pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 3, No. 12, Desember 2022
http://jist.publikasiindonesia.id/
Doi : 10.36418/jist.v3i12.553 1271
EKSTRAKSI CRUDE TANIN DARI DAUN RAMBUTAN DENGAN METODE
SONIKASI DAN MASERASI
Istiqo Mustaqim, R Vanji Habibul M
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Indonesia
Email: Imustaqim3008@gmail.com
1
, Rvanjihms@gmail.com
2
*Correspondence: Imustaqim3008@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diajukan
: 05-12-2022
Diterima
: 12-12-2022
Diterbitkan
: 19-12-2022
Pada saat ini buah rambutan sangat digemari pada kalangan
masyarakat. Apakah kita tau ketika kita yang biasa memetik
buah rambutan akan terpetik juga daun dari rambutan tersebut,
dengan keadaan pada masyarakat seperti ini kita biasanya
membuang daunnya ke tempat sampah maupun kita bakar.
Apakah dapat dikeahui bahwa didalam daun rambutan yang
menjadi limbah organik terdapat kadar tanin 6%. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mencari waktu kontak yang terbaik
pada sonikasi serta untuk mencari berat tannin daun rambutan
yg terbaik dengan metode sonikasi dan maserasi. Dari hasil
pengujian terlihat bahwa semakin banyak bahan dan pelarut
yang sonikasi maka semakin semakin besar tanin yang
didapatkan. Kadar tannin terbesar terlihat pada variable 30/150
pada waktu sonikasi 60 menit yakni 7.6502 % hal ini dapat
disimpulkan bahwa waktu optimal proses sonikasi untuk
mendapatkan kadar tannin terbesar adalah pada waktu 60
menit dan perbandingan berat per volume pada 30/150 gr/ml.
Kadar tannin tertinggi sekitar 7.6502 %. Dengan ini dapat
disimpulkan bahawa tannin masih dapat mengalami kenaikan
maupun penurunan didalam ekstraksi sonikasi ini melihat hasil
belum mencapai kadar terbaik yakni dengan hasil yang
stasioner dengan waktu 75 menit 30/150 gr/ml masih
mengalami penurunan dan variable waktu lain masih
mengalami kenaikan .dapat dikatakan bahwa dari ini masih
bisa dikembangkan lagi ekstraksi dengan variable yang lebih
tinggi waktu dan berat dari Daun rambutan yang diekstrak.
ABSTRACT
At this time rambutan fruit is very popular among the
community. Do we know that when we usually pick rambutan
fruit, we will also pick the leaves of the rambutan, with the
situation in society like this we usually throw the leaves in the
trash or we burn them. Can it be known that in rambutan
leaves which become organic waste there is a 6% tannin
content. The purpose of this study was to find the best contact
time in sonication and to find the best tannin weight of
rambutan leaves by sonication and maceration methods. From
the test results, it can be seen that the more materials and
solvents are sonicated, the greater the tannin obtained. The
highest tannin content was seen in the variable 30/150 at a
Kata kunci: Ekstraksi;
Tanin; Daun Rambutan;
Metode Sonikasi; Maserasi.
Keywords: Extraction;
Tannin; Rambutan Leaf;
Sonication Method;
Maceration.
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1272
sonication time of 60 minutes, namely 7.6502%, it can be
concluded that the optimal time of the sonication process to
obtain the highest tannin content is at a time of 60 minutes and
the weight per volume ratio at 30/150 gr/ml. The highest
tannin content is about 7.6502%. With this it can be concluded
that tannin can still experience an increase or decrease in this
sonication extraction seeing the results have not reached the
best level, namely with stationary results with a time of 75
minutes 30/150 gr/ml still decreased and other time variables
still increased. It can be said that from this it can still be
developed again extraction with higher variables of time and
weight of extracted rambutan leaves.
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Pada saat ini buah rambutan sangat digemari pada kalangan masyarakat. Apakah kita tau
ketika kita yang biasa memetik buah rambutan akan terpetik juga daun dari rambutan tersebut,
dengan keadaan pada masyarakat seperti ini kita biasanya membuang daunnya ke tempat
sampah maupun kita bakar. Didalam daun rambutan yang menjadi limbah organik terdapat
kadar tanin 6% (Anggresani et al., 2019).
Salah satu bahan baku alternatif yang menjanjikan adalah tanin. Tanin merupakan
senyawa polifenol yang sangat kompleks (Budiyati & Tridayana, 2013). Oleh karena adanya
gugus fenol, maka tanin dapat bereaksi dengan formaldehid (polimerisasi kondensasi)
membentuk produk thermosetting (Hajriani, 2020). Pada saat ini tanin itu sendiri dapat
dijadikan sebagai koagulan dari berbagai macam limbah. Mulai limbah pakan ternak, maupun
limbah pabrik kabel (FA et al., 2021). Senyawa crude tanin yang diambil dari kulit pinus sangat
berpotensi sebagai bio-coagulant pada penjernihan air karena dapat mengikat protein dan
beberapa molekul lain (Veronika & Puspitasari, 2016).
Metode pengambilan tanin dari daun rambutan dapat dilakukan dengan cara ekstraksi
(Ulfah, 2016). Banyaknya metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk pengambilan ekstrak
tanin adalah maesrasi, persolasi, dan teknologi yang sudah berkembang yaitu ekstraksi
menggunakan microwave (Glukosa, 2020). Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode sonikasi agar hasil ekstraksi taninnya didapat yang terbaik dengan memecah
molekulnya menggunakan gelombang ultrasonic (Widyowati, 2015). Dalam kinetika kimia,
ultrasonik dapat meningkatkan kereaktifan kimia pada suatu sistem yang secara efektif
bertindak sebagai katalis untuk lebih mereaktifkan atom atom dan molekul dalam sistem.untuk
keunggulannya pada sonikasi ini gelombang ultrasonik langsung ke permukaan bahan untuk
mempermudah ekstraksi (Jaya, 2017) dan untuk kekurangannya tidak bisanya pembuatan secara
skala besar dalam proses ini dikarnakan bisingnya suara ekstraksi yang ditimbulkan dari proses
tersebut.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif biokoagulan
mudah didapatkan dan ramah lingkungan, crude tanin berpotensi menjadi bio-coagulant pada
penjernihan air limbah. Koagulan tanin kemungkinan memiliki muatan yang berbeda dengan
suspended solid pada air limbah kaolin sehingga terjadi gaya tarik- menarik antar partikel koloid
limbah dengan partikel koagulan membentuk endapan dan dapat menurunkan kekeruhan air
limbah (Putra, 2020). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari waktu kontak yang terbaik
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1273
pada sonikasi serta untuk mencari berat tannin daun rambutan yg terbaik dengan metode sonikasi
dan maserasi. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi alternatif dalam mengurangi limbah dari
daun rambutan, agar mendapatkan konsentrasi tertinggi tannin terekstrak pada daun rambutan
serta mampu menambahkan nilai ekonomis pada limbah yang berupa daun rambutan.
Metode Penelitian
Bahan yang digunakan yaitu daun rambutan yang diperoleh dari pohon rambutan.
Sedangkan etanol dibeli di toko kimia yang berada di Jalan Klampis Jaya Surabaya. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain waterbath, labu leher tiga, gelas ukur, kondensor,
erlenmeyer, beakerglass, kertas saring dan thermometer.
Gambar 1. Alat Sonikasi
Keterangan:
1.
Generator Ultrasonik
2. Transducer
3. Probe
4. Beakerglass
Gambar 2. Maserasi
Keterangan:
1. Erlenmeyer 200ml
2. plastik penutup
3. karet gelang
Peubah
Kondisi Tetap :
Volume Pelarut : 150 ml b Waktu Maeserasi : 2 hari
Kecepatan pengadukan : 100 rpm d Gelombang sonikator : 100 mghz e Ukuran mesh : 100
mesh
3
2
1
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1274
Peubah yang Dilakukan
a Waktu Sonikasi (menit) : 15;30;45;60;75
b Berat daun rambutan halus (gr): 6 ; 12; 18; 24; 30
Prosedur
1. Blender 2500 gram daun rambutan hingga halus.
2. Kemudian keringkan dengan cara di jemur dan di angin anginkan hingga kering
3. Ayak daun rambutan kering dengan ukuran 100 mesh
4. masukkan daun rambutan yang sudah kering tersebut ke dalam wadah yang telah berisi etanol
bedasarkan variable.
