������������������������������������������ Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi: p�ISSN:
2723 - 6609
e-ISSN: 2745-5254
TINJAUAN PENERAPAN EKONOMI
HIJAU DALAM PARIWISATA DI PROVINSI BALI REVIEW OF THE APPLICATION
OF GREEN ECONOMY IN TOURISM IN BALI PROVINCE
Anom
Priantoko, Elva Fairuz Anbia, Grace Margaretha Retno Wulan dan Nelson
Panggabean
Politeknik Keuangan Negara
STAN
Email: [email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract
Indonesia as a
developing country has a fairly high and stable economic growth. This good
economic growth is supported by income from various regions, one of which is
Bali Province. The province of Bali has a GDP which is dominated by the tourism
sector, as it is widely known by the Indonesian people and the global
community. Tourism in Bali, which is so famous, uses a lot of natural
resources, both from natural products and the environment itself. Although the
contribution made by the tourism sector to Bali Province is quite large, the
negative impact of the utilization of natural
resources in this sector is quite concerning. The amount of natural damage in
the coastal areas of Bali and the increasing effect of greenhouse gases due to
the density of population activities has motivated the Provincial Government of
Bali to launch the Bali Program Clean
and Green. This program was launched in 2015 and is expected to give
awareness to the public to always maintain the sustainability of the
environment and as a means of realizing a green economy in Bali Province. This
study aims to determine how the Bali Clean
and Green program is implemented and to determine the barriers to
implementing the program in relation to the forming factors of a green economy.
The research method we use is a review of various rules and regulations related
to the topic and descriptive analysis methods.
Keyword: green economy; natural resources; sustainable
tourism.
Abstrak
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang
memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil. Pertumbuhan ekonomi
yang baik itu didukung oleh pendapatan dari berbagai daerah, salah satunya
adalah Provinsi Bali. Provinsi Bali memiliki PDRB yang didominasi oleh sektor
pariwisata, sebagaimana telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia maupun
masyarakat global. Pariwisata Bali yang begitu terkenal banyak memanfaatkan
sumber daya alam, baik dari hasil alamnya maupun lingkungan itu sendiri.
Meskipun kontribusi yang diberikan oleh sektor pariwisata pada Provinsi Bali
ini cukup besar, dampak negatif dari pemanfaatan sumber daya alam pada sektor
ini cukup memprihatinkan. Banyaknya kerusakan alam di daerah pantai Bali dan
meningkatnya efek gas rumah kaca karena padatnya aktivitas penduduk membuat
pihak Pemerintah Provinsi Bali tergerak untuk meluncurkan Program Bali Clean and Green. Program ini diluncurkan
pada tahun 2015 dan diharapkan memberi kesadaran pada masyarakat untuk
senantiasa menjaga keberlangsungan lingkungan hidup dan sebagai salah satu
sarana perwujudan ekonomi hijau di Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana penerapan program Bali Clean and Green dan mengetahui hambatan penerapan program tersebut
dalam kaitannya dengan faktor-faktor pembentuk ekonomi hijau. Metode penelitian
yang kami gunakan adalah tinjauan dari berbagai aturan maupun regulasi terkait
topik serta metode analisis deskriptif.�
Kata
kunci: green
economy; sumber
daya alam; sustainable tourism.
Pendahuluan
Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ)
yang dilakukan oleh Bank Indonesia tentang Komponen-komponen Sumbangan
Pertumbuhan dan Pergeseran PDRB Bali pada tahun 1998-2005, sumbangan terbesar
dalam pembentukan PDRB Bali diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan
restoran (PHR) (Pan et al., 2018). Kontribusi yang diberikan sektor tersebut mencapai 30-31%.
Sebagaimana yang kita ketahui, subsektor hotel dan restoran merupakan penunjang
utama industri pariwisata. Selain itu, (Adnyana & Primasari, 2020) menyatakan bahwa sektor pariwisata di Provinsi Bali berkontribusi
sebesar 37,28% pada PDRB Provinsi Bali. Dari kedua data tersebut, kita tahu
bahwa pendapatan Provinsi Bali didominasi oleh sektor pariwisata serta
sektor-sektor lain yang menunjang (Yoety, 2008).
Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan laporan
Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MPV Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia, trend Emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 1998-2005 cenderung
mengalami kenaikan. Emisi Gas Rumah Kaca yang berhubungan erat dengan
pariwisata adalah Emisi Gas Rumah Kaca yaitu pada sektor energi dan limbah (Lestari, 2017).
Melihat adanya dampak negatif dari kelangsungan
ekonomi di Provinsi Bali, pada tahun 2010 Gubernur Provinsi Bali meluncurkan
program Bali Clean and Green. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya isu lingkungan dan ekonomi
berkelanjutan (Steni et al., 2010). Ekonomi berkelanjutan yang selaras dengan ekonomi hijau ini dalam
teorinya seharusnya diterapkan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti
pertumbuhan ekonomi, perbaikan lingkungan dan keberlanjutan lingkungan,
khususnya pada sektor pariwisata (Haryanto, 2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
program Bali Clean and Green dan bagaimana pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi, terutama dalam sektor pariwisata di Provinsi Bali (Adnyana & Primasari, 2020).� Disini peneliti ingin
membuktikan, apakah penerapan Ekonomi Hijau yang telah dilakukan oleh Provinsi
Bali sudah memenuhi semua faktor yang telah disebutkan sebelumnya serta
menemukan faktor-faktor penghambat dalam penerapan Ekonomi Hijau di Provinsi
Bali.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan
metode penelitian analisis deskriptif dan tinjauan atas peraturan yang telah
dibuat oleh pemerintah terkait ekonomi hijau. Metode ini ditujukan untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai praktik ekonomi hijau yang telah dilakukan
di Provinsi Bali. Data yang diperoleh merupakan data-data sekunder dari pihak
kedua yang kompeten di bidangnya.
Tabel 1:
Persen Pertumbuhan PDRB sektor akomodasi dan
penyediaan makan minum (yoy)
Gambar 1:
Proyeksi emisi gas rumah kaca di Pulau Jawa
dan Bali
Sumber : Pedoman Teknis Perhitungan Baseline Emisi
Gas Rumah Kaca Sektor Berbasis Energi Bappenas 2014
Hasil dan Pembahasan
A. Data PDRB dan Data Proyeksi Emisi �
����������� Berdasarkan
data Laporan Perekonomian Provinsi Bali yang diperoleh dari Bank Indonesia pada
tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan IV 2019 tercatat
sebesar 5,51% (yoy) dan meningkat dibandingkan triwulan III. Namun, kinerja
ekonomi Bali pada tahun yang sama tercatat sebesar 5,36%
(yoy), cenderung melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Penyebab utama
penurunan angka kinerja ini adalah efek penyelenggaran IMF-WB Annual Meeting
2018, sehingga masifnya kegiatan ekonomi pada saat itu mendukung pertumbuhan
ekonomi yang tinggi di tahun 2018.
����������� Terkait
perkembangan inflasi, Provinsi Bali pada triwulan IV 2019 tercatat memiliki
perkembangan inflasi sebesar 2,38% (yoy), cenderung melandai dibandingkan
triwulan III 2019. Sementara itu, realisasi inflasi Provinsi Bali pada tahun
2019 tercatat sebesar 2,38% (yoy), cenderung melandai dibandingkan dengan
inflasi tahun 2018. Jika dilihat dari sisi permintaan, perlambatan tersebut
disebabkan oleh melambatnya kinerja ekspor luar negeri dan investasi. Sedangkan
di sisi penawaran, perlambatan ini disebabkan oleh tertahannya kinerja lapangan
usaha pertanian, konstruksi, perdagangan, dan penyediaan akomodasi makan-minum (Iswara et al., 2019).
����������� Dari
Tabel 1 dapat dilihat bahwa Pertumbuhan PDRB sektor akomodasi dan
penyediaan makan minum pada Provinsi Bali meningkat setiap tahunnya. Sedangkan
Gambar 1 menunjukkan proyeksi emisi gas rumah kaca di Pulau Jawa dan Bali,
dengan proyeksi emisi gas rumah kaca di Pulau Bali selalu meningkat setiap dua
tahun (data menunjukkan data per dua tahun).
