pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 4, No. 3 Maret 2023 http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.59141/jist.v4i3.594 221
MELALUI SUPERVISI KLINIS DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN
GURU SD NEGERI 1 BENDAN, BANYUDONO, BOYOLALI DALAM
MENGELOLA KELAS PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
2022/2023
Sri Wahyuningsih
SD Negeri 1 Bendan, Indonesia
Email: sriwahyuningsih@gmail.com
*Correspondence : sriwahyuningsih@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diajukan
:05-03-2023
Diterima
:17-03-2023
Diterbitkan
:20-03-2023
Tujuan penelitian ini meningkatkan kemampuan guru SD Negeri
1 Bendan, Banyudono, Boyolali dalam mengelola kelas pada
semester genap tahun pelajaran 2022/2023 melalui supervisi
klinis. Subjek penelitian adalah guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah
8 orang terdiri dari guru kelas 6 orang, guru PAI 1 orang dan
guru Bahasa inggris 1 orang. Teknik pengumpulan data dengan
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu penyajian data dalam
bentuk tulisan dan menerangkan apa adanya sesuai dengan data
yang diperoleh dari hasil penelitian pada tiap siklusnya, langkah
terakhir adalah menarik kesimpulan. Hasil penelitian berupa
kesipulan bahwa melalui supervise klinis dapat meningkatkan
kemampuan guru SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali
tahun pelajaran 2022/2023 dalam mengelola kelas. Hal ini
terlihat dari adanya kenaikan prosentasi kemampuan guru dari
siklus I sebesar 71,4 meningkat menjadi 84 (naik 15%).
Kenaikan sebesar 15% tersebut meliputi pada semua aspek yang
dijadikan indikator pada penelitian ini, yaitu: (1) Kemampuan
mengenal nama-nama siswanya, (2) Kemampuan mengetahui
latar belakang siswanya, (3) Kemampuan mengetahui kehidupan
social siswanya, (4) Kemampuan melakukan perubahan tat letak
siswa, (5) Kemampuan mengatasi perilaku siswa yan
menyimpang, dan (6) Kemampuan memotivasi siswa.
ABSTRACT
The purpose of this study was to improve the ability of SD Negeri
1 Bendan, Banyudono, Boyolali teachers to manage classes in
the even semester of the 2022/2023 school year through clinical
supervision. The research subjects were 8 teachers at SD Negeri
1 Bendan, Banyudono, Boyolali for the academic year
2022/2023, consisting of 6 class teachers, 1 PAI teacher and 1
English teacher. Data collection techniques with observation
and documentation. The data analysis technique uses a
qualitative descriptive analysis technique, namely presenting the
data in written form and explaining what it is in accordance with
the data obtained from the research results in each cycle, the
final step is to draw conclusions. The results of the research are
in the form of the conclusion that through clinical supervision
Kata kunci: Supervisi
Klinis; Kemampuan Guru;
Mengelola Kelas
Keywords: Clinical
Supervision; Teacher's
ability; Managing Classes
Sri Wahyuningsih
222 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
can improve the ability of SD Negeri 1 Bendan, Banyudono,
Boyolali teachers in the 2022/2023 academic year in managing
classes. This can be seen from the increase in the percentage of
teacher abilities from cycle I of 71.4, increasing to 84 (up 15%).
The increase of 15% covers all aspects that are used as
indicators in this study, namely: (1) The ability to know the
names of students, (2) The ability to know the background of
students, (3) The ability to know the social life of students, (4)
The ability make changes to the layout of students, (5) the ability
to overcome deviant student behavior, and (6) the ability to
motivate students.
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Kemampuan guru memegang peran kunci keberhasilan dalam peningkatan mutu
pendidikan. Meskipun faktor-faktor lain telah tersedia, namun guru tetap menjadi
penentu utama dalam pelaksanaan pendidikan di suatu sekolah. Guru menjadi
penanggung jawab keberhasilan pembelajaran di dalam kelas. Mengingat peran guru
sangat strategis dalam kegiatan pembelajaran maka upaya peningkatan mutu guru
merupakan kegiatan yang harus dilakukan terus menerus.
Sekolah merupakan suatu lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan
proses belajar mengajar sebagai upaya untuk tercapainya tujuan pendidikan. Tinggi
rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh kualitas proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh seorang tenaga pendidik, karena guru atau tenaga pendidik secara
langsung memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan. Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap
usaha pendidikan. Hal ini menunjukkan pentingnya posisi guru dalam dunia pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas layanan dalam kualifikasi professional guru yang
perlu dibina dan ditata kembali kemampuannya sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk mengarahkan program guru. hal ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari supervisior. Dalam tugasnya Pengawas berkewajiban membantu Guru
memberi dukungan yang dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagai pendidik
maupun pengajar. Kepala Sekolah sebagai supervisor mempunyai tanggung jawab
untuk peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran disekolah
serta mempunyai peranan penting dalam pengembangan dan kemajuan sekolah. Oleh
karena itu ia harus melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai denga prinsip-
prinsip supervisi serta tehnik dan pendekatan yang tepat.
