pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 4, No. 1, Januari 2023
http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.36418/jist.v4i1.561 80
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PENYULUH
PERTANIAN LAPANGAN
Faiz Adiansyahputra Mahulauw, Stephen Frans William Thenu, Jeter Donald
Siwalette
Universitas Pattimura Ambon, Indonesia
Email: putramahulauw@gmail.com, stevethenu@gmail.com, siwalettej2017@gmail.com
*Correspondence: putramahulauw@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diajukan
: 05-01-2023
Diterima
: 17-01-2023
Diterbitkan
: 20-01-2023
Indonesia merupakan negara agraris, karena sektor pertanian
menjadi salah satu basis pembangunan ekonomi nasional. Sektor
pertanian memiliki peranan penting dan strategis dalam
pembangunan ekonomi sebagai penghasil bahan pangan,
penyedia lapangan kerja, penyedia faktor produksi, berkontribusi
terhadap Produk Domestik Bruto ,dan penghasil devisa negara.
Melihat peran penting tersebut, sector pertanian mendapatkan
perhatian cukup besar dari pemerintah. Tujuan dari penelitian ini
adalah Mengidentifikasi Karakteristik PPL di kecamatan Salahutu
serta Menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
penyuluh pertanain lapangan pada kabupaten Maluku Tengah.
Penelitian terdiri atas 9 variabel yaitu Kinerja Penyuluh X1
Kepemimpinan, X2 Lingkungan Kerja, X3: Intensif atau Biaya
Operasional X4 Budaya Kerja, X5 Komunikasi, X6 Pemberian
Gaji, X7 Pelatihan, X8 Penghargaan, X9 Faktor Usia yang
dianalisis menggunakan Metode Regresi Linier Berganda dengan
bantuan SPSS Versi 23.0. Hasil penelitian bahwa seluruh seluruh
variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja penyuluh pertanian lapangan (PPL). ) terdapat 7 variabel
yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi
sawah sedangkan untuk variabel pelatihan dan penghargaan
memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap
kinerja penyuluh pertanian lapangan (PPL).
ABSTRACT
Indonesia is an agrarian country, as the agricultural sector is one
of the bases of national economic development. The agricultural
sector has an important and strategic role in economic
development as a producer of food, provider of employment,
provider of production factors, contributes to Gross Domestic
Product, and earns foreign exchange. Seeing this important role,
the agricultural sector receives considerable attention from the
government. The purpose of this study is to identify the
characteristics of PPLs in Salahutu sub-district and analyze the
effect of work motivation on the performance of field agricultural
extension workers in Central Maluku district. The study consists
of 9 variables, namely Extension Worker Performance X1
Leadership, X2 Work Environment, X3: Intensive or Operational
Costs X4 Work Culture, X5 Communication, X6 Salary, X7
Training, X8 Awards, X9 Age Factors which are analyzed using
Multiple Linear Regression Method with the help of SPSS Version
Kata kunci: Punyuluhan;
Motivasi; Produksi; BPP;
Penyuluh.
Keywords: Extension;
Motivation; Production; BPP;
Extension.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 81
23.0. The results showed that all of the variables together have an
effect on the performance of field agricultural extension workers
(PPL). There are 7 variables that have a positive and significant
effect on the production of paddy rice while the training and
award variables have a positive and insignificant relationship to
the performance of field agricultural extension workers (PPL).
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Negara Indonesia merupakan negara agraris, karena sektor pertanian menjadi salah satu
basis pembangunan ekonomi nasional. Sektor pertanian memiliki peranan penting dan strategis
dalam pembangunan ekonomi sebagai penghasil bahan pangan, penyedia lapangan kerja,
penyedia faktor produksi, berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto ,dan penghasil devisa
negara. Melihat peran penting tersebut, sector pertanian mendapatkan perhatian cukup besar
dari pemerintah (Isbah & Iyan, 2016), (Setyowati, 2012), (Husmayanti, 2021).
