Evaluasi Program Pembelajaran IPA Kelas VII di SMP Negeri 21 Jakarta
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1369
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan
teknologi (Arnis, 2022), (Ramadhani & Silalahi, 2022). IPA memiliki upaya untuk
membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang
belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan
menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
(Marianah, 2019), (Yanti, 2022).
Karateristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs antara lain sebagai Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan gabungan dari unsur-unsur fisika, kimia, biologi, serta bumi dan
antariksa dan Kompetensi Dasar IPA berasal dari struktur keilmuan fisika, kimia, biologi, serat
bumi dan antariksa yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik
(tema) tertentu (Sutjipto, 2016), (Kamala, 2019).
Isi dari mata pelajaran IPA pada SMP merupakan IPA Terpadu dan pembelajaran IPA
Terpadu merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian IPA yaitu Fisika, Kimia, dan
Biologi, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 secara tegas dinyatakan bahwa subtansi mata pelajaran IPA
pada SMP/MTS merupakan IPA Terpadu (Samsu, Mustika, Nafaida, & Manurung, 2020)Hal ini
memberikan dampak terhadap guru yang mengajar di kelas karena guru memegang peranan
penting dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar.
Di sekolah pada umumnya guru-guru yang tersedia terdiri atas guru-guru atas disiplin
ilmu seperti Fisika, Kimia, dan Biologi (Samdani, 2021), (Wirayuda, Darmaji, & Kurniawan,
2022). Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk beradaptasi ke dalam
penyesuaian terhadap bidang kajian mata pelajaran IPA, karena mereka yang memiliki latar
belakang fisika tidak memiliki kemampuan yang optimal pada Kimia dan Biologi. Demikian
juga guru dengan latar belakang Pendidikan Kimia menjadi kesulitan tersendiri untuk mengajar
materi pembelajaran yang berkaitan dengan Biologi dan seterusnya demikian dengan latar
belakang pendidikan yang berbeda.
Latar belakang di atas menjadikan penulis tertarik untuk melakukan penelitian evaluasi
pada pembelajaran IPA. Penelitian evaluasi pun belum pernah dilakukan oleh guru-guru IPA
yang mengajar di SMP Negeri 21 Jakarta. Maka rumusan masalah yang tertuang dalam
penelitian evaluasi ini adalah seberapa efektif program pembelajaran IPA jika di evaluasi
menggunakan metode CIPP?
Dalam kegiatan belajar mengajar di setiap mata pelajaran diperlukannya evaluasi.
Evaluasi terkait dengan proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai,
desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu
pertanggung- jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Dengan kata lain
evaluasi pada hakikatnya adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Menurut pernyataan tersebut, evaluasi adalah
penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan.
Menurut Fikri M dkk, evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasi yang
berguna untuk mengambil keputusan dan sebagai tolak ukur sejauhmana tujuan dapat dicapai
(Fikri M, Hastuti N, 2014). Evaluasi adalah suatu kegiatan pendidikan dalam mengumpulkan
data untuk menentukan nilai, apakah pembelajaran yang telah dilakukan tersebut berjalan sesuai