pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 4, No. 3 Maret 2023 http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.59141/jist.v4i3.592 299
STRATEGI KONSELOR DALAM MENCEGAH TERJADINYA RELAPSE
BAGI PENGGUNA NARKOBA
Tiara Apriani
1*
, Amin Sihabuddin
2
, Hartika Utami Fitri
3
UIN Raden Fatah Palembang, Indonesia
Email: tiaraapri[email protected]m
1
, aminsihabuddin@gmail.com
2
,
hartikautamifitri@gmail.com
3
*Correspondence: tiaraapriani0104@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima : 19-03-2023
Direvisi : 23-03-2023
Disetujui : 27-03-2023
Relapse merupakan suatu keadaan dimana seseorang penyalahguna
narkoba tidak bisa mengontrol dan mengendalikan diri dari prilaku
adiksinya yang disebabkan oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi
konselor dalam mencegah terjadinya relapse. Metode yang digunakan
adalah metode penelitian kualitatif. Alat pengumpulan data pada
penelitian ini yaitu: observasi, dokumentasi dan wawancara. Subjek
penelitian pada penelitian ini adalah dua orang konselor dan dua orang
klien. Teknik analisis data yang digunakan yaitu: reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa strategi yang digunakan konselor dalam mencegah
terjadinya adalah dengan melakukan Therapeutic Community serta
memperbaiki aspek fisik, aspek psikis dan prilaku, aspek sosial, dan
aspek agama.
ABSTRACT
Relapse is a condition where a drug abuser cannot control and control
themselves from their addictive behavior caused by biological,
psychological, and social factors. The purpose of this study was to find
out how the counselor's strategy in preventing relapse. The method
used is a qualitative research method. Data collection tools in this
study are: observation, documentation and interviews. The subjects of
this study were two counselors and two clients. The data analysis
techniques used are: data reduction, data presentation, and conclusion
or verification. The results of this study show that the strategy used by
counselors in preventing their occurrence is to conduct Therapeutic
Community and improve physical aspects, psychic and behavioral
aspects, social aspects, and religious aspects.
Kata kunci: Relapse; Strategi
Konseling; Therapeutic
Community.
Keywords: Relapse;
Counseling Strategies;
Therapeutic Community.
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Persoaalan utama yang serius dan harus segera diatasi di Yayasan Pusat Rehabilitasi
Narkoba Ar-Rahman Palembang adanaya terjadinya pengulangan penyalahgunaan
NAPZA (Rosanti, 2022). Sehingga klien mengalami kekambuhan atau relapse. Relapse
merupakan prilaku penyalahgunaan kembali narkoba setelah menjalani program
rehabilitasi yang di tandai dengan adanya pemikiran, prilaku, dan perasaan adiktif
setelah priode putus zat (Pertama, Suwarni, & Abrori, 2019). Faktor utama yang memicu
terjadinya relapse yaitu adanya prilaku lepas kendali, seperti merasa puas dengan
penggunaan narkoba kembali pada situasi atau kebiasaan sosial tanpa merasa bahwa
Suwandi, Antonius Wahyu
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 300
individu sedang mengalami masalah yang berat. Relapse adalah suatu proses kompleks
yang melibatkan faktor biologis, psikologis, dan hubungan sosial (Kahfi & Rosiana,
2013).
Tahapan-tahapan relapse ada 3 yang dimana dimulai dengan keinginan untuk
menggunakan kembali narkotika muncul baik itu emotional, mental dan pshycal selama
proses rehabilitasi berlangsung ataupun setelah selesai rehabilitasi. Konseling
merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli secara
tatap muka yang di dasarkan pada norma-norma yang berlaku, agar konseli dapat
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkahlaku
pada saat ini ataupun di masa yang akan dating (Yanuarti, 2021).
Tujuan dari layanan konseling individu adalah untuk mencapai suatu kondisi yang
lebih baik lagi dengan mengacu pada fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, dimana
pada setiap fasenya konseli di harapkan bisa melaksanakan fungsi-fungsi layanan
konseling tersebut supaya dapat memperoleh tujuan yang telah di tetapkan (Syafaruddin,
Syarqawi, & Siahaan, 2019). Konseli merupakan individu yang mendapatkan bantuan,
tapi ia bukanlah objek yang pasif (Pinasthi, 2013). Akan tetapi konseli merupakan subjek
yang mempunyai motivasi, kekuatan dan kemauan yang kuat untuk berubah dan ia
adalah sebagai pelaku bagi perubahan yang ada pada dirinya. Rogers menyatakan
bahwa konseli adalah orang yang hadir ke konselor dan kondisinya cemas atau tidak
congruen. Dalam konteks konseling konseli adalah subjek yang memiliki kekuatan,
motivasi, serta kemauan untuk berubah (Syawitri & Karneli, 2022).
Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada konseli karena
kewenangan dan keahlianya (Susanto, 2018). Konselor merupakan seorang tenaga
profesional yang memberikan bantuan kepada klien yang mengalami kesulitan atau
permasalahan yang tidak bisa di atasi sendiri dengan tujuan untuk memecahkan
permasalahan (Pane, 2016). Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara das sollen-
das sain, yakni kesenjangan antara apa yang seharusnya (harapan) dan apa yang ada
dalam kenyataan sekarang. Masalah dapat juga di artikan sebagai penyimpangan antara
yang seharusnya terjadi dengan apa yang benar terjadi, antara teori dengan praktek
antara aturan dengan pelaksanaan (Triningtyas, 2017).
Yayasan Pusat Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman juga memiliki 3 program
rehabilitasi yaitu program reguler dimana rehabilitasi dilakukan dalam kurun waktu 3
sampai 6 bulan, program sekolah program rehabilitasiyang di laksanakan selama 1
sampai 2 tahun, dan yang terakhir yaitu program khusus yang biasanya di gunakan
untuk orang yang ingin rehabilitasi tetapi tidak bisa meninggalkan pekerjaannya (Aprilia
et al., 2022).
Pada saat melakukan rehabilitasi tidak menutup kemungkinanan masih terjadinya
relapse (Wulandari, Alfian, & Widiasavitri, 2020). Hal ini terbukti pada saat peneliti
melakukan kunjungan pada tanggal 19 Maret 2022 dan melakukan tanya jawab kepada
para klien yang sedang menjalani proses rehabilitasi ternyata masih ada klien yang
mengalami kekambuhan/relapse. Pada dasarnya program rehabilitasi di lakukan untuk
menolong dan mencegah terjadinya relapse. Untuk menanggulangi
Perancangan Dan Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian Pada PT Anugerah
Sukses Kharisma
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
301
terjadinya relapse bagi para penyalahgunaan NAPZA tentunya harus ada bantuan yang
di berikan baik bantuan support dari kelurga, teman, atau bahkan dari tenaga ahli
profesional konselor (Angelina, 2022).
Dari layanan tersebut diharapkan individu dapat menjadi individu yang lebih baik
lagi. Dalam menjalankan tugasnya konselor di harapkan dapat melaksanakan
peranannya sesuai dengan pedoman yang telah di tetapkan dengan melaksanakan
layanan bimbingan konseling supaya dapat mencegah terjadinya relapse bagi para
penyalahgunaan narkoba. Untuk itu seorang konselor harus mempunyai kompetensi
serta strategi dalam memberikan layanan bimbingan konseling yang efektif supaya
dapat mencegah terjadinya relapse bagi para pengguna narkoba yang sedang menjalani
rehabilitasi. Strategi layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu pola yang di
susun dan direncanakan secara sengaja untuk melakukan tindakan ataupun kegiatan
guna mencapai sasaran ataupun tujuan yang telah di tetapkan.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian meneliti masalah manusia dengan menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan berbagai metode. Penelitian ini bersifat
penelitian lapangan (field research) yang dimana penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari secara mendalam mengenai latar belakang, keadaan sekarang, serta cara
interaksi sosial individu masyarakat. Metode ini digunakan untuk mengetahui
bagaimana cara pencegahan terjadinya relapse pada pencandu narkoba di Yayasan Pusat
Rehabilitasi Ar-Rahman yang sedang menjalani rehabilitasi. Dalam penelitian ini
peneliti akan melihat bagaimana strategi konselor dalam mencegah terjadinya relapse
pada pencandu narkoba di Yayasan Pusat Rehabilitasi Ar-Rahman.
Penelitian ini di lakukan di Jl. Tegal binangun komplek ponpes Ar-Rahman
RT.35/RW.10, Plaju Darat, Kecamatan Plaju kota Palembang. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan
penulis, antara lain observasi, wawancara dan dokumentasi (Ismail, 2022). Aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
menerus dengan 3 tahapan yaitu: reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi
(Sugiyono, 2010).
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan para subjek di YPRN Ar-
Rahman terdapat dua faktor penyebab terjadinya relapse yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Dimana setiap individu memiliki faktor pencetus terjadinya relapse yang
berbeda-beda antar satu dengan lain, sehingga cara dan strategi yang harus dilakukan
dalam penanggulangan terjadinya relapse itu berbea-beda karena hal tersebut harus
disesuaikan dengan bagaimana permasalahan yang akan dihadapi klien pada saat telah
keluar dari rehabilitasi dan menjalankan kehidupan sehari-harinya seperti biasa.
Pada saat melaksanakan kegiatan rehabilitasi tentunya klien tidak ingin mengalami
kekambuhan atau relapse dari sifat adiksinya, oleh karena itu ada beberapa strategi yang
Suwandi, Antonius Wahyu
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 302
di gunakan agar tidak terjadinya relapse setelah keluar dari rehabilitasi. Berdasarkan
wawancara yang di lakukan pada klien RB dan YM mereka memiliki cara dan strategi
yang berbeda-beda. Kemudian saat menjalankan tugasnya konselor pasti ingin
memberikan hal yang terbaik untuk para klienya, tak terkecuali supaya klien-klienya
tidak mengalami relapse. Akan tetapi relapse ini tidak bisa di tentukan dari konselor
atau program-program yang di jalani tetapi semuanya kembali lagi pada kemauan dan
niat sembuh dari setiap individu masing-masing. Walaupun kegiatan rehabilitasi tidak
menjamin klien tidak akan mengalami relapse tetapi konselor memiliki strategi dan
caranya sendiri agar konseli tidak mengalami relapsse setelah keluar dari rehabilitasi.
Cara untuk mencegah terjadinya relapse bagi para pengguna narkoba yaitu
dilakukan dengan melakukan kegiatan Therapeutic Community, Detoks, serta
memperbaiki aspek fisik, aspek psikologis dan prilaku, aspek sosial serta aspek rohani.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya relapse yaitu dengan
menerapkan kegiatan Therapeutic Community, Detoks, serta memperbaiki aspek fisik,
aspek psikologis dan prilaku, aspek sosial serta aspek rohani, serta membekali klien
dengan ilmu pengentahuan tentang adiksi. Dimana setiap aspek tersebut memiliki cara
dan pelaksanan yang berbeda-beda bagi setiap konselor, karena konselor harus
menyesuaikan cara apa yang bisa diterapkan dengan permasalahan yang sedang dialami
klien. Aspek fisik yaitu dengan menerapkan hidup sehat, menerapkan makan 4 sehat 5
sempurna, menurut Becker dalam Notoatmodjo makan dengan menu seimbang adalah
pola makan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan nutrisi baik secara jumlah ataupun
jenisnya. Berdasarkan hasil penelitian di YPRN Ar-Rahman maka dapat diketahui
bahwa para klien diterapkan makan dengan menu seimbang. Makan dengan menu
seimbang terdapat makan dengan menu 4 sehat 5 sempurna dan makan 3 kali sehari.
Selain itu salah satu cara yang dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya relapse
adalah istirahat yang cukup, Becker dalam Natoatmodjo mengatakan bahwa istirahat
yang cukup adalah kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kesehatan.
Kesimpulan
Peneliti dapat menarik kesimpulaan dari penelitian ini mengenai strategi konselor
dalam mencegah terjadinya relapse bagi pengguna narkoba di Yayasan Pusat
Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman berupa srategi yang digunakan konselor dalam
mencegah terjadinya relapse bagi para klien setelah seselai menjalankan rehabilitasi
adalah dengan melakukan kegiatan Therapeutic Comunity serta memperbaiki beberapa
aspek yang ada pada diri klien seperti aspek fisik, aspek psikis dan prilaku, aspek sosial,
dan aspek agama. Sehingga setelah keluar dari rehabilitasi klien bisa berbaur kembali
dengan masyarakat dan keluarga secara baik sehingga dapat mencegah terjadinya
relapse.
Perancangan Dan Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian Pada PT Anugerah
Sukses Kharisma
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023
303
Bibliografi
Angelina, Thalia. (2022). Mengatasi Permasalahan Residen Dalam Proses Pemulihan
Yayasan Mitra Masyarakat Sehat. Abdisoshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Bidang Sosial Dan Humaniora, 1(2), 261270.
APRILIA, VENI, Lionardo, Andries, & Musdalifah, Farisha Sestri. (2022).
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KONSELING ANTARA KONSELOR DAN
KLIEN DI PUSAT REHABILITASI NARKOBA AR RAHMAN PALEMBANG.
Sriwijaya University.
Ismail, Muhammad Ilyas. (2022). Evaluasi Pembelajaran Konsep Dasar, Prinsip,
Tetnik Dan Prosedur.
Kahfi, Agus Sofyandi, & Rosiana, Dewi. (2013). “Religiousness Islami” dan “Self
Regulation” Para Pengguna Narkoba. MIMBAR: Jurnal Sosial Dan
Pembangunan, 29(1), 7784.
Pane, Riem Malini. (2016). Kompetensi Kepribadian Konselor dalam Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Islam. Hikmah, 10(2).
Pertama, Indah Ayu, Suwarni, Linda, & Abrori, Abrori. (2019). Gambaran Faktor
Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Kejadian Relapse Pecandu Narkoba
Di Kota Pontianak. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 6(3),
7989.
Pinasthi, Novia Dewi. (2013). Pengaruh motivasi konseli dan sikap respek konselor
terhadap keberhasilan konseling. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.
Rosanti, Ela. (2022). Peredaran Dan Penyalahgunaan Narkotika Di Gampong Dayah
Andeue Kecamatan Mila Kabupaten Pidie dalam Perspektif Hukum Islam. UIN
Ar-Raniry.
Sugiyono, Dr. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 26
33.
Susanto, Ahmad. (2018). Bimbingan dan konseling di Sekolah: Konsep, teori, dan
aplikasinya. Kencana.
Syafaruddin, Syafaruddin, Syarqawi, Ahmad, & Siahaan, Dina Nadira Amelia. (2019).
Dasar-dasar bimbingan dan konseling: Telaah Konsep, Teori dan Praktik.
Syawitri, Melsi, & Karneli, Yeni. (2022). Konseling Individual Dengan Teknik
Motivational Interviewing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Di Panti
Asuhan. Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling, 3(1), 22
29.
Triningtyas, Diana Ariswanti. (2017). Survey Permasalahan Bimbingan dan Konseling.
Suwandi, Antonius Wahyu
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 3, Maret 2023 304
CV. AE MEDIA GRAFIKA.
Wulandari, Putu Diana, Alfian, Ilham Nur, & Widiasavitri, Putu Nugrahaeni. (2020).
Pelatihan Kontrol Diri untuk Mencegah Relapse pada Narapidana Kelompok
Rehab Mantan Pecandu Narkoba di Lapas. Jurnal Diversita, 6(2), 175182.
Yanuarti, Dian Riska. (2021). Pendekatan Lintas Budaya Dalam Konseling Individu
Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Pribadi Konseli. Jurnal Ilmiah Pro Guru,
4(1), 5463.