Pemilihan Area Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Menggunakan Metode AHP dan
TOPSIS di Kota Yogyakarta
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 12, Desember 2022 1320
Hidup dan Dinas Tata Ruang Kota Yogyakarta. seperti tercantum dalam Peraturan Walikota dan
Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pemilihan Area Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS di Kota Yogyakarta”
Metode Penelitian
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode AHP dan TOPSIS. Parameter
penilaian terdiri dari 3 kriteria, 10 subkriteria serta 4 alternatif solusi. Kriteria teknis memiliki
subkriteria berupa luas wilayah, luas ketersediaan lahan, jumlah penduduk dan kondisi RTH.
Kriteria ekonomi memiliki subkriteria berupa biaya pembebasan lahan dan biaya anggaran
instansi. serta kriteria lingkungan memiliki subkriteria berupa kondisi geografis, aksesibilitas,
fungsi ruang dan keamanan kawasan. Alternatif diwakilkan 4 Kemantren penelitian berikut:
Kemantren Danurejan, Kemantren Gondokusuman, Kemantren Umbulharjo, dan Kemantren
Kotagede.
Tidak ada ketentuan dalam menetapkan jumlah responden sebagai pengambil keputusan.
Responden merupakan bagian dalam permasalahan dan bersifat komprehensif (sistemik).
Karakteristik responden pengambilan keputusan dalam penelitian adalah Memiliki kepakaran
atau pengalaman dalam bidang RTH Kota Yogyakarta, Memiliki pengetahuan, memahami
kondisi dan situasi tentang RTH Kota Yogyakarta, dan Responden merupakan pemegang
kepentingan secara langsung maupun tidak langsung serta berkaitan dengan permasalahan
bidang RTH. Responden dalam penelitian merupakan perwakilan instansi yang terlibat antara
lain: Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas pertanahan dan
Tata Ruang, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY.
1. Analytical Hierarchy Process
Metode pengambilan keputusan Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk
analisis sebuah tujuan dan solusi terbaik dengan menggunakan kriteria dan subkriteria.
Dalam pengambilan keputusan perlu mengatur suatu masalah menjadi kelompok yang
teratur dalam struktur hirarki (Saaty, 2003). AHP menghasilkan nilai bobot pada setiap
kriteria dan subkriteria dari hasil perbandingan matriks. Untuk menilai bobot prioritas
dilakukan pengujian konsistensi hasil matrik perbandingan berpasangan.
a. Langkah – Langkah Metode AHP
Dalam menggunakan metode AHP terdapat langkah -langkah dalam pengambilan
keputusan sebagai berikut:
1) Mendefinisikan Masalah
Mendefinisikan masalah bertujuan menentukan solusi yang diinginkan serta
memudahkan dalam menyusun struktur hirarki permasalahan.
2) Menyusun Struktur Hirarki
Struktur hirarki memberikan kemudahan dalam memahami semua variabel
yang terlibat dan saling berhubungan. Penyusunan struktur hirarki dimulai dengan
menetapkan tujuan pada level atas kemudian menetapkan kriteria penilaian serta
subkriteria dan alternatif solusi yang diinginkan. Bentuk struktur hirarki
dekomposisi seperti dapat dilihat dalam Gambar 2 berikut: