������������������������������������������ Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: p�ISSN: 2723 - 6609

e-ISSN : 2548-1398

������������������������������ ����������� Vol. 1, No. 5 Desember 2020

 

EKSTRAKSI INFORMASI MEME-INTERNET BERBAHASA INDONESIA DENGAN MESIN PENCARIAN

 

Fery Satria Kristianto, Endang Setyati dan Reddy Alexandro Harianto

Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstract

Meme‌ ‌images‌ ‌on‌ ‌the‌ ‌internet‌ ‌have‌ ‌information‌ ‌that‌ ‌can‌ ‌be‌ ‌extracted‌ ‌with‌ ‌the‌ ‌aim‌ ‌of‌ ‌obtaining‌ ‌new‌ ‌information‌ ‌that‌ ‌is‌ ‌needed‌ ‌by‌ ‌society.‌ ‌Information‌ ‌extraction‌ ‌is‌ ‌one‌ ‌of‌ ‌the‌ sciences‌ ‌in‌ ‌recognizing‌ ‌unstructured‌ ‌text‌ ‌data‌ ‌into‌ ‌structured‌ ‌text‌ ‌data.‌ ‌In‌ ‌this‌ ‌research,‌ ‌we‌ ‌will‌ ‌conduct‌ ‌trials‌ ‌in‌ ‌recognizing‌ ‌the‌ ‌background‌ ‌image‌ ‌and‌ ‌text‌ ‌contained‌ ‌in‌ ‌the‌ ‌image.‌ ‌The‌ ‌position‌ ‌of‌ ‌the‌ ‌text‌ ‌that‌ ‌you‌ ‌want‌ ‌to‌ ‌recognize‌ ‌is‌ ‌at‌ ‌the‌ ‌top‌ ‌and‌ ‌bottom‌ ‌of‌ ‌the‌ ‌meme‌ ‌image.‌ ‌The‌ ‌SIFT‌ ‌algorithm‌ ‌is‌ ‌one‌ ‌of‌ ‌the‌ ‌most‌ ‌widely‌ ‌used‌ ‌feature‌ ‌extraction‌ ‌methods‌ ‌in‌ ‌recognizing‌ ‌local‌ ‌features‌ ‌of‌ ‌an‌ ‌image.‌ ‌The‌ ‌use‌ ‌of‌ ‌the‌ ‌SIFT‌ ‌algorithm‌ ‌in‌ ‌recognizing‌ ‌local‌ ‌features‌ ‌of‌ ‌the‌ ‌image‌ ‌is‌ ‌expected‌ ‌to‌ ‌provide‌ ‌good‌ ‌information.‌ ‌Meanwhile,‌ ‌the‌ ‌Jaro-Winkler‌ ‌distance‌ ‌algorithm‌ ‌is‌ ‌used‌ ‌for‌ ‌textual‌ ‌similarity.‌ ‌Trials‌ ‌in‌ ‌the‌ ‌pre-process‌ ‌in‌ ‌forming‌ ‌a‌ ‌‌database‌‌ ‌of‌ ‌image‌ ‌and‌ ‌word‌ ‌features‌ ‌using‌ ‌1000‌ ‌image‌ ‌data‌ ‌from‌ ‌the‌ ‌crawling‌ ‌process‌ ‌can‌ ‌be‌ ‌carried‌ ‌out.‌ ‌The‌ ‌preprocessing‌ ‌especially‌ ‌for‌ ‌the‌ ‌text‌ ‌extraction‌ ‌stage‌ ‌contained‌ ‌in‌ ‌the‌ ‌image‌ ‌can‌ ‌run‌ ‌well.‌ ‌In‌ ‌the‌ ‌information‌ ‌retrieval‌ ‌test‌ ‌phase,‌ ‌50‌ ‌images‌ ‌were‌ ‌used.‌ ‌The‌ ‌results‌ ‌of‌ ‌the‌ ‌information‌ ‌retrieval‌ ‌trial‌ ‌by‌ ‌utilizing‌ ‌‌thedatabase‌‌ ‌featureformed‌ ‌in‌ ‌the‌ ‌study‌ ‌have‌ ‌not‌ ‌been‌ ‌maximized‌ ‌because‌ ‌the‌ ‌output‌ ‌of‌ ‌the‌ ‌system‌ ‌in‌ ‌providing‌ ‌results‌ ‌is‌ ‌still‌ ‌far‌ ‌from‌ ‌the‌ ‌initial‌ ‌hypothesis.‌ ‌The‌ ‌percentage‌ ‌of‌ ‌the‌ ‌similarity‌ ‌in‌ ‌the‌ ‌image‌ ‌results‌ ‌from‌ ‌theoutput‌ ‌test‌ ‌is‌ ‌‌query‌‌ ‌still‌ ‌below‌ ‌50%,‌ ‌especially‌ ‌in‌ ‌the‌ ‌section‌ ‌on‌ ‌the‌ ‌compatibility‌ ‌between‌ ‌the‌ ‌image‌ ‌text‌ ‌and‌ ‌the‌ ‌ background‌ ‌image.

 

Keyword : extraction, information, SIFT, jaro-winkler, internet-memes

 

Abstrak

Citra meme yang ada di internet memiliki informasi yang dapat digali dengan tujuan untuk mendapatkan informasi baru yang diperlukan masyarakat. Ekstraksi Informasi merupakan salah satu ilmu dalam mengenali data teks tidak terstruktur menjadi data teks terstruktur. Dalam penelitian akan melakukan ujicoba dalam mengenali citra latar dan teks yang terkandung di dalam citra. Posisi teks yang hendak dikenali berada pada bagian atas dan bawah citra meme. Algoritma SIFT adalah salah satu metode ekstraksi fitur yang paling banyak digunakan dalam mengenali lokal fitur dari sebuah citra. Penggunaan algoritma SIFT dalam mengenali lokal fitur dari citra diharapkan dapat memberikan informasi yang baik. Sedangkan untuk kemiripan secara tekstual digunakan algoritma Jaro-Winkler distance. Uji coba dalam pra-proses dalam pembentukan database fitur citra dan kata menggunakan 1000 data citra hasil proses crawling dapat dilaksanakan. Praproses terutama untuk tahapan ekstraksi teks yang terdapat pada citra dapat berjalan baik. Pada tahap uji coba temu kembali informasi data citra yang digunakan sebanyak 50 citra. Hasil uji coba temu kembali informasi dengan memanfaatkaan database fitur yang terbentuk dalam penelitian, belum berjalan maksimal karena luaran dari sistem dalam memberikan hasil masih jauh dari hipotesa awal. Prosentase kemiripan citra hasil ujicoba luaran query masih di bawah 50%, terutama di bagian kesesuaian antara teks citra dan citra latar.

 

Kata kunci: ekstraksi, informasi, SIFT, jaro-winkler, meme-internet

 

Pendahuluan

Penyebaran meme menjadi sebuah budaya baru di masyarakat untuk menyampaikan ekspresi dari suatu ide, perilaku ataupun gaya dari satu orang ke orang lain terutama di media sosial. Istilah bahasa Inggris meme dicetuskan oleh Richard Dawkins tahun 1976 melalui bukunya yang berjudul �The Selfish Gene�(Dawkins, 2016). Meme-internet sebagai salah satu hasil produk dari teknologi digital khususnya citra gambar yang dapat memberi pengaruh positif maupun negatif.

Pengaruh ini baik dari segi gambar yang di jadikan latar belakangnya maupun kalimat teks yang menjadi bagian dari gambar tersebut. Dengan semakin banyaknya minat para kreator meme dan pengguna internet di Indonesia. Hal ini mendorong anak-anak bangsa membuat sebuah wadah di internet yang dapat banyak menampung kreatifitas meme yang terutama yang memiliki unsur komedi. Salah satu laman yang populer adalah 1 Cak.com, sebuah laman yang di dalamnya menampung berbagai macam meme yang terinpirasi dari kehidupan sehari-hari atau yang menjadi trending topic di media sosial.

