pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 3, No. 8 Agustus 2022 http://jist.publikasiindonesia.id
Doi : 10.36418/jist.v3i8.474 867
ANALISIS PERAWATAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
REABILITY CENTERED MAINTENANCE DAN FUZZY FAILURE MODE AND
EFFECT ANALYSIS
Wahyuridho Dwi Ramadhan
1*
, Asep Endih Nurhidayat
2
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Indonesia
1, 2
Email: wahyuridhodwir@gmail.coma
1*
2
*Koresponden : Wahyuridho Dwi Ramadhan
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
: 02-08-2022
Direvisi
: 14-08-2022
Disetujui
: 25-08-2022
Pada perusahaan terdapat masalah yaitu tingginya angka downtime yang
terjadi pada mesin press SEYI SN-110 Ton di PT. Padma Soode
Indonesia. Tujuan penelitian dilakukan yaitu untuk mengetahui tindakan
pemeliharaan yang tepat pada sistem yang telah terpilih menggunakan
metode RCM Reability Centered Maintenance, untuk mengetahui
komponen yang diprioritaskan (kritis) menggunakan Fuzzy FMEA
(Failure Mode and Effect Analysis), dan memberikan usulan kebijakan
berbentuk SOP. Kedua metode merupakan jenis metode kuantitatif.
Hasil dari pengumpulan data banyaknya terjadi kerusakan pada mesin
bagian dalam yaitu sebanyak 40 kali dalam 1 tahun dengan presentase
krtitis sebesar 77%. Hal itu sangat besar dampak pada perusahaan
dimana dalam 1 hari waktu produksi/shift yaitu 8 jam, dengan tingkat
downtime bisa mencapai 8 jam yang bisa dikatakan dalam 1 hari tidak
ada produksi. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan RCM
untuk mengatasi downtime yaitu dengan cara melakukan perawatan
mesin selama 47 hari agar tidak terjadi downtime yang lebih parah
nantinya. 47 hari untuk merawatan mesin mulai dari pembersihan,
mengganti komponen yang nilai ekonomisnya sudah rendah dan melihat
tingkat kemampuan mesin beroperasi, hasil penelitian yang didapatkan
komponen tingkat kritis tinggi ialah bagian mesin dalam dengan tingkat
defuzzication sebesar 155. SOP perawatan mesin tersebut menggunakan
waktu perawatan mesin dari hasil Worksheet RCM.
ABSTRACT
In the company there is a problem, namely the high number of downtime
that occurs in the SEYI SN-110 Ton press machine at PT. Padma Soode
Indonesia. The purpose of this research is to find out the right
maintenance action on the system that has been selected using the RCM
Reability Centered Maintenance method, to find out which components
are prioritized (critical) using Fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis), and provide policy proposals in the form of SOPs. Both
methods are types of quantitative methods. The results of data collection
are the number of damage to the engine inside that is as much as 40 times
in 1 year with a critical percentage of 77%. This has a very big impact
on the company where in 1 day the production time / shift is 8 hours,
with the downtime level reaching 8 hours which can be said in 1 day
there is no production. From the results of data processing using RCM
to overcome downtime, namely by doing machine maintenance for 47
days so that there is no more severe downtime later. 47 days to maintain
the machine starting from cleaning, replacing components whose
economic value is already low and looking at the level of the machine's
ability to operate, the results of the research that obtained high critical
level components are engine parts with a defuzzication rate of 155. The
SOP for machine maintenance uses machine maintenance time from
RCM worksheet results.
Kata kunci: perawatan mesin;
metode reability centered
maintenance; fuzzy failure
mode and effect analysis
Keywords: machine
maintenance; reliability
centered maintenance method;
fuzzy failure mode and effect
analysis
Wahyuridho Dwi Ramadhan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 868
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Kegiatan perawatan mesin mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mendukung beroperasinya suatu sistem secara lancar sesuai yang dikehendaki (Zein,
Mulyati, & Saputra, 2019). Selain itu, kegiatan perawatan juga dapat meminimalkan biaya
atau kerugian- kerugian yang ditimbulkan akibat adanya kerusakan mesin. Perawatan
dapat dibagi menjadi beberapa macam, tergantung dari dasar yang dipakai untuk
menggolongkan. Pada dasarnya terdapat dua kegiatan pokok dalam perawatan preventif
dan perawatan korektif (Fata, 2018).