����������� Dengan
melihat di atas dimana proyeksi emisi gas rumah kaca dan pertumbuhan ekonomi
selalu bertambah tiap tahun, pengadaan Program Bali Clean and Green sudah
sangat tepat mengingat banyaknya dampak negatif dari aktivitas ekonomi yang
tinggi yang mengakibatkan emisi gas rumah kaca makin meningkat. Program ini
menjadi solusi untuk tetap menggerakkan roda ekonomi, khususnya bagi sektor
pariwisata sambil tetap mengedepankan kelestarian lingkungan (Julianti, Nasirun, & Wembrayarli, 2018).
B.
Pariwisata yang berkelanjutan
����������� Dalam
penerapannya, Program Bali Clean and Green telah didukung oleh banyak pihak, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Salah satu bentuk dukungan
pemerintah pusat adalah ditetapkannya Provinsi Bali sebagai Kawasan Nasional
Energi bersih oleh kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia dalam Keputusan Nomor 4421 K/20/MEM/2015. Selain itu, banyaknya
juklak maupun pedoman yang diterbitkan oleh pemerintah Provinsi Bali membantu
percepatan penerapan ekonomi hijau dalam kawasan tersebut (Asmadi & Yuda, 2019).
����������� Untuk mencapai iklim
pariwisata yang berkelanjutan, banyak hotel di Provinsi Bali yang saat ini
berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat usahanya (Pramesti, 2019). Bagi pelaku usaha perhotelan, salah satu mewujudkan usaha yang
selaras dengan lingkungan adalah dengan mendapatkan sertifikat green hotel. Untuk
mendapatkan sertifikat tersebut perlu dilakukan benchmarking pada aspek
air, energi, dan limbah, serta sertifikasi atas praktik operasional perusahaan.
Tidak hanya bangunan saja yang dinilai, praktik bisnis perusahaan juga ikut
dinilai untuk mendapat sertifikat green hotel sehingga hal ini sesuai
dengan konsep ekonomi hijau (Larashati, 2017).
Selain itu, dalam masa pandemi COVID-19 pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif memberikan solusi untuk menjamin kebersihan dan kenyamanan tempat wisata serta untuk mendongkrak roda ekonomi, khususnya pada sektor pariwisata (Anam, n.d.). Solusi tersebut adalah menerbitakan Sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability). Tujuan penerbitan sertifikat ini adalah untuk mendukung keberlangsungan ekonomi di tengah pandemi COVID-19. Sertifikat ini diberikan kepada Usaha Pariwisata, Destinasi Pariwisata, dan Produk Pariwisata lainnya untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan.
Selain sertifikat yang telah
disebutkan, Dinas Pariwisata Kota Denpasar juga menerbitkan Sertifikat Tata
Kehidupan Era Baru Sektor Pariwisata bagi tempat wisata di Denpasar untuk
mempermudah wisatawan dalam memilih lokasi menginap atau lokasi tempat wisata
di Denpasar. Dengan banyaknya dukungan tersebut, Program Bali Clean and Green dapat
dijalankan dengan baik demi mencapai lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan
di wilayah Provinsi Bali.
C. Hambatan
Berdasarkan Rencana
Strategis Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali Tahun 2014 � 2018, terdapat
beberapa hambatan penerapan Program Bali Clean and Green, antara lain:
1. terdapat penurunan kualitas
air yang disebabkan oleh limpahan limbah maupun sampah yang dibuang ke sungai,
danau maupun laut;
2. terdapat penurunan indeks
kualitas udara karena banyaknya kendaraan bermotor maupun aktivitas penduduk;
3. berkurangnya lahan hijau di
area perkotaan karena maraknya alih fungsi lahan;
4. rendahnya tingkat kepedulian
masyarakat terhadap keberlangsungan lingkungan hidup;
5. belum memadainya peralatan
maupun staf pada laboratorium lingkungan;
6. wilayah pesisir dan laut
mengalami kerusakan yang semakin meningkat;
7. terdapat kerusakan pada
ekosistem maupun aneka ragam hayati;
8. hukum terkait kelestarian
lingkungan hidup yang kurang diawasi dan sanksi atas pelanggaran hukum yang
kurang tegas.
Adapun isu-isu
strategis berdasarkan analisis lingkungan internal maupun eksternal di Provinsi
Bali adalah sebagai berikut.
1.
Pencemaran lingkungan;
Pencemaran
lingkungan ini meliputi pencemaran udara, air dan tanah.