Kepala sekolah sebagai seorang yang bertugas membina lembaganya agar berhasil
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan harus mampu mengarahkan dan
mengkoordinasi segala kegiatan. Tugas demikian tidak lain adalah tugas supervise
(Suryosubroto, 2010) . Dapat tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan itu sangat
bergantung pada kecapakan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan. Dalam hal ini sebagai seorang supervisor harus mampu memahami dan
Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali dalam Mengelola Kelas Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 223
menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh guru. Dalam beberapa sekolah sudah
diterapkan supervisi klinis untuk menangani guru yang lemah atau mengalami masalah
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Dalam Hal ini tentu sangat berbeda dengan pengamatan atau observasi biasa. Jelas
sangat tampak perbedaannya jika pada pengamatan atau observasi biasa, supervisor
pada umumnya melihat apa saja yang dikatakan, dilakukan, dan gaya mengajar guru
lalu hasil supervisi dalam bentuk catatan tersebut didiskusikan dengan guru yang
besangkutan. Hal ini sangatlah berbeda dengan pengamatan yang bersifat atau
mengarah klinis, dalam pengamatan ini harus melalui observasi dan interview yang
mendalam yang dilakukan oleh supervisor kepada guru yang akan disupervisi. Cara
mengobservasi adalah dengan melihat, mendengar, meraba dan membau. Selain itu
interview dilakukan agar supervisor dapat menghayati dan mengetahui apa yang
dirasakan oleh guru serta dapat mengungkap hal-hal yang bersifat pribadi yang
berkaitan dengan kendala yang dihadapi oleh guru. Sehingga pengamatan ini dapat
menghasilkan data yang mendetail atau mendalam. Supervisi klinis adalah supervisi
yang khas, yang pelasanaanya sangat mendalam, detail dan intensif untuk menangani
guru-guru yang lemah (Pidarta, 2009) .
Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari faktor kerjasama
semua pihak yang ada disekolah tersebut. Guru mempunyai tanggungjawab membantu
kepala sekolah agar proses pembelajaran disekolah lebih baik lagi dari semua aspek.
Guru mempunyai tanggung jawab yang multidimensional. Atas dasar tanggung jawab
itu maka tingkat komitmen dan kepedulian terhadap tugas pokok harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, tanggung jawab dalam mengajar, membimbing dan melatih
serta mendidik mereka yang di pertanggungjawabkan (Sahertian, 2000) .
Guru professional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi
(pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Adapun kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen pada Bab IV Pasal 10 ayat 91 yang menyatakan bahwa Kompetensi
guru meliputi kompetensi Pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”(Mudlofir, 2012).
Guru yang bermutu yaitu guru yang memiliki pribadi dewasa yang
mempersiapkan diri secara khusus melalui lembaga pendidikan guru, agar dengan
keahliannya mampu mengajar sekaligus mendidik siswanya untuk menjadi warga
negara yang baik, berilmu, produktif, sosial, sehat dan mampu berperan aktif dalam
meningkatkan sumber daya manusia atau investasi kemanusiaan (Samana, 1994) .
Usaha peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran sebagian besar terletak pada
peningkatan kegiatan guru dalam mendorong murid-murid kearah tercapainya tujuan.
Agar tugas mendidik dan mengajar dapat ditingkatkan, guru perlu mendapatkan
pembinaan yang berupa pengertian tentang pentingnya fungsi supervisi pendidikan.
Usaha yang demikian tidak dapat dipisahkan dari peran kepala sekolah yang harus
mampu membina guru agar peka dan peduli terhadap perubahan serta untuk bersikap
Sri Wahyuningsih
224 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
inovatif dan selalu mengembangkan kualitas sumber daya dalam mengajar dan
mendidik.
Hasil pengamatan peneliti sehari-hari pada saat menjalankan tugas sebagai Kepala
Sekolah di SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali, masih ditemukan beberapa
kekurangan dalam hal pengelolaan kelas, seperti Guru memberi pelajaran tanpa
memperhatikan kesiapan siswa menerima materi pelajaran. Terdapat kesan bahwa yang
penting target kurikulum tercapai sesuai program semester atau program tahunan. Di
samping itu, masih banyak ditemukan guru yang tidak menciptakan suasana belajar
yang kondusif, misalnya: tempat duduk siswa dari hari ke hari tidak pernah berubah
posisi, menyampaikan informasi yang kurang jelas, kerunutan penyampaian materi yang
tidak teratur, dan kemampuan guru dalam mengelola kelas lainnya yang perlu diperbaiki
dan dicarikan solusinya.
Menurut (Yanti, 2015) , guru dapat mengelola kelas dengan baik bila menguasai
konsep dasar pengelolaan kelas, mencoba berbagai pendekataan pengelolaan kelas
dengan berbagai situasi, dan menganalisis pendekatan yang telah dicobanya.
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terjadinya proses
belajar mengajar. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar
mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha
pengorganisasian lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajar yang menimbulkan proses belajar. Dari penjelasan di atas mengandung makna
bahwa guru-lah yang mengatur, mengawasi dan mengelola kelas agar tercapainya
proses belajar mengajar yang berarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Di samping itu
pula, guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa
menyenangkan untuk belajar dan lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang
dan merangsang.
Dari pengertian-pengertian yang telah disebutkan di atas menunjukkan adanya
variabel-variabel yang perlu dikelola oleh guru secara sinergik, terpadu, dan sistematik,
yaitu: (a) ruang kelas, menunjukkan batasan lingkungan belajar, (b) usaha guru, tuntutan
adanya dinamika kegiatan guru dalam mensiasati segala kemungkinan yang terjadi
dalam lingkungan belajar, (c) kondisi belajar, merupakan batasan aktifitas yang harus
terus diwujudkan, dan (d) belajar yang optimal, merupakan ukuran mutu proses yang
mendorong mutu hasil belajar
Beberapa bagian penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas.
