pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 4, No. 5, Mei 2023 http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.59141/jist.v4i5.617 570
PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA TIPE PARKER BENTANG 78
METER MENGGUNAKAN SNI 1725-2016 DAN SNI 1729-2020
Mochamad Ridwan
1
, Lailatul Umroniah
2
Universitas Bhayangkara Surabaya, Indonesia
Email : ridwanit[email protected].id
1
, lailatul.umroniah@gmail.com
2
*Correspondence
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
: 15-05-2023
Direvisi
: 25-05-2023
Disetujui
: 27-05-2023
Jembatan merupakan fasilitas penghubung suatu wilayah yang
berfungsi untuk fasilitas penunjang ekonomi wilayah tersebut.
Jembatan memiliki fungsi krusial disuatu wilayah untuk melakukan
aktifitas dan pekerjaan sehari-hari seperti, perdagangan, sosial, politik
& lain sebagainya. Melalui Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk
merencanakan konstruksi jembatan dengan bentang 78 meter
menggunakan struktur jembatan Rangka Baja dengan tipe Parker.
Adapun latar belakang pemilihan tipe jembatan Rangka Baja Parker ini
yaitu sebagai lain bagi konstruksi jembatan rangka baja yang sudah ada
pada umumnya karena jembatan jenis ini memiliki nilai estetika yang
lebih indah. Peraturan Pembebanan yang digunakan dalam perencanaan
jembatan ini menggunakan pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
1725 2016, untuk Struktur Baja mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) 1729 -2020, dan untuk Pembebanan Gempa mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 2833 2016. Peraturan
dimaksudkan untuk memberikan Acuan dalam perencanaan jembatan
di Indonesia yang dapat menjamin tingkat keamanan yang dapat
diterima struktur jembatan. Dari hasil analisa SAP2000 diperoleh
struktur bangunan atas jembatan. Pada Gelagar Induk Jembatan
menggunakan profil WF 500x500x19x32, Gelagar Melintang Jembatan
menggunakan Profil WF 800x400x12x28, Gelagar Memanjang
Jembatan menggunakan Profil WF 500x250x10x16, Ikatan Angin Atas
Jembatan menggunakan Profil WF 400x200x8x13, Ikatan Angin Atas
Jembatan menggunakan Profil PIP Ø 16 cm, Ikatan Angin Bawah
Jembatan menggunakan Profil L 200x200x20x20).
ABSTRACT
The bridge is a connecting facility in an area that functions as a
supporting facility for the region's economy. Bridges have a crucial
function in an area to carry out daily activities and work such as trade,
social, politics & so on. Through this Final Project the author tries to
plan the construction of a bridge with a span of 80 meters using a Steel
Frame bridge structure with the Parker type. The background for
choosing this type of Parker Steel Frame bridge is another alternative
for the construction of existing steel frame bridges in general because
this type of bridge has a higher aesthetic value. The loading
regulations used in planning this bridge apply to the Indonesian
National Standard (SNI) 1725 2016, for Steel Structures refer to the
Indonesian National Standard (SNI) 1729 -2020, and for Earthquake
Loading refer to the Indonesian National Standard (SNI) 2833 2016
The regulations are intended to provide advice in the planning of
bridges in Indonesia that can guarantee an acceptable level of safety
and cost savings for bridge structures. From the analysis results
obtained the superstructure of the bridge using the profile WF
500x500x19x32 (main girder), WF 800x400x12x28 (transverse girder),
WF 500x250x10x16 (longitudinal girder), WF 400x200x8x13 (vertical
upper wind ties), PIP Ø 16 cm (upper wind ties), L 200x200x20x20.
Kata kunci: Struktur;
Jembatan; Rangka Parker.
Keywords: Steel Structure;
Bridge; Parker Frame.
Perencanaan Jembatan Rangka Baja Tipe Parker Bentang 78 Meter Menggunakan Sni 1725-
2016 Dan Sni 1729-2020
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 571
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Jembatan memiliki fungsi sebagai penghubung antara dua jalan yang terputus oleh
satu rintangan, seperti lembah, sungai, danau dan saluran irigasi (Yahya, 2022).
Jembatan berguna untuk membantu kegitan sehari-hari, oleh kerena itu jembatan yang
akan dibangun harus sesuai dan memenuhi syarat kekakuan, lendutan, dan ketahanan
terhadap beban yang bekerja (Pratama, 2022).
Adapun latar belakang pemilihan tipe jembatan Rangka Baja Tipe Parker ini yaitu
alternatif lain bagi konstruksi jembatan rangka baja yang sudah ada pada umumnya
karena jembatan jenis ini memiliki nilai estetika yang lebih Indah (SAPUTRA, 2022).