Frase Kalimat pada citra meme dapat menjadi sebuah informasi yang dapat membantu dalam mencari tingkat kepopuleran dari citra meme tersebut di lihat dari segi banyaknya meme dengan citra latar yang mirip tersebar di internet. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pemisahan teks dari citra latar meme agar di dapatkan data teks yang dapat di olah menjadi informasi. Sehingga mucul tantangan dalam menggali maupun melakukan ekstraksi informasi dari obyek citra. Untuk menyelesaikan kendala tersebut dilakukan teknik Information Extraction (IE), dimana teknik ini untuk mengambil teks pada citra meme menjadi sebuah informasi yang mudah digunakan kembali. Definisi dari ekstraksi informasi adalah suatu mekanisme dalam melakukan ektraksi sekumpulan teks untuk mendapatkan suatu fakta-fakta. Fakta-Fakta tersebut dapat dalam bentuk events, entitas dan relationship maupun dalam bentuk informasi terstruktur (Saggion & Poibeau, 2013).

Ekstraksi informasi merupakan salah satu bagian dari Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing). Pada penelitian ini proses ektraksi akan dilakukan dengan menggunakan metode Optical Character Recognition (OCR), dimana proses ini dilakukan untuk mengubah pada bagian teks dari sebuah citra optis yang memiliki dokumen atau teks didalamnya(Amalia, Sharif, Haisar, Gunawan, & Nasution, 2018). Menurut Cherriet, OCR adalah sebuah aplikasi komputer yang digunakan untuk mengidentifikasi�� citra�� huruf�� maupun�� angka untuk dikonversi ke dalam bentuk yang dapat diubah.(Cheriet,M. & Kharma,N., Liu,C., Suen, 2006)

Penelitian yang di usulkan ini adalah untuk melihat kemiripan baik secara frase kata yang terkandung di dalam citra tersebut maupun obyek dari citra latarnya. Untuk ekstraksi fitur dalam mencari kemiripan citra latar, peneliti akan menggunakan salah satu algoritma pengenalan obyek yaitu SIFT (Nakashima & Kuroki, 2017). Algoritma SIFT digunakan untuk menemukan titik-titik kunci pada image dan SIFT desktriptor. Titik kunci antar citra kemudian akan dihitung menggunakan cosine distance. Sedangkan kemiripan pada kata, peneliti menggunakan algoritma jaro-winkler distance. Metode yang di usulkan dalam penelitian ini adalah menggabungkan kedua algoritma dalam menemukan kembali informasi dari citra meme.

 

Metode Penelitian

Tahapan awal dalam penelitian ini adalaha pembuatan dataset dengan melakukan proses crawling citra meme di internet. Proses ini mengumpulkan sebanyak 1000 citra meme dengan teks dalam bahasa Indonesia yang akan digunakan sebagai dataset awal. Salah satu hasil citra meme yang diperoleh seperti pada gambar 1.

 

Gambar 1 Contoh Citra Meme

 

 

 

Pada tahap selanjutnya akan dilakukan beberapa tahapan pra-proses terhadap citra hingga proses ekstraksi teks dan vector fitur pada citra diperoleh. Tahapan-tahapan praproses sebagai berikut:

 

1.      Pra-proses citra

Metode praproses yang dilakukan adalah dengan melakukan konversi citra RGB ke grayscale. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pada tahapan selanjutnya karena dengan dengan nilai hanya derajat keabuan, proses ekstraksi akan lebih cepat dilakukan. Hal ini untuk merubah intensitas informasi warna dari RGB (16 bit) menjadi 8 bit. Sedangkan untuk segmentasi akan menggunakan metode Thresholding untuk mendapatkan wilayah yang mengandung teks dan non teks. Pada tahapan ini dilakukan proses morfologi untuk dapat mendeteksi wilayah teks pada citra yang memiliki beragam warna latar sehingga diperlukan proses morfologi gradien dan dilasi pada citra biner dan kemudian dilakukan proses inverted pada citra. Sehingga wilayah teks yang dikenali dalam warna putih dan background berwarna hitam dapat dilakukan transposisi sehingga nantinya wilayah teks berwarna hitam. Proses ini perlu dilakukan karena sistem OCR tidak mengenali wilayah putih sehingga akan banyak wilayah teks yang tidak dikenali.

 

2.      Ekstraksi teks pada citra

Setelah proses pengenalan wilayah teks terbentuk maka proses dilanjutkakn dengan ekstraksi teks pada citra menggunakan library tesseract. Teks hasil ekstraksi ini menjadi data awal yang akan dilakukan proses pembersihan dan normalisasi teks agar di peroleh kumpulan keyword. Keyword ini yang akan menandai setiap citra dan menjadi fitur unik dari citra. Proses normalisasi meliputi: case folding, tokenisasi, stopword, dan normalisasi teks.