Menurut (Kurniawan, 2013) perawatan adalah kegiatan yang terdapat didalam
suatu sistem produksi dimana fungsinya terhadap objek dengan cara pemeliharaan,
perbaikan, penggantian, pembersihan, penyetelan dan pemeriksaan. Tanpa adanya system
perawatan yang sesuai, pihak perusahaan akan mengalami kerugian besar seperti mesin
rusak dan tidak dapat berfungsi kembali, jumlah produk cacat meningkat, hingga kerugian
material akibat seringnya mengganti komponen pada mesin (Febianti, Ferdinant,
Wahyuni, & Riyani, 2020). Oleh karena itu, penerapan perawatan pada proses produksi
suatu perusahaan harus diperhatikan dengan seksama oleh bagian maintenance.
Tingginya angka downtime pada mesin Seyi SN1-110 Ton. Tingginya angka
downtime terlihat dari data perusahaan yang menyebutkan bagian Mesin, angin, dan
kelistrikan mengalami downtime lebih dari 8 jam dalam kurun waktu mulai bulan Maret
2021 sampai dengan Desember 2021 (Sahril, 2019).
Permasalahan tidak adanya SOP yang sesuai pada saat mesin rusak dapat
menyebabkan peningkatan downtime disebabkan banyaknya kegiatan non value added
ketika aktivitas perbaikan mesin dilakukan, permasalahan tersebut dapat diselesaikan
dengan penerapan SOP yang sebelumnya sudah memberikan saran terhadap
permasalahan delay dan pemilihan tindakan perawatan yang sesuai menggunakan
pendekatan Reability Centered Maintenance (RCM) dan Fuzzy FMEA (Muzaki, 2017).
Pemecahan masalah melalui pemilihan tindakan perawatan (maintenance task) yang tepat
pada komponen sistem yang telah terpilih pada penelitian ini dilakukan menggunakan
metode Reliability Centered Maintenance (RCM) (Sarah, Harsono, & Mustofa, 2014).
RCM merupakan proses untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan agar
memastikan beberapa sistem fisik berfungsi terus-menerus sesuai keinginan operator
dalam kondisi sekarang ini. RCM memiliki kelebihan dibanding metode lain karena
mampu mengurangi angka downtime dan memaksimalkan waktu penggunaan mesin
(Razak, 2017). Sementara itu, untuk mengatasi permasalahan keandalan mesin
dikarenakan usia mesin sudah tua dan aktivitas perawatan yang belum terprogram maka
diperlukan penggambaran sistem perawatan aktual dengan menggunakan metode Fuzzy
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) berdasarkan tingkat resiko tertinggi yang
terjadi pada mesin. Fuzzy FMEA merupakan metode yang digunakan untuk
Analisis Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reability Centered Maintenance dan Fuzzy
Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 869
menggambarkan alur kegiatan perawatan berdasarkan tingkat resiko yang terjadi seperti
halnya usia ekonomis mesin dan sebagainya (Muzaki, 2017).
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada perusahaan, maka dari hasil metode
menggunakan RCM dan Fuzzy FMEA pada penelitian ini diharapkan mampu
menurunkan angka downtime yang terjadi pada mesin press seyi sn-110 ton di PT. Padma
Soode Indonesia. Pemilihan tindakan perawatan (maintenance task) yang tepat dapat
mengurangi pemborosan saat aktivitas perawatan terjadi dan berfungsi mengurangi
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value added). Pada akhirnya, dengan
menurunnya angka downtime mesin, diharapkan keuntungan perusahaan dapat
dimaksimalkan berjalanya mesin press seyi sn1-110 ton yang maksimal. Karena itu SOP
akan meningkat dan kesalahan manusia akan berkurang. Dengan adanya desain proses
bisnis yang memanfaatkan kemampuan teknologi infomasi yang baru, perusahaan dapat
meningkatkan kinerja berdasarkan perbaikan dan dapat mensimulasikan proses yang
disarankan tersebut untuk mengujinya sebelum implementasi berdasarkan permasalahan
tersebut, Peneliti tertarik untuk membuat penelitian.
Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Reliabiliity
Centered Maintenance (RCM) merupakan metode yang bersifat kualiatif dengan tahapan
menggunakan FMEA dan Decision Worksheet RCM guna menghasilkan aktivatas
pemeliharaan yang tepat, sehingga sistem tersebut dapat berjalan sesuai fungsinya (Afiva,
Atmaji, & Alhilman, 2019). Metode yang digunakan selanjutnya yaitu Fuzzy Failure
Mode And Effect Analysis merupakan pemetaan periotas resiko tertinggi pada mesin
sehingga dapat menetukan usulan berupa SOP dan nilai peningkatan persentase efisiensi
perawatan (Lestari & Mahbubah, 2021).
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan dengan 2 metode yaitu RCM dan FUZZY FMEA
dimana pada penelitian ini terjadi banyaknya waktu yang mati akibat mesin yang rusak.
Pada pengolahan data melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Reliability Centered Maintenance (RCM)
Metode RCM terdapat beberapa langkah yaitu dengan cara mengumpulkan data
yang menunjang proses analisis tersebut seperti data downtime¸ Jumlah Cyle mesin,
mesin-mesin yang digunakan (Murti, 2011). Berikut tahapan pengolahan data metode
RCM sebagai berikut:
a. Diagram Pareto
Diagram ini menunjukan klasifikasi data yang telah diurutkan dari data
terbesar atau tertinggi hingga ke data terendah dari kiri ke kanan (Elyas &
Handayani, 2020). Hal ini dapat memudahkan dalam menemukan permasalahan
yang paling penting untuk diselesaikan dengan segera yaitu masalah dengan dengan
ranking tertinggi. Dibawah ini adalah diagram pareto yang diolah berdasarkan hasil
Wahyuridho Dwi Ramadhan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 870
nilai RPN masing-masing komponen pada FMEA subsistem kelistrikan, sebagai
gambar 1 berikut:
Gambar 1. Diagram Pareto Subsistem Mekanik
Berdasarkan penyusunan FMEA subsistem mekanik dan pembuatan
diagram pareto di atas diketahui bahwa berdasarkan konsep diagram pareto yaitu
80:20 maka yang termasuk ke dalam 80% ada 3 komponen yang harus
diprioritaskan yaitu Preasure Gauge dengan Grease Handpump, dan Portable
Switch.
b. Penentuan mesin (komponen) kritis berdasarkan gangguan/kerusakan
Mesin kritis adalah mesin yang paling sering mengalami kegagalan dan total
waktu henti terlama (Susanto & Azwir, 2018). Untuk mengidentifikasi mesin kritis
ini, langkah pertama yang dilakukan adalah mengukur lamanya waktu henti
produksi untuk setiap mesin yang ada. Dengan demikian akan diketahui mesin mana
yang memiliki downtime paling lama. Berikut adalah tabel perbandingan kerusakan
sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel kerusakan mesin
No.
Bagian
Kerusakan (Kali)
Presentase
1
Rangka
Body
0
2
Cover
3
Grease Handpump
Mesin dalam
77%
4
Preasure Gauge
5
Portbale Switch
6
Bearing
7
Slide
8
Hidraulik
Angin
17%
9
Twin Decoiler
Dudukan dan
Pelurus
4%
10
Handle
2%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
100
200
300
400
500
600
Diagram Pareto
RPN Persentase Komulatif
Analisis Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reability Centered Maintenance dan Fuzzy
Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 871
No.