2.
Perusakan lingkungan;
Lingkungan
yang rusak termasuk perusakan ekosistem maupun semakin langkanya keanekaragaman
hayati di Provinsi Bali.
3.
Pelanggaran hukum terkait lingkungan hidup.
Kesimpulan
����������� Kenaikan
PDRB di Provinsi Bali selaras dengan proyeksi emisi gas rumah kaca pada
Provinsi Bali. Karena itulah pentingnya pembentukan Program Bali Clean and Green
dalam menjaga keberlangsungan lingkungan hidup dan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, Program Bali Clean and Green paling berpengaruh pada sektor pariwisata
di Provinsi Bali. Dalam pelaksanaannya, program tersebut telah didukung dengan
banyaknya aturan maupun sertifikasi yang diterbitkan berbagai pihak untuk
memastikan terwujudnya sektor pariwisata yang berkelanjutan. Masyarakat makin
sadar betapa pentingnya menjaga keseimbangan dan keberlangsungan alam sekitar.
Meski begitu, program Program Bali Clean and Green masih perlu ditingkatkan
lagi. Pemerintah daerah dapat memberi penegasan atas aturan yang sudah dibuat
selama ini, sehingga apabila ada pihak yang melanggar aturan tersebut mendapat
sanksi yang setimpal.
Bibliography
Adnyana, I. Made, & Primasari, Agustiya Hutri.
(2020). Tourism as a Mainstay Sector towards a Green Economy in Indonesia
(Study: Bali Tourism). AYER JOURNAL, 27(3), 96�111.
Anam, A. Khoirul. (n.d.). BISNIS.
Asmadi, Muhammad, & Yuda, Kautsar Restu. (2019).
�RUMAH TUNEL JAMUR� BUDIDAYA JAMUR MERANG RAMAH LINGKUNGAN OLEH KELOMPOK TANI
DI DESA TELUK MEKU KECAMATAN BABALAN KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA. PROSIDING
SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI UNTUK MASYARAKAT, 46.
Haryanto, Joko Tri. (2014). Model pengembangan
ekowisata dalam mendukung kemandirian ekonomi daerah studi kasus provinsi DIY. Jurnal
Kawistara, 4(3).
Iswara, Ida Bagus Ary Indra, Santika, Putu Praba,
Wijaya, I. Nyoman Saputra Wahyu, Suwijati, Ni Made, Rama, Vanny Oktafia Putri,
Astawa, I. Ketut, Wendri, I. Gusti Made, Mudana, I. Gede, Jayanegara, I.
Nyoman, & Putra, I. Wayan Wiasthana Ika. (2019). Bali Membangun Bali
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 (Vol. 2). Bappeda Litbang Provinsi Bali.
Julianti, R., Nasirun, M., & Wembrayarli, W.
(2018). PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI LINGKUNGAN
SEKOLAH. Jurnal Ilmiah Potensia. https://doi.org/10.33369/jip.3.2.76-82
Larashati, Mitra Utami. (2017). Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota
Padang. Universitas Andalas.
Lestari, Juwita Amanda. (2017). Strategi Adaptasi
dan Mitigasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (Grk) Sektor Transportasi Dan
Sektor Persampahan di Kota Batu. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pan, Shu Yuan, Gao, Mengyao, Kim, Hyunook, Shah,
Kinjal J., Pei, Si Lu, & Chiang, Pen Chi. (2018). Advances and challenges
in sustainable tourism toward a green economy. Science of the Total
Environment, 635, 452�469.
Pramesti, Dinar Sukma. (2019). IMPLEMENTASI KONSEP TRI
HITA KARANA PADA AKOMODASI PARIWISATA DI NUSA DUA, BALI (Study Kasus: Melia
Bali Villas and Spa Resort). Journey (Journal of Tourismpreneurship,
Culinary, Hospitality, Convention and Event Management), 1(1),
207�228.
Steni, Bernadinus, Sartika, Iwi, Gawing, Laurensius,
Safitri, Myrna A., Rahman, Rano, & Purwanto, Semiarto Aji. (2010). REDD
di Indonesia: Ke mana akan melangkah. HuMa.
Yoety, Oka A. (2008). Ekonomi pariwisata:
introduksi, informasi, dan aplikasi. Penerbit Buku Kompas.