 

3.      Ekstraksi fitur pada citra

Pada tahap ekstraksi fitur dilakukan dengan menggunakan algoritma SIFT dan kemudian hasil proses ekstraksi vector fitur disimpan kedalam database. Selanjutnya dalam pengujian fitur dari data uji akan dilakukan satu persatu dengan dibandingkan dengan fitur yang sudah tersimpan pada database. Proses pengenalan awal dari ekstraksi fitur citra dengan mendeteksi keypoints (titik pusat pola local) pada citra. Menentukan keypoint citra yang memiliki ketahanan terhadap perubahan dan dapat mewakili obyek citra secara keseluruhan. Hasil pembentuka pola pada citra ditandai dengan pola lingkaran pada citra. Pada gambar 2 untuk obyek citra dengan atribut nama file 2.jpg dihasilkan 462 keypoint

Gambar 2 Pembentukan Descriptor Keypoint dengan SIFT

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian ini akan menggunakan data citra meme dalam bahasa Indonesia untuk dijadikan database awal. Proses pembentukan dataset dilakukan melalui beberapa tahapan berikut ini untuk mendapatkan informasi yang tidak terstruktur menjadi informasi terstruktur. Pada penelitian ini citra yang digunakan sebagai data uji sebanyak 20 citra meme berbahasa Indonesia. Data citra terbagi menjadi 2 yaitu: 10 citra dari dataset dan 10 citra dari luar dataset.

A.  Implementasi Praproses Citra

Citra hasil proses crawling yang diperoleh memiliki ukuran minimal 300 piksel x 400 piksel dan maksimal sebesar 1028 x 1028 piksel seperti pada gambar 1. Tahap pertama citra akan dirubah dari citra berwarna RGB ke citra berwarna abu-abu. Setelah diperoleh citra abu-abu proses berikutnya adalah fungsi pembuatan kernel. Fungsi ini digunakan untuk melakukan pemindaian dan konvolusi pada citra dengan transformasi morfologi. Uji coba deteksi teks dengan menggunakan operasi morfologi untuk dapat mengenali wilayah teks pada citra.

Ukuran kernel sangat mempengaruhi seberapa tebal obyek yang akan terkikis atau terlapisi dengan operasi morfologi. Pada tahap ini kernel yang digunakan berukuran 3x3 dengan menggunakan bentuk elipse. Pembentukan kernel dengan ukuran tersebut nantinya digunakan untuk operasi morfologi gradien pada citra. Tahapan selanjutnya adalah melakukan proses tresholding menggunakan metode Otsu. Setelah didapatkan citra hasil, dilakukan prose pembentukan kernel berukuran 5x5 dengan menggunakan bentuk kotak. Pembentukan kernel ini digunakan untuk operasi morfologi close, untuk melihat kontur citra yang saling terhubung. Pemilihan komposisi kernel dipilih setelah dilakukan beberapa uji coba kombinasi kernel. Komposisi kernel 3x3 untuk morfologi gradient dan kernel 5x5 untuk morfologi close.

Uji coba tahapan sistem ditunjukkan seperti pada gambar 3. Uji coba untuk citra meme dengan warna teks terang dan gambar 3 citra meme dengan warna teks gelap. Pada bagian (a) menunjukkan gambar asli sebagai input sistem, (b) hasil proses merubah citra RGB menjadi citra grayscale, (c) menunjukkan hasil proses Otsu Thresholding, (d) bounding box wilayah teks, (e)connected region text, (f) hasil luaran sistem.