Bagian
Kerusakan (Kali)
Presentase
11
Karet Stopper
Tombol/perintah
jalan mesin
12
Tombol Darurat
13
Safety Lock Door
14
Automatic Open Door
Jumlah
100%
Sumber: Penelitian
Berdarkan pada tabel 1 bahwa terjadi kerusakan sebanyak 52 kali dari bulan
maret hingga Desember pada tahun 2021.
c. Penentuan bagian/system kritis berdasarkan frekuensi kerusakan dan lamanya
kerusakan
Downtime adalah penghentian operasi industri yang dilakukan oleh
perusahaan manufaktur (Ihsan & Nugroho, 2022). Proses produksi di industri
manufaktur terkadang terhenti secara tiba-tiba untuk pemeliharaan karena
kerusakan internal atau eksternal atau kesalahan pengoperasian mesin dan berbagai
situasi tak terduga lainnya. Waktu henti perusahaan dapat dicegah dengan beberapa
cara. Namun betapapun efektifnya program pencegahan suatu perusahaan, tidak
akan berhasil tanpa adanya sumber daya manusia yang disiplin dan berdedikasi
untuk menjalankannya. Berikut adalah tabel downtime pada 1 bulan Maret-Desmber
2021 sebagai berikut :
Tabel 2. Downtime Maret-Desember 2021
No.
Bulan
Jenis
Downtime
Durasi
Downtime/
Jam
Presentasi
jumlah
kerusakan
Kumulatif
presentase
1
Maret 2021
Mesin
8
15%
15%
2
April 2021
Angin
3
6%
21%
3
Mei 2021
Mesin
8
15%
37%
4
Juni 2021
Mesin
8
15%
52%
5
Juli 2021
Dudukan
dan Pelurus
1
2%
54%
6
Agustus
2021
Mesin
8
15%
69%
7
September
2021
Mesin
8
15%
85%
8
Oktober
2021
Angin
3
6%
90%
9
November
2021
Dudukan
dan Pelurus
serta tombol
2
4%
94%
Wahyuridho Dwi Ramadhan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 872
No.
Bulan
Jenis
Downtime
Durasi
Downtime/
Jam
Presentasi
jumlah
kerusakan
Kumulatif
presentase
10
Desember
2021
Angin
3
6%
100%
Jumlah
52
100%
Sumber : Penelitian
Berdasarkan pada tabel 2 waktu lamanya mesin terhenti pada mesin selama
8 jam, angin selama 3 jam dan dudukan dan pelurusan selama 1 jam.
d. Membuat Functional Block Diagram
Diagram blok fungsional adalah bagian dari perangkat lunak yang, ketika
dijalankan dengan serangkaian nilai input, menghasilkan hasil utama dan tidak
memiliki penyimpanan internal (Suherman, Andriyanto, & Dwiyatno, 2015).
Functional Block Diagram dapat digunakan sebagai pengekspresian perilaku block
fungsi, serta program. Berikut ini yang termasuk dalam beberapa jaringan FBD
meliputi :
1) Intuitive and Easy To Program
2) Extensive Code Reuse
3) Execution Treaceability and Easy Debugging
e. Pemilihan Aktifitas Perawatan Menggunakan Decision Worksheet RCM
Adapun hasil dari wawancara menggunakan decision worksheet dilakukan
berdasarkan pertanyaan decision diagram yang telah ditetapkan. Adapun tahapan
sebagai berikut:
Rata-rata jam produksi per bulan = 176 Jam
Jumlah kerusakan dalam 1 tahun = 40 Kali
Waktu rata-rata perbaikan yaitu sebesar :
Dengan hasil waktu perbaikan yaitu dibagi dengan 1 sehingga mendapatkan
hasil 1.042. Waktu rata-rata pemeriksaan yaitu sebesar :
Dengan hasil waktu perbaikan yaitu dibagi dengan 1 sehingga mendapatkan
hasil 4. Rata-rata kerusakan yaitu sebesar :
Frekuensi pemeriksaan optimal yaitu sebesar :
Waktu Rata-rata perbaikan =

   



Waktu Rata-Rata Pemeriksaan =
   
   


0.22
Rata-Rata kerusakan = K
   



3.33
Analisis Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reability Centered Maintenance dan Fuzzy
Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 873