Pembangunan pertanian kedepan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih
besar terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional, penciptaan lapangan kerja
bagi penduduk pedesaan dan pengurangan kemiskinan (Bantacut, 2014), (Putra, 2016), (Syahza,
2013). Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan langkah-langkah strategis dan
pemanfaatan sumber daya secara optimal, diantaranya adalah mengoptimalkan peran
penyuluh pertanian. Penyuluh merupakan agen pembaruan yang bertujuan mengadakan
perubahan- perubahan pada petani dengan menyebar luaskan inovasi yang telah disusun sesuai
dengan kebutuhan petani.
Penyuluh Pertanian memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam
pengembangan pembangunan pertanian di Provinsi Maluku. Keberhasilan pembangunan
Pertanian ditentukan oleh potensi sumber daya lahan dan kualitas sumberdaya manusia yang
profesional, kredibel, kreatif, inovatif, akuntabel, dan amanah.
Kondisi wilayah Maluku yang berpulau-pulau mengisyaratkan kepada kita bahwa
kebutuhan akan tenaga SDM penyuluh pertanian sangatlah penting dan dibutuhkan untuk
menepati jumlah desa dan pulau baik dari segi Kuantitas maupun kualitas. Penyuluh pertanian
berperan : sebagai inisiator, fasilitator, dan dinamisator dalam menggerakan pembangunan
pertanian ditingkat petani.
Ketenagaan penyuluhan sangat berperan sebagai faktor penentu perubahan perilaku petani
dalam pengembangan usaha taninya dan kinerja penyuluh pertanian merupakan kualitas dari
suatu hasil kerja penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya yang diakibatkan oleh kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan
untuk berprestasi".
Permasalahan utama yang dihadapi oleh penyuluh pertanian di Provinsi Maluku adalah
kondisi wilayah kepulauan, sistem pertanian beragam atau polikultur tidak hanya satu komoditi
tetapi banyak komiditi, selain itu jumlah penyuluh PNS sedikit yakni cuma 523 orang tidak
sebanding dengan jumlah desa yang ada yakni 1.236 Desa sehingga tidak dapat menemptakan
penyuluh di setiap Desa, bila 1 Desa 1 Penyuluh, penyebaran penyuluh tidak merata disetiap
kabupaten/kota.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 82
Permasalahan lainnya yaitu; tingginya biaya transportasi karena wilayah kepulauan dan
tidak diimbangi
dengan
tunjangan
Biaya Operasional Penyuluh yang disediakan oleh
Pemerintah.
Kabupaten Maluku Tengah memiliki keunggulan komoditi pertanian sangat beragam
karena sistem pertanian di Maluku adalah polikultur atau berbagai macam tanaman diusahakan
di satu lahan, kecuali untuk petani di daerah transmigrasi komoditi yang diusahakan adalah;
padi, jagung, dan tanaman hortikultura. Sedangkan untuk petani Maluku mereka mengusahakan
tanaman perkebunan yakni; Pala, Cengkeh, dan Tanaman hortikultura serta beternak dalam
skala yang kecil.
Oleh karena itu, perlu optimalisasi kinerja Penyuluh Pertanian di setiap Balai Penyuluh
Pertanian kecamatan melalui uji kompetensi bagi penyuluh pertanian sehingga penyuluh
memiliki motivasi yang tinggi dalam melakukan tugas dan tanggungjawab mereka, selain itu
pemimpin di setiap BPP juga harus menciptakan iklim kerja yang baik agar penyuluh lapangan
dapat optimal dalam bekerja, selain itu komunikasi juga harus terjalin dengan baik antara
pimpinan, sesama penyuluh dan terutama penyuluh dengan petani, gaji penyuluh harus
dibayarkan tepat waktu dan sesuai dengan kinerjanya dan memberikan penghargaan kepada
penyuluih yang berprestasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana motivasi kerja penyuluh terhadap kinerja penyuluh pertanain di
kecamatan salahutu kabupaten Maluku Tengah.