 

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Gambar 3 Contoh Praproses Citra

 

B.     Implementasi Ekstraksi Teks

Setelah praproses citra telah dilakukan dan memperoleh wilayah teks yang di tandai dengan kotak bergaris hijau. Proses ekstraksi ini akan menggunakan library tesseract sebagai modul pembaca dan pengenalan citra optis(�zgen, Fasounaki, & Ekenel, 2018). Teks hasil ekstraksi ini akan menjadi data awal yang akan dilakukan proses pembersihan dan normalisasi teks agar di peroleh kumpulan keyword yang akan menandai setiap citra dan menjadi fitur unik dari citra. Pada gambar 5 merupakan salah satu ujicoba proses ekstraksi dimana, wilayah teks dapat dikenali secara utuh dan hasil ektraksi juga menunjukkan hasil yang baik dengan mengenali keseluruhan teks pada citra meme. Hasil yang cukup baik ini di pengaruhi kondisi citra yang memiliki piksel yang cukup baik, warna wilayah teks yang cukup kontras dengan wilayah gambar. Poses ekstraksi fitur untuk pemrosesan teks hasil dari pengolahan OCR sehingga akan diperoleh kumpulan data keyword �dan kemudian disimpan ke dalam database.

 

Gambar 4 Hasil deteksi teks pada citra sesuai bounding box

 

C.     Implementasi Pos-proses Teks dan Normalisasi

Proses ini meliputi proses: case folding, tokenisasi, stopword removal dan normalisasi teks. Proses case folding dilakukan pada keseluruhan data hasil ekstraksi teks yang tersimpan pada file berlabel dataframe.csv. Dimana proses ini untuk menyamakan teks menjadi lower case. Proses ini menjadi langkah awal dari pengolahan normalisasi dan pembersihan teks dari noise yang muncul dalam proses penelitian ini. Selanjutnya tahapan tokenisasi dilakukan untuk pemotongan string input berdasarkan tiap kata yang menyusunnya.

Metode yang digunakan adalah Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF). Metode ini digunakan untuk melakukan pembobotan pada setiap kata yang akan digunakan pada proses temu kembali informasi, Sehingga bobot hubungan antara sebuah kata dan sebuah dokumen akan tinggi apabila frekuensi kata tersebut tinggi di dalam dokumen dan frekuensi keseluruhan dokumen yang mengandung kata tersebut yang rendah pada kumpulan dokumen (Intan et al., 2006). Pada tiap term di setiap dokumen teks hasil ektraksi OCR dalam corpus. Persamaan perhitungan untuk metode TF-IDF

 

�������������������������� (12)

 

IDF menunjukkan ketersediaan sebuah kata term pada seluruh dokumen. Pada dokumen yang mengandung semakin sedikit term maka membuat nilai IDF semakin bernilai besar.

����������������������������� �� �������� (13)

Dimana :

����������� D adalah total dari keseluruhan dokumen

����������� df adalah banyak dokumen yang memiliki term

����������� TF adalah jumlah atau frekuensi kemunculan term t dalam dokumen� d

����������� W adalah bobot dokumen ke d terhadap kata term ke t

Tabel 1� Contoh Praproses teks

 

 

Keterangan

Teks

 

Hasil OCR

DIKASIH TUGAS 2 MINGGU YANG LALU, BARU DIKERJAIN PAGI-PAGI

DI SEKOLAH SEBELUM DIKUMPULKANY3

& YAy L N / N GA EA ,-/

�MURID LEGEND�

 

Case folding

dikasih tugas 2 minggu yang lalu,

baru dikerjain pagi-pagi

di sekolah sebelum dikumpulkany3 & yay l n / n ga ea ,-/ �murid legend�

 

Tokenisasi

dikasih, tugas, 2, minggu, yang, lalu, baru, dikerjain, pagi-pagi, di, sekolah, sebelum, dikumpulkany3, &, yay, l, n, /, n. ga. Ea. -/, �, murid, legend, �

Stopword

dikasih, tugas, minggu, dikerjain, pagi-pagi, sekolah, dikumpulkany3, ga, ea, murid, legend

 

Normalisasi

Dikasih, tugas, minggu, dikerjain, pagi, sekolah, dikumpulkan, murid, legend

 

 

 

 

Pada Tabel 1 menunjukkan proses pengolahan teks menggunakan tahapan pra proses teks dimana, proses ini akan memberikan data teks yang sudah mengalami pembersihan dan penataan secara teratur. Kemudian setelah tahap tokenisasi akan dilakukan pengolahan dan pencarian kandidat keyword dengan bantuan algoritma TF IDF. Proses ini akan memberikan pembobotan pada setiap kata hasil tokenisasi sehingga sampai di peroleh kata yang memiliki nilai bobot baik. Pada proses ini diperoleh sebanyak 1657 term dari proses pembobotan kata menggunakan TFIDF. Hasil perhitungan bobot TFIDF terhadap setiap term pada keseluruhan dokumen mendapatkan term tenggelamkan memiliki nilai tertinggi karena terdapat pada 50 dokumen pada database.