Interval waktu perawatan yaitu sebesar :
Dari hasil yang telah didapatkan yaitu waktu perawatan selamat 47 hari
sehingga dapat dibuatkan worksheet RCM sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Decision Worksheet RCM pada Subsistem Mekanik
RCM Decision
Worksheet
Sistem : Operasi Sistem Mesin SEYI SN1-110 Ton
Subsistem : Mekanik
Komponen
Informatio
n
Reference
Consequ
e
Evaluati
on
H
1
H
2
H
3
Default
Action
Proposed
Task
Initial
Interv
al
(days)
Can
be
Done
by
S
1
S
2
S3
O
1
O
2
O
3
F
FF
F
M
H
S
E
O
N
1
N
2
N
3
H
4
H
5
S
4
Preasure
Gauge
4
A
1
Y
Y
Y
Y
Y
-
-
-
-
-
Schedule
d
restortion
task
47
Mekani
k
Grease
Handpum
p
3
A
1
Y
Y
Y
Y
Y
-
-
-
-
-
Schedule
d
restortion
task
Mekani
k
Preassure
Gauge
5
A
1
Y
Y
Y
Y
Y
-
-
-
-
-
Schedule
d
restortion
task
Mekani
k
Sumber : Penelitian
2. Fuzzy FMEA
Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk menentukan suatu ruang input
ke dalam suatu ruang output. Setelah diperoleh nilai efek kegagalan(S), peluang
kegagalan (O) dan deteksi kegagalan (D) dari tahap FMEA, maka nilai-nilai tersebut
dijadikan sebagai input dalam pendekatan logika fuzzy. Hasil dari proses analisis
tersebut adalah tipe kerusakan yang potensial terjadi pada proses produksi, dampak
Frekuensi Pemeriksaan Optimal= K




Interval waktu perawatan= I
   



Wahyuridho Dwi Ramadhan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 874
dari kerusakan, dan prioritas komponen mesin yang akan dilakukan perbaikan
berdasarkan nilai tertinggi Fuzzy RPN. Berdasarkan penelitian sebelumnya, metode
perhitungan Fuzzy RPN menggunakan menggunakan metode Three Triangular Fuzzy
Number. Perhitungannya sebagai berikut:
a. Menentukan nilai variabel linguistik dari setiap saverity, occurance, dan detection.
b. Mendefinisikan nilai linguistik ke dalam fungsi anggota triangular sebagai berikut:
M = (l, m, u) (1)
c. Mengalikan setiap nilai saverity, occurance, dan detection menggunakan rumus
sebagai berikut:
 = × × (2)
= (1, 1, 1) × (2, 2, 2) × (3, 3, 3)
= (1, 2, 3) × (1, 2, 2) × (1, 3, 3)
S = Nilai dari dampak kerusakan dan ketidaktersediaan sparepart, nilai ditentukan
berdasarkan kesepakan bersama expertise.
O = Frekuensi terjadinya kerusakan selama proses produksi.
D = Kemudahan dalam mendeteksi terjadinya kerusakan.
Nilai dari S, O, D berada pada skala 1-10. Hasil perhitungan dari FRPN untuk
setiap komponen mesin yang dianalisis, yang memiliki nilai paling tinggi
mengindikasikan bahwa komponen tersebut mempunyai tingkat resiko paling
tinggi (10).
d. Proses Fuzzifikasi menggunakan rata-rata dari maksimum Difuzzifikasi. Salah satu
metode Difuzzifikasi adalah Mean of Maxima (MOM). Metode ini digunakan
mencari nilai rata-rata nilai crisp yang mempunyai nilai fuzzy maksimum. Berikut
adalah formulasi yang digunakan dalam pencegahan (preventive maintenance)
untuk mencegah terjadinya kerusakan saat mesin dalam proses operasi. Sebelum
melakukan
= ∑ ii
||
Berikut adalah hasil Fuzzy FMEA yang telah didapatkan sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Fuzzy FMEA
No.
FMEA
Fuzzy
FRPN
Defuzzifikasi
RPN
S
O
D
S
O
D
S
O
D
1
8
1
2
2
2
2
2
1
1
1
4
2
4
8
4
5
2
3
7
2
3
3
4
2
1
1
2
1
2
12
3
8
8
Analisis Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reability Centered Maintenance dan Fuzzy
Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 875
No.
