pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 4, No. 4, April 2023 http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.59141/jist.v4i4.609 469
SOCIAL VALUES OF VILLAGE CIRCUMCISM TRADITION FOR THE
PEOPLE OF BELAR VILLAGE, IBUL VILLAGE, SIMPANG TERITIP
DISTRICT, BANGKA BARAT
Bayu Maharta Pratama
Universitas Bangka Belitung, Indonesia
*Correspondence
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
: 14-04-2023
Direvisi
: 16-04-2023
Disetujui
: 18-04-2023
Penelitian ini mengkaji tentang tradisi sunatan kampung yang masih
dipertahankan oleh masyarakat Dusun Belar karena telah diwariskan
secara turun temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-
nilai sosial apa saja yang terkandung dalam tradisi sunatan kampung
dan mengapa tradisi sunatan kampung masih bertahan Jenis penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
memiliki tahapan reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.
Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang yang
ditentukan melalui random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dikaitkan dengan tradisi
sunatan kampung pada masyarakat Dusun Belar, tradisi ini tetap
bertahan hingga saat ini tanpa adanya paksaan meskipun sunatan
modern telah ada, tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Belar
dengan konsep AGIL Taclcoot Parsons, maka dapat dikatakan tradisi
sunatan kampung dapat bertahan hingga saat ini, Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan Masyarakat Dusun Belar mempunyai
tradisi secara turun temurun yakni tradisi khitanan ( Sunat Kampung).
Sejarah dan latar belakang tradisi Sunat Kampung dilatarbelakangi oleh
adanya adat istiadat dan ajaran agama terutama mengikuti sunah Rosul.
ABSTRACT
This study examines the tradition of village circumcision which is still
maintained by the people of Belar Hamlet because it has been passed
down from generation to generation. This research aims to find out
what social values are contained in the tradition of village
circumcision and why the tradition of village circumcision still survives
This type of research uses descriptive qualitative methods. Data
collection techniques through observation, interviews and
documentation. The analysis technique has stages of data reduction,
data display and conclusion drawing. The number of informants in this
study amounted to 13 people determined through random sampling.
The results showed that if it is associated with the tradition of village
circumcision in the community of Belar Hamlet, this tradition still
survives to this day without coercion even though modern circumcision
has existed, the tradition carried out by the people of Belar Hamlet
with the concept of AGIL Taclcoot Parsons, it can be said that the
tradition of village circumcision can survive until now, based on the
results of research that has been done, the Belar Hamlet community
has a tradition from generation to generation, namely the circumcision
tradition (Circumcision Village). The history and background of the
circumcision tradition is motivated by customs and religious teachings,
especially following the Sunnah of the Prophet.
Kata kunci: tradisi sunat desa;
dukun desa; nilai sosial.
Keywords: village circumcision
tradition; village shaman;
social value.
Bayu Maharta Pratama
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 470
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Kebudayaan adalah suatu hasil karya yang diciptakan oleh masyarakat yang dapat
dipelajari dan diwariskan kepada generasi selanjutnya secara turun- menurun
(Setiyawan, 2020). Setiap individu tentu memiliki kebiasaan-kebiasaan tersendiri dalam
menjalani kehidupannya, namun ketika individu hidup secara berkelompok maka mau
tidak mau individu ini akan mengikuti aturan yang ada dalam kelompok tersebut. Setiap
kelompok atau masyarakat tentunya akan menghasilkan budaya yang bersumber dari
ide, gagasan dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari yang akan menghasilkan suatu
bentuk budaya yang kongkret dan dapat dilihat oleh panca indra manusia..
Menurut (Setiyawan, 2020), Kebudayaan adalah suatu hasil karya yang diciptakan
oleh masyarakat yang dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi selanjutnya
secara turun-temurun. Kebudayaan dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Unsur-unsur kebudayaan secara universal terdiri dari :
bahasa, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem peralatan dan teknologi, sistem
mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian (Mahdayeni, Alhaddad, & Saleh,
2019). Salah satu contoh kebudayaan yang ada di dalam masyarakat adalah tradisi
sunat.
Sunat adalah suatu tradisi yang telah ada sejak lama dan berlangsung hingga
sekarang yang dipengaruhi oleh agama maupun sosial budaya. Sunat adalah
pemotongan sebagian dari organ kelamin (Saputro & Widodo, 2022). Bagi laki-laki
pelaksanaan sunat hampir sama di setiap tempat yaitu pemotongan kulup (Qulf) penis
laki-laki (Hariyadi, Syu’aib, & Mustiah, 2022). Sunatan (khitanan) di Dusun Belar
mengikuti ketentuan ajaran-ajaran dalam tradisi yang telah di turunkan dari nenek
moyang masyarakat dusun belar dan dilakukan oleh para dukun beranak dan dukun
kampung. Praktik sunat kampung di Dusun Belar dipandang oleh masyarakat sebagai
sesuatu yang sakral. Keadaan tersebut dapat dilihat dari upacara yang dilakukan oleh
masyarakat Dusun Besar sangat besar dan meriah.
Seiring dengan perkembangan zaman khitanan atau sunatan ikut berkembang pula
seperti saat ini sudah di kenal dengan Sunatan laser yang sedang marak saat ini karena
dianggap lebih baik karena proses sunat laser sendiri cukup memotong Qulb dengan
menggunakan laser tidak membutuhkan proses yang panjang seperti tradisi sunat
kampung dan proses penyembuhan luka pada anak akan lebih cepat dibandingkan
dengan tradisi Sunat kampung yang di anggap extrem karena prosesnya yang masih
menggunakan alat tradisional yang mana proses sunatnya membutuhkan waktu yang
panjang mulai dari perendaman anak hingga bagian ujung penis anak akan di jepit
dengan kayu lalu di potong dengan pisau .
Tradisi sunat kampung yang diturunkan secara turun-temurun sudah ditinggalkan
oleh Desa-desa sekitar Dusun Belar. Dusun belar sendiri terletak di Desa Ibul
Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka
Social Values Of Village Circumcism Tradition For The People Of Belar Village, Ibul Village,
Simpang Teritip District, Bangka Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 471
Belitung. Masyarakat Dusun Belar termasuk kedalam masyarakat Suku Jering. Suku
Jering ialah semua Desa yang terletak di Kecamatan Simpang Teritip yang mana tradisi
sunat kampung ini dahulu di jalankan oleh desa-desa di Suku Jereng akan tetapi seiring
dengan perkembangan zaman masyarakat Suku Jering sudah meninggalkan tradisi sunat
kampung hanya masyarakat Dusun Belar dan Dusun Rayek yang masih tetap
melaksanakan Tradisi Sunat Kampung sehingga bukan tidak mungkin tradisi ini akan
menghilang di gantikan dengan Sunat Modern.
Sunat kampung merupakan tradisi di Dusun Belar, sunat kampung Masyarakat
Dusun Belar di pandang sebagai suatu kebudayaan yang masih di pertahankan oleh
masyarakat dan pemerintah Kabupaten Bangka Barat karena sudah tidak ada lagi Desa-
desa yang mempraktikan tradisi tersebut dikarenakan proses Sunat Kampung di anggap
rumit menyebabkan dukun kampung sudah tidak mau lagi menjalankan tradisi Tersebut
dan perkembangan zaman menyebabkan anak-anak tidak mau lagi jika harus di sunat
dengan menggukan metode Sunat kampung yang di anggap extrem. Anak-anak
sekarang lebih memilih sunat modern yang dianggap lebih efesien karena lebih cepat
sembuh dan prosesnya lebih cepat jika di bandingkan dengan proses Sunat Kampung
yang membutuhkan proses yang panjang.
Proses sunat kampung di Dusun Belar dianggap extreem karena prosesnya yaitu
dengan cara anak yang akan disunat terlebih dahulu di doakan di gudang (balai dusun)
supaya terhindar dari gangguan mahluk halus setelah di doakan akan di tentukan kapan
anak-anak akan disunat, pada hari yang di tentukan anak-anak yang akan disunat akan
berendam di sungai (Aek Rimbak) sejak pukul 3 pagi hingga pukul 6 pagi pada saat
proses ini anak-anak akan di izinkan untuk merokok supaya mengurangi rasa dingin,
setelah di angkat dari sungai anak-anak duduk di atas buah kelapa dan padi lalu ujung
penis (Qulf) dijepit dengan kayu lalu diiris dengan pisau dan dibungkus dengan daun
(bakiek) daun yang berbentuk seperti daun sirih, daun ini dipercaya cepat
menyembuhkan luka dari sunat tersebut lalu kemudian anak-anak akan dikenakan baju
terbaik dan di dandani sebaik mungkin lalu anak tersebut di tandu (arak-arak) keliling
kampung. Lalu anak-anak tersebut akan di bawa ke gudang tempat pesta diadakan,
didepan gudang tersebut anak-anak yang di sunat akan dihibur dengan becekak (silat
khas Bangka Belitung) dan dengan diiringi musik dambus, tetapi saat ini musik dambus
tersebut sudah di hilangkan di ganti dengan acara musik, setelah acara selesai maka
anak-anak tersebut akan dipersilahkan untuk pulang kerumah masing-masing dan
sebagai obat-obatan dicari dari alam berupa kayu, akar, daun dan sebagainya.
Pada era modern ini terjadinya degradasi besar terhadap pola hidup masyarakat
begitu juga dengan masyarakat Dusun Belar mereka juga sudah mengalami perubahan
pola kehidupan mengikuti perkembangan zaman. Itu bisa dilihat dari gaya hidup, cara-
cara berfikir dan teknologi modern mereka gunakan sudah seperti masyarakat modern
pada umumnya, sebenarnya masyarakat Dusun Belar sudah mengetahui bahwa ada
sunat modern tetapi ada tindakan-tindakan sosial yang masih mempertahankan yaitu
kebiasaan-kebiasaan masyarakat tradisional seperti Sunat kampung yang dilakukan
dengan cara-cara tradisional yang mana kita ketahui sudah banyak sunat modern pada
Bayu Maharta Pratama
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 472
saat tanpa harus melalu banyak proses seperti perendaman pada pagi hari Qulf di jepit
dengan kayu, lalu di potong dengan pisau sementara sunat modern cukup di bawa ke
dokter setengah hari sudah sembuh akan tetapi masyarakat dusun belar tetap
mempertahankan tradisi sunat kampung tanpa ada paksaan bahkan lebih memilih sunat
kampung dibandingkan dengan sunat modern.
Dukun kampung adalah orang yang dituakan di Dusun Belar yang memiliki
kemampuan mengobati orang, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi dan sebagai
juru kunci (Ilyas, 2016). Salah satu faktor yang melatar belakangi tradisi sunat kampung
masih bertahan hingga saat ini ialah peran dukun kampung masyarakat Dusun Belar
menganggap sunat kampung ini sebagai suatu yang sakral, dukun kampung memiliki
peran yang sangat penting dalam dimana sunat ini tidak boleh dilakukan oleh
sembarangan dukun karena tradisi sunat kampung harus dilakukan oleh dukun kampung
keturunan langsung seperti anak atau cucunya dukun terdahulu dan mempunyai budi
perilaku yang baik dapat dijadikan teladan karena akan diminta berkahnya. Selain itu
anak-anak yang sunat kampung memiliki kebahagiaan tersendiri yaitu seperti menjadi
raja dalam satu hari itu dikarenakan anak-anak yang disunat akan di rayakan oleh
seluruh masyarakat dusun belar yaitu berupa arak-arak keliling kampung dan dihibur
dengan silat kampung (becekak) yang menggunakan parang, tongkat, dan tangan
kosong lalu di hibur lagi dengan hiburan musik orgen tunggal, adapun masyarakat
dusun belar sendiri merasa senang dengan adanya acara sunat kampung tersebut karena
bisa meningkatkan solidaritas masyarakat itu bisa terlihat dalam proses pembuatan
tenda, pembuatan tandu, menghiasi tandu hingga mengangkat tandu arak-arak anak dari
sungai ( aek rimbak ) ke gudang bahkan orang tua yang anak nya tidak di sunat pun ikut
memeriahkan acara sunat kampung tersebut dengan menyediakan makanan berupa
ketupat, lauk pauk dan kue seperti hari raya. Peran dari Pemerintah Kabupaten Bangka
Barat juga sangat mendukung keberlangsungan tradisi sunat kampung dengan
memberikan bantuan berupa materil dan juga kehadiran Bupati Bangka Barat dalam tiap
acara tradisi sunat kampung menjadikan penyemangat bagi masyarakat dusun belar
untuk tetap mempertahankan tradisi sunat kampung.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori struktural fungsionalisme oleh
Talcoot Parsons yang mempunyai empat impretatif fungsional bagi sistem tindakan
yaitu skema AGIL. Menurut Teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang
terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada satau bagian akan membawa perubahan
pula terhadap bagian lainnya. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam
sistem sosial fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsionalisme
maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kualitiatif yang menunjukkan bahwa mitologi yang
berkembang dalam masyarakat Dusun Belar tentang sunat laki-laki masih dipegang
teguh dan sekaligus menjadi pendorong dalam pelaksanaan sunat laki-laki, selain
Social Values Of Village Circumcism Tradition For The People Of Belar Village, Ibul Village,
Simpang Teritip District, Bangka Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 473
kewajiban agama sunat kampung juga sebagai tanda bahwa anak laki-laki tersebut
sudah dewasa dan sebagai syarat berlangsungnya pesta kampung. Menurut Rahman dan
(Rukajat, 2018). Metode penelitian adalah cara mendapatkan hasil penelitian yang
berkaitan dengan cara, berarti berkaitan dengan bagaimana upaya untuk mendapatkan
data dan menganalisisnya lalu menyimpulkan nya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada aspek pendalaman
data untuk mendapatkan kualitas dari hasil suatu penelitian, dengan kata lain kualitatif
(Qualitative Approach) merupakan suatu cara atau mekanisme kerja penelitian yang
deskriptif dan menghimpun data hingga menafsirkan hasil penelitian (Gunawan, 2022)(.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis deskriptif.
Pendekatan Deskriptif sendiri adalah gambaran yang berisikan tentang pengamatan
orang, tindakan, dan pembicaraan.
Oleh karena itu, metode ini dinilai relevan dalam menelusuri antara konsep nilai
sosial yang di anilisis menggunakan perspektif Talcoot Parsons pada nilai sosial
masyarakat mempertahankan tradisi sunat kampung di Dusun belar Desa Ibul
Kecamatan Simpang Teritip. Penelitian kualitatif menjadi relevan dalam penelitian ini
karena peneliti membutuhkan pengamatan secara menyeluruh dalam kegiatan objek
yang di teliti yaitu pada masyarakat Dusun Belar Desa Ibul Kecamatan Simpang teritip.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Sebagaimana dijelaskan oleh Sujarweni (2014: 73-74) sumber data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini akan bersumber dari informan di lapangan melalui wawancara
mendalam. Sedangkan data sekunder akan bersumber dari dokumen, buku referensi,
jurnal penelitian, skripsi dan penelitian terdahulu serta sumber internet dan koran.
Penelitian ini akan menentukan informan sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan
peneliti dalam mendapatkan data. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik Random Sampling. Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling penting dan strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data yaitu observasi,wawancara dan dokumentasi. Wawancara
dilakukan kepada Kepala Dusun, Dukun Kampung dan Masayarakat Dusun Belar
dengan informan sebanyak 13 orang.
Hasil dan Pembahasan
A. Tradisi Sunat Kampung dan Kuasa Dukun
Tradisi berarti segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke
masa kini (Nur, 2020). Tradisi Sunat kampung di Dusun Belar Desa Ibul Kecamatan
Simpang teritip ini sebagai bentuk adat istiadat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Tradisi sunat kampung ini merupakan sebuah tradisi yang diwariskan oleh orang
terdahulu atau nenek moyang, agar dijaga dan dilestarikan sampai ke generasi yang
akan datang. Sunat Kampung masih sama persis dengan Sunat Kampung yang terdalu
seperti yang dikaukan oleh nenek moyang masyarakat Dusun Belar tidak lepas dari
peran dukun kampung, adapun peran dukun dalam tradisi sunat kampung yaitu :
1. Dukun kampung memiliki kemampuan lebih
Bayu Maharta Pratama
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 474
Peran dukun kampung dalam tradisi sunat kampung ialah dukun kampung
dianggap memiliki kelebihan dai bidang spiritual sehingga tanpa dukun kampung tradisi
sunat kampung tidak bisa dilaksanakan hal tersebut dapat dilihat pada obat-obatan yang
digunakan dalam tradisi sunat kampung hanya bisa di cari oleh dukun kampung di hutan
(Limbeng, 2011).
dukun yang melaksanakan tradisi ini harus keturunan langsung dari dukun
sebelumnya dan tidak bisa dijalankan oleh sembarangan orang karena diharapkan
karomah dari doa dukun kampung kepada anak yang akan disunat, tradisi ini menjadi
sakeral karena hanya bisa dilaksanakan oleh dukun kampung mulai dari awal hingga
akhir tradisi ini berjalan dan tidak bisa digantikan oleh orang lain, dukun kampung juga
memiliki peran dalam bertahannya tradisi sunat kampung, tanpa dukun kampung tradisi
sunat kampung tidak akan berjalan seperti halnya di desa-desa sekitar yang sudah tidak
lagi menjalankan tradisi sunat kampung hal tersebut dikarenakan dukun kampung yang
sudah tidak lagi ingin menjalankan tradisi ini dikarenakan rumit yntuk dikerjakan
makan dari itu hanya dukun kampung lah yang bisa menjalankan tradisi ini dan jika
dukun kampung meninggal hanya bisa diturunkan kepada anak-anak dukun kampung
yang bisa mewarisinya.
2. Dukun kampung merupakan orang yang terkemuka
Menurut (Nurdin, 2015) Dukun kampung dapat mempengaruhi masyarakat sekitar
dikarenakan sang dukun memiliki pengetahuan untuk memanggil kekuatan gaib. Dukun
kampung juga memiliki jaringan sosial yang kuat dapat merangsang masyarakat untuk
berbuat mengikuti kehendak apa yang di perintahkan oleh dukun itu dan semakin tinggi
pengetahuan yang ada dalam diri dukun tersebut maka makin tinggi pula pengaruh
dukun itu dalam kehidupan masyarakat suku jering di dusun belar Dukun kampung di
dusun belar merupakan orang di hormati dan bisa dijadikan pedoman untuk urusan adat.
3. Dukun kampung merupakan tokoh masyarakat
Dukun kampung adalah orang yang dituakan di Dusun Belar yang memiliki
kemampuan mengobati orang, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi dan sebagai
juru kunci (Setiaini, 2019). Salah satu faktor yang melatar belakangi tradisi sunat
kampung masih bertahan hingga saat ini ialah peran dukun kampung masyarakat Dusun
Belar menganggap sunat kampung ini sebagai suatu yang sakral, dukun kampung
memiliki peran yang sangat penting karena tradisi ini tidak bisa dijalankan oleh
sembarangan orang hanya keturunan langsung dari dukun sebelumnya yang bisa
melaksanakan tradisi sunat kampung ini hal tersebut karena dukun kampung yang
mendoakan anak-anak yang akan disunat dan masyarakatpun mengarapkan barokah dari
doa dukun kampung tersebut.
Proses ceriak dukun kampung akan mendoakan anak-anak yang akan disunatdan
berdoa untuk kebaikan anak-anak yang akan disunat, lalu anak tersebut akan di berikan
pinang rajah sebagai syarat untuk mendoakan anak yang akan disunat, pada hari yang di
tentukan anak-anak yang akan disunat akan berendam di sungai (Aek Rimbak) sejak
pukul 3 pagi hingga pukul 6 pagi pada saat proses ini anak-anak akan di izinkan untuk
merokok supaya mengurangi rasa dingin, setelah di angkat dari sungai anak-anak duduk
Social Values Of Village Circumcism Tradition For The People Of Belar Village, Ibul Village,
Simpang Teritip District, Bangka Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 475
di atas buah kelapa dan padi lalu ujung penis (Qulf) dijepit dengan kayu lalu diiris
dengan pisau dan dibungkus dengan daun (bakiek) daun yang berbentuk seperti daun
sirih, daun ini dipercaya cepat menyembuhkan luka dari sunat tersebut lalu kemudian
anak-anak akan dikenakan baju terbaik dan di dandani sebaik mungkin lalu anak
tersebut di tandu (arak-arak) keliling kampung (Sampson, 2018). Lalu anak-anak
tersebut akan di bawa ke gudang tempat pesta diadakan, didepan gudang tersebut anak-
anak yang di sunat akan dihibur dengan becekak (silat khas Bangka Belitung) dan
dengan diiringi musik dambus, tetapi saat ini musik dambus tersebut sudah di hilangkan
di ganti dengan acara musik, setelah acara selesai maka anak-anak tersebut akan
dipersilahkan untuk pulang kerumah masing-masing dan sebagai obat-obatan dicari dari
alam berupa kayu, akar, daun dan sebagainya. Ramuan itu dibuat oleh dukun kampung
yang dicari di hutan. Adapun setelah sunat kampung anak-anak tersebut harus
melakukan pengobatan sebagai berikut :
1. ketika mandi penis anak yang disunat tersebut harus di tutup dengan gelas supaya
tidak basah.