Peraturan yang digunakan dalam Perencanaan jembatan ini adalah Standar
Nasional Indonesia (SNI) 1725 tahun 2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan, SNI
2833 tahun 2016 tentang Perencanaan Jembatan terhadap Gempa dan SNI 1729 tahun
2020 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (Putera & Hasibuan,
2021).
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk pada jembatan rangka baja Tipe
Parker. Pada Penelitian ini tidak menghitung Biaya Keseluruhan dan tidak Membahas
Struktur Bangunan Bawah (Sugara, 2022).
Jembatan rangka baja merupakan bangunan atas jembatan yang disusun dari
beberapa panel segitiga dan dirangkai satu persatu dengan hubungan baut untuk
menahan beban rencana jembatan yang sesuai dengan peraturan beban yang berlaku
pada saat itu (Santoso & Sumaidi, 2021). Terdapat berbagai macam jenis jembatan
rangka baja, diantaranya adalah :
1. Warren truss
2. Double warren truss
3. Howe truss
4. Pratt truss
5. Baltimore truss
6. Pensylvania truss
7. Parker Truss, dan lain - lain
Jembatan tipe parker adalah jenis jembatan lengkung yaitu jembatan yang
mengadakan reaksi tumpuan yang arahnya serong pada beban tegak lurus (Alfath, Farni,
& Permata, 2019).
Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini maka diperlukan Langkah Langkah /
Flowchart metodologi sebagai berikut :
Muhammad Ridwan, Lailatul Umroniah
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 572
Preliminary Design Bangunan
Atas
Pemodelan dan Pembebanan
Jembatan
Finish
Kontrol :
1. Sesuai SNI
2. Penampan Profil
3. Stabilitas Batang
4. Sambungan
Tidak OK
Analisis Gaya :
1. Momen
2. Geser
3. Deformasi
Perhitungan Volume Baja
OK
Pengambaran Struktur Bagian
Atas
Studi Pustaka SNI 1729-2016, SNI
17290-2020, SNI 2833-2016
Mulai
Perencanaan Jembatan Rangka Baja Tipe Parker Bentang 78 Meter Menggunakan Sni 1725-
2016 Dan Sni 1729-2020
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 573
Langkah pertama dalam penelitian jembatan ini adalah melakukan preliminary
design (Budiarto, 2020)v. Preliminary design jembatan dilakukan dengan cara analisa
dan observasi pada jembatan Sembayat di Gresik serta jembatan Geladak Preak yang
berada di Lumajang. Berikut adalah hasil dari preliminary design jembatan:
Kelas Jembatan = Kelas 1
Panjang Jembatan (L) = 78 m
Lebar Jembatan (b) = 9 m
Tinggi Jembatan (h) = 14 m
Jarak Segmen (s) = 6 m
Lebar Trotoar = 2 x 1 m
Lebar Lantai = 2 x 3,5 m
Tipe Jembatan = Rangka baja
Sambungan = Baut dan las
Mutu Profil Baja (Fy) = 400 Mpa
Elastisitas Baja = 210000 Mpa
Mutu Bteon Fc’ = 35 Mpa
Langkah selanjutnya adalah melakukan Analisa pembebanan sesuai dengan SNI
1725:2016. Hasil dari analisa pembebanan bisa dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1
Nilai Pembebanan
No
Nama Pembebanan
Nilai
Satuan
1
Beban mati
10,39
kN /m
2
2
Beban lajur (UDL)
6,19
kN /m
2
3
Beban lajur (KEL)
65,7
kN /m
4
Beban truk (roda
depan)
65
kN
5
Beban truk (roda
tengah dan belakang)
292,25
kN
6
Beban pejalan kaki
5
kN /m
2
7
Gaya rem
247,8
kN
8
Beban angin struktur
(tekan)
4,4
kN
/mm
9
Beban angin struktur
(hisap)
2,2
kN
/mm
10
Beban angin
kendaraan
1,46
kN
/mm
11
Beban gempa
Hasil dari nilai perhitungan pembebanan tersebut selanjutnya dilakukan
kombinasi pembebanan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu menggunakan SNI
1725:2016. Tabel kombinasi pembebanan bisa dilihat pada tabel 2 berikut.
Muhammad Ridwan, Lailatul Umroniah
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 574
Tabel 2
Kombinasi Pembebanan
No.
