan adanya fluktuasi nilai DER yang kecil pada Perusahaan Real Estate yang menjadi sampel.
Sedangkan nilai minimum 0.24% dan nilai maksimum 1.40%
D. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen ditunjukkan dengan
proksi DPR. Berdasarkan tabel 2.
Statistik deskriptif, besarnya DPR
pada 11 perusahaan sampel mempunyai rata-rata 4.54% pada standar deviasi 2.34%.
Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 4.54% >
2.34%, hal ini menunjukkan adanya fluktuasi nilai DPR yang kecil pada Perusahaan Real
Estate yang menjadi sampel. Sedangkan nilai minimum 1.54% dan nilai
maksimum 9.77%.
Hasil
Pengujian Asumsi Klasik
Uji
Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk
menguji apakah data sebuah model regresi, variabel independen atau variabel
dependen atau keduanya terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data
pada penelitian ini dilakukan dengan Uji Kolmogrof-Smirnov.
Berikut hasil pengujian dengan pendekatan Kolmogrow-Smirnov
Tabel 3. One Normalitas (One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test )
|
Unstandardized Residual |
|
N |
33 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
0.0000000 |
Std. Deviation |
2.14981692 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
0.149 |
Positive |
0.149 |
|
Negative |
-0.126 |
|
Test Statistic |
0.149 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.062c |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
Berdasarkan hasil uji diatas nilai
signifikan dari uji normalitas sebesar 0.062 yang dimana lebih besar dari nilai
signifikansi 0.05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data dari
variabel penelitian sudah terdistribusi normal.
Uji Heterokedastisitas
Gambar 2. Pola Gambar Uji Heterokedastisitas scatterplot
Berdasarkan gambar diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari asumsi heteroskedastisitas
dikarenakan titik-titik data tidak berpola dan menyebar diatas dan dibawah
angka 0.
Uji Autokorelasi
Tabel 4. Uji Autokorelasi
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.503a |
0.253 |
0.176 |
2.25828 |
1.595 |
a. Predictors: (Constant), DPR, IOS, DER |
|||||
b. Dependent Variable: PER |
Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil tabel uji
autokorelasi diketahui DW = 1.595. Berdasarkan nilai uji statistik
Durbin-Watson dalam penelitian berada diatas satu dan dibawah tiga sehingga
tidak terjadi autokorelasi.
Analisis Regresi Linear
Berganda
Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Analisis
ini diolah dengan bantuan program SPSS. Hasil analisis regresi linier berganda
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-1.088 |
2.616 |
|
-0.416 |
0.680 |
|
|
IOS |
-0.164 |
0.259 |
-0.101 |
-0.631 |
0.533 |
0.995 |
1.005 |
|
DER |
5.615 |
1.975 |
0.590 |
2.843 |
0.008 |
0.598 |
1.672 |
|
DPR |
0.190 |
0.220 |
0.180 |
0.866 |
0.394 |
0.597 |
1.675 |
|
a. Dependent Variable: PER |
Hasil
regresi linier berganda dapat dimasukkan dalam persamaan menjadi:
Y = a + b1x1+b2x2+b3x3+ei
Y = -1.088
- 0.164+ 5.615+ 0.190
Persamaan
regresi diatas menjelaskan nilai konstan sebesar -1.088 %, ini berarti bahwa PER akan tetap sebesar -1.088 %. IOS mempunyai koefisien regresi -0.164
memiliki arah yang negatif terhadap PER.
Hal ini berarti bahwa setiap penurunan IOS
sebesar 1% akan menyebabkan penurunan terhadap PER sebesar -0.164% dengan asumsi variable lain tetap.
Koefisien
regresi DER sebesar 5.615 dengan
memiliki arah positif terhadap PER.
Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan DER
sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan terhadap PER sebesar 5.615% dengan asumsi variable lain tetap.
����������� Koefisien
regresi DPR sebesar 0.190 dengan
memiliki arah positif terhadap PER.
Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan DPR
sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan terhadap PER sebesar 0.190% dengan asumsi variable lain tetap.
Pengujian Hipotesis
Pengujian
melalui uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung� dengan t tabel atau melihat nilai t sig pada
taraf signifikan (p) = 5% , dengan kriteria sebagai berikut :
1.
Jika nilai nilai t sig > 0,05 (taraf
kepercayaan α = 5%), maka Ho diterima.
2.
Jika nilai nilai nilai t sig < 0,05
(taraf kepercayaan α = 5%), maka Ho ditolak yang berarti menerima Ha.
Berdasarkan
dari kriteria pengujian hipotesis tersebut diatas, maka dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. UJi Hipotesis Pertama ( Variabel
Investment Opoortunity Set (X1))
Berdasarkan table 5 diketahui nilai thitung
≤ ttabel = -0.631 ≤ 2.045 dengan tingkat signifikansi
0.533 ≥ 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa Variabel Investment Opoortunity Set tidak memiliki pengaruh terhadap Price Earning Ratio.
