Penyusunan Project Planning Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Kabupaten Jombang
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1359
3). Pekerjaan yang berada di zona 2 sebagian besar mencakup pekerjaan galian dan
timbunan, maka dari itu dibutuhkan alat excavator untuk pekerjaan galian. Pekerjaan galian
pada zona 2 dilakukan secara berurutan yaitu alat berat excavator digunakan untuk
pekerjaan galian pada kolam penampung lindi (Leachate Storage Pond). Setelah pekerjaan
galian telah selesai dilakukan di kolam penampung lindi (Leachate Storage Pond)
dilanjutkan dengn pekerjaan galian di Anaerobic Basin (Leachate Treatment Plant Step1).
Setelah galian pada pekerjaan Anaerobic Basin (Leachate Treatment Pond step1) selesai
dilanjtkan dengan pekerjaan galian pada pekerjaan Conctruction Wetland (LTP step 3) dan
dilanjutkan pada pekerjaan galian Aerobic Treatment (LTP step 2).
Pada zona 3 terdapat pekerjaan reservoir, pekerjaan bangunan penunjang, Pada pekerjaan
reservoir di butuhkan alat berat excavator untuk pekerjaan galian di area reservoir. Tanah
galian reservoir diangkut oleh dumptruck untuk dilakukan pekerjaan timbunan di area
Gedung pemilahan sampah, pengkomposan, dan jalan akses menuju bangunan sorting dan
composting.
Zona 4 terdiri atas Workshop building, Hangar, Petrol station, Wheel Washing,
Transformer building, area parkir, dan konstruksi jalan. Pada zona 4 sebagian besar
merupakan bangunan penunjang pada proyek Emission Reduction in Cities (ERiC)
Programme Solid Waste Management in Jombang, Indonesia. Pada zona 4 terdapat elevasi
existing yang sangat rendah dan memerlukan banyak material timbunan.
Rencana K3L Proyek
1. Perencanaan Pelaksaanaan K3L
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu hal penting yang harus
diperhatikan pada saat proyek konstruksi berlangsung agar tidak terjadi kecelakaan kerja
yang tidak pernah di inginkan oleh semua orang. Penerapan pelaksanaan keselamatan kerja
dapat dilakukan seperti mengidentifikasi bahaya yang terjadi saat berlangsungnya pekerjaan
konstruksi.
2. Identifikasi dan Penilaian Resiko Bahaya Sesuai ISO 45001:2018, ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan pengurus dan pekerja dalam melakukan identifikasi bahaya
dan penilaian risiko di tempat kerja, di antaranya:
a. Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja
b. Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor, pemasok,
pengunjung, dan tamu
c. Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya
d. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja
e. Bahaya yang timbul di tempat kerja
2. Alat Pelindung diri
Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi sering terjadi adanya kecelakaan akibat
kelalaian dalam penggunaan APD (Alat Pelindung Diri). Maka dari itu perlu diadakan
safety patrol setiap harinya guna menjaga agar proyek tetap dalam motto zero accident.
3. Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi selalu berfikir bagaimana mendapatkan cara agar
pada suatu proyek tersebut tidak pernah terjadi kecelakaan kerja atau dapat di sebut juga
sebagai zero accident dari dimulainya proyek sampai penyerahan proyek.