pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 4, No. 1, Januari 2023
http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.36418/jist.v4i1.563 121
IMPLEMENTASI METODE GRAVITASI UNTUK PEMODELAN
KONSEPTUAL SISTEM PANAS BUMI DAERAH KARAHA-TALAGA BODAS
PROVINSI JAWA BARAT
Ireneus Graharbarto, Herlienda Elizabeth Keilani Gagola, Kevin Febri Lantang Pasolang
Universitas Trisakti Jakarta, Indonesia
Email: ireneusgraharbarto@gmail.com
*Correspondence: ireneusgraharbarto@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diajukan
: 21-12-2022
Diterima
: 24-01-2023
Diterbitkan
: 31-01-2023
Tingginya penggunaan energi tak-terbarukan dan ketidakpastian
sumber panas di daerah Karaha-Talaga Bodas menjadi latar belakang
dalam penelitian ini. Tingginya penggunaan energi tak-terbarukan
seiring meningkatnya kebutuhan dapat menyebabkan cadangan energi
tak-terbarukan menjadi menipis. Oleh karena itu diperlukan
perubahan cara pandang, yaitu dengan melakukan peralihan
penggunaan energi tak-terbarukan menjadi energi terbarukan, yang
salah satunya adalah energi panas bumi. Untuk mengoptimalkan
potensi panas bumi, dibutuhkan penelitan terkait identifikasi
komponen sistem panas bumi, yang salah satunya adalah sumber
panas. Informasi mengenai kemungkinan sumber panas dapat
diperkirakan melalui informasi permukaan, namun informasi tersebut
masih kurang efektif, karena sebagian besar kemungkinan sumber
panas tidak benar-benar sesuai dengan yang diindikasikan dari
informasi permukaan, sehingga diperlukan metode untuk
memvalidasi kemungkinan sumber panas tersebut, yang salah satu
metodenya adalah gravitasi. Tujuan penelitian adalah untuk
mengidentifikasi sumber panas dan memperkirakan model konseptual
sistem panas bumi Karaha-Talaga Bodas dengan menggunakan
metode gravitasi. Hasil kajian permukaan menunjukkan adanya
kemungkinan sumber panas berupa pusat-pusat erupsi di daerah
Karaha-Talaga Bodas. Hasil kajian gravitasi menunjukkan adanya
kemungkinan sumber panas berdasarkan nilai anomali Bouguer,
anomali gravitasi regional, anomali gravitasi residual, dan densitas
yang tinggi di bawah daerah Talaga Bodas. Sedangkan kemungkinan
sumber panas di bawah daerah Karaha ditunjukkan dengan nilai
anomali gravitasi residual dan kontras densitas yang tinggi.
Berdasarkan model konseptual sistem panas bumi Karaha-Talaga
Bodas, dapat diinterpretasikan sistem panas bumi Karaha dan Talaga
Bodas mempunyai sumber panas yang berbeda.
ABSTRACT
The high usage of non-renewable energy and the uncertainty of heat
sources in the Karaha- Talaga Bodas area are the background of this
research. The high usage of non-renewable energy over-increased
necessity can cause the reserve become depleted. Therefore, a
different perspective is needed by switching the use of non-renewable
to renewable energy, which is geothermal energy. To optimize the
potential of geothermal, simillar research about geothermal’s system
component is needed, which is heat source. This piece of information
Kata Kunci: Gravitasi;
Sumber Panas; Model
Konseptual.
Keywords: Gravity; Heat
Source; Conceptual Model.
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 122
regarding the probability of the heat source being foreseeable from
the surface, but the detail is still less-effective since most of the
possible heat sources do not correspond to those indicated from the
surface information, thereby, the gravity method can validating the
probability of the heat source. The research purposely indicates the
heat source and foresees the conceptual geothermal system in
Karaha-Talaga Bodas area using the gravity method. The surface’s
study results shows a probability of heat source as the eruption
centers in the Karaha-Talaga Bodas area. The gravity’s study results
shows a probability of heat source by the Bouguer anomaly, regional
gravity anomaly, residual gravity anomaly, and high-density in the
Talaga Bodas subsurface area. Meanwhile, the gravity’s study results
shows a probability of heat source in Karaha subsurface by the
residual gravity anomaly and high density contrast. Based on the
conceptual model of Karaha- Talaga Bodas geothermal system, it can
be interpreted that the geothermal system in Karaha and Talaga
Bodas has different heat source.