Metode Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Salahutu kabupaten Maluku Tengah dijadikan
sebagai objek penelitian. Sedangkan jangka waktu penelitian dan masa penggarapannya
diperkirakan kurang lebih tiga bulan. Mulai Bulan oktober Sampai Bulan Desember 2022.
2. Sumber Data Penelitian
Jenis data pada penelitian ini terdiri dari Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari
dinas pertanian dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Data
Sekunder, yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan hasil wawancara dengan
pimpinan BPP dan Penyuluh, dokumentasi dan laporan tertulis dinas pertanian yang dibuat
secara berkala.
Populasi dan Sampel Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah PPL
di Kecamatan salahutu sebanyak 24 orang. Pada kecamatan Salahutu dikarenakan penyuluh
di kecamatan salahutu mempunyai jumlah penyuluh terbanyak pada kabupaten Maluku
tengah serta mempunyai penyuluh yang bervariasi seperti Penyuluh PNS, Penyuluh THL-
PBPP, Penyuluh Swadaya dan Penyuluh POPT, sehingga menjadi alasan untuk diteliti.
3. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Sampel Jenuh.
Menurut (Andika, 2018) pengertian dari sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi dijadikan sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi
relative kecil, kurang dari 30, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Sehingga semua PPL akan diwawancarai untuk mengumpulkan data.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 83
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut
:
a. Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Pada penelitian ini, penulis telah membuat beberapa daftar pertanyaan
sebelumnya dalam bentuk kuesioner untuk mempermudah proses wawancara dengan
pihak responden nantinya (Marâ et al., 2019), (Tanjung et al., 2021).
Data yang diperolah selanjutnya diolah dengan cara memberikan penilaian terhadap
jawaban yang diperoleh pada angket yang disebarkan kepada responden dengan
menggunakan Skala Likert (Meisi, 2017), (Kristalisasi & Tarmadja, 2019) dimana
jawaban setiap instrument mempunyai gradasi dari yang sangat positif hingga yang
sangat nagatif. Penggunaan Skala Likert untuk memudahkan peneliti dalam mengukur
kesetujuan dan ketidaksetujuan responden terhadap sesuatu objek. Umunya, dalam
penggunaan skala likert, instrument akan didesain sedemikian rupa menggunakan
pertanyaan yang bersifat tertutup dengan 5 tingkatan atau skala jawaban.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (Purwati & Nugroho, 2016), (Fitriani, 2013). Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya kecil.
Metode ini dilakukan pada saat melakukan pengumpulan data awal. Selain itu untuk
membantu menjelaskan kepada responden apabila responden kurang jelas dan tidak bisa
menjawab angket yang dikarenakan buta huruf ataupun keterbatasan di dalam memahami
pertanyaan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data atau variabel mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, buku, prasasti, notulen rapat (Arasdi, 2018). Metode dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data fisik dan kondisi wilayah di Kecamatan Salahutu,
Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku, seperti luas wilayah, jumlah penduduk, dan
mata pencaharian penduduk.
5. Metode Analisis Data
Untuk melakukan analisis data maka :
a. Untuk tujuan penelitian pertama di lakukan analisis desktiftif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelisasi.
b. Untuk tujuan penelitian kedua dilakukan analisis linear berganda merupakan
model regresi yang melibatkan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 84
linear berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen (Nababan et al., 2016). Lebih
mudahnya yaitu untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau
lebih dari dua variabel independen X1, X2, X3,....,Xi terhadap satu variabel terikat Y.
c.
Hasil dan Pembahasan
a. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Gambar 2. Penyebaran Plot
Berdasarkan Gambar 2. Diatas, menunjukan bahwa penyebaran plot berada di
sekitar dan sepanjang garis 45°. Dengan demikian menunjukan bahwa data data pada
variabel penelitian berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 8. Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
Kepemimpinan
0,129
7,759
Lingkungan
Kerja
0,221
4,526
Intensif/Biaya
Operasional
0,719
1,391
Budaya Kerja
0,292
3,423
Komunikasi
0,398
2,514
Pemberian
Gaji
0,114
8,792
0,389
2,569
0,524
1,909
0,110
9,072
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 85
Berdasarkan Tabel diatas diketahui model regresi tidak terdapat gejala multikolinierlitas
karena nilai Tolerance semua variabel > 0,10 dan nilai VIF semua variabel < 10, sehingga dapat
dikatakan bahwa dalam penelitian ini terjadi multikolinierlitas dalam regresinya.
Uji Heteroskedasitas
Gambar 3. Scatterplot pada Uji Heteroskedasitas
Dari gambar di atas ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta hanya di atas atau
dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik
data
tidak
terpola.
Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik
Heteroskedasitas dan layak digunakan dalam penelitian.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Penyuluh
Tebel 9. UJI t
Variabel
Koefisien
Regresi
t-hitung
Sig-t
Constant
6,628
1,460
0,170
LnX1
-1,208
-2,642
0,021
LnX2
0,224
4,379
0,001
LnX3
-0,138
-2,621
0,022
LnX4
0,444
8,599
0,000
LnX5
0,381
7,300
0,000
LnX6
1,812
4,140
0,001
LnX7
-0,069
-1,214
0,248
LnX8
-0,032
-1,096
0,295
LnX9
-0,541
-2,811
0,016
R.Square
: 0.845
T.Tabel
:2.179
F-Hitung
: 40.364
FTabel
: 2.71
Sumber : Hasil output SPSS
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 86
Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji-F)
Uji hipotesis secara simultas (Uji F) antara variabel bebas dalam hal ini antara variabel
Kepemimpinan (X1), Lingkungan Kerja (X2), Insentif atau Biaya Operasional (X3), Budaya
Kerja (X4), Komunikasi (X5), Pemberian Gaji (X6), Pelatihan (X7), Penghargaan (X8) dan
faktor Usia (X9).
Dari hasil perhitungan SPSS 24 pada tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 40.364
dengan tingkat signifikansi 0,000 dengan demikian tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05
(0,000
<
0,05).
Kemudian F hitung > F tabel (40.364 > 2.71), maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Dengan demikian dapat disimpulkan variabel
independen Kepemimpinan (X1), Lingkungan Kerja (X2), Insentif atau Biaya Operasional (X3),
Budaya Kerja (X4), Komunikasi (X5), Pemberian Gaji (X6), Pelatihan (X7), Penghargaan (X8)
dan faktor Usia (X9) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
kinerja (Y).
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji-T)
Uji parsial (uji t) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing masing variabel
bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Uji t digunakan untuk mengetahui berapa
besar pengaruh masing-masing faktor produksi secara parsial (individu) dalam menjelaskan
variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel
sebesar 2.179 pada tingkat kepercayaan 95% = 0,05). Hasil uji t dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kepemimpinan (X1)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
variabel kepemimpinan sebesar 1.208 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2.642 >
2.179) yang berarti bahwa H₀ ditolak. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel kepemimpinan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PPL. Artinya jika kepemimpinan
mengalami peningkatan 1 persen, sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan
peningkatan kinerja PPL sebesar 1.208.
2. Lingkungan Kerja (X2)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
lingkungan kerja sebesar 0.224 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (4.379 > 2.179)
yang berarti bahwa H₀ ditolak. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel lingkungan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PPL.
Artinya jika lingkungan kerja mengalami peningkatan 1 persen, sementara variabel lain konstan
maka akan menyebabkan peningkatan kinerja PPL sebesar 0.224.