Pertama, mengenal siswa, yaitu memahami siswa dengan baik dengan cara menjalin
hubungan yang akrab, sehingga mengetahui minat, kebutuhan, karakter, dan masalah
mereka secara individual (Pophan dan Baker,2005:145). Kedua, mengatur tata letak,
dirancang untuk menghilangkan potensi gangguan pada siswa dan menciptakan kesem-
patan untuk tindakan-tindakan yang seharusnya ada dalam pembelajaran. Tata letak
siswa sering disesuaikan dengan metode atau model pembelajaran (Wahyuningsih,
2020) . Ketiga, disiplin kelas, bertujuan agar kelas tertib, aman, dan teratur agar siswa
dapat belajar secara optimal. kelas dinyatakan disiplin bila setiap siswanya patuh pada
aturan main atau tata tertib yang ada (Via & Padang, 2021) . Keempat, mengatasi
Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali dalam Mengelola Kelas Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 225
perilaku yang menyimpang, dimaksudkan untuk memperlancar proses belajar. Cara
mengatasi- nya dengan memberikan penguatan positif (memberi penghargaan),
hukuman (memberi rangsangan yang tidak menyenangkan), penghentian (menahan
penghargaan yang diharapkan), dan penguatan negatif (menarik hukuman). Kelima,
memotivasi siswa, sebagai tenaga penggerak yang menimbulkan upaya keras untuk
melakukan sesuatu. Menurut (Sutikno, 2009) motivasi belajar adalah jantung kegiatan
belajar, suatu pendorong yang membuat seseorang belajar. Segala kesuksesan dalam
belajar sangat begantung pada motivasi.
Untuk membantu guru memperbaiki/meningkatkan kemampuanya dalam
mengelola kelas, peneliti melakukan supervisi dengan pendekatan klinis (clinical
supervision), yaitu memberikan bantuan profesional kepada guru berdasarkan
kebutuhannya dalam suasana kolegial dan bersifat interaktif dan demokratis.
Pendekatan ini digunakan agar guru tidak ragu atau enggan dalam menyampaikan
masalah yang dihadapi dan menghindari anggapan bahwa peneliti hanya mencari
kesalahan; karena pada pendekatan klinis, peneliti melakukan bimbingan dalam suasana
kekeluargaan, kebersamaan, keterbukaan dan keteladanan, serta bersifat obyektif.
Berdasarkan permasalahan di atas, menggugah keinginan peneliti sebagai seorang
kepala sekolah untuk menerapkan teknik supervisi klinis dalam meningkatkan
kemampuan guru-guru di SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali dalam mengelola
kelas, terutama saat mengajar.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru SD
Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali dalam mengelola kelas pada semester genap
tahun pelajaran 2022/2023.?
Tujuan Peneltian
Penelitian ini bertujuan adalah meningkatkan kemampuan guru SD Negeri 1
Bendan, Banyudono, Boyolali dalam mengelola kelas pada semester genap tahun
pelajaran 2022/2023 melalui supervisi klinis
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu pendidikan yang
dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi para Peneliti dan Pengamat masalah
pendidikan yang terkait dengan supervisi klinis terhadap pengelolaan kelas yang
dilakukan Guru.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi peningkatan
kualitas pembelajaran, khusunya terkait dengan pengelolaan kelas
b. Menjadi bahan kajian dan pembanding penelitian serupa di tempat lain
Sri Wahyuningsih
226 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
c. Dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja guru
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) atau yang lazim dikenal dengan School Action Research (CAR).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh
pendidik untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya. Menurut Mulyasa,
penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar
sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang
sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru dengan maksud untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Widayati, 2008) .
Proses penelitian tindakan sekolah merupakan proses daur ulang. Menuru
(Widayati, 2008) proses penelitian tindakan sekolah merupakan sebuah rangkaian siklus
yang berkelanjutan dan diantara siklus- siklus tersebut terdapat informasi sebagai
balikan. Proses siklus dimulai dari aspek: 1) mengembangkan perencanaan, 2)
melakukan tindakan sesuai dengan rencana, 3) observasi terhadap tindakan, dan 4)
melakukan refleksi, yaitu perenungan terhadap perencanaan, kegiatan tindakan, dan
kesuksesan hasil atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali dimana
Peneliti bekerja sebagai Kepala Sekolah. SD Negeri 1 Bendan terletak Dukuh
Tegalarum,RT 07 RW 02, Desa Bendan, Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
57373. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2022/2023, yaitu
pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2022 tahun 2022.
C. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto subjek merupakan segala sesuatu yang dijadikan
sumber data dari mana data itu diperoleh . Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah
dan guru di SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali. Kepala Sekolah dengan
tindakan supervisi akademik, sedangkan guru sebagai obyek sekaligus subyek dalam
pemberian perlakuan supervisi akademik Kepala Sekolah. Berdasarkan penjelasan di
atas maka subjek dalam penelitian ini sebanyak 1 Kepala Sekolah dan 8 orang guru di
SD Negeri 1 Bendan, Banyudono sebagai obyek supervisi klinis.
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah pelatihan oleh Kepala Sekolah dan
kegiatan diskusi guru bersama teman sejawat di SD Negeri 1 Bendan, Banyudono,
Boyolali pada tahun pelajaran 2022/2023 dalam hal penerapan model pembelajaran.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan
secara sistematis, dengan prosedur yang standar . Observasi dalam penelitian ini
Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali dalam Mengelola Kelas Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 227
dilakukan terhadap kegiatan mengajar guru SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali
yang berjumlah 8 guru kelas (kelas I, II, III, IV, V, VI) dan 1 guru PAI serta 1 guru
Bahasa Inggris.
Setelah dilakukan supervisi klinis oleh kepala sekolah, menghitung skor hasil
pengamatan menggunakan rumus prosentase sbb
Jumlah Skor peroleh
Nilai = x 100
Jumlah skor maksimal
Kriteria penafsiran terhadap kemampuan guru dalam mengelola kelas
menurut Hendawati (2018: 17) adalah sbb:
1. 86 100 = Amat Baik
2. 76 85 = Baik
3. 60 75 = Cukup
4. 50 59 = Kurang
5. 0 40 = Sangat Kurang
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang dilaksanakan dengan mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya . Metode ini digunakan untuk menggali
data mengenai teori tentang kompetensi guru, supervise akademik, pembinaan, model
pembelajaran, daftar guru, data sekolah dan foto-foto pelaksanaan kegiatan.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu menganalisis data dengan menggambarkan data melalui bentuk
kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang ada untuk memperoleh
keterangan yang jelas dan terinci. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif, yaitu penyajian data dalam bentuk tulisan dan menerangkan
apa adanya sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada tiap siklusnya,
langkah terakhir adalah menarik kesimpulan
F. Indikator Ketercapaian
Hasil analisis terhadap pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan
kompetensi guru dalam menerapkan model pembelajaran dapat dikatakan berhasil
apabila guru setelah dilakukan observasi dan penilaian terhadap penyususn model
pembelajaran mendapatkan nilai 76 atau minimal berada pada kategori baik. Ini
berarti pelaksanaan supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi guru dalam
menerapkan model pembelajaran di SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali tahun
pelajaran 2022/2023
G. Prosedur Penelitian
Sri Wahyuningsih
228 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti bagan yang dikemukakan oleh .
Prosedur penelitian merupakan suatu bentuk gambaran untuk mempermudah langkah-
langkah pemecahan masalah atau pengujian hipotesis. Pada penelitian tindakan sekolah
ini, memiliki cirri utama yaitu terdapat siklus-siklus yang tiap siklusnya memiliki
tahapan-tahapan yaitu : a) perencanaan tindakan (planning), b) tindakan (acting), c)
pengamatan (observasing), d) refleksi (reflecting)
Pada siklus I terdiri dari tahapan-tahapan:
1. Tahap perencanaan (pertemuan awal) (a) Peneliti dan guru menciptakan suasana
akrab, sehingga terjadi suasana kolegial. Dengan kondisi ini diharapkan guru dapat
mengutarakan pendapatnya secara terbuka, (b) Peneliti dan guru membahas rencana
pembelajaran yang dibuat guru dan menyepakati aspek pengelolaan kelas menjadi
fokus perhatian supervisi, dan (c) peneliti dan guru menyusun atau menyepakati
instrumen observasi yang akan digunakan serta cara menggunakannya.
2. Tahap tindakan (dan observasi), meliputi kegiatan: (a) Peneliti menempati tempat
yang telah disediakan, (b) Mencatat secara rinci dan lengkap kegiatan guru dan siswa
berhubungan dengan pengelolaaan kelas yang berfokus pada aspek-aspek yang telah
disepakati., dan (c) dalam hal tertentu peneliti membuat komentar secara terpisah
dengan hasil observasi.
3. Tahap refleksi (pertemuan balikan), meliputi kegiatan: (a) Peneliti menciptakan
suasana akrab dan terbuka dan menanyakan perasaan guru tentang jalannya
pelajaran, (b) Peneliti memberikan penguatan terhadap penampilan guru yang
dianggap berhasil. Dilanjutkan menanyakan aspek-aspek yang dianggap berhasil,
kemudian menanyakan aspek-aspek dianggap kurang berhasil. Peneliti tidak
memberikan penilaian dan membiarkan guru menyampikan pendapatnya, (c) Peneliti
menyampaikan data hasil observasi. Peneliti dan guru menganalisisnya, dimana guru
lebih banyak diminta pendapatnya. Peneliti mengarahkan guru sehingga menemukan
sendiri kekurangannya. Dalam diskusi dihindari kesan menyalahkan, dan (d) Secara
bersama, peneliti dan guru merencanakan pembelajaran berikutnya. Peneliti terus
memberi dorongan agar guru mampu memperbaiki kekuragannya.
Siklus II meliputi tahapan-tahapan:
1. Tahap perencanaan (pertemuan awal), melipuiti kegiatan: (a) Merencanakan tindakan
berdasarkan hasil pertemuan balikan pada siklus I, (b) Peneliti dan guru membahas
rencana pembelajaran yang dibuat guru, (c) Mendiskusikan persiapan alat dan bahan
yang diperlukan serta setting pembelajaran.
2. Tahap tindakan (dan observasi), meliputi kegiatan: (a) Mencatat secara rinci dan
lengkap kegiatan guru dan siswa berhubungan dengan pengelolaaan kelas
rekomendaasi pada pertemuan balikan siklus I, (b) Membuat komentar secara
terpisah dengan hasil observasi.
3. Tahap refleksi (pertemuan balikan), meliputi kegiatan: (a) Peneliti mem berikan
penguatan terhadap peningkatan penampilan guru dalam mengelola kelas, (b)
Peneliti meminta guru menganalisis kemudian menyimpulkan penampilannya
Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali dalam Mengelola Kelas Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 229
berdasarkan hasil observasi, dan (c) Secara bersama, peneliti membimbing guru
memodifikasi tindakan baru untuk rencana kunjungan kelas selanjutnya.
Siklus III meliputi tahapan-tahapan:
1. Pertama, Tahap perencanaan (pertemuan awal), melipuiti kegiatan: (a) Merencanakan
tindakan berdasarkan hasil pertemuan balikan pada siklus II, (b) Peneliti dan guru
membahas rencana pembelajaran dan persiapan alat dan bahan yang diperlukan serta
setting pembelajaran.
2. Tahap tindakan (dan observasi). Hal ini sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada
siklus II berdasarkan rekomendasi hasil pertemuan balikan siklus II. Ketiga, tahap
refleksi (pertemuan balikan).
3. Tahap ini peneliti meminta guru menganalisis kemudian menyimpulkan
penampilannya berdasarkan hasil observasi tentang pengelolaan kelas.
Prosedur penelitian ini dibuat bagan sbb:
Bagan 1. Tahapan Siklus
Hasil dan Pembahasan
A. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
Nama : SD Negeri 1 Bendan
NPSN : 20309080
Alamat : Dukuh Ngaliyan
Desa/Kelurahan : Bendan
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Banyudono
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Boyolali
Propinsi/Luar Negeri (LN) : Prov. Jawa Tengah
Status Sekolah : Negeri
Bentuk Pendidikan: SD
Sri Wahyuningsih
230 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
2.Sarana dan Prasarana
No
Jenis Sarpras
Jumlah
1
Ruang Kelas
6
2
Ruang Perpustakaan
1
3
Ruang Laboratorium
0
4
Ruang Praktik
0
5
Ruang Pimpinan
1
6
Ruang Guru
1
7
Ruang Ibadah
1
8
Ruang UKS
1
9
Ruang Toilet
4
10
Ruang Gudang
1
11
Ruang Sirkulasi
0
12
Tempat Bermain / Olahraga
0
13
Ruang TU
0
14
Ruang Konseling
0
15
Ruang OSIS
0
16
Ruang Bangunan
1
17
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Siklus I
a. Tahap Perencanaan
(Pertemuan Awal) Kegiatan ini dilaksanakan minggu kedua Agustus 2022
tanggal 15 sd. 16. Pada tahap ini peneliti dan guru-guru menyepakati menggunakan
instrumen supervisi sesuai dengan format dan menyesuaikan jadwal supervisi dengan
jadwal mengajar guru yang telah disusun berdasarkan kesepakatan Bersama (Kepala
Sekolah & Guru).
Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali dalam Mengelola Kelas Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 231
b. Tahap Tindakan dan Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan minggu ketiga bulan februari, tanggal 2 sd. 27
Agustus 2022. Selama pembelajaran peneliti sekaligus kepala sekolah melakukan
observasi atau pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan guru mengelola kelas
menggunakan instrumen yang telah disepakati. Hasil observasi siklus I disajikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil pengamatan siklus I
No.
Guru
Kelas
Skor Tiap Komponen
Kenal
i
siswa
Tahu
latar
belakan
g siswa
Tahu
kehidupa
n sosial
siswa
Melakuka
n
perubahan
tempat
duduk
Atasi
perilaku
siswa yg
menyimpan
g
Memotivas
i siswa utk
belajar
1
Kelas I
80
60
80
80
80
75
2
Kelas II
80
75
65
60
60
80
3
Kelas
III
80
75
75
60
60
60
4
Kelas
IV
80
60
80
75
75
75
5
Kelas V
75
80
60
65
60
80
6
Kelas
VI
80
70
75
70
80
70
7
Guru
PAI
75
75
80
50
65
75
8
Guru
Bhs
Inggris
60
70
70
80
70
60
Skor Total
76,3
70,6
73,1
67,5
68,8
71,9
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kemampuan guru SD Negeri 1 Bendan dalam mengenal nama-nama siswanya
memperoleh skor rata-rata 76,3, dan ini masuk pada kategori baik. Hal yang
memudahkan guru mengenali siswanya karena setiap siswa wajib menempelkan
nama pada baju seragamnya sehingga guru mudah menghafal nama siswanya. Di
samping itu, pembelajaran telah memasuki semester kedua sehingga guru telah
cukup lama mengenal siswanya
2) Kemampuan guru dalam mengetahui latar belakang siswanya diperoleh rata-rata
sebesar 70,6, ini berarti masuk kategori cukup baik. Tidak semua guru mengetahui
latar belakang siswa dan kehidupan sosial siswa dengan baik. Untuk mengetahui
latar belakang siswa dan kehidupan sosial siswa secara detail mereka dapat
Sri Wahyuningsih
232 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
menanyakan langsung ke siswa atau melihat dokumen yang disimpan pada ruang tata
usaha
3) Kemampuan guru dalam mengetahui kehidupan sosial siswanya diperoleh skor rata-
rata sebesar 73,1, ini berarti termasuk kategori cukup baik
4) Kemampuan guru dalam melakukan perubahan tata letak siswa/tempat duduk siswa,
diperoleh skor rata-rata sebesar 67,5, ini berarti masuk kategori cukup baik. Sebagian
besar guru memahami tata letak siswa. Guru dapat menyesuaikan metode
pembelajaran dengan tata letak siswa. Ketika menggunakan metode pembelajaran
diskusi kelompok kecil, posisi duduk siswa menjadi berhadap-adapan dimana
pasangan siswa yang di depan menghadap kebelakang. Ada guru yang membentuk
kelompok besar dengan menggabungkan dua atau beberapa meja dan siswa yang di
depan menghadap ke belakan
5) Kemampuan guru dalam mengatasi perilaku siswa yan menyimpang, diperoleh rata-
rata skor adalah 68,8 dan ini masuk kategori cukup baik. Pada umumnya guru telah
mengatasi perilaku siswanya yang menyimpang, namun usaha tersebut belum
dilakukan secara optimal sehingga nilai rata-rata aspek ini masih rendah.