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Tingginya penggunaan energi tak-terbarukan dan ketidakpastian sumber panas di daerah
Karaha-Talaga Bodas menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Tingginya penggunaan
energi tak-terbarukan seiring meningkatnya kebutuhan dapat menyebabkan cadangan energi
tak-terbarukan menjadi menipis. Oleh karena itu diperlukan perubahan cara pandang, yaitu
dengan melakukan peralihan penggunaan energi tak-terbarukan menjadi energi terbarukan,
yang salah satunya adalah energi panas bumi. Untuk mengoptimalkan potensi panas bumi,
dibutuhkan penelitan terkait identifikasi komponen sistem panas bumi, yang salah satunya
adalah sumber panas. Informasi mengenai kemungkinan sumber panas dapat diperkirakan
melalui informasi permukaan, namun, informasi tersebut masih kurang efektif, karena sebagian
besar kemungkinan sumber panas tidak benar-benar sesuai dengan yang diindikasikan dari
informasi permukaan, sehingga diperlukan metode untuk memvalidasi kemungkinan sumber
panas tersebut, yang salah satu metodenya adalah gravitasi. Rumusan masalah pada penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi sumber panas dan membuat model konseptual sistem panas
bumi Karaha-Talaga Bodas. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi sumber panas
dan memperkirakan model konseptual sistem panas bumi Karaha-Talaga Bodas dengan
menggunakan metode gravitasi. Mengacu pada Tripp dkk. (2002), terdapat kemungkinan
sumber
panas berdasarkan nilai anomali Bouguer yang tinggi di bagian selatan peta, tepatnya di
daerah tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya, berikut
persamaannya:
Talaga Bodas (Gambar 1), Hasil kajian tersebut didukung dengan hasil analisis petrografi dari
beberapa sumur yang menunjukkan kemunculan quartz diorite (Tripp dkk., 2002).
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 123
Gambar 1. Peta anomali Bouguer Karaha- Talaga Bodas (Tripp dkk., 2002).
Metode gravitasi merupakan metode geofisika yang didasarkan pada hukum Newton
mengenai gravitasi. Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa gaya tarik menarik antara dua
benda berbanding lurus dengan kedua benda tersebut dan berbanding lurus dengan kedua
benda,
Hukum Newton ke-2 menyatakan bahwa Jika benda bermassa m yang mengalami gaya
sebesar F maka benda tersebut mengalami percepatan sebesar a, dalam hal ini a = g
(percepatan gravitasi bumi) berikut persamaan hukum Newton ke-2:
𝐹
=
𝑚
×
𝑔
Dengan demikian persamaan percepatan gravitasi adalah sebagai berikut:
𝑀
𝑔
=
𝐺
×
𝑅
2
Keterangan:
g : percepatan gravitasi (m/s
2
)
M : massa bumi (kg)
m
: massa benda m (kg)
R
: jarak antar pusat massa benda (m)
G
: konstanta gravitasi
(6.67 × 10
−11
m
3
kg
−1
s
−2
)
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 124
Nilai percepatan gravitasi hasil akuisisi di lapangan, perlu dikoreksi terlebih dahulu sampai
dapat diinterpretasi secara kualitatif hingga kuantitatif. Metode-metode yang dilakukan adalah
berupa; koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi apungan (drift correction), koreksi
lintang (latitude correction), koreksi udara bebas (free air correction), koreksi Bouguer
(Bouguer correction), koreksi medan (terrain correction), Anomali Bouguer Lengkap
(Complete Bouguer Anomaly), analisis spektrum, dan pemrosesan lanjut.
Pemodelan gravitasi dapat dilakukan setelah proses pengolahan data telah selesai
dilakukan.
Pemodelan inversi merupakan salah satu jenis pemodelan gravitasi. Pemodelan inversi sering
dikatakan sebagai “kebalikan” dari pemodelan ke depan karena dalam pemodelan inversi
parameter model diperoleh secara langsung dari data. Pemodelan inversi pada dasarnya adalah
proses sebagaimana digambarkan pada Gambar
2 namun mekanisme modifikasi model agar diperoleh kecocokan data perhitungan dan data
pengamatan yang lebih baik dilakukan secara otomatis. Dalam proses pemodelan inversi,
dicari parameter model yang menghasilkan repons yang sesuai dengan data pengamatan
(Grandis, 2009).
Gambar 2. Teknik pemodelan dengan cara mencoba-coba dan memodifikasi parameter modal
hingga diperoleh kecocokan antara data perhitungan dan data lapangan (Grandis, 2009).
Secara geologi, bumi tersusun atas berbagai macam jenis batuan yang memiliki densitas
bervariasi. Densitas batuan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Densitas batuan (Telford dkk., 1990).
Rock type
Range
(g/cm
3
)
Average
(g/cm
3
)
Sediments (wet)
Overburden
1.92
Soil
1.2 2.4
1.92
Clay
1.63 2.6
2.21
Gravel
1.7 2.4
2.0
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 125
Tabel 2. Densitas batuan (lanjutan) (Telford dkk., 1990).
Rock type
Average
(g/cm
3
)
Metamorphic
rocks
Slate
2.79
Gneiss
2.80
Sand
1.7 2.3
2.0
Sandstone
1.61 2.76
2.35
Shale
1.77 3.2
2.40
Limestone
1.93 2.90
2.55
Dolomite
2.28 2.90
2.70
Sedimentary
rocks (av.)
2.50
Igneous rocks
Rhyolite
2.35 2.70
2.52
Andesite
2.4 2.8
2.61
Granite
2.50 2.81
2.64
Granodiorite
2.67 2.79
2.73
Porphyry
2.60 2.89
2.74
Quartz diorite
2.62 2.96
2.79
Diorite
2.72 2.99
2.85
Lavas
2.80 3.00
2.90
Diabase
2.50 3.20
2.91
Basalt
2.70 3.30
2.99
Gabbro
2.70 3.50
3.03
Peridotite
2.78 3.37
3.15
Acid igneous
2.30 3.11
2.61
Basic igneous
2.09 3.17
2.79
Metamorphic
rocks
Quartzite
2.5 2.70
2.60
Schists
2.39 2.9
2.64
Graywacke
2.6 2.7
2.65
Marble
2.6 2.9
2.75
Serpentine
2.4 3.10
2.78
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 126
Amphibolite
2.96
Eclogite
3.37
Metamorphic
2.74
Metode Penelitian
Metodologi penelitian terbagi menjadi 7 tahap, yaitu tahap studi literatur, tahap
pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap pemodelan inversi, tahap interpretasi, tahap
pemodelan konseptual sistem panas bumi, dan tahap penyusunan full paper. Diagram alir
metodologi penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.
1.
Tahap Studi Literatur
Pada tahap ini, studi literatur yang dilakukan dengan mempelajari geologi dan
referensi-referensi peneliti terdahulu yang terkait dengan daerah penelitian.
2.
Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini, pengumpulan data yang dilakukan berupa mendigitasi print peta
Complete Bouguer Anomaly (CBA) Karaha-Talaga Bodas (Gambar 1), yang diperoleh
dari survei gravitasi tahun 1997 oleh GENZL.
3.
Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini, pengolahan data yang dilakukan berupa pemrosesan lanjut data CBA,
meliputi; analisis spektrum dan pemisahan anomali gravitasi regional-residual.
4.
Tahap Pemodelan Inversi
Pada tahap ini, pemodelan inversi dilakukan pada data anomali gravitasi regional dan
anomali gravitasi residual.
5.
Tahap Interpretasi
Pada tahap ini, interpretasi dilakukan pada hasil pemodelan inversi.
6.
Tahap Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Hasil kajian permukaan dan pemodelan inversi diintegrasikan untuk mempekirakan
model konseptual sistem panas bumi Karaha-Talaga Bodas.
7.
Tahap Penyusunan Full Paper
Tahap Penyusunan Full Paper merupakan tahap terakhir dari metodologi penelitian.
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 127
Gambar 3. Diagram alir metodologi penelitian.
Hasil dan Pembahasan
I.1
Vulkanostratigrafi
Merujuk pada hasil kajian vulkanostratigrafi oleh Danakusumah dan Suryantini (2020), daerah
penelitian terletak di daerah Karaha-Talaga Bodas yang tersusun atas produk vulkanik.
Berdasarkan peta vulkanostratigrafi (Gambar 4), daerah penelitian terdiri dari Khuluk
Cakrabuana, Khuluk Sedakeling, Khuluk Talaga Bodas, Khuluk Galunggung, Gumuk
Cakrabuana, Gumuk Sedakeling I, Gumuk Sedakeling II, Gumuk Sedakeling III, Gumuk
Talaga Bodas I, Gumuk Talaga Bodas II, Gumuk Talaga Bodas III, Gumuk Talaga Bodas IV,
dan Gumuk Galunggung. Detail overlay peta geologi dan topografi Karaha-Talaga Bodas
dapat dilihat pada Gambar 5. Stratigrafi daerah Karaha-Talaga Bodas dapat dilihat pada Gambar
6. Adapun pola struktur geologi di daerah Karaha-Talaga Bodas berarah barat laut-tenggara
dan timur laut-barat daya, melewati Kawah Karaha (Gambar 5). Struktur yang diperkirakan
berarah Barat Barat Laut - Timur Timur Tenggara ini terletak di antara punggungan Karaha
dan Talaga Bodas (Danakusumah dan Suryantini, 2020).
Gambar 4. Peta vulkanostratigrafi Karaha- Talaga Bodas dimodifikasi dari (Danakusumah
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 128
dan Suryantini, 2020).
Gambar 5. Overlay peta geologi dan topografi Karaha-Talaga Bodas dimodifikasi dari
(Danakusumah dan Suryantini, 2020).
Gambar 6. Stratigrafi Karaha-Talaga Bodas (Danakusumah dan Suryantini, 2020).
Evolusi geologi yang ditunjukkan dari sejarah aktivitas vulkanik di daerah penelitian
dapat digunakan sebagai indikasi kemungkinan sumber panas. Hasil kajian permukaan
menunjukkan adanya kemungkinan sumber panas berupa pusat-pusat erupsi di daerah Karaha-
Talaga Bodas, terutama di Khuluk Talaga Bodas dan Khuluk Sedakeling (Gambar 4). Potensi
panas bumi pada Karaha-Talaga Bodas diyakini memiliki potensi dengan sistem dominasi uap
dengan temperatur mencapai 350°C (Powell dkk., 2001). Di sisi lain, keberadaan fitur sirkular
tepatnya Kawah Galunggung di daerah Talaga Bodas menurut Allis dkk., (2000)
mengindikasikan ada peran aktivitas vulkanik terhadap sistem panas bumi Karaha-Talaga
Bodas yang menyebabkan daerah utara dari Karaha-Talaga Bodas tersusun dari Breksi, Breksi
Piroklastik dan Andesit yang berasal dari erupsi gunung api tua. Sedangkan pada bagian
selatan terdiri atas Breksi Piroklastik hasil dari gunung api muda.
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 129
Complete Bouguer Anomaly didapatkan dari hasil digitasi print peta Complete Bouguer
Anomaly (CBA) Karaha-Talaga Bodas (Tripp dkk., 2002). Berdasarkan overlay peta CBA dan
permukaan Karaha-Talaga Bodas diketahui bahwa kemungkinan sumber panas ditunjukkan
dengan adanya pusat-pusat erupsi di daerah Karaha-Talaga Bodas. Kemungkinan sumber
panas di bawah daerah Talaga Bodas didukung dengan distribusi nilai anomali Bouguer yang
tinggi di bagian selatan (Gambar 7).
Gambar 7. Overlay peta CBA dan permukaan Karaha-Talaga Bodas.
Analisis spektrum digunakan untuk menentukan cut-off frekuensi spasial untuk proses
filtering lebih lanjut (Grandis, 2015). Berdasarkan radially averaged power spectrum, cut-off
wavenumber adalah sekitar 0.26 km
-1
(Gambar 8), sesuai dengan panjang gelombang
3.82 km atau 3820 m.
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 130
Gambar 8. Radially averaged power spectrum.
Kemungkinan sumber panas telah teridentifikasi dari peta CBA (Gambar 7), namun CBA
merupakan penjumlahan dari anomali gravitasi regional dan anomali gravitasi residual.
Anomali gravitasi regional merupakan anomali gravitasi dengan panjang gelombang yang
panjang dan berkaitan dengan anomali dalam, sedangkan anomali gravitasi residual merupakan
anomali gravitasi dengan panjang gelombang yang pendek dan berkaitan dengan anomali
dangkal. Kedua anomali tersebut perlu dipisahkan untuk mendapatkan anomali yang yang
berkaitan dengan sumber panas yang menjadi tujuan penelitian.
Anomali gravitasi regional didapatkan dari low-pass Butterworth filter, sedangkan anomali
gravitasi residual didapatkan dari high pass Butterworth filter. Cut-off wavelength yang
dipergunakan yaitu 3820 m (didapatkan dari analisis spektrum). Berdasarkan overlay peta
anomali gravitasi regional dan permukaan Karaha-Talaga Bodas diketahui bahwa
kemungkinan sumber panas ditunjukkan dengan adanya pusat-pusat erupsi di daerah Karaha-
Talaga Bodas. Kemungkinan sumber panas di bawah daerah Talaga Bodas didukung dengan
distribusi nilai anomali gravitasi regional- residual yang tinggi di bagian selatan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 131
Gambar 9. Overlay peta anomali gravitasi regional dan permukaan Karaha-Talaga Bodas.
Gambar 10. Overlay peta anomali gravitasi
Perkiraan model konseptual sistem panas bumi Karaha-Talaga Bodas ditunjukkan pada
Gambar 11 dan Gambar 12. Model konseptual hasil integrasi kajian permukaan dengan
pemodelan inversi menunjukkan bahwa sistem panas bumi Karaha-Talaga Bodas masing-
masing memiliki kemungkinan sumber panas. Model konseptual hasil integrasi kajian
permukaan dan pemodelan inversi data anomali gravitasi regional profil A-B menunjukkan
adanya kemungkinan sumber panas berdasarkan nilai densitas yang tinggi, yaitu sekitar 2.84
2.96 gr/cm
3
di bawah daerah Talaga Bodas. Berdasarkan tabel densitas batuan oleh Telford
dkk. (1990) (Tabel 1), nilai densitas tersebut kemungkinan merupakan quartz diorite. Hasil
kajian tersebut didukung dengan hasil analisis petrografi dari beberapa sumur yang
menunjukkan kemunculan quartz diorite (Tripp dkk., 2002). Kemungkinan sumber panas
tersebut terletak pada kedalaman sekitar ± -1000
m. Sedangkan model konseptual hasil integrasi kajian permukaan dan pemodelan inversi data
anomali gravitasi residual profil A-B menunjukkan adanya kemungkinan sumber panas
berdasarkan nilai kontras densitas yang tinggi, yaitu sekitar 0.1073 0.1186 gr/cm
3
di bawah
daerah Karaha.
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 132
Gambar 11. Model konseptual sistem panas bumi Karaha-Talaga Bodas hasil integrasi kajian
permukaan dan pemodelan inversi data anomali gravitasi regional profil A-B.
Gambar 12. Model konseptual sistem panas bumi Karaha-Talaga Bodas hasil integrasi kajian
permukaan dan pemodelan inversi data anomali gravitasi residual profil A-B.
Kesimpulan
Hasil kajian gravitasi menunjukkan adanya kemungkinan sumber panas berdasarkan
nilai anomali Bouguer, anomali gravitasi regional, anomali gravitasi residual, dan densitas yang
tinggi di bawah daerah Talaga Bodas. Sedangkan kemungkinan sumber panas di bawah daerah
Karaha ditunjukkan dengan nilai anomali gravitasi residual dan kontras densitas yang tinggi.
Berdasarkan model konseptual sistem panas bumi Karaha-Talaga Bodas, diinterpretasikan
sistem panas bumi Karaha dan Talaga Bodas mempunyai sumber panas yang berbeda.
Implementasi Metode Gravitasi Untuk Pemodelan Konseptual Sistem Panas Bumi
Daerah Karaha-Talaga Bodas, Provinsi Jawa Barat
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 133
Bibliografi
Allis, R., Moore, J., McCulloch, J., Petty, S., dan DeRocher, T. (2000): Karaha-Telaga- Bodas,
Indonesia: A Partially Vapor- Dominated Geothermal System, Transactions-Geothermal
Resources Council, 217222.
Danakusumah, G., dan Suryantini (2020): Integration of the Lineament Study in the Karaha-
Bodas Geothermal Field, West Java, IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, Institute of Physics Publishing, 417.
https://doi.org/10.1088/1755- 1315/417/1/012008
Grandis, H. (2009): Pengantar pemodelan inversi geofisika, Himpunan Ahli Geofisika
Indonesia (HAGI).
Grandis, H. (2015): Gravity and magnetics for hydrocarbon and geothermal exploration.
Powell, T., Moore, J., DeRocher, T., dan McCulloch, J. (2001): Reservoir Geochemistry of the
Karaha-Telaga Bodas Prospect, Indonesia, Transactions- Geothermal Resources Council,
363368.
Telford, W. M., Telford, W. M., Geldart, L. P., dan Sheriff, R. E. (1990): Applied geophysics,
Cambridge university press.
Tripp, A., Moore, J., Ussher, G., dan McCulloch,
J. (2002): Gravity modeling of the Karaha- Telaga Bodas geothermal system, Indonesia,
Procedings, Twenty-seventh Workshop on Geothermal Reservoir Engineering Stanford
University.