2.
UJi Hipotesis Kedua ( Variabel Debt to Equity Ratio (X2))
Berdasarkan table 5 diketahui nilai thitung
≥ ttabel = 2.843 ≥ 2.056 dengan tingkat signifikansi
0.008 ≤ 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa Variabel Debt to Equity Ratio memiliki
pengaruh terhadap Price Earning Ratio.
3. UJi Hipotesis Ketiga ( Variabel Divident
Payout Ratio (X3))
Berdasarkan table 5 diketahui nilai thitung
≤ ttabel = 0.866 ≤ 2.056 dengan tingkat signifikansi 0.394 ≥ 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Variabel Divident Payout Ratio tidak
memiliki pengaruh terhadap Price Earning
Ratio.
Pembahasan
1. Pengaruh Investment Opportunity Set
Terhadap Price Earning Ratio
Berdasarkan tabel 5 IOS dalam penelitian ini berpengaruh negatif
disebabkan karena berdasarkan hasil deskripsi variabel penelitian IOS secara nilai pertumbuhan memiliki
nilai -0.09 sementara hasil deskripsi variable PER memiliki nilai 0.33. Hal ini menunjukkan penurunan IOS tidak diikuti dengan penurunan PER.
Berdasarkan
hasil Uji t untuk variable IOS ( X1 ) diperoleh nilai thitung
≤ ttabel = -0.631 ≤ 2.056 dengan tingkat signifikansi
0.533 ≥ 0.05. Maka dengan demikian Ha ditolak dan Ho
diterima. Hal ini berarti bahwa Variabel Investment
Opoortunity Set tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio. Jadi dapat
disimpulkan bahwa IOS tidak
berpengaruh secara negative dan tidak signifikan terhadap PER.
Hasil
ini sesuai dengan penelitian Wahyudi, Bernadi dan Muh. Zakin yang menemukan
bahwa Investment Opoortunity Set
tidak memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Price Earning Ratio.
2. Pengaruh Variabel Debt to Equity
Ratio Terhadap Price Earning Ratio
Berdasarkan tabel 5 DER dalam penelitian ini berpengaruh
negatif disebabkan karena berdasarkan hasil deskripsi variabel penelitian DER secara nilai pertumbuhan memiliki
nilai -0.04 sementara hasil deskripsi variable PER memiliki nilai 0.33. Hal ini menunjukkan penurunan DER tidak diikuti dengan penurunan PER.
Hasil Uji t diketahui nilai thitung
≥ ttabel = 2.843 ≥ 2.045 dengan tingkat signifikansi
0.008 ≤ 0.05. Maka dengan demikian Ha diterima dan Ho
ditolak. Hal ini berarti bahwa Variabel Debt
to Equity Ratio memiliki
pengaruh signifikan terhadap Price
Earning Ratio. Jadi dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap PER.
Hal ini sesuai dengan Modigliani dan
Miller mengemukakan bahwa penambahan hutang akan menaikkan nilai perusahaan.
Serta berdasarkan teori trade off
yang mengatakan kenaikan hutang akan bermanfaat jika dapat meningkatkan nilai
perusahaan artinya bahwa perusahaan belum mencapai titik optimal (suatu batas
optimal dari jumlah hutang yang dapat menyebabkan nilai perusahaan maksimal)
dan jika manfaat hutang menjadi lebih besar akan semakin besar resiko
kebangkrutan karena ketidak mampuan perusahaan membayar hutang makan penambahan
hutang akan menurunkan nilai perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian (Rahma
& Djazuli, 2014), dan (Adam,
2015) yang menemukan bahwa Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Price Earning Ratio.
3. Pengaruh Variabel Divident Payout
Ratio Terhadap Price Earning Ratio
Berdasarkan tabel 5 DPR dalam penelitian ini berpengaruh
positif disebabkan karena berdasarkan hasil deskripsi variabel penelitian DPR secara nilai pertumbuhan memiliki
nilai 0.002. Sementara hasil deskripsi variable PER memiliki nilai 0.33. Hal ini menunjukkan kenaikan DPR diikuti dengan kenaikan PER.
Berdasarkan hasil uji t diketahui
bahwa diketahui nilai thitung ≤ ttabel = 0.866
≤ 2.045 dengan tingkat signifikansi 0.394
≥ 0.05. Maka dengan demikian Ha ditolak dan Ho
diterima. Jadi dapat diartikan bahwa bahwa Variabel Divident Payout Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio. Jadi dapat
disimpulkan bahwa variable DPR tidak
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap PER.
