pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 4, No. 5, Mei 2023 http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.59141/jist.v4i5.614 543
PENGARUH PENAMBAHAN ASPAL TERHADAP STABILITAS MARSHALL PADA
MATERIAL RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) DI RUAS JALAN
JENDERAL SUDIRMALRIJALI KOTA AMBON
Yumin Masri
1
*, Vera Th. C. Siahaya
2
, Penina T Istia
3
Politeknik Negeri Ambon, Indonesia
1
2
,
3
*Correspondence
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
: 04-05-2023
Direvisi
: 17-06-2023
Disetujui
: 21-05-2023
Pemeliharaan jalan dilakukan dengan menggunakan Cold Milling
Machine (CMM) untuk menghilangkan lapisan jalan yang rusak dan
memperbaiki nilai permukaan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi sifat-sifat campuran aspal beton yang menggunakan
kembali material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) yang diekstraksi
dan dicampur dengan agregat dan Aspal Pen 60/70 baru, sehingga
menghasilkan campuran dengan performa yang baik. Metode
eksperimen dilakukan di laboratorium, dengan melakukan pengujian
Marshall untuk mendapatkan nilai stabilitas dan kelekatannya.
Pengujian dilakukan dengan membaca nilai pada alat Marshall.
Pengujian yang akan dilakukan mengacu pada Spesifikasi Bina Marga
2018. Hasil dari penelitian diperoleh nilai karakteristik campuran
beraspal daur ulang AC-WC dengan penggunaan material Reclaimed
Asphalt Pavement (RAP) 20% dan penambahan aspal Pen 60/70.
Berdasarkan hasil analisis terhadap penggunaan material RAP 20%
dengan formulasi batu pecah 10/20 = 19,10%, batu pecah 5/10 = 32%,
pasir = 20%, abu batu 8,9% dan lima variasi kadar aspal Pen 60/70
diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) = 6%. Karakteristik
campuran dengan pengunaan RAP 20% dengan niai rata rata yang di
peroleh yaitu nilai VIM = 4,28%, nilai VMA = 15,89%, nilai VFB =
72,91%, nilai stabilitas marshall = 1.067,43 kg, nilai flow =3.56 mm,
nilai marshall Quotient = 301,91 kg/mm dan memenuhi batas
spesifikasi Bina Marga 2018 untuk campuran laston AC-WC.
ABSTRACT
Road maintenance is carried out using a Cold Milling Machine (CMM)
to remove damaged road layers and improve road surface grades. This
study aims to evaluate the properties of asphalt concrete mixtures that
reuse Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) material extracted and
mixed with aggregate and new Pen 60/70 Asphalt, so as to produce
mixtures with good performance. The experimental method was carried
out in the laboratory, by conducting Marshall testing to obtain stability
and adhesion values. The test is carried out by reading the value on the
Marshall tool. The tests to be carried out refer to the 2018 Bina Marga
Specifications. The results of the study obtained the characteristic
value of the AC-WC recycled asphalt mixture with the use of 20%
Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) material and the addition of Pen
60/70 asphalt. Based on the results of the analysis of the use of 20%
RAP material with the formulation of crushed stone 10/20 = 19.10%,
crushed stone 5/10 = 32%, sand = 20%, stone ash 8.9% and five
variations of Pen 60/70 asphalt content, the Optimum Asphalt Content
(KAO) = 6% was obtained. The characteristics of the mixture with the
use of 20% RAP with the average values obtained are VIM value =
4.28%, VMA value = 15.89%, VFB value = 72.91%, marshall stability
value = 1,067.43 kg, flow value = 3.56 mm, marshall Quotient value =
301.91 kg/mm and meets the Bina Marga 2018 specification limit for
Kata kunci: RAP; AC-WC;
KAO.
Keywords: RAP; AC-WC;
KAO.
Yumin Masri, Vera Th. C. Siahaya, Penina T Istia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 544
AC-WC laston mixes.