 

Tabel 2 nilai pembobotan term dengan TFIDF

 

 

Term

Rank

910

tenggelamkan

26.206278

 

560

mantan

21.192048

 

77

baru

13.726510

 

738

pas

12.330564

 

141

cinta

12.110186

 

...

...

...

 

454

kembang

0.908488

 

441

kehujanan

0.908488

 

 

 

Hasil pemringkatan pada term akan memudahkan dalam pencarian citra berdasarkan kata-kata terentu, dimana hal ini akan penulis gunakan pada penelitian selanjutnya terkait dengan temu kembali informasi. Peningkatan nilai akurasi juga telah mengurangi jumlah karakter yang tidak dikenali oleh sistem.

D.    Implementasi Ekstraksi Fitur Citra

Pada tahapan uji coba proses ektraksi fitur pada citra meme menggunakan library dari OpenCV. Sehingga pembuatan deskriptor pada citra dapat dilakukan untuk mengenali pattern feature dari sebuah citra dan mencari kemiripan dari sebuah citra. Proses pengenalan awal dari ekstraksi fitur citra dengan mendeteksi keypoints (titik pusat pola local) pada citra. Setelah melewati tahapan-tahapan tersebut, hasil luaran digunakan sebagai dataset awal dalam pengembangan sistem temu kembali informasi yang di usulkan pada penelitian ini.

Dimana sistem yang di usulkan dalam penelitian ini akan menampilkan hasil query citra berdasarkan nilai kemiripan. Nilai kemiripan ini di ukur berdasarkan nilai kemiripan fitur citra SIFT dan nilai kemiripan teks yang menempel pada citra. Perhitungan nilai kedekatan antar vektor citra query dengan citra pada database akan menentukan akurasi dalam pengembalian informasi. Nilai kemiripan citra SIFT dihitung menggunakan persamaan cosine distane. Seperti pada gambar 5 menunjukkan hasil pencarian titik kunci yang memiliki kemiripan antar citra. Sedangkan untuk nilai kemiripan teks akan dilakukan dengan menggunakan perhitungan Jaro-Winkler.

 

Gambar 5 Uji coba pencocokan

pada titik kunci pada fitur Citra

E.     Implementasi Pencarian Citra Berdasarkan Query Input

Uji coba aplikasi dalam mengenali citra query pada sistem yang diusulkan dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Penjelasan terkait masing-masing tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1.      Citra query input dilakukan proses ekstraksi fitur dengan menggunakan algoritma SIFT untuk mendapatkan fitur pada citra dalam bentuk vektor berukuran 32 sedangkan untuk descriptor vektornya berukuran 64. (S. Meshram & M. Agarkar, 2015)

2.      Citra query dilakukan pencocokan dengan citra di database berdasarkan vektor fiturnya, dimana proses perhitungan kedekatan jarak antar vektor dari citra query dan citra database menggunakan persamaan cosine distance.

3.      Setelah diperoleh 10 citra dengan nilai kemiripan tertinggi, kemudian dilakukan pengujian kembali untuk kemiripan pada keyword citra query dengan data keyword dari citra luaran yang tersimpan di database. Nilai kemiripan keyword ini akan menggunakan perhitungan Jaro-Winkler.

4.      Proses berikutnya melakukan perhitungan rata-rata nilai kemiripan dengan menggunakan persamaan berikut

 

������������������������

 

5.      Setelah proses perhitungan kemiripan kemudian dilakukan pemeringkatan dengan menampilkan 10 citra yang memiliki nilai kedekatan tertinggi dengan citra query.

 

Pengujian awal sistem dilakukan dengan mencoba melakukan proses pencarian citra dengan menggunakan database yang memiliki kemiripan gambar background dengan citra query. Hal ini dilakukan untuk mengukur akurasi sistem apakah bekerja dengan baik atau tidak. Uji coba yang saya lakukan menggunakan 50 data uji, sedangkan yang saya gunakan baru 20 data uji citra. Dengan komposisi data uji 10 citra di ambil dari database dan 10 citra di ambil dari luar database. Pada gambar 6 salah satu proses query sistem dalam memberikan informasi kembali dari database berdasarkan citra query input.