3. Intensif/Biaya Operasional (X3)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
intensif/biaya operasional sebesar 0.138 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2.621 >
2.179) yang berarti bahwa H ditolak. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel intensif/biaya
operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PPL. Artinya jika intensif/biaya
operasional mengalami peningkatan 1 persen, sementara variabel lain konstan maka akan
menyebabkan peningkatan kinerja PPL sebesar 0.138.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 87
4. Budaya Kerja (X4)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
lingkungan kerja sebesar 0.444 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (8.599 > 2.179)
yang berarti bahwa H₀ ditolak. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel budaya kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja PPL.
Artinya jika budaya kerja mengalami peningkatan 1 persen, sementara variabel lain konstan
maka akan menyebabkan peningkatan kinerja PPL sebesar 0.444.
5. Komunikasi (X5)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
komunikasi sebesar 0.381 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (7.300 > 2.179) yang
berarti bahwa H₀ ditolak. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel kominikasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja PPL. Artinya jika komunikasi mengalami peningkatan 1
persen, sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan peningkatan kinerja PPL
sebesar 0.381.
6. Pemberian gaji (X6)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
pemberian gaji sebesar 1.812 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (4.140 > 2.179) yang
berarti bahwa H₀ ditolak. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel pemberian gaji berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja PPL. Artinya jika pemberian gaji mengalami
peningkatan 1 persen, sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan peningkatan
kinerja PPL sebesar 1.812.
7. Pelatihan (X7)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
pelatihan
sebesar
0.069 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (1.214 < 2.179) yang berarti bahwa H₀
diterima. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel pelatihan berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kinerja PPL. Tidak signifikannya veriabel pelatihan di karenakan para PPL
disana jarang diberikan pelatihan.
8. Penghargaan (X8)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
pelatihan
sebesar 0.032 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (1.096 < 2.179) yang
berarti bahwa H₀ diterima. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel penghargaan berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kinerja PPL. Tidak signifikannya veriabel penghargaan di
karenakan para PPL disana tidak perna diberikan penghargaan.
9. Faktor usia (X9)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
faktor usia sebesar 0.541 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2.811 > 2.179) yang
berarti bahwa H₀ ditolak. Maka dapat dijelaskan bahwa variabel faktor usia berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja PPL. Artinya jika faktor usia mengalami peningkatan 1 persen,
sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan peningkatan kinerja PPL sebesar
0.541.
Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi merujuk kepada kemampuan dari variabel independen (X) dalam
menerangkan variable dependen (Y). Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 88
seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai koefisien determinasi atau R Square adalah
sebesar 0.944. Hal ini menjelaskan bahwa variabel kepemimpinan (X), lingkungan kerja (X),
intensif/biaya operasional (X), pupuk budaya kerja (X₄), komunikasi (X), pemberian gaji (X),
pelatihan (X
),
penghargaan (X8), dan faktor usia (X9), secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen produksi padi sawah (Y) sebesar 94.4 persen, sedangkan sisanya 5.6
persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi ini atau variabel yang tidak
diteliti.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulannya yaitu motivasi kerja penyulu
pertanian lapangan (PPL) di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah berdasarkan 9
kriteria 9 faktor motivasi yang meliputi kepemimpinan, lingkungan kerja, intensif/biaya
operasional, budaya kerja, komunikasi, pemberian gaji, pelatihan, penghargaan dan faktor usia.
Berdasarkan hasil uji simultan (uji f) bahwa seluruh variabel tersebut secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja penyuluh pertanian lapangan (PPL). Dan berdasarkan hasil
uji
parsial
(uji
t)
terdapat
7 variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi
padi sawah yaitu luas kepemimpinan, lingkungan kerja, intensif/biaya operasional, budaya
kerja, komunikasi, pemberian gaji dan faktor usia. sedangkan untuk variabel pelatihan dan
penghargaan memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap kinerja penyuluh
pertanian lapangan (PPL).
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 89
Bibliografi
Andika, R. (2018). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Pada Pt Artha Gita Sejahtera Medan. Jumant, 9(1), 95103.