5. Kemudian dilakukan proses sonikasi dari masing masing variabel tersebut. Setelah di
sonikasi, kemudian dilakukan proses maserasi dalam waktu 2 hari. Hasil filtrat kemudian
disaring dan dilakukan analisa kadar tanin. Dalam proses ini terjadi berulang-ulang seperti
semula dengan mengikuti variable waktu sonikasi (15;30;45;60;75) menit, dan variable berat
(6; 12; 18; 24;30) gr dengan pelarut etanol 150ml.
6. Hasil ekstraksi yang masih bercampur dengan pelarut kemudian dimasukkan kedalam labu
distilasi yang dilengkapi kondensor. Larutan kemudian dipanaskan pada suhu 80
o
C maka
pelarut akan menguap, uap pelarut diembunkan dikondensor dan ditampung dierlenmeyer
sebagai distilat, sedangkan residunya tertinggal di labu destilasi. Hasil distilasi (residu)
dipergunakan untuk analisa kadar tannin.
Gambar 3. Diagram Alir Pengambilan Tanin Daun Rambutan
Beberapa hasil ekstraksi crude tanin dari Daun rambutan dengan metode sonikasi
Didapatkan hasil pengambilan sampel data sebelum di ekstraksi yaitu berkisar 5,6% melalui
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1275
hasil titimetri dan untuk hasil ekstraksi diantaranya ditunjukkan pada beberapa tabel dan grafik
seperti dibawah ini :
Tabel 1. Kadar Tanin Dalam Daun rambutan
B/V
% Berat Kandungan Tanin
Waktu
Sonikasi
(menit)
6\150
18/15
0
24/150
30/150
15
3,5076
4,6437
5,6324
6,6793
30
3,5135
4,8641
5,3758
6,9902
45
3,7674
5,3531
5,9974
6,5976
60
3,6523
5,2872
6,4774
7,6502
75
4,0212
6,7223
7,5966
7,3494
Gambar 4. Hubungan antara % tanin dengan waktu sonikasi (menit)
% BERAT KANDUNGAN
TANIN
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
6/150
12/150
18/150
24/150
30/150
15 30 45 60 75
WAKTU SONIKASI (MENIT)
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1276
Gambar 5. Hubungan antara % tanin dengan berat pelarut dengan variable 15 menit
Gambar 6. Hubungan antara % tanin dengan berat pelarut dengan variable 30 menit
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1277
Gambar 7. Hubungan antara % tanin dengan berat pelarut dengan variable 45 menit
Gambar 8. Hubungan antara % tanin dengan berat pelarut dengan variable 60 menit
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1278
Gambar 9. Hubungan antara % tanin dengan berat pelarut dengan variable 75 menit
Dari Gambar 4 sampai 9 terlihat bahwa semakin banyak bahan dan pelarut yang sonikasi
maka semakin semakin besar tanin yang didapatkan. Semakin besar perbandingan waktu maka
semakin besar pula tanin yang didapatkan.
Kadar tannin terbesar terlihat pada variable 30/150 pada waktu sonikasi 60 menit yakni
7.6502 % hal ini dapat disimpulkan bahwa waktu optimal proses sonikasi untuk mendapatkan
kadar tannin terbesar adalah pada waktu 60 menit dan perbandingan berat per volume (b/v) pada
30/150 gr/ml.dari grafik diatas didapat kadar tannin tertinggi sekitar 7.6502 %. Lalu kenaikan
dan penurunan grafik dapat disebabkan oleh pengaruh lamanya waktu sonikasi. Dengan ini
dapat disimpulkan bahawa tannin masih dapat mengalami kenaikan maupun penurunan didalam
ekstraksi sonikasi ini melihat dimana dari Gambar 4 hasil belum mencapai kadar terbaik yakni
dengan hasil yang stasioner dengan waktu 75 menit 30/150 gr/ml masih mengalami penurunan
dan variable waktu lain masih mengalami kenaikan .dapat dikatakan bahwa dari ini masih bisa
dikembangkan lagi ekstraksi dengan variable yang lebih tinggi waktu dan berat dari Daun
rambutan yang diekstrak. Hasil ekstraksi tanin sudah mendapatkan hasil yang maksimal
menurut literatur yaitu berkisar 7%-9% hasil kadar tannin yang terekstrak, dan dapat
dikembangkan lagi melihat belum mendapatkan hasil yang terbaik.