������

Gambar 6 Contoh hasil proses query sistem.

Penilaian kebenaran dari luaran query pada penelitian ini menggunakan penilaian obyektif dan penilaian subyektif. Untuk penilaian obyektif didasarkan pada nilai kecocokan yang dihasilkan dengan metode cosine dan Jaro-Winkler. Pada gambar 6 sistem memberikan luaran query yang memiliki kesaamaan pada rentang nilai kemiripan 1 sampai dengan 0.700. Rentang nilai ini kemudian digunakan sebagai aturan dalam memberikan label benar atau salah pada hasil luaran query. Pemberian label benar dan salah di lakukan berdasarkan pada nilai kecocokan dengan batas minimum adalah 0.700. Jika nilai kecocokan adalah >=0.700 maka akan diberi label �benar� pada hasil luaran. Tetapi jika kecocokan adalah < 0.700 antara citra query dengan citra dari database akan diberi label �salah�.

Sedangkan sebagai pembanding dilakukan penilaian subyektif didasarkan pada pengamatan langsung secara visual hasil temu kembali dari sistem oleh peneliti. Selanjutnya memberikan label benar dan salah pada hasil output sistem pencarian. Label benar di berikan jika memenuhi kriteria latar yang mirip dan teks yang mirip minimal 1 kata. Pengujian temu kembali citra disajikan dalam beberapa tabel di bawah ini. Untuk kolom pengujian subyektif merupakan hasil pengamatan dari peneliti terhadap luaran query dari sistem. Dalam mengukur efektifitas sebuah sistem temu kembali informasi memenuhi permintaan informasi dan kemampuan sistem menyediakan dokumen yang relevan digunakan perhitungan precision dan recall. (Dwiyantoro, 2017; Hasugian, 2006; Lestari, 2016)

���� ����������� ���������

Tabel 3 Hasil Nilai Precision Uji Coba query

Nilai Precision Uji Coba

Query

Dari Dataset

Dari Luar Dataset

20 Keypoint Match

Precision obyektif

0.32

0.05

Precision Subyektif

0.35

0.17

40 Keypoint Match

Precision obyektif

0.36

0.12

Precision Subyektif

0.35

0.20

 

Pada tabel 4 hasil pengujian dengan 20 keypoint kecocokan antara citra query dengan citra luaran dari database. Untuk query yang diambil dari dataset nilai rata-rata precision mencapai 32% untuk penilaian secara obyektif. Sedangkan nilai rata-rata precision mencapai 35% untuk penilaian secara subyektif. Untuk query non dataset nilai rata-rata precision cukup rendah untuk kedua penilaian yaitu 5% dan 17%. Karena nilai precision �yang cukup rendah maka dilakukan pengujian kembali dengan meningkatkan jumlah keypoint match menjadi 40. Hasil uji coba menunjukkan ada peningkatan nilai akurasi terutama pada query non dataset menjadi 12% untuk penilaian obyektif dan 20% untuk penilaian subyektif. Nilai precision yang didapat dari keseluruhan ujicoba yang berada di bawah 50 % masih dibutuhkan pengembangan lebih lanjut terutama dalam penentuan jumlah keypoint yang cocok pada citra. Uji coba sistem masih perlu banyak dilakukan agar hasil pengembalian sistem dapat diperbaiki lagi.

 

Kesimpulan

Dari hasil rangkaian ujicoba pada penelitian ini, di dapatkan kesimpulan.