KOMBINASI
Nilai Faktor Pembebanan
Berat Sendiri
Beban Mati
Beban Lajur
Beban Truk
Beban
Pejalan Kaki
Beban Rem
Beban Angin
Struktur
Beban Angin
Kendaraan
Beban
Gempa
1
KUAT 1
"TD"
1,1
2
1,8
1,8
1,8
2
KUAT 1
"TT"
1,1
2
1,8
1,8
1,8
3
KUAT 2 "TD"
1,1
2
1,4
1,4
1,4
4
KUAT 2 "TT"
1,1
2
1,4
1,4
1,4
5
KUAT 3
1,1
2
1,4
6
KUAT 4
1,1
2
7
KUAT 5
1,1
2
0,4
1
8
EKSTREM 1
"TD"
1,1
2
0,3
0,3
0,3
1
9
EKSTREM 1
"TT"
1,1
2
0,3
0,3
0,3
1
10
EKSTREM 2
"TD"
1,1
2
0,5
0,5
0,5
11
EKSTREM 2
"TT"
1,1
2
0,5
0,5
0,5
12
DAYA
LAYAN 1
"TD"
1
1
1
1
1
0,3
1
13
DAYA
LAYAN 1
"TT"
1
1
1
1
1
0,3
1
14
DAYA
LAYAN 2
"TD"
1
1
1,3
1,3
1,3
15
DAYA
LAYAN 2
"TT"
1
1
1,3
1,3
1,3
16
DAYA
LAYAN 3
"TD"
1
1
0,8
0,8
0,8
17
DAYA
LAYAN 3
"TT"
1
1
0,8
0,8
0,8
18
DAYA
LAYAN 4
1
1
0,7
Kemudian hasil dari kombinasi pembebanan ini nantinya akan digunakan dalam
permodelan jembatan menggunakan software SAP2000.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dari preliminary design dan pembebanan jembatan yang telah dilakukan
selanjutnya digunakan untuk input data permodelan jembatan pada software SAP2000.
Kemudian setelah dilakukan permodelan jembatan akan dilihat apakah jembatan
Perencanaan Jembatan Rangka Baja Tipe Parker Bentang 78 Meter Menggunakan Sni 1725-
2016 Dan Sni 1729-2020
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 575
tersebut mampu menahan beban-beban yang telah direncanakan, serta akan dihitung
juga seberapa besar nilai kapasitas kekuatan dan berat dari jembatan tersebut. Berikut
adalah pemodelan Perencanaan Struktur Jembata (Batubara & Simatupang, 2018).
Berikut adalah nilai rasio jembatan atau bisa juga disebut dengan Demand
Capacity Ratio (DCR), dimana dalam tabel 3 menunjukan bahwa nilai rasio profil
jembatan nilainya dibawah 1 (satu). Hal ini menunjukan bahwa jembatan tersebut
memiliki kekuatan struktur yang telah memenuhi persyaratan (Nugraha, 2018).
Tabel 3
Nilai DCR Jembatan
No.
Profil Rangka
Jembatan
Nilai Rasio
Maksimum
1
WF 800.400
0,702
2
HB 500X500
0,623
3
WF 500.250
0,994
4
WF 400.200
0,515
5
L 100.100
0,976
6
L 200.200
0,508
7
Pipa 166
0,918
Selanjutnya dari hasil kontrol analisa terhadap gaya-gaya yang terjadi pada
gelagar melintang jembatan didapatkan hasil sebagai berikut (lihat gambar 2).
Gambar 2
Grafik Kontrol Gelagar Melintang
Seperti yang terlihat pada gambar 2, bahwa gelagar melintang pada jembatan
masih mampu menahan beban atau gaya yang berkerja. Karena dari hasil kontrol analisa
didapatkan nilai gaya momen, gaya geser serta lendutan maksimum yang terjadi pada
gelagar melintang masih dibawah atau lebih kecil dari nilai yang diijinkan. Hasil kontrol
analisa terhadap gelagar memanjang bisa dilihat pada gambar 3 berikut.
Muhammad Ridwan, Lailatul Umroniah
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 576
Gambar 3
Grafik Kontrol Gelagar Memanjang
Hasil analisa kontrol pada gelagar memanjang juga menunjukan hasil yang sama
seperti pada gelagar melintang. Dimana nilai gaya momen, gaya geser serta lendutan
maksimum yang terjadi pada gelagar memanjang masih dibawah atau lebih kecil dari
nilai yang diijinkan (Pangestu & Indianto, 2021).
Desain sambungan pada gelagar melintang dan memanjang dari hasil analisa
perhitungan digunakan baut dengan diameter 25,4 mm dengan mutu A490, serta
ketebalan plat sambung menggunakan ketebalan 16 mm. Desain sambungan pada
gelagar melintang dan memanjang bisa dilihat pada ilustrasi gambar 4 berikut.