Http://Download.Garuda.Kemdikbud.Go.Id/Article.Php?Article=1054540&Val=15785&T
itle=Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan
Pada Pt Artha Gita Sejahtera Medan
Arasdi, W. (2018). Penelitian Studi Komparasi Pemikiran Imam Alghazali Dan Barbara
Prashnig Tentang “Learning Style. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Http://Repository.Uin-Suska.Ac.Id/20475/
Bantacut, T. (2014). Agenda Pembangunan Pertanian Dan Ketahanan Pangan 2014-2019
(Agenda Ofagricultural Development And Food Security 2014-2019). Jurnal Pangan,
23(3), 278295. Https://Doi.Org/10.33964/Jp.V23i3.98
Fitriani, W. (2013). Efektivitas Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Bordir Pada Siswa
Tata Busana Kelas Xi Di Smk Negeri 1 Kendal. Fashion And Fashion Education Journal,
2(1). Https://Journal.Unnes.Ac.Id/Sju/Index.Php/Ffe/Article/View/2297
Husmayanti, R. (2021). Tata Kelola Dana Desa Berbasis Perencanaan Partisipatif Di Desa
Pantai Cermin Kiri Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ilmu Sosial
Dan Politik [Jimsipol], 1(3).
Http://Jurnalmahasiswa.Umsu.Ac.Id/Index.Php/Jimsipol/Article/View/479
Isbah, U., & Iyan, R. Y. (2016). Analisis Peran Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Dan
Kesempatan Kerja Di Provinsi Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, 7(19), 4554.
Https://Jsep.Ejournal.Unri.Ac.Id/Index.Php/Jsep/Article/View/4142
Kristalisasi, E. N., & Tarmadja, S. (2019). Kajian Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Terhadap Produktivitaspemanen Plasma Pt. Sime Indo Agro. Jurnal Agromast, 1(1).
Http://Journal.Instiperjogja.Ac.Id/Index.Php/Jai/Article/View/254
Marâ, H., Priyanto, W., & Damayani, A. T. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran
Tematik Ular Tangga Berbagai Pekerjaan. Mimbar Pgsd Undiksha, 7(3).
Https://Doi.Org/10.23887/Jjpgsd.V7i3.19411
Meisi, M. (2017). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kepercayaan Merek Terhadap
Loyalitas Pelanggan Starbucks Coffee/Meisi/21130245/Pembimbing: Tumpal Jr Sitinjak .
Http://Eprints.Kwikkiangie.Ac.Id/1795/
Nababan, Y. R., Tawas, H. N., & Uhing, J. (2016). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pln (Persero) Area Manado. Jurnal Emba: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(3).
Https://Doi.Org/10.35794/Emba.4.3.2016.14417
Purwati, H., & Nugroho, A. A. (2016). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis
Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear. Jipmat,
1(2). Https://Doi.Org/10.26877/Jipmat.V1i2.1239
Putra, A. H. (2016). Peran Umkm Dalam Pembangunan Dan Kesejahteraan Masyarakat
Kabupaten Blora. Jurnal Analisa Sosiologi, 5(2), 4052.
Http://Download.Garuda.Kemdikbud.Go.Id/Article.Php?Article=1762582&Val=11711&T
itle=Peran Umkm Dalam Pembangunan Dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Blora
Setyowati, N. (2012). Analisis Peran Sektor Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo. Sepa: Jurnal
Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 8(2).
Https://Doi.Org/10.20961/Sepa.V8i2.48866
Syahza, A. (2013). Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Dalam Upaya Percepatan
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 4, No. 1, Januari 2023 90
Pembangunan Ekonomi Pedesaan.
Https://Publikasiilmiah.Ums.Ac.Id/Xmlui/Handle/11617/3501
Tanjung, R., Ritonga, T., & Siregar, E. Y. (2021). Analisis Minat Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Ujung Batu Barus. Jurnal
Mathedu (Mathematic Education Journal), 4(1), 8896.
Https://Doi.Org/10.37081/Mathedu.V4i1.2201