Hasil penelitian ini mengindikasikan
bahwa kemampuan perusahaan membayar dividen bukan merupakan pertimbangan utama
investor dalam membeli saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan Modigliani dan Miller bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan
oleh pembayaran dividen, tetapi oleh Earning
Power perusahaan. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa, dividend payout ratio (DPR) hanya
merupakan bagian kecil dari keputusan pendanaan perusahaan. Dividend Payout Ratio tidak mempengaruhi
kekayaan pemegang saham. Modigliani dan Miller beragumentasi bahwa nilai
perusahaan ditentukan tersendiri oleh kemampuan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba. Jadi kebijakan perusahaan dalam membagi laba perusahaan
menjadi dividen dan laba yang ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh (Siahaan,
2011), (Sudjiman
& Sudjiman, 2020) dan (Adeviana,
2018) yang menyatakan bahwa Divident Payout Ratio tidak memiliki
pengaruh terhadap Price Earning Ratio.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan tentang pengaruh keputusan investasi dan keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia �menunjukkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) dalam penelitian ini tidak
berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini berpengaruh negatif
signifikan terhadap Price Earning Ratio
(PER). Pengaruh Divident Payout Ratio
(DPR) dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap Price Earning Ratio (PER). Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan membayar dividen
bukan merupakan pertimbangan utama investor dalam membeli saham. . Jadi
kebijakan perusahaan dalam membagi laba perusahaan menjadi dividen dan laba
yang ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Bibliography
Adam, Echan. (2015). Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Rasio P/E dan Dampaknya terhadap
Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Aplikasi
Manajemen, 13(4),
714�728.
Adeviana, Adeviana. (2018). Pengaruh Dividend
Payout Ratio, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Net Profit Margin, Total
Asset Turnover Dan Firm Size Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Indeks Lq 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2016. Universitas
Widya Dharma.
Akbar, Rizki Rifaldi. (2017). Analisis Model Indeks
Tunggal Dan Teknik Fundamental Dalam Menentukan Keputusan Investasi Pada
Perusahaan Indeks Kompas100 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2015. Universitas Widyatama.
Anindhita, Galih, & MAHFUD, Kholiq. (2010). Analisis
Reaksi Pasar atas Pengumuman Dividen Sebelum dan Sesudah Ex�Dividend Date
(Studi Kasus pada Kelompok Cash Dividend Final Naik dan Turun Pada
Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di BEJ Tahun 2004-2006). Universitas
Diponegoro.
Bernadi, K. Jemmi. (2007). Analisis Pengaruh Cashflow dan Kebijakan Pecking Order Terhadap
Leverage dan Investasi serta Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan-Perusahaan Sektor Manufaktur). Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya.
Darminto, Darminto. (2010). Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai Keputusan Keuangan terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi
Manajemen, 8(1).
Hasnawati, Sri. (2005). Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia, 9(2).
Pagalung, Gagaring. (2003). Pengaruh Kombinasi Keunggulan dan Keterbatasan Perusahaan Terhadap Set
Kesempatan Investasi (IOS). The
Indonesian Journal of Accounting Research, 6(3).
Pitaloka, Endang. (2017). Pengaruh Return on Equity, Earning per Share (EPS), dan Debt to Equity
Ratio terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada PT Indofood Sukses Makmur. Tbk
Periode 2012-2014. Widyakala:
Journal Of Pembangunan Jaya University, 4(1), 52�59.
Pratiwi, Ni Putu Diah, & Mertha, Made. (2017). Pengaruh Kebijakan Hutang dan Profitabilitas
Pada Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Pemoderasi.
E-Jurnal Akuntansi, 20(2), 1446�1475.
Rahma, Erlin Yulia, & Djazuli, Atim. (2014). Analisis Variabel Fundamental yang
Berpengaruh Terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Pada
Perusahaan Automotive and Allied yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen, 12(3), 362�372.
Ramdhani, Gilang, & Setyanusa, Inta Budi. (2013).
Pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) dan
Rasio Pengembalian Modal (ROE) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012). ISSN: 2086-0447 Jurnal Riset Akuntansi,
Volume V / No.1 / April 2013.
Sartini, Luh Putu Novita, & Purbawangsa, Ida Bagus
Anom. (2014). Pengaruh Keputusan Investasi,
Kebijakan Deviden, Serta Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia. Matrik:
Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan.
Siahaan, Fadjar O. P. (2011). Pengaruh Kebijakan Hutang dan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan. EL MUHASABA: Jurnal Akuntansi (e-Journal),
2(2).
Sudjiman, Paul Eduard, & Sudjiman, Lorina Siregar.
(2020). Effect Of Roa Towards Price
Earning Ratio: A Study On Cosmetic An Household Needs Subsector Companies. Jurnal Ekonomis, 13(1), 39�50.
Sugiyono, M. P. P., & Kuantitatif, P. (2016). Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta. Cet. VII.
Wahyudi, Untung, & Pawestri, Hartini Prasetyaning.
(2006). Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel intervening. Simposium Nasional Akuntansi, 9, 1�25.
Watung, Rosdian Widiawati, & Ilat, Ventje. (2016).
Pengaruh Return On Asset (Roa), Net
Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(2).
Zahra, Fatimatus. (2017). Pengaruh Corporate
Governance, Profitabilitas, dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.