2. Mandi air limau 3 pagi dan 3 petang ( limau yang sudah di jampi ketika digudang
tempat berdoa sebelum proses sunat tadi),
B. Sunat Kampung Sebagai Sebuah Perayaan
Tradisi Sunat Kampung di Dusun Belar ada sejak nenek moyang masyarakat
Dusun Belar terdahulu hingga saat ini sunat tersebut masih terus di pertahankan dan
terus di laksanakan oleh masyarakat Dusun Belar, seperti yang kita ketahui di zaman
modern ini proses sunat di bidan kedokteran sudah sangat berkembang, akan tetapi
modernisasi tersebut tidak mempengaruhi masyarakat Dusun Belar untuk meninggalkan
tradisi Sunat Kampung.
Keberadaan tradisi sunat kampung ini bukan semata-mata hasil warisan saja
melainkan juga merupakan hasil dari keteguhan hati masyarakat Dusun Belar untuk
mempertahankan budaya leluhur, dimana dapat kita lihat dari tradisi Sunat Kampung
yang sudah banyak di tinggalkan oleh anak-anak desa sekitar karena metode yang di
gunakan dianggap extrem akan tetapi anak-anak di Dusun Belar merasa bahagia jika
harus disunat kampung karena mereka akan merasa seperti raja dalam satu hari dimana
pada saat tradisi berlangsung anak-anak akan di arak dan akan menyaksikan hiburan
berupa yakni Becekak ( Silat Kampung ) menggunakan parang, tongkat dan tangan
kosong tidak hanya itu pada saat acara tersebut anak-anak yang disunat akan di rayakan
oleh seluruh masyarakat Dusun Belar bahkan orang tua yang anaknya tidak disunat akan
ikut merayakan dengan menyediakan berupa ketupat, lauk pauk dan kue seperti halnya
hari raya, dan dengan adanya tradisi sunat kampung ini dapat meningkatkan
silahturahmi di antara masyarakat dusun berlar dan meningkatkan silahturahmin
masyarakat dusun belar dengan masyarakat sekitar dusun belar.
Analisa Teori Struktural Fungsional Talcoot Parsons dalam Tradisi Sunat
Kampung di Dusun Belar
Bayu Maharta Pratama
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 476
Teori penelitian ini tentang mempertahankan sunat kampung di Dusun Belar.
Menurut Teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-
bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.
Perubahan yang terjadi pada satau bagian akan membawa perubahan pula terhadap
bagian lainnya. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial
fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsionalisme maka struktur itu
tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.
Teori struktural fungsional Talcoot Parsons (2008) mempunyai empat impretatif
fungsional bagi sistem tindakan yaitu skema AGIL. Fungsi adalah suatu gugusan
aktivitas yang diarahkan untuk memenuhi satu atau beberapa sistem. Dimana dapat
dikaitkan dengan tradisi sunat kampung yang masih bertahan dan dijalankan sampai
saat ini tanpa paksaan walaupun sudah ada sunat modern.
Parsons yakin bahwa ada empat fungsi penting yang diperlukan semua sistem,
yaitu A (adaptasi), G (Pencapaian tujuan), I (integrasi), L (latensi) atau pemeliharaan
pola.
Dalam melihat “Nilai Sosial Tradisi Sunat Kampung bagi Masyarakat Dusun
Belar Desa Ibul Kecamatan Sipang Teritip Bangka Barat”, teori struktural fungsional ini
mempunyai empat fungsi yaitu AGIL yang dapat mempertahankan tradisi tersebut.
Disini peneliti berusaha mengubungkan dengan konsep AGIL :
1. Adaptasi
Sistem yang harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar, ia harus
beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhannya.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan adaptasi ialah masyarakat Dusun Belar
masih melaksanakan tradisi sunat kampung dan dihadiri orang-orang dari luar dusun
belar untuk menyaksikan secara langsung hingga sekarang, namun sekarang adanya
campur tangan dari Pemerintah Kabupaten Bangka Barat untuk bantuan secara materil.
dengan terdapat perluasan informasi mengenai tradisi Sunat Kampung sehingga bisa
mendatangkan orang-orang diluar Dusun Belar ke kampung Belar sehingga dengan
adanya tradisi tersebut bisa mendatangkan silahturahmi di antara masyarakat Dusun
Belar dengan Masyarakat sekitar, dan juga dengan adanya legitimasi dari Pemerintah
menunjukan bahwa ada upaya dari pemerintah untuk menginterfensi sebuah tradisi
menjadi pencitraan terkait dengan kepentingan Budaya, Identitas Budaya dan Refrentasi
Budaya.