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian apat disimpulkan bahwa Kadar tanin tertinggi
diperoleh pada waktu sonikasi 60 menit dengan kadar 7.6502% dan ini sesuai dengan
literatur yang didapat yaitu 7-9% kadar tanin pada daun rambutan. Semakin tinggi B/V
dengan waktu sonikasi yang lama didapatkan hasil kandungan tanin yang tinggi. Pada
waktu 75 menit dengan 30/150 gr/ml mengalami penurunan hasil eksraksi sudah
mencapai waktu optimum. Ekstraksi dengan metode sonikasi dan maserasi dapat
dilakukan dengan hasil yang memenuhi standard.
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1279
Bibliografi
Anggresani, L., Hadriyati, A., Risnawati, I., Perawati, S., & Andriani, L. (2019). Tanin pada
ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum l.) tidak berpotensi sebagai chelating agent
dalam sintesis hidroksiapatit. Riset Informasi Kesehatan, 8(2), 117125.
https://doi.org/10.30644/rik.v8i2.242
Arifin, N. L. (2015). Pengaruh Sonikasi Bertahap dalam Proses Degradasi Kitosan terhadap
Komposisi Dan Properti Produk. Institut Technology Sepuluh Nopember.
https://repository.its.ac.id/59940/
Budiyati, E., & Tridayana, A. (2013). Pengaruh Kecepatan Putaran Pengaduk terhadap
Konsentrasi Polifenol, ka, dan De pada Ekstraksi Polifenol dari Kulit Apel Malang.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/4163
FA, A. N., Asfar, A. M. I. T., Asfar, A. M. I. A., & Dewi, S. S. (2021). Bio-Baterai Dari
Limbah Kulit Pisang. Media Sains Indonesia.
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=zS1JEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq
=Pada+saat+ini+tanin+itu+sendiri+dapat+dijadikan+sebagai+keunggulan+dari+berbagai+
macam+limbah.+Mulai+limbah+pakan+ternak,+maupun+limbah+pabrik+kabel.&ots=uky
2nG7UE0&sig=AheP-
npcPpkMxOzem3nfqdZ2WH0&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Glukosa, I. (2020). Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Daun Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) pada Mencit Jantan (Swiss Webster) dengan Metode. J Med, 2(6), 128137.
https://doi.org/10.28932/jmh.v2i6.1833
Hajriani, S. (2020). Karakteristik Ekstrak Tanin Kulit Pinus Dan Aplikasinya Sebagai Bahan
Perekat Kayu LaminasI. Universitas Hasanuddin.
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2935/
Jaya, F. (2017). Produk-produk lebah madu dan hasil olahannya. Universitas Brawijaya Press.
molekul dalam sistem.untuk keunggulannya pada sonikasi ini gelombang ultrasonic
langsung ke permukaan bahan untuk mempermudah ekstraksi
Putra, R. S. (2020). Pemanfaatan Biji Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Biokoagulan pada
Pengolahan Limbah Cair Industri Batik.
Ulfah, S. (2016). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Rambutan (Nephelium Lappaceum
Linn) Dengan Metode Dpph (2, 2-Difenil-1-Pikrilhidrazil).
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/33424
Veronika, E. S., & Puspitasari, N. (2016). Pengambilan crude tanin dari buah maja (Aegle
marmelos) dengan metode “Modified Maceration” dan pemanfaatannya sebagai Bio-
Coagulant. Widya Mandala Catholic University Surabaya.
Ekstraksi Crude Tanin dari Daun Rambutan Dengan Metode Sonikasi dan Maserasi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1280
Widyowati, C. H. (2015). Identifikasi senyawa aktif antioksidan ekstrak biji kurma (Phoenix
dactylifera). https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/43429
Elizabeth, s dan Puspitasari, n. 2016. pengambilan crude tanin dari buah maja (aegle
marmelos) dengan metode modified maceration” dan pemanfaatannya sebagai bio-
coagulant. surabaya: universitas narotama
Howe, k.j., Hand, w., David, jhon, c., Rhodes, r., dan George, t., 2012, principle of water
treament, john wiley & sons, inc., hoboken, new jersey
Januarty, m dan Yuniarti , y . 2015. pemurnian pasir silika dengan metode sonikasi. institut
teknologi sepuluh nopember surabaya