p–ISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 4, No. 1, Januari 2023
http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.36418/jist.v4i1.566 18
PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN
DALAM PELUNCURAN PRODUK TEFA (TEACHING FACTORY)
DI SMKN 1 SURAKARTA
Istyana Yulianti
SMK Negeri 1 Surakarta, Indonesia
Email: istyanayulianti@gmail.com
*Correspondence: istyanayulianti@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diajukan
: 08-01-2023
Diterima
: 13-01-2023
Diterbitkan
: 16-01-2023
Persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini, mendorong
banyaknya perusahaan merencanakan strategi marketing secara
inovatif. Perubahan situasi secara cepat yang terjadi di dunia
bisnis di era globalisasi ini mengakibatkan tingkat keberhasilan
suatu perusahaan di masa lalu tidaklah menjamin
keberhasilannya di masa yang akan datang. Agar mampu untuk
bersaing dan bertahan, fokus kegiatan dan proses bisnis
perusahaan harus tetap terkonsentrasi pada kebutuhan pelanggan
yang dinamis sehingga tujuan pemenuhan kebutuhan serta
kepuasan pelanggan dapat terpenuhi.
Berlatar belakang hal tersebut, maka kami selaku guru guru
penasaran di SMKN 1 Surakarta harus mengambil inisiatif
untuk melakukan terobosan untuk memperkenalkan atau
bahkan melejitkan produk produk Tefa Saska agar dapat
bersaing dengan Tefa dari sekolah sekolah lain bahkan bisa
menghasilkan Tefa unggulan yang akan membawa nama
baik SMKN 1 Surakarta bahkan lebih terkenal dan diakui
di tingkat Nasional . ada beberapa Tefa unggulan yang ada
di SMKN 1 seperti TUKUYA,GMV,CAFE SASKA, dan
STARMEDIA.Terobosan yang dilakukan antara lain
memberikan strategi pemasaran yang lebih inovatif yang
berdasarkan dinamika perubahan yang terjadi di masyarakat
terutama dunia pendidikan guna merebut Perhatian dunia
pendidikan terhadap produk Tefa yang ada di SMKN 1
Surakarta. Analisa dan informasi hanya dibatasi di wilayah SMK
N fi SOLORAYA Jenis penelitian dilakukan dengan survey
pembagian kuesioner dan sampling produk kepada 300 orang
responden.
Hasil dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara
lain informasi mengenai perilaku dari konsumen terhadap
produk produk Tefa yang sudah dihasilkan dan telah
dipamerkan dan informasi mengenai kekuatan serta kelemahan
produk Tefa dilihat berdasarkan konsep-konsep marketing yang
ada. Dan pada akhirnya, berdasarkan data-data yang telah
diperoleh dan diolah, maka dirumuskan suatu perencanaan
pemasaran yang strategis guna merebut pangsa pasar di
masyarakat.
Kata kunci: Perencanaan
Strategi Pemasaran; Bauran
Pemasaran; Produk Tefa.
Perencanaan Strategi Pemasaran Dalam Peluncuran Produk TeFa (Teaching Factory)
di SMKN 1 Surakarta
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 19
Keywords: Marketing
Strategy Planning;
Marketing Mix; Tefa
Products.
ABSTRACT
Today's increasingly fierce business competition,
encourages many companies to plan innovative marketing
strategies. The rapid changes in the situation that occur in
the business world in this era of globalization have
resulted in the level of success of a company in the past
which does not guarantee its success in the future. In order
to be able to compete and survive, the focus of the
company's business activities and processes must remain
concentrated on dynamic customer needs so that the goal
of fulfilling customer needs and customer satisfaction can
be fulfilled.
Against this background, we as curious teachers at SMKN
1 Surakarta must take the initiative to make a
breakthrough to introduce or even jump-start Tefa Saska
products so that we can compete with Tefa from other
schools and can even produce superior Tefa that will bring
the good name of SMKN 1 Surakarta is even more famous
and recognized at the National level. there are several
superior TEFAs at SMKN 1 such as TUKUYA, GMV,
CAFE SASKA, and STARMEDIA. The breakthroughs made
include providing more innovative marketing strategies
based on dynamics
changes that occur in society, especially the world of
education in order to win the attention of the world of
education to Tefa products at SMKN 1 Surakarta. Analysis
and information are limited to SMK N fi SOLORAYA. This
type of research was carried out by distributing
questionnaires and product sampling to 300 respondents.
The results and conclusions obtained from this research
include information about the behavior of consumers
towards Tefa products that have been produced and have
been exhibited and information about the strengths and
weaknesses of Tefa products seen based on existing
marketing concepts. And in the end, based on the data that
has been obtained and processed, a strategic marketing
plan is formulated to win market share in the community
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Persaingan positif di dunia pendidikan saat ini sudah semakin ketat (Efferi,
2014). Hal ini bisa dilihat dari jumlah produk produk tefa yang dihasilkan oleh siswa
SMK yang beredar cukup banyak sehingga konsumen harus jeli memilihnya. Untuk
merebut pasar yang diinginkan itu SMKN 1 Surakarta harus memiliki nilai tambah pada
Perencanaan Strategi Pemasaran Dalam Peluncuran Produk TeFa (Teaching Factory)
di SMKN 1 Surakarta
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 20
produk Tefa yang dijual. Selain itu, Tefa juga harus memiliki strategi pemasaran bagus
agar bisa menjaring konsumen yang potensial.
Teaching Factory (Tefa) merupakan suatu model atau pendekatan pembelajaran
yang menyelaraskan antara pembelajaran di sekolah kejuruan dengan konsep pekerjaan
di industri modern, dimana peralatan dan bahan produksi yang digunakan di industri
modern tersedia dan digunakan juga di dalam kelas(Chryssolouris, Mavrikios, &
Rentzos, 2016). Latar belakang dari pendekatan teaching factory ini adalah kenyataan
bahwa perkembangan teknologi di industri begitu cepat sehingga peralatan produksi
yang terpasang di sekolah sering tertinggal jauh. Oleh karena itu, pendekatan
pembelajaran harus terus diperbaiki atau dimodernisasi agar semakin dekat dengan
kegiatan praktis di industri. Konsep pembelajaran teaching factory fokus pada
pengintegrasian industri dan akademi melalui adaptasi atau penyesuaian kurikulum
pembelajaran. Tujuan dari konsep pembelajaran teaching factory adalah untuk
memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam memproduksi sesuatu atau
melakukan suatu pekerjaan sama seperti kondisi atau konteks industri, meskipun
pembelajaran tersebut di lakukan di sekolah. Dengan demikian, konsep pembelajaran
Teaching Factory dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan
industri dan pengetahuan di satuan pendidikan. Teknologi pembelajaran yang inovatif
dan praktek produktif merupakan konsep pendidikan yang berorientasi pada manajemen
peserta didik dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia usaha/dunia
industri.
Dalam pengertian lain bahwa pembelajaran berbasis produksi adalah suatu proses
pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang
atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen. Barang/jasa yang
diproduksi dapat berupa hasil produksi yang dapat dijual atau yang dapat digunakan
oleh masyarakat, atau konsumen.
Untuk dapat menjadi kompeten, konsep pembelajaran Teaching Factory
menerapkan pendekatan pembelajaran berorientasi tindakan (action-oriented) dalam
lingkungan belajar produksi-teknologi (Tisch et al., 2013). Oleh karena itu, pembelajaan
berorientasi Teaching Factory memadukan pembelajaran yang sudah ada yaitu
Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT). Dengan
demikian, proses pembelajaran akan semakin dekat dengan permasalahan industri.Hal
ini berarti bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja (Standard Operation Procedure)
yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan
pasar/konsumen.
Dalam proses pendidikan di SMK, keterlibatan DUDI dalam proses pembelajaran
sangat penting, karena perkembangan teknologi dan prosedur/proses produksi/jasa
sangat pesat. Penerapan teaching factory di SMK akan mendorong terbangunnya
mekanisme kerjasama antar SMK dan DUDI yang saling menguntungkan, sehingga
SMK akan selalu mengikuti perkembangan industri/Jasa secara otomatis dalam transfer
teknologi, manajerial, perkembangan kurikulum, prakerin dan lainnya. Dengan
menerapkan pembelajaran teaching factory diharapkan akan meningkatkan kompetensi
lulusan SMK yang relevan dengan kebutuhan industri/jasa sehingga akan berdampak
Perencanaan Strategi Pemasaran Dalam Peluncuran Produk TeFa (Teaching Factory)
di SMKN 1 Surakarta
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 21
pada penguatan daya saing tenaga kerja dan industri di Indonesia. Pengembangan
kegiatan produktif sebagai sarana teaching factory untuk meningkatkan profesionalisme
dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan menjadi sentra industri.
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada Tefa di SMKN 1
Surakarta mengenai perencanaan strategi pemasaran dan bauran pemasaran yang ada
pada saat ini yang meliputi permasalahan yang ada, landasan penulisan, metode
penelitian, hasil pembahasan dan diakhiri dengan kesimpulan dengan harapan penulisan
ini bisa membantu Produk TEFA SMKN 1 Surakarta untuk bersaing dengan kompetitor
lain.
Beberapa permasalahan Tefa terkait dengan upaya peluncuran produk baru yang
dihasilkan siswa melalui Tefa Tefa unggulan ini diantaranya adalah belum adanya
strategi pemasaran yang efektif akibat dari informasi pendukung yang kurang lengkap,
seperti informasi dari masyarakat mengenai unsur 4P (Product, Price, Place,
Promotion) dari produk yang di hasilkan Tefa SASKA, keadaan pasar Produk tefa
seperti pernak pernik HP, Mie Ayam Angsa , aneka souvenir cantik dll yang kurang
jelas.
Selain itu, belum matangnya unsur Segmentation, Targeting dan Positioning
(STP) dari Produk Tefa SMKN 1 Surakarta saat ini di tengah-tengah masyarakat
membuat kita kesulitan untuk menentukan strategi pemasaran yang akan dijalani dalam
menghadapi persaingan dengan kompetitor lain yang telah lebih dahulu meluncurkan
produk sejenis.
Metode Penelitian
Guna mencari, memperoleh dan mendapatkan serta mengumpulkan data yang
diperlukan di dalam penulisan ini, maka metode penelitian yang digunakan penulis
dalam melakukan penelitian ini adalah analisis deskriptif (data dan grafik). Jenis
penelitian dengan survey pembagian kuesioner secara acak dengan target responden pria
maupun wanita. Penelitian ini menggunakan analisa 4P dan STP dari Kotler serta 5
Forces dari Porter terhadap produk EXO COFFEE. Kemudian hasil penelitian ini
digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran.
Tahapan Evaluasi Eksternal dan Internal (Keseluruhan)
Evaluasi keseluruhan dari penelitian ini akan melihat kemajuan Tefa dari berbagai
SMK di Solo raya ,baik dari sejarah, besarnya pasar dan para pemainnya. Selain itu
pada tahap ini juga akan dievaluasi sejarah Tefa , struktur Tefa , visi dan misi Tefa serta
marketing plan saat ini. Juga pada tahap ini, akan dievaluasi mengenai informasi produk
Tefa serta melihat demografi dan psikografi penduduk Surakarta.
Tahapan Diagnosa Pemasaran
Pada tahap ini akan dianalisa dan dievaluasi situasi Produk produk Tefa di SMK
SMK didaerah Solo dan sekitarnya dan bagaimana strategi pemasaran masing masing
sekolah dalam menghadapi persaingan bisnis di dalam pemasaran produk tefa yang
dihasilkan. Situasi bisnis akan dianalisis dengan pendekatan SWOT dan analisa industri.
Dari hasil analisa dan evaluasi tersebut serta evaluasi tahapan sebelumnya, akan diambil
suatu kesimpulan awal yang akan kami lengkapi dan digunakan untuk membangun
model penelitian.
Perencanaan Strategi Pemasaran Dalam Peluncuran Produk TeFa (Teaching Factory)
di SMKN 1 Surakarta
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 22
Tahapan Survey dan Analisa
Survey pasar dilakukan dengan membangun model penelitian survey untuk
mengetahui perilaku, kebiasaan, pertimbangan, opini dan persepsi konsumen, asosiasi
merek, top of mind, SWOT produk dari konsumen, juga untuk mengetahui opini
profesional pedagang tentang pasar kopi instan. Kemudian mendistribuskan serta
menganalisa hasil survey dan mengambil kesimpulannya sehingga menjadi dasar bagi
pembaharuan strategi pemasaran produk Tefa.
Tahapan Kesimpulan dan Rekomendasi
Dari hasil kesimpulan awal diagnosa pemasaran dan kesimpulan analisa hasil
kuisioner diharapkan dapat melengkapi strategi pemasaran perusahaan yang telah ada
saat ini agar lebih dapat mendorong penjualan, meningkatkan pangsa pasarnya di
Jakarta dan sekitarnya, serta menciptakan tingkat brand awareness yang baik.
Rekomendasi diberikan agar pelaksanaan strategi yang baru lebih mudah dan lebih
terarah untuk diimplementasikan.
Hasil dan Pembahasan
Analisa SWOT akan menganalisa sebuah perusahaan dari segi internal dan
eksternal. Dari segi internal, setiap Tefa sekolah secara umum memiliki kekuatan dan
kelemahan masing- masing (Strength and Weakness). Kemudian dari segi eksternal,
setiap Tefa sekolah memiliki peluang dan ancaman masing-masing (Opportunity and
Threat). Empat aspek ini dirumuskan dalam sebuah analisa yang disebut analisa SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity and Threat).
Strenght tefa SMKN 1 Surakarta terletak pada produk tefa GMV yang sudah
terkenal di wilayah surakarta bahkan sudah banyak menghandle konsumen dibuktikan
serta diperkuat dengan adanya testimoni-testimoni dari konsumen yang telah merasakan
produk Tefa unggulan Saska tersebut. Kemudian dengan adanya desain Produk yang
lebih ringkas dan modern maka GMV mudah diingat oleh konsumen serta lebih tepat
sasaran dalam merangkul konsumen.
Selain itu, weakness terlihat dengan adanya permintaan editing dari produk yang
dihasilkan dan masih adanya peralatan petalatan yang harus disewa untuk memenuhi
permintaan pelanggan. Sedangkan untuk opportunity, belum adanya SMK lain yang
memiliki tefa yang berkecimpung dalam bidang yang sama dengan GMV sehingga
menjadi keuntungan besar bagi tefa unggulan GMV untuk merebut pasar di Surakarta.
Yang menjadi threat salah satunya adalah ketidaktahuan masyarakat akan Tefa
Tefa lain yang ada di SMKN 1 Surakartz sehingga perlu membuat strategi pemgenalan
terhadapTefa tefa yang ada dan juga produk tefa yang sudah dihasilkan.
Selain itu juga dianalisa kekuatan industri ini dengan analisa 5 Forces Porter. Dari
analisa Porter 5 Forces dapat dilihat adanya potensi pesaing baru dengan rendahnya
penghalang/regulasi maka memudahkan pesaing baru untuk masuk pasar, baik dengan
produk dari dalam maupun luar negeri. Khususnya jika produk baru tersebut memiliki
kandungan yang lebih berkhasiat.
Untuk kompetitif antar pesaing terlihat dengan minimnya kompetitor yang
mengakibatkan perbedaan produk masing-masing menjadi tipis sehingga harus ada
Perencanaan Strategi Pemasaran Dalam Peluncuran Produk TeFa (Teaching Factory)
di SMKN 1 Surakarta
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 23
perang harga. Selain itu, jika ingin keluar dari konsumen intern menjadi mudah karena
rendahnya penghalang/regulasi.
Dengan adanya kekuatan penyalur yang sudah terjalin cukup lama maka
loyalitas tidak perlu diragukan lagi sehingga tidak perlu khawatir apabila ada produk
sejenis yang disalurkan. Hal ini disebabkan tingginya biaya untuk beralih ke produk
sejenis lainnya. Justru dengan kekuatan ini maka bisa timbul sinergi yang saling
mengisi satu sama lain.
Untuk lokasi penjualan pertimbangkan untuk melayani daerah sekitar wilayah
CFD , karena karakteristik calon konsumen disana cocok dengan target market
produk, kemudian menyebar ke seluruh wilayah Surakarta dan sekitarnya , Disarankan
untuk fokus terhadap ketersediaan produk terlebih dahulu sebelum diiklankan secara
massal. Hal ini dapat dilakukan dengan sistem spreading ke warung-warung kopi/mie,
kaki lima, dll.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengolahan data kuesioner serta wawancara yang
dilakukan terhadap beberapa agen dan responden di wilayah Surakarta, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Indonesia dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa dan pertumbuhan GDP 5.6%
dengan pendapatan per kapita US$ 1.1000 per 2006, dan menurut ICO masih
menunjukkan indikasi minat terhadap produk yang dihasilkan oleh siswa
2. Perilakusuka berbelanja dan melakukan pekerjaan secara instan dan cepat dari
responden, membuat produk tefa memiliki kesempatan untuk bisa masuk ke
pasar konsumen
3. Hanya 30% responden menjawab bahwa ragu akan kualitas produk tefa yang
dihasilkan siswa
4. Produk Tefa Saska menetapkan harga yang termurah, dibandingkan pesaing
langsung lainnya.
Perencanaan Strategi Pemasaran Dalam Peluncuran Produk TeFa (Teaching Factory)
di SMKN 1 Surakarta
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 24
Bibliografi
Crawford, C Merle and Di Benetto, C. Anthony. (2003). New Product Development. 7
th
ed. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
Darianto, Darmadi., Sugiarto, Budiman., & Lie Jok. (2004). Board Equity Management:
Strategi Pemimpin Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Direktorat Jendral Bina Produksi Perkebunan. (2001). Statistik Perkebunan Kopi.
Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan.
Hambrick, Donald C. & Fredrickson, James W. (2001). Are You Sure You Have A
Strategy.
Academy Of Management Executive. Vol 15. No 4 Kartajaya, Hermawan. (2004).
Memenangkan Persaingan dengan Segitiga Positioning Diferensiasi Brand, Cetakan
Pertama.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip. (1995). Dasar-dasar Pemasaran. Cetakan Pertama. Jakarta: CV
Intermedia. Kotler, Philip. (1991). Marketing Management Analysis Planning
Implementation and Control. 7
th
ed. USA: Prentice Hall, Inc.
Kotler, Philip. & Keller, Kevin Lane. (2005).
Marketing Management. , New Jersey: Prentice Hall.
Porter, Michael. (1980). Competive Advantage. New York: Free Pass.
Wood, Manam Burk. (2004). Marketing Planning, Principles Into Pratice. UK: Pearson
Education Limited.
Winer, Russel. (2004). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.