2. Pencapaian Tujuan
Pencapaian tujuan, yakni sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan
utamanya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pencapaian tujuan yaitu tradisi
sunat kampung yang diwariskan oleh nenek moyang dapat dipertahankan oleh generasi
selanjutnya, adapun tujuan dari tradisi Sunat Kampung dapat menciptakan silahturahmi
diantara masyarakat Dusun Belar dengan masyarakat sekitar, dan juga dengan adanya
tradisi Sunat Kampung bertujuan meningkatkan nilai solidaritas diantara masyarakat
Dusun Belar hal itu bisa kita lihat dari masyarakat yang ikut merayakan tradisi tersebut
dengan cara seluruh Dusun Belar menyiapkan makanan berupa ketupat, lauk pauk dan
Social Values Of Village Circumcism Tradition For The People Of Belar Village, Ibul Village,
Simpang Teritip District, Bangka Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 477
kue seperti hari raya pada umumnya, dan juga tujuan dari tradisi Sunat Kampung
meningkatkan Gotong Royong didalam masyarakat Dusun Belar hal itu bisa kita lihat
dalam proses Sunat Kampung seluruh masyarakat Dusun Belar ikut berpatisipasi dalam
proses pembangunan tenda, pembuatan arak-arak (Tandu), meriasi arak-arak (tandu),
mengangkat arak-arak dari sungai hingga ke gudang.
3. Integrasi
Integrasi, yakni sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi
komponenya. Itupun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatif fungsionali
tersebut. Integrasi di dusun belar memiliki nilai nilai yang di pertahankan masyarakat
dusun belar yaitu Nilai Solidaritas, Nilai Gotong Royoyn dan Nilai Musyawarah
Mufakat.
A. Nilai Solidaritas
Nilai Solidaritas dapat kita lihat pada kegiatan Tradisi Sunat kampung
menciptakan ikatan yang kuat di antara masyarakat dusun Belar dimana dengan adanya
tradisi sunat kampung ini dapat meningkatkan ikatan diantara masyarakat dusun belar
dan juga dengan adanya tradisi sunat kampung ini silahturahmi antara masyarakat dusun
belar tetap terjaga tidak hanya silturahmi antara masyarakat dusun belar tetapi tradisi
sunat kampung ini juga meningkatkan silahhturahmi antara masyarakat dusun belar
dengan masyarakat diluar dusun belar.
B. Nilai Gotong Royong
Salah satu nilai sosial yang terdapat pada Tradisi sunat kampung di dusun belar
yaitu nilai gotong royong, Nilai Gotong royong dapat kita lihat dalam pelaksanaan
tradisi Sunat Kampung dimana seluruh masyarakat Dusun Belar ikut
berpartisipas dalam pembuatan komponen-komponen yang dibutuhkan dalam tradisi
Sunat Kampung.
C. Nilai Musyawarah dan Mufakat
Dalam tradisi sunat kampung di dusun belar tidak lepas dari nilai musyawarah
dan mufakat antara dukun kampung, masyarakat dusun belar, Nilai Musawarah dan
Mufakat dapat kita lihat dari mulai penentuan tanggal kapan tradisi Sunat Kampung
akan dilaksanakan yang dilakukan oleh Dukun Kampung dimana dukun kampung akan
terlebih dahulu berdoa di gudang, dan Musyawarah untuk memnentukan ketua panitia,
menentukan tugas apa saja yang akan dikerjakan oleh masyarakat dan siapa yang
mengerjakannya, dan juga penentuan Panitia yang bertanggung jawab selama proses
Sunat Kampung berlangsung.
D. Latensi
Latensi ( pemeliharaan pola), yakni tradisi Sunat Kampung tetap Bertahan dari
dahulu zaman nenek moyang Dusun Belar hingga saat ini tidak lepas dari peran dukun
kampung yang masih tetap ingin mempertahankan tradisi Sunat Kampung dan juga
Dukun Kampung di percaya memiliki kemampuan lebih dan dipercaya bisa
memberikan berkah kepada anak-anak yang disunat, serta peran dari masyarakat Dusun
Belar dan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dalam melestarikan tradisi tersebut tidak
bisa di lepaskan dimana masyarakat dengan antusias membatu proses sunat kampung
Bayu Maharta Pratama
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 478
mulai dari pembentukan panitia pembuatan komponen-komponen yang di perlukan
sedangkan pemerintah Kabupaten Bangka Barat ikut membantu dari segi pendanaan
tradisi tersebut, dengan harapan tradisi Sunat Kampung tetap bertahan dan tidak di
tinggalkan oleh masyarakat seiring dengan perkembangan zaman.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Masyarakat Dusun Belar
mempunyai tradisi secara turun temurun yakni tradisi khitanan ( Sunat Kampung).
Sejarah dan latar belakang tradisi Sunat Kampung dilatarbelakangi oleh adanya adat
istiadat dan ajaran agama terutama mengikuti sunah Rosul. Dimana sebelum melakukan
tradisi sunat kampung tersebut masyarakat Dusun Belar mengadakan musyawarah
dengan kepala desa untuk menunjuk mereka yang mengkoordinir acara sedakah
kampung. Tradisi sunat kampung sebagai kepercayaan masyarakat Dusun Belar
dilakukan oleh dukun dimana peran dukun kampung tersebut sebagai juru kunci yang
bisa memberi jampi-jampi. Dukun kampung dipilih dari turun-temurun yang
mempunyai perilaku yang dapat dijadikan teladan karena akan di minta berkahnya.
Dimana berbagai pendapat masyarakat diwawancara tetap mempertahankan sunat
kampung ini dikarenakan turun temurun dari nenek moyang yang harus dilestarikan.
Berdasarkan sunat kampung masih dipertahankan oleh masyarakat Dusun Belar
karena dipercayai bahwa sunat kampung mempunyai kelebihan dari sunat modern yaitu
sunat kampung lebih cepat sembuh dikarenakan menurut masyarakat Dusun Belar pada
saat disunat diberi ramuan seperti dibungkus dengan daun bakiek yang telah dijampi
oleh dukun kampung sehingga anak-anak yang disunat tidak merasakan sakit sama
sekali. Anak- anak yang telah disunat akan di Arak-Arak menggunakan tandu dari ujung
kampung sampai dibawa kelapangan untuk memeriahkan acara sedakah kampung.
Masyarakat pun merasa bahwa tradisi sunat kampung ini adalah adat-istiadat budaya
secara turun-temurun yang akan selalu dilestarikan.
Social Values Of Village Circumcism Tradition For The People Of Belar Village, Ibul Village,
Simpang Teritip District, Bangka Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 4, April 2023 479
Bibliografi
Gunawan, Imam. (2022). Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik. Bumi Aksara.
Hariyadi, Riski, Syuaib, Kholil, & Mustiah, Mustiah. (2022). Denda Adat Mengkhitan
Anak Perspektif Hukum Islam (Studi di Desa Rambah Kecamatan Tanah Tumbuh
Kabupaten Bungo). UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI.
Ilyas, Husnul Fahima. (2016). AJARAN SANDO BUTA Menelusuri Faham
Keagamaan Sando Buta Melalui Media dan Realita. Al-Qalam, 20(2), 233244.
https://doi.org/10.31969/alq.v20i2.186
Limbeng, Julianus. (2011). Suku Akit di Pulau Rupat. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Mahdayeni, Mahdayeni, Alhaddad, Muhammad Roihan, & Saleh, Ahmad Syukri.
(2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia
dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber
Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154165.
https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i2.1125
Nur, Askar. (2020). Mistisisme tradisi mappadendang di Desa Allamungeng Patue,
Kabupaten Bone. Jurnal Khitah, 1(1), 16.
Nurdin, Ali. (2015). Komunikasi Magis; Fenomena Dukun di Pedesaan. LKiS Pelangi
Aksara.
Rukajat, Ajat. (2018). Pendekatan penelitian kualitatif (Qualitative research approach).
Deepublish.
Sampson, Anthonny. (2018). Nelson Mandela: the authorised biography. Bentang
Pustaka.
Saputro, Heri, & Widodo, Nanang Saputro Agung. (2022). Pelepasan Alat Sunat
Superring dengan Pemberian Aloe Vera Gel dan Berendam Air Hangat:
Monograf. Lembaga Chakra Brahmanda Lentera.
SETIAINI, Riska Dwi. (2019). Dukun Pandhita Dan Pelestarian Budaya Lokal (Studi
Tentang Suku Tengger Di Desa Wonokitri). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Setiyawan, Imas. (2020). Harmoni Sosial Berbasis Budaya Gugur Gunung. Empirisma:
Jurnal Pemikiran Dan Kebudayaan Islam, 29(1), 2940.