Gambar 3
Desain Sambungan Gelagar
0.050.070.170.070.090.070.070.04
0.40
0.05
0.70
Gelagar Melintang
WF 800x200x8x12
Gelagar Induk
WF 500x500x19x32
Gelagar Induk
WF 500x500x19x32
Plat Simpul t = 2,25cm
Plat Pengaku t = 2,25cm
0.04
0.11
0.35
0.28
0.44
0.51
0.58
w
Perencanaan Jembatan Rangka Baja Tipe Parker Bentang 78 Meter Menggunakan Sni 1725-
2016 Dan Sni 1729-2020
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 577
Kesimpulan
Hasil perhitungan kontrol analisa jembatan terhadap gaya-gaya yang terjadi juga
masih dibawah nilai gaya-gaya yang diijinkan. Dimana pada gelagar melintang nilai
gaya moment maksimum yang terjadi adalah sebesar 10.945.717 Kg m, masih lebih
kecil dari moment yang diijinkan yaitu sebesar 40.320.000 Kg m. Nilai pada gaya geser
maksimum juga masih dibawah gaya geser yang diijinkan, yaitu sebesar 51.819 Kg
lebih kecil dari gaya geser ijinnya sebesar 259.000 Kg. Lendutan maksimum yang
terjadi pada gelagar melintang adalah sebesar 0,099 cm, lebih kecil dari lendutan yang
diijinkan yaitu sebesar 3,75 cm.
Sementara itu pada Analisa gelagar memanjang didapatkan nilai gaya moment
maksimum yang terjadi adalah sebesar 1.806.113 Kg m, lebih kecil dari gaya moment
yang diijinkan yaitu sebesar 14.418.432 Kg m. Sedangkan nilai gaya geser
maksimumnya adalah sebesar 4.065 Kg masih lebih kecil dari gaya geser maksimum
yang diijinkan yaitu sebesar 155.520 Kg. Untuk lendutan maksimum yang terjadi pada
gelagar memanjang juga masih lebih kecil dari lendutan yang diijinkan, yaitu sebesar
0,031 cm lebih kecil dari lendutan ijin sebesar 2,5 cm.
Muhammad Ridwan, Lailatul Umroniah
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 578
Bibliografi
Alfath, Yuhdini, Farni, Indra, & Permata, Robby. (2019). Perencanaan Ulang Jembatan
Cable Stayed Siak Sri Inderapura Riau. Abstract of Undergraduate Research,
Faculty of Civil and Planning Engineering, Bung Hatta University, 1(1).
Batubara, Samsuardi, & Simatupang, Larno. (2018). Perencanaan Jembatan Beton
Prategang Dengan Bentang 24 Meter Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI). Jurnal Rekayasa Konstruksi Mekanika Sipil, 1(2), 4561.
Budiarto, Bagas. (2020). Perencanaan Balok T Konvensional pada Superstruktur
Jembatan. Jurnal Aplikasi Teknik Dan Sains, 2(1).
Nugraha, Widi. (2018). Evaluasi Umur Fatik Elemen Baja Jembatan Standar Tipe
Komposit Menggunakan Data Wim (Fatigue Lifetime Evaluation Of Composite
Standard Bridge Steel Element Using Wim Data). Jurnal Jalan-Jembatan, 34(1),
2032.
Pangestu, Fachri, & Indianto, Andi. (2021). Evaluasi Kapasitas Kepala Jembatan Akibat
Perubahan Beban Gempa Rencana Sesuai SNI 2833: 2016. MoDuluS: Media
Komunikasi Dunia Ilmu Sipil, 3(2), 5461.
Pratama, Erwin Yoga. (2022). Perencanaan Jembatan Rangka Baja Pejalan Kaki (Studi
Kasus pada Jembatan Rangka Baja KJI XVI Tahun 2021 di Politeknik Negeri
Pontianak: Lorentz Bridge). Universitas Muhammadiyah Malang.
Putera, Tondi Amirsyah, & Hasibuan, Andri Fauzi. (2021). Analisa Perencanaan
Struktur Atas Jembatan Rangka Baja Dengan Bentang 80 Meter Tipe Camel Back
Truss. UMSU.
Santoso, Adi Nugroho, & Sumaidi, Sumaidi. (2021). Perbandingan Rangka Jembatan
Tipe Warren Dan Tipe Pratt Pada Jembatan Brantas. Envirotek: Jurnal Ilmiah
Teknik Lingkungan, 13(2), 7075.
Saputra, Sofian A. R. I. (2022). Penentuan Jenis Jembatan Penyambung (Skybridge)
Dari Stasiun Bojonggede Ke Terminal Bojonggede Dengan Memperhatikan
Dampak Terhadap Lalu Lintas. Universitas Islam Sultan Agung.
Sugara, Yoga Afri. (2022). Perencanaan Jembatan Rangka Baja Tipe Warren Truss Di
Kota Padang. Abstract of Undergraduate Research, Faculty of Civil and Planning
Engineering, Bung Hatta University, 2(1), 4344.
Yahya, Ibnu. (2022). REDESIGN STRUKTUR JEMBATAN KABUPATEN MAGELANG
MENGGUNAKAN BAJA TIPE WARREN TRUSS. Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.