Pengolahan praproses pada citra sebelum proses ekstraksi dapat membantu meningkatkan hasil pengenalan teks pada citra. Kualitas penandaan wilayah yang mengandung teks dan non teks pada citra di pengaruhi banyak factor antara lain: ukuran piksel asli dari citra itu sendiri, penggunaan warna antara teks dan latar, nilai kontras dan pencahaayaan pada citra serta jenis font yang digunakan. Penggunaan metode SIFT dalam proses ekstraksi lokal fitur pada citra meme dapat dilakukan. Hasil fitur pola dan keypoint dapat digunakan dalam proses pencocokan dengan citra query. Pengujian menggunakan jumlah kecocokan keypoint dapat meningkatkan kecocokan pada hasil luaran query. Meskipun hasil luaran dari sistem masih di bawah hipotesa awal yaitu hanya dibawah 50%. Penggunaan metode Jaro-Winkler dalam mencocokan antara kata pada keyword query dengan kata pada citra yang tersimpan di database dapat dilakukan dan membantu peningkatan nilai luaran dari sistem temu kembali.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bibliografi

 

Amalia, Amalia, Sharif, Arner, Haisar, Fikri, Gunawan, Dani, & Nasution, Benny B. (2018). Meme opinion categorization by using optical character recognition (OCR) and na�ve bayes algorithm. Proceedings of the 3rd International Conference on Informatics and Computing, ICIC 2018. https://doi.org/10.1109/IAC.2018.8780410

 

Cheriet,M., & Kharma,N., Liu,C., Suen, C. Y. (2006). Character Recognition SystemA Guide for Student and Practioners. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=txYpjiK_BmgC&printsec=frontcover&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false. Di akses pada tanggal 10 oktober 2020

 

Dawkins, Richarcd. (2016). The Selfish Gene: 40th Anniversary Edition (4th Ed.) (Terjemahan; Kepustakaan Populer Gramedia, ed.). PT. Gramedia.

 

Dwiyantoro. (2017). Sistem Temu Kembali Informasi Dengan Keyword. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, Dan Kearsipan, 5(2), 164�174.

 

Hasugian, Jonner. (2006). Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan Terhadap Seorang Pencari Informasi Sebagai Real User. Pustaha, 2(1), 1-13�13.

 

Intan, Rolly, Defeng, Andrew, Informatika, Jurusan Teknik, Industri, Fakultas Teknologi, Kristen, Universitas, & Surabaya, Petra. (2006). Hard: Subject-Based Search Engine Menggunakan Tf-Idf Dan Jaccard�S Coefficient. Jurnal Teknik Industri, 8(1), 61�72. https://doi.org/10.9744/jti.8.1.pp.61-72.

 

Kurniawati, Anna, Puspitodjati, Sulistyo, & Rahman, Sazali. (2010). Implementasi Algoritma Jaro-Winkler Distance untuk Membandingkan Kesamaan Dokumen Berbahasa Indonesia. Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer Dan Sistem Intelijen KOMMIT 2008, Depok, Indonesia.

 

Lestari, Nisaa Putri. (2016). Uji Recall and Precision Sistem Temu Kembali. Universitas Airlangga, 5(3), 45�46. Retrieved from http://journal.unair.ac.id/LN@uji-recall-and-precision-sistem-temu-kembali-informasi-opac-perpustakaan-its-surabaya-article-10825-media-136-category-8.html

 

Nakashima, Yuji, & Kuroki, Yoshimitsu. (2017). Sift feature point selection by using image segmentation. 2017 International Symposium on Intelligent Signal Processing and Communication Systems, ISPACS 2017 - Proceedings, 2018-Janua, 275�280. https://doi.org/10.1109/ISPACS.2017.8266488

 

�zgen, Azmi Can, Fasounaki, Mandana, & Ekenel, Hazim Kemal. (2018). Text detection in natural and computer-generated images. 26th IEEE Signal Processing and Communications Applications Conference, SIU 2018, 1�4. https://doi.org/10.1109/SIU.2018.8404600

 

S. Meshram, Kimaya, & M. Agarkar, Ajay. (2015). Content Based Image Retrieval Systems using SIFT: A Survey. International Journal of Electronics and Communication Engineering, 2(10), 18�25. https://doi.org/10.14445/23488549/ijece-v2i10p105

 

Saggion, Horacio, & Poibeau, Thierry. (2013). Multi-source, Multilingual Information Extraction and Summarization. 3�21. https://doi.org/10.1007/978-3-642-28569-1

 

Unar, Salahuddin, Wang, Xingyuan, Wang, Chunpeng, & Wang, Yu. (2019). A decisive content based image retrieval approach for feature fusion in visual and textual images. Knowledge-Based Systems, 179, 8�20. https://doi.org/10.1016/j.knosys.2019.05.001