FMEA
Fuzzy
FRPN
Defuzzifikasi
RPN
S
O
D
S
O
D
S
O
D
3
10
9
5
6
7
8
5
6
7
2
3
4
60
126
224
137
4
10
10
5
7
8
9
5
6
7
2
3
4
70
144
252
155
5
8
7
5
7
8
9
5
6
7
2
3
4
70
144
252
155
6
8
7
4
8
9
10
3
4
5
3
4
5
72
144
250
155
7
8
1
4
7
8
9
5
6
7
2
3
4
70
144
252
155
8
8
3
10
7
8
9
4
5
6
2
3
4
56
120
216
131
9
7
1
1
8
9
10
2
3
4
2
3
4
32
81
160
91
10
3
1
1
5
6
7
4
5
6
3
4
5
60
120
210
130
11
8
1
2
7
8
9
3
4
5
2
3
4
42
96
180
106
12
8
1
1
5
6
7
3
4
5
3
4
5
45
96
175
105
13
6
1
1
3
2
1
3
4
2
3
4
3
27
32
6
22
Sumber : Penelitian
Berikut tahapan perhitungan sebagai berikut :
 = × × pada S
= 2 x 2 x 1 = 4
Sehingga hasil FRPN pada S didapatkan hasil 4, berikut juga cara yang sama
pada D dan O. dari hasil yang telah didapatkan pada tabel 4.9 yaitu prioritas perawatan
mesin yaitu dari hasil 131 hingga 155, dimana hasil tersebut sangat tinggi dan menjadi
prioritas utama pada karyawan maintenance.
Kesimpulan
Adapun simpulan yang didapatkan merupakan jawaban atas permasalahan yang
terjadi pada perusahaan yaitu banyaknya terjadi kerusakan pada mesin bagian dalam yaitu
sebanyak 40 kali dalam 1 tahun dengan presentase krtitis sebesar 77%. Hal itu sangatlah
besar dampak pada perusahaan dimana dalam 1 hari waktu produksi/shift yaitu 8 jam,
dengan tingkat downtime bisa mencapai 8 jam yang bisa dikatakan dalam 1 hari tidak ada
nya produksi. Hal tersebut sangat merugikan perusahaan oleh sebab itu pada penelitian
ini dilakukan, didapatkan dari hasil pengolahan data dengan menggunakan RCM untuk
mengatasi downtime yaitu dengan cara melakukan perawatan mesin selama 47 hari agar
tidak terjadi downtime yang lebih parah nantinya. 47 hari ini di gunakan untuk merawatan
mesin mulai dari pembersihan, mengganti komponen yang nilai ekonomisnya sudah
rendah dan melihat tingkat kemampuan mesin beroperasi dengan asil penelitian yang
didapatkan bahwa komponen tingkat kritis tinggi ialah bagian mesin dalam dengan
tingkat defuzzication sebesar 155. Angka tersebut sangatlah tinggi dengan ketentuan
perusahaan yaitu di bawah 130. Oleh sebab itu perlunya perawatan mesin khususnya pada
mesin bagian dalam. Perusahaan tidak membuat SOP perawatan mesin dikarenakan
banyaknya kendala terkait dengan proses produksi yang terhambat, sehingga pada
penelitian ini pembuat SOP sangatlah penting untuk memaksimalkan proses produksi.
Pembuatan SOP ini perlu ada ya persetujuan pihak pihak terkait seperti manajer produksi
Wahyuridho Dwi Ramadhan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 876
dan pihak lainnya dan berperan penting pada lantai produksi. SOP perawatan mesin
dimana pada perawatan mesin tersebut menggunakan waktu perawatan mesin dari hasil
Worksheet RCM
Analisis Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reability Centered Maintenance dan Fuzzy
Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 877
Bibliografi
Afiva, Wirda Hamro, Atmaji, Fransiskus Tatas Dwi, & Alhilman, Judi. (2019). Usulan
Interval Preventive Maintenance dan Estimasi Biaya Pemeliharaan Menggunakan
Metode Reliability Centered Maintenance dan FMECA. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri, 18(2), 213223. https://doi.org/10.23917/jiti.v18i2.8551
Elyas, Ricki, & Handayani, Wiwik. (2020). Statistical Process Control (Spc) Untuk
Pengendalian Kualitas Produk Mebel Di Ud. Ihtiar Jaya. Bisma: Jurnal
Manajemen, 6(1), 5058. https://doi.org/10.23887/bjm.v6i1.24415
Fata, Yusrul. (2018). Analisis Perawatan Mesin Dengan Menggunakan Metode Reability
Centered Maintenance (RCM) dan Maintenance Value Stream Map (MVSM) Di
CV. Bonjor Negara. Universitas Islam Negri Kalijaga Fakultas Sains dan
Teknologi.