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Kegiatan proyek preservasi jalan pulau Ambon tahun anggaran 2021
mengalokasikan pekerjaan bongkaran lapis permukaan untuk perbaikan nilai daerah
permukaan jalan (Hakim, 2019). Penggunaan alat Cold Milling Machine (CMM)
digunakan untuk melakukan pekerjaan pembongkaran pada Jalan Jenderal Sudirman
Rijali di Kota Ambon (Fitri, Saleh, & Isya, 2018). Jalan tersebut mengalami kerusakan
pada beberapa daerah permukaan sepanjang jalan, kerusakan tersebut antara lain retak-
retak, bleeding dan deformasi (Firdaus, 2020). Untuk memperbaiki kerusakan pada
lapisan jalan, dilakukan penggunaan alat Cold Milling Machine (CMM) untuk
melakukan pembongkaran permukaan jalan yang rusak. Hasil pembongkaran ini
menghasilkan limbah yang disebut sebagai Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), yang
belum dimanfaatkan secara optimal(Arlia, Saleh, & Anggraini, 2018).
Dalam pembangunan perkerasan, agregat yang telah digunakan sebelumnya dalam
jalan yang rusak dapat dipulihkan melalui proses daur ulang. Agregat tersebut dapat
dicampur dengan aspal dan agregat berkualitas tinggi untuk menghasilkan campuran
yang memiliki kinerja yang optimal (Meilani & Kurnia, 2019). Dari sumber limbah
agregat dan deposit material alam yang setiap tahunnya semakin menipis, maka
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah bongkaran aspal
(Reclaimed Asphalt Pavement) untuk di daur ulang menjadi campuran aspal yang
memenuhi spesifikasi Bina Marga untuk pemanfaatan yang optimal dan sebagai bagian
dari upaya menjaga keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan (Al Ambia &
Sulaiman, 2022).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan suatu formula campuran
aspal beton yang memanfaatkan bahan daur ulang dari Reclaimed Asphalt Pavement
(RAP) dengan menggunakan Cold Milling Machine (CMM). Hal ini bertujuan untuk
mengurangi penggunaan material baru dalam konstruksi (Khairani, Saleh, & Sugiarto,
2018).
1. Reclaimed Asphalt Pavement (RAP)
RAP adalah material bekas yang tersisa dari lapisan perkerasan jalan yang telah
digunakan. Proses mendapatkan RAP dilakukan dengan menggunakan alat pengeruk
aspal yang disebut Cold Milling Machine (CMM) untuk mengangkat lapisan perkerasan
lama (Rif’an, 2016).
2. Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC)
AC-WC adalah tipe campuran laston yang memiliki gradasi agregat yang terus-
menerus, yang artinya campuran tersebut mengandung butiran agregat dari ukuran kasar
hingga halus(Winarno, 2020). Campuran AC-WC memiliki struktur agregat yang lebih
padat daripada campuran bergradasi linier, sehingga campuran tersebut lebih sensitif
Pengaruh Penambahan Aspal Terhadap Stabilitas Marshall Pada Material Reclaimed Asphalt
Pavement (RAP) Di Ruas Jalan Jenderal SudirmalRijali Kota Ambon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 545
terhadap perubahan proporsi dalam komposisi campuran (Martina, Hasan, & Setiawan,
2019).
3. Bahan Bahan Penyusun Perkerasan Jalan
Bahan penyusun lapis aspal beton tersusun dari agregat kasar, agregat halus,
filler, dan aspal keras (Gunarto & Candra, 2019).
4. Karakteristik Campuran Beraspal
Aspal beton campuran panas harus memenuhi sejumlah karakteristik penting,
seperti kecenderungan untuk fleksibel, tahan terhadap infiltrasi air, memiliki kekuatan
dan daya tahan terhadap gesekan, mudah diaplikasikan, dan mampu bertahan dalam
kondisi lingkungan yang beragam (Anggraini, 2017).
5. Teknik Daur Ulang
Penerapan teknik daur ulang bertujuan untuk mengurangi penggunaan sumber
daya alam seperti agregat dan aspal. Dalam sistem daur ulang, terdapat dua pendekatan
umum yang sering dilakukan in Situ Recycling dan In Plant Recycling.
6. Pengujian Ekstraksi Aspal
Tujuan dari proses ekstraksi adalah untuk menentukan kadar aspal dalam
campuran aspal yang dibuat melalui mix design. Proses ini menggunakan alat
ekstraktor sentrifugal yang menggunakan bensin sebagai pelarut. Rumus yang
digunakan untuk menghitung ekstraksi aspal adalah sebagai berikut:
H=(A-(E+D))A x 100%
Keterangan:
H : Kadar aspal sampel (%)
A : Berat sampel sebelum ekstraksi (gr)
D : Berat masa dari kertas filter (gr)
E : Berat sampel setelah ekstraksi (gr)
7. Pengujian Ekstraksi Aspal
Pengujian Marshall dilakukan untuk mengukur kekuatan (stabilitas) campuran
agregat dan aspal dalam menghadapi deformasi plastis (flow). Secara keseluruhan,
proses pengujian Marshall mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan sampel uji
2. Penentuan berat jenis bulk sampel uji
3. Evaluasi nilai stabilitas dan flow
4. Perhitungan karakteristik volumetrik sampel uji
Dengan demikian, penelitian ini memberikan manfaat dalam pengurangan
penggunaan sumber daya alam, pengelolaan limbah yang lebih baik, penghematan
biaya, peningkatan kinerja perkerasan jalan, dan peningkatan keberlanjutan
infrastruktur jalan (Mustofa & Sunarjono, 2016).
Metode Penelitian
1. Jenis Data
a. Data Primer
Yumin Masri, Vera Th. C. Siahaya, Penina T Istia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 546
Data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung melalui serangkaian
eksperimen atau pengujian yang dilakukan di laboratorium mencakup pengujian gradasi
agregat dan pengujian Marshall.
b. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari PT. Bilian Raya yaitu data Job Mix Fomula (JMF) untuk
digunakan dalam perhitungan data Marshall.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan menggunakan metode eksperimen pengamatan secara
langsung terhadap beberapa benda uji dari berbagai kondisi perlakuan yang diuji di
laboratorium.
Diagram Alur Penelitian
Gambar 1
Bagan Alir Penelitian
Gambar 1, menunjukan alur penelitian ang terdiri dari penyiapan material RAP
dana material baru, pengujian bahan; pengujian material RAP, pengujian properties
material baru (agregat dan aspal), perencanaan campuran untuk pembuatan benda uji
menggunakan materilal RAP 20%, variasi aspal pen 60/70 5% sampai 70% dan
pengujian Marshall. Pengolahan data menghitung nilai stabilitas dan karakteristik
campuran pada variasi kadar aspal untuk menentukan nilai kadar aspal optimum (KAO).
Pengaruh Penambahan Aspal Terhadap Stabilitas Marshall Pada Material Reclaimed Asphalt
Pavement (RAP) Di Ruas Jalan Jenderal SudirmalRijali Kota Ambon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 547
Hasil dan Pembahasan
1. Pengujian Material RAP
Hasil pengujian ekstraksi material RAP pada penelitian ini dilakukan sebanyak 2
kali dan diperoleh kadar aspal rata-rata yang terkandung dalam campuran material RAP
sebesar 4,10% .
Selama pengujian analisis saringan pada agregat yang diekstraksi dari material
RAP, ditemukan bahwa gradasi agregat RAP tidak memenuhi persyaratan batas atas dan
batas bawah sesuai dengan Spesifikasi Bina Marga 2018 untuk campuran aspal jenis
LASTON. Oleh karena itu, dibutuhkan penambahan agregat baru. Gambar 2
menunjukkan hasil dari analisis saringan untuk gradasi agregat yang diekstraksi
tersebut.
Gambar 2. Grafik Gradasi Hasil Ekstraksi
a. Pengujian Agregat
Agregat diperiksa sifat-sifat fisiknya untuk mengetahui kelayakan penggunaannya
sebagai bahan campuran beton aspal (AC-WC.
Tabel 1
Hasil Pengujian Properties Agregat
0
20
40
60
80
100
120
0,011,00100,00
% Lolos
Diameter saringan (mm)
Grafik gradasi agregat hasil ekstraksi
GRADAS
I
MATERI
AL RAP
Batas
Atas
Batas
Bawah
Yumin Masri, Vera Th. C. Siahaya, Penina T Istia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 548
Tabel 1, Hasil pengujian properties agregat yang telah dilakukan menunjukan
bahwa agregat yang digunakan telah memenuhi spesifikasi yang disyaratkan oleh Bina
Marga 2018.
Adapun hasil pengujian analisa saringan keempat jenis agregat dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Gradasi agregat
Tabel 2
Hasil pengujian Properties Aspal Pen 60/70
0
20
40
60
80
100
120
0,011100
% Lolos
Diameter saringan (mm)
Batu
Pecah
10/20
Batu
Pecah
5/10
Pasir
No.
Standar
Spesifikasi
Hasil
Pengujian
I
SNI 1969
2016
1
Ukuran 10/20 mm
a. Berat Jenis Bulk
Min. 2,5
2,54
b. Berat Jenis SSD
Min. 2,5
2,57
c. Berat Jenis
Semu
Min. 2,5
2,62
d. Penyerapan
Max.3
1,18
2
Ukuran 5/10 mm
a. Berat Jenis Bulk
Min. 2,5
2,57
b. Berat Jenis SSD
Min. 2,5
2,61
c. Berat Jenis
Semu
Min. 2,5
2,67
d. Penyerapan (%)
Max.3
1,52
II
Agregat RAP
Halus
SNI 1969
2016
1
Pasir
a. Berat Jenis Bulk
Min. 2,5
2,55
b. Berat Jenis SSD
Min. 2,5
2,59
c. Berat Jenis
Semu
Min. 2,5
2,66
d. Penyerapan
Max.3
1,66
2
Abu Batu
a. Berat Jenis Bulk
Min. 2,5
2,52
b. Berat Jenis SSD
Min. 2,5
2,56
c. Berat Jenis
Semu
Min. 2,5
2,63
d. Penyerapan
Max.3
1,63
III
Los angeles
abrassion test
SNI 03 -
2417 -
2008
Maks 40
18,46
Pengaruh Penambahan Aspal Terhadap Stabilitas Marshall Pada Material Reclaimed Asphalt
Pavement (RAP) Di Ruas Jalan Jenderal SudirmalRijali Kota Ambon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 549
No.
Pengujian
Standar
Spesifikasi
Hasil
Pengujian
1
Berat Jenis
SNI 2441 : 2011
≥ 1,01
1,035
2
Titik Lembek
(℃)
SNI 2434 : 2011
≥ 48
48,9 ℃
3
Penetrasi 25 ℃
(0,1)
SNI 2456 : 2011
60 70
64 ℃
4
Diktilitas 25 ℃
(cm)
SNI 2432 : 2011
≥ 100
>140 cm
5
Berat yang
Hilang (%)
SNI 06 2400
1991
0,8
0,012 %
Tabel 2, Hasil pengujian aspal dari data Desain Mix Formula (DMF) PT. Bilian
Raya telah memenuhi nilai spesifikasi Bina Marga 2018.
2. Desain Campuran Beraspal AC-WC ( Mix Design)
Hasil dari campuran proporsi agregat gradasi gabungan ini menggunakan metode
hail trial and error didapat komposisi agregat gabungan dengan penggunaan agregat
RAP 20%. Hasil gradasi campuran dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4
Grafik Gradasi Gabungan Campuran AC-WC
Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa distribusi agregat gabungan (persentase
lolos tiap saringan) berada di antara batas atas dan batas bawah. Temuan ini juga
menunjukkan bahwa distribusi agregat gabungan memenuhi persyaratan standar
Spesifikasi Bina Marga 2018 untuk lapisan aspal beton (Laston AC-WC).
3. Komposisi Campuran Material untuk Benda Uji
Jumlah persen akumulasi agregat pada setiap fraksi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah CA sebesar 51,1%, FA sebesar 40% dan FF sebesar 8,9%. Dalam
penelitian ini penggunaan kadar aspal rencana (Pb) sebesar 6%. Kombinasi penggunaan
agregat RAP 20% pada penelitian ini jumlah kadar aspal terdiri dari 5 kadar aspal yaitu
5% - 7% dengan interval 0,5%. Benda uji setiap variasi persentase kadar aspal terdiri
dari 15 benda uji dengan masing-masing kadar aspal memiliki 3 buah benda uji.
4. Analisa Parameter Hasil Pengujian Marshall
0
20
40
60
80
100
120
0,011,00100,00
% Lolos
Diameter saringan (mm)
Gradasi
Gabunga
n AC-WC
Batas
Atas
Batas
Bawah
Yumin Masri, Vera Th. C. Siahaya, Penina T Istia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 550
Analisis terhadap data Marshall didasarkan pada standar Bina Marga, dimana
untuk campuran aspal beton AC WC parameter Marshall yang dianjurkan untuk
memenuhi dalam penentuan kadar aspal optimum adalah kepadatan, stabilitas,
kelelehan (Flow), Marshall Quotient (MQ), VMA, VIM dan VFB.
a. Pengaruh kadar aspal terhadap stabilitas campuran AC-WC
Gambar 5
Grafik Hubungan Kadar Aspal dan Stabilitas
Gambar 5, Menunjukan bahwa hasil pengujian stabilitas pada campuran AC-WC
memenuhi Spesifikasi Bina Marga 2018 dengan nilia minimal 800 kg. Nilai stabilitas
Marshall tertinggi terdapat pada kadar aspal 6% dengan nilai rata-rata yaitu 1.278,82 kg.
b. Pengaruh kadar aspal terhadap kelelehan (flow) campuran AC-WC
Gambar 6
Grafik Hubungan Kadar Aspal dan Flow
Gambar 6, Menunjukan bahwa hasil pengujian flow dalam campuran material
RAP memenuhi spesifikasi Bina Marga 2018 ( minmum 2 mm dana maksimum 4 mm).
Terjadi peningkatan nilai flow dari kadar 5%, 5,5% dan 6% namun terjadi penurunan
pada 6,5% tetapi kemudian terjadi peningkatan lagi pada 7%. Hasil pengujian flow
diperoleh nilai tertinggi pada kadar aspal 6% dengan nilai rata rata yaitu 3,98 mm.
c. Pengaruh kadar aspal terhadap VIM (Void In Mix) campuran AC-WC
1032,89
1053,78
1278,82
1142,32
832,10
800800
600,00
700,00
800,00
900,00
1000,00
1100,00
1200,00
1300,00
1400,00
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
Stabilitas (kg)
Kadar Aspal (%)
STABILITAS
STAB
ILITA
S
Spek
Min.
800
3,08
3,25
3,98
3,73
3,75
22
44
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
4,5 5,5 6,5 7,5
FLow (mm)
Kadar Aspal (%)
FLOW
FLO
W
Spek
Min.
2
Spek
Maks
. 4
Pengaruh Penambahan Aspal Terhadap Stabilitas Marshall Pada Material Reclaimed Asphalt
Pavement (RAP) Di Ruas Jalan Jenderal SudirmalRijali Kota Ambon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 551
Gambar 7
Grafik Hubungan Kadar Aspal dan VIM
Gambar 7, Menunjukan bahwa hasil pengujian rongga udarah dalam campuran
material RAP, pada kadar aspal 5,5% sampai 6,5% memenuhi spesifikasi Bina Marga
2018 (minimum 3% dan maksimum 5%) sedangkan kadar aspal 5% dan 7% tidak
memenuhi spesifikasi Bina Marga 2018 (minimum 3% dan maksimum 5%).
d. Pengaruh kadar aspal terhadap VMA (Void Mineral Agregate
Gambar 8
Grafik Hubungan Kadar Aspal dan VMA
Berdasarkan Gambar 8, terlihat bahwa ketika kadar aspal ditambahkan dari 5%
hingga 6,5%, terjadi peningkatan nilai VMA, namun pada kadar aspal 7% nilai VMA
mengalami penurunan. Kadar aspal 6,5% memiliki nilai VIM tertinggi dengan rata-rata
16,63%. Dari Gambar 8, dapat diamati bahwa semua kadar aspal antara 5% hingga 7%
memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga 2018. Spesifikasi tersebut menetapkan
batas minimum untuk nilai VMA sebesar 15%.
e. Pengaruh kadar aspal terhadap VFB (Void Filled Bitumen) campuran AC-
WC
5,22
4,76
4,53
4,15
2,74
33
55
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
4,5 5,5 6,5 7,5
VIM (%)
Kadar Aspal (%)
VIM
VIM
Spek
Min.3
15,01
15,47
16,13
16,63
16,24
1515
13,00
14,00
15,00
16,00
17,00
4,5 5,5 6,5 7,5
VMA (%)
Kadar Aspal (%)
VMA
VMA
Spek
Min.