6) Kemampuan Guru dalam memotivasi siswa untuk rajin belajar diperoleh rat-rata nilai
71,9 ini berarti kemampuan mengelola kelas guru SD Negeri 1 Bendan tersebut kek
Dari tabel 4.1 menunjukkan, meskipun nilai rata-rata sebesar 70,4, ini berarti
kemampuan guru SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali tahun pelajaran
2022/2023 dalam mengelola kelas pada siklus II memperoleh predikat cukup, jadi
belum mencapai nilai yang maksimum bahkan belum mencapai predikat amat baik.
Beberapa aspek pengelolaan kelas bahkan ‘barumendapat predikat cukup.
c. Refleksi Siklus I
Kegiatan ini dilaksanakan segera setelah kegiatan tindakan (dan observasi).
Berdasarkan hasil observasi siklus I, peneliti dan guru yang diobservasi melakukan
pertemuan untuk berdiskusi menganalisis kekuatan dan kele mahan guru dalam
mengelola kelas serta mencarikan solusinya. Hasil pertemuan ini adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan guru mengenal nama-nama siswanya sudah baik, namun guru tetap
harus mengupayakan mengenal karakter masing-masing siswa serta latar belakang
kehidupan siswa. Hal ini diperlukan untuk memperlakukan siswa pada pengelolaan
kelas, misal meletakkan siswa saat belajar kelompok,
2) Guru terus mengupayakan pengaturan tata letak siswa sesuai dengan metode
pembelajaran. Kepala sekolah memberikan saran kepada guru mengatur posisi siswa
saling berhadapan. Hal ini penting agar siswa saling berinteraksi dan bersoialisasi
dengan semua kawannya,
3) Pada aspek kemampuan guru dalam menerapkan disiplin kelas yang perlu
ditingkatkan lagi adalah guru perlu perlu memulai pelajaran dengan tepat waktu dan
melakukan kontrol siswa secara terus menerus. Beberapa guru tegas dalam
menghadapi siswa,
4) Pada umumnya hampir semua guru telah mengambil tindakan langsung kepada siswa
yang bersikap mengganggu pembelajaran. Namun beberapa guru yang kurang peduli
Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali dalam Mengelola Kelas Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 233
perlu meningkatkan perhatian terhadap siswa yang mengganggu pembelajaran. Hal
ini diperlukan untuk kelancaran pembelajaran., dan
5) Kemampuan guru memotivasi siswa merupakan aspek yang terpenting dari keempat
aspek lainnya. Karena bila siswa sudah termotivasi untuk belajar maka kelas akan
mudah dikelola. Hal yang terpenting adalah menimbulkan motivasi diri siswa secara
intrinsik. Indikator yang masih rendah dan perlu ditingkatkan pada aspek ini antara
lain: guru perlu mengawali pelajaran tepat waktu, untuk itu guru mengupayakan
sudah ada di kelas sebelum bel berbunyi; guru membiasakan memberi pujian bagi
siswa yang berhasil dan sebaliknya memberi hukuman bagi siswa yang belum
berhasil, dalam hal ini agar guru menghindari menghina siswa; dan agar
pembelajaran tidak tegang serta menimbulkan suasana gembira agar guru
menyelinginya dengan humor.
Kemampuan masing-masing guru SD Negeri 1 Bendan, Karangnoko Boyolali
dalam mengelolan kelas pada siklus I dalam bentuk diagram batang sbb:
Gambar 4.1. Histogram kemampuan mengelola Kelas
2. Deskripsi Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari yang sama setelah kegiatan refleksi pada
siklus I, yaitu minggu kedua bulan September 2022, yaitu dari tanggal 12 sampai
dengan tanggal 14 September 2022. Pada tahap ini peneliti dan guru-guru me-review
kembali hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas berdasarkan analisis
hasil observasi siklus I, mendiskusikan rencana pembelajaran yang dibuat guru untuk
siklus II, dan menyepakati jadwal supervisi siklus II berdasarkan jadwal mengajar guru.
b. Pelaksanaan dan Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 24 September 2022. Selama
pembelajaran Peneliti sekaligus Pengawas melakukan observasi atau pengamatan dan
62
64
66
68
70
72
74
76
78
Siklus 1
Kenali siswa
latar belakang
kehdpan sosial
tata letak
motivasi siswa
Sri Wahyuningsih
234 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
penilaian terhadap kemampuan guru mengelola kelas menggunakan instrumen yang
telah disepakati. Hasil observasi siklus II disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2.
Hasil Pengamatan Guru Mengelola Kelas
Siklus II
No
.