Febianti, Evi, Ferdinant, Putro Ferro, Wahyuni, Nuraida, & Riyani, Desy Nur. (2020).
Usulan Penjadwalan Perawatan Mesin Menggunakan Metode Reliability Block
Diagram. Performa: Media Ilmiah Teknik Industri, 19(1).
https://doi.org/10.20961/performa.19.1.40983
Ihsan, Muhammad Khoirul, & Nugroho, Yohanes Anton. (2022). Analisis Perawatan
Mesin Sizing Menggunakan Metode Total Productive Maintenance Pada PT
URW. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 1(12), 35113526.
Kurniawan, Fajar. (2013). Manajemen Perawatan Industri Teknik dan Aplikasi (Edisi
Pert). Yogyakarta: Graha Ilmu Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283.
Lestari, Ayu, & Mahbubah, Nina Aini. (2021). Analisis Defect Proses Produksi Songkok
Berbasis Metode FMEA dan FTA di Home-Industri Songkok GSA Lamongan.
Jurnal Serambi Engineering, 6(3). https://doi.org/10.32672/jse.v6i3.3254
Murti, Etika Cipta. (2011). Usulan Perencanaan Perawatan Mesin Berdasarkan
Keandalan Mesin (Study Kasus pada mesin filler di PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Southern Sumatera, Lampung).
Muzaki, Muhammad Lutfan. (2017). Analisis perawatan mesin dengan pendekatan
Reability Centered Maintenance dan Maintenance Value Stream Map.
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
https://doi.org/10.25077/josi.v16.n2.p89-105.2017
Razak, Rikka. (2017). Usulan Perawatan Komponen Pada Unit Off-Highway Truck 793c
Dengan Metode RCM (Studi Kasus: PT. Trakindo Utama, Batu Hijau). University
of Muhammadiyah Malang.
Sahril, Saipudin. (2019). Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (Oee)
Untuk Peningkatkan Nilai Efektivitas Mesin Oven Line 7 Pada PT. UPA.
http://unugha. ac. id.
Wahyuridho Dwi Ramadhan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 878
Sarah, Andina Nur, Harsono, Ambar, & Mustofa, Fifi Herni. (2014). Usulan Kebijakan
Perawatan Lokomotif Jenis CC201 Dengan Menggunakan Metode Reliability
Centered Maintenance Di PT. Kereta Api Indonesia DIPO Bandung. REKA
INTEGRA, 2(2).
Suherman, Suherman, Andriyanto, Irwin, & Dwiyatno, Saleh. (2015). Rancang Bangun
Alat Ukur Temperatur Suhu Perangkat Server Menggunakan Sensor LM35
Bebasis SMS Gateway. PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset Dan Observasi
Sistem Komputer, 2(1).
Susanto, Agustinus Dwi, & Azwir, Hery Hamdi. (2018). Perencanaan Perawatan Pada
Unit Kompresor Tipe Screw Dengan Metode RCM di Industri Otomotif. Jurnal
Ilmiah Teknik Industri, 17(1), 2135.
https://doi.org/doi.org/10.23917/jiti.v17i1.5380
Zein, Ikramullah, Mulyati, Dewi, & Saputra, Ilham. (2019). Perencanaan Perawatan
Mesin Kompresor Pada PT. Es Muda Perkasa Dengan Metode Reliability
Centered Maintenance (RCM). Jurnal Serambi Engineering, 4(1), 383391.
https://doi.org/10.32672/jse.v4i1.848