15
Yumin Masri, Vera Th. C. Siahaya, Penina T Istia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 552
Gambar 9
Grafik Hubungan Kadar Aspal dan VFB
Berdasarkan data pada Gambar 9, terlihat bahwa terdapat korelasi positif antara
kadar aspal dan nilai VFB. Dengan kata lain, semakin tinggi kadar aspal, nilai VFB juga
meningkat. Grafik tersebut menunjukkan bahwa nilai VFB pada kadar aspal 5% hingga
7% memenuhi persyaratan minimum 65% yang ditetapkan dalam spesifikasi Bina
Marga 2018.
f. Pengaruh kadar aspal terhadap Marshall Quotient campuran AC-WC
Gambar 10
Grafik Hubungan Kadar Aspal dan Marshall Quotient
Gambar 10, Menunjukan hasil bagi Marshall Quotien pada pengujian ini
menunjukan angka rata rata terbesar ada pada kadar aspal 5% yaitu 347,55 kg/mm,
sedangkan nilai rata rata terkecil ada pada kadar aspal 7% dengan nilai 221,91 kg/mm.
g. Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)
Biasanya, persyaratan Spesifikasi Bina Marga 2018 untuk campuran laston
mengharuskan penggunaan kadar aspal antara 4% hingga 7% dari berat campuran.
Penentuan kadar aspal optimum mengikuti standar Bina Marga yang memperhatikan 6
parameter, yaitu VIM, VMA, VFB, Stabilitas, Kelelehan (Flow), dan Marshall Quotient
(MQ). Pada penelitian ini, ditemukan bahwa kadar aspal optimum dapat dicapai dengan
menggunakan kadar aspal antara 5% hingga 7% yang memenuhi semua persyaratan
VIM, VMA, VFB, Stabilitas, dan Kelelehan pada kisaran kadar aspal 5,2% hingga
65,21
69,22
71,90
75,03
83,14
6565
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
85,00
4,5 5,5 6,5 7,5
VFB (%)
Kadar Aspal (%)
VFB
VFB
Spek
Min.
65
347,55
325,45
321,12
306,78
221,91
250250
200,00
220,00
240,00
260,00
280,00
300,00
320,00
340,00
360,00
4,5 5,5 6,5 7,5
MQ (kg/mm)
Kadar Aspal (%)
MARSHALL QUOTIONT
MQ
Spek
Min.
250
Pengaruh Penambahan Aspal Terhadap Stabilitas Marshall Pada Material Reclaimed Asphalt
Pavement (RAP) Di Ruas Jalan Jenderal SudirmalRijali Kota Ambon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 553
6,8%. Oleh karena itu, Kadar Aspal Optimum (KAO) dapat ditentukan dengan
menggunakan nilai tengah dari kisaran kadar aspal 5,2% hingga 6,8%, yaitu sebesar 6%.
Kesimpulan
Campuran aspal beton yang berasal dari daur ulang menggunakan 20% Reclaimed
Asphalt Pavement (RAP) dari Cold Milling Machine memenuhi persyaratan Spesifikasi
Bina Marga 2018. Karakteristik Marshall seperti stabilitas, flow, Air Void (VIM, VMA,
dan VFA), serta Marshall Quotient umumnya memenuhi persyaratan tersebut. Namun,
terdapat variasi kadar aspal (terutama pada kadar aspal 5% dan 7%) yang tidak
memenuhi beberapa persyaratan spesifik, seperti VIM rata-rata sebesar 5,22% dan
2,74%, serta Marshall Quotient pada kadar aspal 7% rata-rata 221,91 kg/mm, di bawah
batas spesifikasi minimal 250 kg/mm. Komposisi atau formulasi optimal untuk kadar
aspal campuran aspal beton dengan menggunakan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP)
adalah sebagai berikut: batu pecah 10/20 sebesar 19,10%, batu pecah 5/10 sebesar 32%,
pasir sebesar 20%, material RAP sebesar 20%, dan abu batu sebesar 8,90%. Variasi
kadar aspal minyak pen 60/70 adalah 5%-7%, dengan kadar aspal 5,2% - 6,8%
memenuhi semua persyaratan VIM, VMA, VFA, stabilitas, dan flow. Oleh karena itu,
Kadar Aspal Optimum (KAO) dapat diperoleh dengan menggunakan nilai tengah dari
kadar aspal 5,2% - 6,8%, yaitu sebesar 6% untuk campuran aspal beton AC-WC.
Yumin Masri, Vera Th. C. Siahaya, Penina T Istia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 554
Bibliografi
afdal, Afdal, Wibisono, Gunawan, & Muhardi, Muhardi. (N.D.). Pengaruh Pemakaian
Peremaja Anti Rayap Dan Aspal Pen 60/70 Terhadap Kinerja Rap (Reclaimed
Asphalt Pavement) Ac-Wc Gradasi Halus Berdasarkan Uji Marshall. Jurnal Sains
Dan Teknologi, 17(1), 18. https://doi.org/10.31258/jst.v17.n1.p1-8
Al Ambia, Irsandi, & Sulaiman, A. R. (2022). Pengaruh Penambahan Styrofoam
Terhadap Material Reclaimed Asphalt Pavement (Rap) Sebagai Campuran Asphalt
Concrete-Binder Course (AcBc). Jurnal Sipil Sains Terapan, 5(02).
Anggraini, Muthia. (2017). Perbandingan Gradasi Agregat Gabungan Campuran AC-
WC Sebelum dan Setelah Penghamparan Dengan Job Mix Formula. INA-Rxiv,
Preprint, Doi, 10.
Arlia, Leni, Saleh, Sofyan M., & Anggraini, Renni. (2018). Karakteristik Campuran
Aspal Porus Dengan Substitusi Gondorukem Pada Aspal Penetrasi 60/70. Jurnal
Teknik Sipil, 1(3), 657666. https://doi.org/10.24815/jts.v1i3.10011 1CITATION1
citation on Dimensions.
Firdaus, Fityan Priatna. (2020). Pengaruh Penggunaan Styrofoam (Fs) Pada Campuran
Rap (Reclaimed Asphalt Pavement) Ac-Wc Terhadap Parameter Marshall.
Universitas Komputer Indonesia.
Fitri, Suraya, Saleh, Sofyan M., & Isya, Muhammad. (2018). Pengaruh Penambahan
Limbah Plastik Kresek Sebagai Subsitusi Aspal Pen 60/70 Terhadap Karakteristik
Campuran Laston AcBc. Jurnal Teknik Sipil, 1(3), 737748.
https://doi.org/10.24815/jts.v1i3.10034 3CITATIONS3 total citations on
Dimensions.
Gunarto, April, & Candra, Agata Iwan. (2019). Penelitian Campuran Aspal Beton
Dengan Menggunakan Filler Bunga Pinus. UKaRsT, 3(1), 3747.
Hakim, Wahyu Aunur Rahman. (2019). ANALISA KOMPOSISI CAMPURAN
RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) SEBAGAI LAPISAN ASPHALT
CONCRETEWIRING COURSE (AC-WC) TERHADAP KARAKTERISTIK
MARSHALL. Universitas Narotama.
Khairani, Cut, Saleh, Sofyan M., & Sugiarto, Sugiarto. (2018). Uji Marshall Pada
Campuran Asphalt Concrete Binder Course (Ac-Bc) Dengan Tambahan Parutan
Ban Bekas. Jurnal Teknik Sipil, 1(3), 559570.
https://doi.org/10.24815/jts.v1i3.9995
Martina, Nunung, Hasan, Muhammad Fathur Rouf, & Setiawan, Yanuar. (2019).
Pengaruh serbuk ban bekas sebagai campuran agregat halus pada campuran aspal
porous. Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil, 24(2), 144152.
https://doi.org/10.32497/wahanats.v24i2.1731
Meilani, Mega, & Kurnia, Ranna. (2019). Kajian Parameter Marshall Campuran Hangat
Pengaruh Penambahan Aspal Terhadap Stabilitas Marshall Pada Material Reclaimed Asphalt
Pavement (RAP) Di Ruas Jalan Jenderal SudirmalRijali Kota Ambon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 5, Mei 2023 555
Lataston (HRS-WC) Menggunakan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP).
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil, 5(4), 120.
https://doi.org/10.26760/rekaracana.v5i4.120
Mustofa, Hafis, & Sunarjono, Ir Sri. (2016). Pengembangan Campuran Bergradasi
Split Mastic Asphalt (SMA) Menggunakan Bahan Reclaimed Asphalt Pavement
(RAP) Dan Limbah Arang Batubara. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rif’an, Ahmad. (2016). Pengembangan Campuran SMA (Split Mastic Asphalt)
Menggunakan Bahan RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) Dan Ijuk. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Winarno, Dwi Budi. (2020). Pengaruh Penggunaan Batu Kapur Sebagai Substitusi
Agregat Pada Lapisan Asphalt ConcreteWearing Course (Ac-Wc). Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.