Guru
Kelas
Skor Tiap Komponen
Kenal
i
siswa
Tahu
latar
belakan
g siswa
Tahu
kehidupa
n sosial
siswa
Melakuka
n
perubahan
tempat
duduk
Atasi
perilaku
siswa yg
menyimpan
g
Memotivas
i siswa utk
belajar
1
Kelas I
90
90
80
80
90
90
2
Kelas II
80
80
80
90
90
90
3
Kelas III
90
90
90
80
70
80
4
Kelas IV
90
80
90
80
80
75
5
Kelas V
75
90
80
90
90
85
6
Kelas VI
80
85
75
80
90
70
7
Guru PAI
90
90
85
80
80
75
8
Guru Bhs
Inggris
80
90
80
90
70
70
Rata-rata
84,4
86,9
82,5
83,8
82,5
84,0
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kemampuan guru SD Negeri 1 Bendan dalam mengenal nama-nama siswanya
memperoleh skor rata-rata 84,4, dan ini masuk pada kategori baik. Hal yang
memudahkan guru mengenali siswanya karena setiap siswa wajib menempelkan
nama pada baju seragamnya sehingga guru mudah menghafal nama siswanya. Di
samping itu, pembelajaran telah memasuki semester kedua sehingga guru telah
cukup lama mengenal siswanya
2) Kemampuan guru dalam mengetahui latar belakang siswanya diperoleh rata-rata
sebesar 86,9, ini berarti masuk kategori sangat baik. Hampir semua guru mengetahui
latar belakang siswa dan kehidupan sosial siswa dengan baik. Untuk mengetahui
latar belakang siswa dan kehidupan sosial siswa secara detail mereka dapat
menanyakan langsung ke siswa atau melihat dokumen yang disimpan pada ruang tata
usaha
3) Kemampuan guru dalam mengetahui kehidupan sosial siswanya diperoleh skor rata-
rata sebesar 82,5, ini berarti termasuk kategori baik
4) Kemampuan guru dalam melakukan perubahan tata letak siswa/tempat duduk siswa,
diperoleh skor rata-rata sebesar 83,8 ini berarti masuk ktegori baik. Guru memahami
tata letak siswa. Guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan tata letak
siswa. Ketika menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok kecil, posisi
duduk siswa menjadi berhadap-adapan dimana pasangan siswa yang di depan
menghadap kebelakang. Ada guru yang membentuk kelompok besar dengan
Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali dalam Mengelola Kelas Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 235
menggabungkan dua atau beberapa meja dan siswa yang di depan menghadap ke
belakan
5) Kemampuan guru dalam mengatasi perilaku siswa yan menyimpang, diperoleh rata-
rata skor adalah 82,5 dan ini masuk kategori baik. Pada umumnya guru telah
mengatasi perilaku siswanya yang menyimpang, namun usaha tersebut belum
dilakukan secara optimal sehingga nilai rata-rata aspek ini masih rend
6) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk rajin belajar diperoleh rat-rata nilai
84 ini berarti kemampuan mengelola kelas guru SD Negeri 1 Bendan tersebut kek
Dari tabel 4.2 menunjukkan, meskipun nilai rata-rata sebesar 84, ini berarti
kemampuan guru SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali tahun pelajaran
2022/2023 dalam mengelola kelas pada siklus II memperoleh predikat baik, jadi sudah
mencapai nilai yang maksimum bahkan ada yang mencapai predikat amat baik.
Kemampuan masing-masing Guru SD Negeri 1 Bendan, Banyudono Boyolali dalam
mengelolan kelas pada siklus I dalam bentuk diagram batang sbb:
Gambar 4.1. Histogram kemampuan mengelola Kelas
c. Refleksi Siklus II
Kegiatan ini dilaksanakan segera setelah kegiatan tindakan (dan observasi).
Berdasarkan hasil observasi siklus II, peneliti dan guru yang diobservasi melakukan
pertemuan untuk berdiskusi melakukan refleksi dengan menganalisis kekuatan dan
kelemahan guru dalam mengelola kelas serta mencarikan solusinya.
Hasil pertemuan ini adalah sebagai berikut: (a) Pada dasarnya kemampuan guru
mengenali siswanya sudah baik, namun guru diminta untuk mengetahui karakter latar
belakang siswa. Hal ini penting untuk menyikapi terhadap ‘kenakalan’ siswa dan
penempatan siswa pada kelompok, (b) Guru-guru telah memperbaiki pengaturan tata
letak siswa, namun karena metode pembelajaran yang dilakukan guru tidak berubah dari
siklus I maka pengaturan tata letak siswa tidak banyak berubah. Guru-guru perlu terus
meningkatkan kemampuan pengaturan tata letak siswa dalam kelompok dengan
memper hatikan jenis kelamin, kemampuan akademik, serta karakter siswa. Hal ini
62
64
66
68
70
72
74
76
78
Siklus 1
Kenali siswa
latar belakang
kehdpan sosial
tata letak
motivasi siswa
Sri Wahyuningsih
236 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
penting tidak hanya untuk memotivasi siswa tetapi juga agar siswa saling berinteraksi
dan bersosialisasi dengan semua kawannya, (c) Disiplin kelas yang diterapkan
menunjukkan peningkatan sehingga kelas menjadi lebih tertib dan teratur dibandingkan
dengan keadaan pembelajaran pada siklus I. Guru perlu menyampaikan tugas kepada
siswa secara jelas untuk menghindari kegaduhan. Guru juga perlu menyampaikan
materi yang benar agar tidak membingungkan siswa, (d) Upaya guru untuk mengatasi
perilaku siswa yang menyimpang mengalami peningkatan. Namun guru perlu mencatat
kegiatan yang berkaitan dengan penanganan penyimpangan siswa. Hal ini tidak hanya
penting bagi kepentingan terapi ‘kenakalan’ siswa, tetapi juga sebagai pertimbangan
dalam pemberian nilai sikap siswa, dan (e) Guru telah berupaya untuk memotivasi siswa
dengan memberi pujian terhadap siswa yang berprestasi. Namun bagi siswa yang belum
berhasil guru agar tidak mencela agar siswa tidak putus putus asa. Guru-guru terus
diminta untuk berusaha mengajar dengan diselingi humor atau cerita lucu yang
berhubungan dengan materi pelajaran agar suasana kelas menjadi segar dan siswa
tidak tegang mengikuti pelajaran. Guru-guru terus diminta untuk menggunakan metode
yang bervariasi dalam mengajar untuk meningkatkan motivasi siswa.
C. Pembahasan
Hasil pertemuan ini adalah sebagai berikut: (a) Kemampuan guru mengenali
siswanya semakin baik. Hal ini sangat penting digunakan dalam pendekatan anak secara
psikologi dan penempatan siswa pada kelompok, (b) Kemampuan Guru-guru dalam
pengaturan tata letak siswa semakin baik. Guru guru telah berusaha melaksanakan
metode pembelajaran yang bervariasi dengan tata letak siswa yang bervariasi juga.
Guru-telah berusaha mengelompokkan siswa dengan memperhatikan jenis kelamin,
kemampuan akademik, serta karakter siswa. Sehingga siswa saling berin teraksi dan
bersosialisasi dengan semua kawannya, (c) Disiplin kelas yang diterapkan menun
jukkan peningkatan sehingga kelas menjadi lebih tertib dan teratur dibandingkan dengan
keadaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
Pada saat guru menyampaikan tugas kepada siswa, mereka menyampaikannya
secara jelas dan hati-hati untuk menghindari kegaduhan. Demikian pula ketika mereka
menyampaikan materi pelajaran, mereka menerangkannya secara jelas dan terstruktur
sehingga tidak membingungkan siswa, (d) Pada siklus II upaya guru untuk mengatasi
perilaku siswa yang menyimpang mengalami peningkatan. Guru guru telah berupaya
mencatat kegiatan yang berkaitan dengan masalah penyimpangan siswa dan
penanganannya, dan (e) Upaya guru untuk memotivasi siswa mengalami peningkatan.
Guru tidak canggung lagi memberi pujian terhadap siswa yang berprestasi. Bagi siswa
yang belum berhasil guru tidak lagi mencela, tetapi tetap memberi semangat agar siswa
tidak putus putus asa. Guru-guru terus berusaha mengajar dengan diselingi humor atau
cerita lucu yang berhubungan dengan materi pelajaran agar suasana kelas mencair’ dan
siswa tidak tegang mengikuti pelajaran. Hasil penelitian dari siklus I, dan II
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru guru dalam mengelola kelas seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.
Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SD Negeri 1 Bendan,
Banyudono, Boyolali dalam Mengelola Kelas Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 237
Gambar 3. Diagram batang perbandingan hasil siklus I & siklus II
Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian tentang kemampuan guru dalam mengelola
kelas sbb: bahwa dengan melalui supervise klinis dapat meningkatkan kemampuan guru
SD Negeri 1 Bendan, Banyudono, Boyolali tahun pelajaran 2022/2023 dalam mengelola
kelas. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan prosentasi kemampuan guru dari siklus I
sebesar 71,4 meningkat menjadi 84 (naik 15%). Kenaikan sebesar 15% tersebut
meliputi pada semua aspek yang dijadikan indicator pada penelitian ini, yaitu: (1)
Kemampuan mengenal nama-nama siswanya, (2) Kemampuan mengetahui latar
belakang siswanya, (3) Kemampuan mengetahui kehidupan social siswanya, (4)
Kemampuan melakukan perubahan tat letak siswa, (5) Kemampuan mengatasi perilaku
siswa yan menyimpang, dan (6) Kemampuan memotivasi siswa.
Bibliografi
Mudlofir, Ali. (2012). Pendidik Profesional.
Pidarta, Made. (2009). Supervisi Pendidikan Kontekstual.
Sahertian, Piet A. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan.
Samana. (1994). Profesionalisme keguruan.
Suryosubroto. (2010). Dasar-Dasar Kependidikan.
Sutikno, M. .. (2009). Belajar dan pembelajaran “Upaya kreatif dalam Mewujudkan.
Pembelajaran yang Berhasil.”
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus 1 Siklus II
Kenali siswa
latar belakang
kehdpan sosial
tata letak
motivasi siswa
Sri Wahyuningsih
238 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
Via, Iren, & Padang, Ariani Tandi. (2021). Pentingnya Tata Tertib Untuk Membentuk
Disiplin Belajar Siswa SMP. Kumpulan Artikel Ilmiah Rumpun Ekonomi Dan Ilmu
Sosial, 1(1), 7894.
Wahyuningsih, Endang Sri. (2020). Model pembelajaran mastery learning upaya
peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Deepublish.
Widayati, Ani. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, 6(1). https://doi.org/10.21831/jpai.v6i1.1793
Yanti, Nova. (2015). Keterampilan guru dalam pengelolaan kelas. Al-Ishlah: Jurnal
Pendidikan, 7(2), 347360.
https://doi.org/https://doi.org/10.35445/alishlah.v7i2.47
: