pISSN: 2723 - 6609 e-ISSN : 2745-5254
Vol. 3, No. 8 Agustus 2022 http://jist.publikasiindonesia.id
Doi : 10.36418/jist.v3i8.469 895
PENGARUH CAREER ADAPTABILITY DAN AGING EXPERIENCE PADA LATE
CAREER PLANNING YANG DIMEDIASI OLEH OCCUPATIONAL FUTURE
TIME PERSPECTIVE
Choirun Nisa
Universitas Negeri Surabaya
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
: 03-07-2022
Direvisi
: 14-08-2022
Disetujui
: 25-08-2022
Secara global populasi lansia terus mengalami peningkatan, di Indonesia
diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di wilayah
Asia lainnya. Kondisi ageing population ini juga dapat berakibat buruk
apabila peningkatan jumlah penduduk lansia tidak diimbangi dengan
persiapan menuju masa tua dengan baik, sehingga mengakibatkan lansia
jauh dari kondisi sehat, aktif, dan produktif, yang tentunya akan
menambah beban penduduk usia produktif terhadap penduduk lansia.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu menentukan mengapa dan
bagaimana pekerja yang lebih tua merencanakan karir mereka setelah
pensiun dengan memeriksa efek adaptasi karir dan pengalaman penuaan
sebagai faktor yang berkontribusi terhadap perencanaan karir akhir yang
dimediasi OFTP. Penelitian ini menggunakan 50 responden dengan
rentang usia 50-70 tahun yang berdomisili di Kecamatan Sooko. Kami
menemukan bahwa career adaptability berpengaruh signifikan terhadap
pembentukan late career planning, dan aging experience yang terbagi
menjadi 4 dimensi yaitu physical loss, personal growth, dan sosial loss,
tidak berpengaruh signifikan terhadap OFTP dan late career planning,
tetapi mendapatkan pengetahuan diri memiliki efek yang signifikan.
Implikasi manajerial dalam penelitian ini adalah agar perusahaan atau
organisasi terkait dapat meninjau kembali faktor-faktor pendukung
dalam adaptasi karir dan pengalaman penuaan, terutama untuk
mendapatkan pengetahuan diri, karena memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap pandangan pekerja terhadap kelanjutan perencanaan
karir.
ABSTRACT
Globally, the elderly population continues to increase, in Indonesia it is
predicted to increase higher than the elderly population in other Asian
regions. The condition of the aging population can also have a negatif
impact if the increase in the number of elderly people is not balanced
with proper preparation for old age, resulting in the elderly being far
from healthy, active, and productive, which of course will increase the
burden on the productive age population on the elderly population. This
study aims to help determine why and how older workers plan their
careers after retirement by examining the effects of career adaptation
and aging experience as contributing factors to OFTP-mediated late
career planning. This study used 50 respondents with an age range of
50-70 years who live in Sooko District. We found that career adaptability
has a significant effect on the formation of late career planning, and
aging experience which is divided into 4 dimensions, namely physical
loss, personal growth, and sosial loss, has no significant effect on OFTP
and late career planning, but gaining self-knowledge has a significant
effect.. The managerial implication in this study is that the company or
related organization can review the supporting factors in career
adaptation and aging experience, especially to gain self-knowledge,
Kata kunci: pengalaman
penuaan; kemampuan
beradaptasi karir;
perencanaan karir yang
terlambat; perspektif waktu
kerja masa depan
Keywords: aging experience;
career adaptability; late career
planning; occupational future
time prespective
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 896
because it has a considerable influence on workers' views on career
planning continuation.
Attribution-ShareAlike 4.0 International
Pendahuluan
Secara global populasi lansia terus mengalami peningkatan, di Indonesia
diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di wilayah Asia dan global
setelah tahun 2050. Hasil sensus penduduk tahun 2010, menyatakan bahwa Indonesia saat
ini termasuk ke dalam 5 besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia.
Penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup berarti selama 30 tahun
terakhir dengan populasi 5,30 juta jiwa (sekitar 4,48%) pada tahun 1970, dan meningkat
menjadi 18,10 juta jiwa pada tahun 2010, di mana tahun 2014 penduduk lansia berjumlah
20,7 juta jiwa (sekitar 8,2%) dan diprediksikan jumlah lansia meningkat menjadi 27 juta
pada tahun 2020 (Kementerian Kesehatan, 2017). Peningkatan ini juga terjadi pada
lingkup terkecil, salah satunya wilayah Kecamatan Sooko yang terletak di Kabupaten
Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Data kependudukan dari BPS tahun 2019 mencatat
bahwa Kecamatan sooko memiliki penduduk sebanyak 68.759, dengan jumlah penduduk
lansia mulai dari usia 50 tahun sebesar 15,67% atau 10.774 dari keseluruhan jumlah
penduduk.
Sejalan dengan data yang disajikan menunjukkan bahwa telah terjadi aging
population, yaitu banyaknya populasi penduduk lansia di suatu daerah. Hal ini merupakan
kondisi yang baik, karena merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian
pembangunan manusia, yaitu adanya peningkatan usia harapan hidup. Kondisi ageing
population ini juga dapat berakibat buruk dan menjadi tantangan, apabila peningkatan
jumlah penduduk lansia tidak diimbangi dengan persiapan menuju masa tua dengan baik,
sehingga mengakibatkan lansia jauh dari kondisi sehat, aktif, dan produktif,yang tentunya
akan menambah beban penduduk usia produktif terhadap penduduk lansia (Heryanah,
2015).
Pada jumlah tersebut ada lansia yang potensial dan ada lansia non potensial.
Lansia potensial merupakan kondisi lansia produktif, yang mampu dalam melakukan
pekerjaan atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, mereka berusaha untuk tetap
bekerja dan aktif di hari tua baik untuk memenuhi kebutuhan atau mengisi waktu luang.
Sedangkan untuk lansia non potensial adalah individu yang sudah tidak mampu untuk
melakukan pekerjaan sehingga bergantung pada individu lain (Kementerian Sosial,
2018). Jumlah lansia yang bekerja sebesar 49,63 % dari jumlah keseluruhan lansia.
Sebagian besar penduduk lansia yang bekerja adalah lansia yang memiliki tingkat
pekerjaan rendah, dengan jumlah 84,39 %. Sementara itu, lansia yang sebelumnya
pensiun dari bekerja dengan tingkat pekerjaan yang baik sebesar 2,69%. Hal ini
menunjukkan bahwa kurangnya minat lansia dengan pekerjaan yang baik untuk
melanjutkan karir setelah masa pensiun tiba , sedangkan kelompok lansia ini tergolong
dalam lansia potensial yang mampu dari segi finansial sebagai modal, kemampuan serta
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 897
pengalaman (Kementerian kesehatan, 2020). Pada Penelitian (Fasbender et al., 2019)
dilakukan untuk mengetahui dan menjawab pertanyaan “mengapa pekerja usia tua yang
telah pensiun ada yang memilih melanjutkan karir? dan “bagaimana mereka
merencanakan karir tersebut?”, sedangkan karir untuk pekerja usia tua memiliki peluang,
kondisi dan waktu yang terbatas. Perencanaan karir pada usia tua dalam penelitian ini
disebut dengan late career planning, yang mana dalam penelitian ini merujuk pada
perencanaan, pengembangan dan keberlanjutan karir pada tenaga kerja usia tua
(Fasbender et al., 2019). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apa yang menjadi
faktor pendorong atau yang mempengaruhi untuk berkarir dan melakukan pengembangan
karir pada usia tua ini, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan
perencanaan lansia potensial untuk berkarir setelah pensiun.
Adanya peluang yang terbatas menjadikan karir pada pekerja usia tua memiliki
berbagai persepktif dari berbagai pihak. Ada pendapat bahwa perencanaan karir tidak
hanya dilakukan pada saat masih dalam usia muda saja tapi saat sudah dewasa pun dapat
melakukan perencanaan karir, yang artinya tidak ada batasan dalam merencanakan karir
(Fasbender et al., 2019). Akan tetapi (Carstensen, 2006) berpendapat bahwa karyawan
yang lebih tua merasakan lebih sedikit waktu yang tersisa dan lebih sedikit peluang yang
tersisa di tempat kerja daripada karyawan yang lebih muda.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan CCT sebagai pedoman. CCT atau
Teori konstruksi karir dikemukakan dan dikembangkan oleh Savickas. Teori ini
membahas dan mengembangkan pemahaman seseorang terhadap karirnya, menyesuaikan
perkembangan dan kondisi karir terhadap kehidupannya dan melakukan perencanaan
pengembangan karirnya. Pada teori konstruksi karir (CTT) dijelaskan cara atau langkah
yang digunakan dalam perencanaan membangun karir melalui kontruksi individu dan
konstruksi sosial. Sehingga dapat dikatakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh interpretasi
diri dan adaptasi terhadap lingkungan. Sehingga penelitian akan menggunakan career
adaptability yang merupakan komponen dalam teori konstruksi karir, untuk melihat
bagaimana proses career adaptability akan mempengaruhi pekerja dalam merencanakan
karir di usia tua (Fasbender et al., 2019). Selanjutnya sikap atau perilaku ini terbagi
menjadi 4 dimensi utama sebagai pengukuran, yang terdiri dari mengukur perencanaan
karir (concern), keputusan karir (control), eksplorasi karir (curiosity), dan keyakinan
pekerja terhadap kemampuan dalam menjalankan pekerjaan atau karir (confident)
(Savickas, 2012).
Adanya beberapa kondisi baik jasmani maupun rohani yang mulai mengalami
penurunan yang cukup mempengaruhi kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaan
akan mulai dirasakan oleh pekerja usia tua. Selain penurunan fisik yang merugikan,
pekerja usia tua memiliki lebih banyak pengalaman jika dilihat dari usia dan waktu
bekerja sehingga sangat mungkin jika hal tersebut dapat mendukung perencanaan karir
pada pekerja usia tua (Fasbender et al., 2014). Oleh karena itu variabel aging experience
akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah penurunan serta berbagai
hal yang mulai dirasakan oleh pekerja usia tua ini dapat mempengaruhi pengembangan
karir. Selanjutnya ada empat dimensi aging experience yang terkait dengan variabel yang
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 898
digunakan penelitian, yaitu kehilangan fisik (physical loss), kehilangan sosial (sosial
loss), pertumbuhan pribadi (personal growth), dan mendapatkan diri-pengetahuan
(gaining self knowledge).
Penelitian membahas mengenai bagaimana pekerja usia tua merencanakan karir
setelah pensiun, di mana pada usia ini seseorang memiliki peluang karir dalam waktu
yang terbatas terkait keputusan karir, serta pengembangan dan pemeliharaan karir.
Sehingga perlu adanya pengembangan perspektif umur dalam penelitian. Perspektif umur
akan dipaparkan dalam variabel Occupational Future time perspective atau OFTP.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh career adaptability dan aging
experience pada late career planning yang dimediasi oleh occupational future time
prespectiive pada pekerja sektor publik usia tua di wilayah Kecamatan Sooko.
Career adaptability berpengaruh dalam memberikan dan memperluas keyakinan
dan optimisme pekerja usia tua dalam menafsirkan OFTP mereka, (Zacher & Frese, 2009)
menjelaskan, adaptasi ini akan menentukan bagaimana pandangan akan masa depan yang
berhubungan dengan peluang dan kesempatan yang bisa diambil dalam waktu terbatas
(Rudolph Rauvola, 2018).
OFTP pekerja yang lebih tua akan mendorong perencanaan karir mereka yang
terlambat. Ketika pekerja yang lebih tua melihat waktu kerja mereka yang tidak ada
habisnya dengan banyak peluang yang menanti mereka, mereka cenderung mengejar
aktivitas yang membantu mereka untuk merencanakan karir mereka yang terlambat
melampaui pensiun formal yaitu, dengan menerima pension (Shultz & Wang, 2011).
Faktanya , pada penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa perspektif waktu masa
depan pekerja (pekerjaan) berpengaruh negatif dengan niat (perencanaan) mereka untuk
pension (Bal et al., 2015), akan tetapi berpengaruh positif dengan motivasi mereka untuk
terus bekerja dan meningkatkan kinerjanya (Zacher, H., & Frese, 2009) komitmen pada
karir dan jaringan atau relasi terkait karir mereka (Treadway et al., 2010). Jadi, kurang
tepat untuk berasumsi bahwa OFTP pekerja yang lebih tua mendorong mereka untuk
terlibat dalam secara langsung pada late career planning. Pada akhirnya penulis
berasumsi bahwa ada pengaruh tidak langsung antara OFTP dengan late career planning.
Penelitian yang dilakukan sebelumnya turut menunjukkan bahwa career
adaptability secara umum berpengaruh positif dengan perencanaan (Rudolph et al.,
2017). Dari penelitian tersebut akan dijelaskan kembali mengenai sebab career
adaptability berpengaruh dengan late career planning pada usia tua. OFTP berperan
sebagai ekspektasi terhadap peluang untuk berkarir dengan keyakinan dan kemampuan
eksplorasi karir yang dimiliki pekerja usia tua yang kemudian akan membentuk motivasi
untuk melakukan perencanaan karir. Hipotesis 1 merupakan Career adaptability
berpengaruh signifikan terhadap OFTP pekerja usia tua, Hipotesis 2 merupakan OFTP
berpengaruh signifikan terhadap late career planning pekerja usia tua., dan Hipotesis 3
merupakan Career adaptability berpengaruh signifikan terhadap Late career planning
melalui OFTP.
Penelitian oleh (Fasbender et al., 2019) sebelumnya mengusulkan physical loss
sebagai variabel yang mempengaruhi late career planning melalui OFTP, dengan
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 899
anggapan bahwa physical loss menjadi salah satu faktor penting dalam pengambilan
keputusan untuk berkarir. Hal ini juga didukung pendapat bahwa physical loss
memberikan pengalaman negatif yang akan mengubah pemikiran terhadap OFTP dengan
menganggap bahwa peluang pada karir dimasa depan setelah pensiun semakin terbatas
akibat dari perubahan dan penurunan fisik, yang sebagian besar berasal dari masalah
kesehatan yang menurun (Bal et al., 2015). Penurunan yang terjadi dalam hal kemampuan
bekerja yang berbeda seperti saat berusia muda, penurunan kesehatan, penurunan
kekuatan tubuh serta penurunan dari psikologis yang berhubungan dengan perubahan
sikap dan sifat. Physical loss memberikan pengaruh negatif pada OFTP, dalam artian
dapat menurunkan OFTP atau harapan dari pekerja usia tua untuk terus berkarir di usia
tua. Sehingga dapat diasumsikan bahwa physical loss berpengaruh terhadap OFTP dan
secara tidak langsung mempengaruhi keputusan pekerja usia tua perencanaan karir untuk
masa depan. Hipotesis 4 merupakan physical loss berpengaruh signifikan terhadap OFTP
dan Hipotesis 5 merupakan physical loss berpengaruh signifikan tehadap late career
planning melalui OFTP.
Manusia adalah makhluk sosial, yang akan terus saling berhubungan dengan
orang lain di setiap kehidupannya, begitu juga dengan pekerja yang membutuhkan
koneksi dan relasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, namun seiring
bertambahnya usia akan terjadi penurunan kontak sosial yang diakibatkan berkurangnya
relasi sebaya atau hilangnya pekerjaan akibat dari pemutusan kerja atau pensiun.
Meskipun kehilangan sosial menggambarkan terkait penuaan perubahan negatif,
(Fasbender et al. 2019) berpendapat bahwa orang yang merasakan penurunan kontak
sosial dan perasaan kurang dibutuhkan berusaha untuk mengganti kerugian tersebut
dengan terlibat dalam kegiatan yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan kontak
sosial dan pengakuan mereka, dan dengan demikian memperluas harapan mereka akan
waktu kerja yang dirasakan di masa depan. Hipotesis 6 merupakan Sosial loss
berpengaruh signifikan terhadap OFTP.
Pada penelitian beberapa ahli penurunan kontak sosial ini dapat memberikan
motivasi bagi pekerja untuk tetap melanjutkan karir dan memaksimalkan peluang di masa
depan guna menghilangkan kesepian sebagai dampak penurunan kontak sosial, dengan
berkarir diharapkan mampu untuk menghilangkan rasa kesepian dan dapat menunjukkan
bahwa meskipun sudah masuk usia tua tetap masih dapat menunjukkan eksistensi di dunia
karir, karena pekerjaan ditemukan secara positif terkait dengan dukungan sosial oleh
supervisor, kolega, atau bahkan pelanggan (Aquino, J. A., Russell, D. W., Cutrona, C. E.,
& Altmaier, 1996). Manfaat sosial dari terus bekerja juga telah disorot oleh penelitian
lain oleh (Fasbender, U., Wang, M., Voltmer, J.-B., & Deller, 2016). Hipotesis 7
merupakan sosial loss berpengaruh signifikan terhadap late career planning melaui
OFTP.
Personal growth memberikan gambaran positif terhadap perspektif masa depan
dalam mengalami proses penuaan pada pekerja, dengan beranggapan penuaan sebagai
peluang bukan keterbatasan. Personal growth memberikan pandangan mengenai
pengalaman serta wawasan yang didapatkan selama bekerja guna mendapatkan peluang
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 900
untuk terus belajar dan menambah pengalaman. Sehingga sangat mungkin bahwa pekerja
yang lebih tua yang mengalami penuaan memandang personal growth sebagai fokus pada
peluang bukan pada keterbatasan, dan dengan demikian juga menganggap waktu masa
depan pekerjaan mereka sebagai ekspansi, dengan asumsi bahwa Tempat kerja mungkin
menawarkan peluang untuk pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan (Henry et al.,
2017). Hipotesis 8 merupakan Personal growth berpengaruh signifikan terhadap OFTP.
Personal growth mempengaruhi dalam membentuk peluang untuk terus
berkembang di masa depan selama bekerja, dengan disertai dukungan lembaga terhadap
program pembekalan dan pengembangan keterampilan masa pra pensiun dianggap
sebagai bentuk peluang dan bekal untuk karir di masa depan. Penelitian oleh (Wurm, S.,
Tesch-Römer, C., & Tomasik, 2007) menunjukkan adanya pengaruh personal growth
terhadap harapan yang menggambarkan OFTP dan berpengaruh terhadap keputusan
untuk berkarir selepas pensiun dari pekerjaan (Fasbender et al., 2014). Sehingga dapat
diasumsikan bahwa personal growth berpengaruh dalam pembentukan OFTP pekerja
usia tua yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap perencanaan karirnya.
Hipotesis 9 merupakan Personal growth berpengaruh signifikan terhadap late career
planning melalui OFTP.
Pada penelitian terdahulu hanya sedikit yang membahas mengenai gaining self
knowledge dalam perencanaan karir. pada penelitian (Fasbender et al., 2019) yang
dilakukan pada pekerja Inggris menghasilkan pengaruh negatif. Secara umum,
pengetahuan diri dianggap sebagai pengetahuan dengan kualitas yang bermanfaat
(Wilson & Dunn, 2004). Dari perspektif konstruksi karir, kehidupan pekerja yang lebih
tua dan konstruksi karir tergantung pada pengetahuan diri mereka (Del Corso, J., &
Rehfuss, 2011). Pada satu sisi, memperoleh pengetahuan diri dapat membuat orang
mengetahui dan menganalisis tentang kekuatan dan kemampuan yang mereka kumpulkan
selama masa hidup, yang dapat membantu mereka mengembangkan kehidupan kerja
mereka dan dengan demikian memperluas OFTP mereka terhadap peluang dimasa depan.
Hipotesis 10 yaitu gaining self knowledge berpengaruh signifikan terhadap OFTP.
Selanjutnya gaining self knowledge mempengaruhi dalam memperluas harapan
dimasa depan dengan pemahaman diri untuk menyesuaikan kondisi terhadap lingkungan
pekerjaan, apakah akan sesuai nantinya antara kondisi pekerja dengan pekerjan di masa
depan setelah pensiun. (Fasbender et al., 2019) mengemukakan, mendapatkan
pengetahuan diri bisa mengarahkan orang untuk menerima bahwa dalam beberapa aspek,
mereka mungkin tidak mampu seperti dulu ketika mereka masih muda, menunjukkan
bahwa mereka harus menarik diri dari tanggung jawab yang berhubungan dengan
produksi dan terlibat dalam kegiatan non-pekerjaan lainnya dalam ruang lingkup mereka
kemampuan saat ini. Akibatnya, ini dapat membatasi waktu dan peluang yang mereka
rasakan tersisa di tempat kerja. Sehingga secara tidak langsung gaining self knowledge
mempengaruhi keputusan untuk berkarir di masa depan. Sampai saat ini, ada sedikit
penelitian tentang peran mendapatkan pengetahuan diri untuk perencanaan karir pekerja
yang lebih tua. Hipotesis 11 yaitu gaining self knowledge berpengaruh signifikan terhadap
late career planning melalui OFTP.
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 901
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan data yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi. Objek penelitian merupakan pekerja
sektor publik yang berusia 50 70. Kemudian dikerucutkan lagi menjadi sample yaitu
pekerja sektor publik yang meliputi tenaga pendidik, pegawai pemerintahan dan pegawai
atau karyawan perusahaan. Ada 50 responden yang telah berpartisipasi dengan
pembagian responden perempuan sejumlah 34 orang dan responden laki laki sejumlah
16 orang, dengan pekerjaan sebagai tenaga pendidik 26 orang, pegawai pemerintahan 7
orang serta 17 orang pegawai dan karyawan perusahaan.
Perolehan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online yang berisikan
52 item pernyataan dari keseluruhan variabel penelitian. Ada 4 variabel yang akan diuji
dengan pengukuran. Pada variabel Career adaptability terdapat 4 dimensi dengan 6 item
pernyataan di setiap dimensi, sehingga ada 24 item pernyataan variabel career
adaptability yang digunakan dalam kuesioner penelitian. Item pernyataan berdasarkan
pada penelitian CAAS (Savickas, 2012).
Variabel aging experience menggunakan 4 item pernyataan di setiap dimensi
variabel. Item pernyataan mengacu pada item yang digunakan dalam penelitian
(Dittmann-Kohli, F., Kohli, M., Künemund, H., Motel, A., Steinleitner, C., & Westerhof
1997). Variabel Late career planning menggunakan 6 item pernyataan dari penelitian
(Wöhrmann et al. 2017), yang diadaptasi dari (Stawski et al., 2007). Occupational Future
Time Perspektif memiliki 6 item pernyataan yang didasarkan pada penelitian dari (Zacher
& Frese 2009). Pengukuran kuesioner menggunakan skala 1 7 untuk mengisi item
pernyataan yang diajukan. Skala diukur dengan sangat tidak setuju, tidak setuju, agak
tidak setuju, netral, agak setuju, setuju dan sangat setuju. Kemudian pengolahan data
menggunakan SEM PLS untuk mengukur validitas dan reliabilitas data serta untuk
melihat pengaruh variabel yang akan diuji.
Hasil dan Pembahasan
1. Convergent Validity
Validitas data dapat diketahui dengan melihat hasil dari nilai outer loading dari
proses calculate menggunakan PLS. Pernyataan (Ghozali, 2016)mengemukakan
bahwa data dari setiap indikator dan variabel dinyatakan valid apabila nilai outer
loading >0.5.
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 902
Gambar 1. Model penelitian PLS 3.0
Gambar 1 merupakan model SEM PLS yang telah di calculate sehingga
didapatkan hasil di setiap indikator dan variabel memiliki nilai outer loading yang
lebih dari >0.5, yang terdiri dari Career adaptability sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa keseluruhan data penelitian dapat dinyatakan valid.
2. Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha
Pada pengolahan data, nilai composite reliability memiliki nilai >0,70 yang
berarti variabel career adaptability, aging experience, late career planning,
Occupational future time perspective memiliki data yang reliable.
Tabel 1. Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha
Variabel
Composite Reliability
Cronbach’s Alpha
Career adaptability
0,925
0,891
Oftp
0,924
0,836
Late career planning
0,875
0,826
Physical loss
1
1
Sosial loss
1
1
Personal growth
1
1
Gaining self knowledge
1
1
Sumber: Output SmartPLS 3.0
3. Analisis
Analisis dengan melihat hasil atau output dari SEM PLS 3.0 sebagai media
pengolahan data untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Ada 9
hipotesis yang diuji, yang pertama untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel X
terhadap variabel z, yang akan disajikan dalam tabel 2 path coefficients.
Tabel 2. Path Coefficients dan Specific Inderect effect
Pengaruh Antar Variabel
T Statistik
Keterangan
Career Adaptabillity
OFTP
2.260
≥ 1,96 (Signifikan)
OFTP Late career
planning
12.165
≥ 1,96 (Signifikan)
Physical loss OFTP
0,323
≤ 1,96 (Tidak Signifikan)
Sosial loss OFTP
1.010
≤ 1,96 (Tidak Signifikan)
Personal growth OFTP
0.162
≤ 1,96 (Tidak Signifikan)
Gaining self knowledge
OFTP
2.141
≥ 1,96 (Signifikan)
Career Adaptabillity
OFTP late career
planning
2.538
≥ 1,96 (Signifikan)
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 903
Pengaruh Antar Variabel
T Statistik
Keterangan
Physical loss OFTP
Late career planning
0.320
≤ 1,96 (Tidak Signifikan)
Sosial loss OFTP
Late career planning
1.009
≤1,96 (Tidak Signifikan)
Personal growth
OFTP Late career
planning
0.162
≤ 1,96 (Tidak Signifikan)
Gaining self knowledge
OFTP Late career
planning
2.132
≥1,96 (Signifikan)
Sumber: Output SmartPLS 3.0
Tabel 2 menunjukkan hasil dari pengolahan data untuk pembuktian hipotesis.
Pada tabel 2 diketahui bahwa pengaruh Career adaptability pada OFTP memiliki nilai
original sample 0,684 dan t statistic 2,260 ≥ 1,96 yang menunjukkan bahwa hipotesis
1 diterima yang artinya Career adaptability berpengaruh positif dan signifikan pada
OFTP. Selanjutnya ada pengaruh OFTP pada Late career planning yang memiliki nilai
original sampel 0,799 dan t-statistik 12.165 1,96 yang menunjukkan bahwa hipotesis
2 diterima dan menunjukkan bahwa OFTP berpengaruh signifikan terhadap late career
planning.
Kemudian ada dari physical loss dan sosial loss dan personal growth terhadap
OFTP yang masing-masing bernilai t-statistik 0.323, 1.010 dan 0.162 yang secara
keseluruhan kurang dari 1.96 sehingga menunjukkan bahwa hipotesis 4, 6 dan 8
ditolak dengan artian physical loss, social loss dan personal growth tidak berpengaruh
signifikan pada OFTP. Terakhir ada pengaruh Gaining self knowledge terhadap OFTP,
dengan nilai t-statistik sebesar 2.141 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 10
diterima.
Selanjutnya tabel 2 menyajikan pengaruh antar variable keseluruhan atau
indirect effect. variable Career adaptability dan gaining self knowledge terhadap late
career planning dimediasi oleh OFTP dengan masing-masing nilai t-statistik 2.358
dan 2.132 menunjukkan bahwa kedua variable memberikan pengaruh tidak langsung
pada Late career planning, maknanya hipotesis 3 dan hipotesis 11 di terima.
Sedangkan, physical loss, social loss dan personal growth memiliki t-statistik sebesar
0.320, 1.009 dan 0.163, dengan artian ketiga variabel tidak memiliki pengaruh
terhadap late career planning dengan dimediasi OFTP, sehingga hipotesis 5, 7 dan 9
ditolak.
Bagian ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Berbagai implikasi baik teoritis maupun praktis hendaknya disampaikan di sini.
Penelitian ini menghasilkan beberapa implikasi teoritis dan praktis.
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 904
1. Pengaruh Career adaptability terhadap OFTP
Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh Career adaptability terhadap
OFTP. Maknanya kualitas dan kemampuan seseorang dalam beradaptasi terhadap karir
membentuk pandangan dan peluang dalam pekerjaan. Hasil ini turut mendukung
penelitian oleh (Fasbender et al., 2019) yang juga menunjukkan bahwa adaptasi pekerja
usia tua akan diperpanjang apabila mereka percaya akan peluang dimasa depan dengan
waktu yang terbatas, serta mampu untuk melaksanakan dan bertanggung jawab akan
tugas dan pekerjaan yang merupakan bagian dari Career adaptability. Hasil observasi
pada pekerja usia tua di kecamatan Sooko menunjukkan bahwa pekerja usia tua mampu
beradaptasi dengan mengatasi tugas serta tanggung jawab terhadap perkembangan
karirnya, dalam hal ini meliputi kelanjutan karir yang dapat diambil setelah masa
pensiun tiba. Adaptasi ini meliputi perencanaan masa depan, melakukan eksplorasi
karir, memperoleh informasi dunia pekerjaan serta memiliki mampu untuk mengambil
setiap keputusan. Sehingga dengan adanya kemampuan adaptasi ini pekerja usia tua
akan semakin optimis, yang mana hal tersebut memberikan pandangan masa depan dan
peluang untuk bekerja semakin luas dengan jenis pekerjaan yang beragam.
Selanjutnya, berdasarkan hasil dari wawancara bersama bapak X, memaparkan
hal yang selaras yaitu karyawan sentra industri kecamatan Sooko dengan usia tua
cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi sehingga mereka merasa yakin
dapat menyelesaikan berbagai pekerjaan. Selain itu, mereka juga sangat peduli
terhadap karirnya yang dapat menimbulkan keingintahuan (curiosity) pekerja untuk
mencari peluang terhadap jenjang karir di pekerjaannya. Sehingga memberikan
wawasan karir yang menunjang persepsi mereka, hal tersebut dapat terwujud dengan
peran organisasi atau lembaga terkait dalam meningkatkan kemampuan career
adaptability.
2. Pengaruh OFTP terhadap Late career planning
Ada pengaruh dari OFTP terhadap late career planning. OFTP memiliki
pengaruh dalam membentuk karir pekerja usia tua di masa depan. Pengaruh dari
peluang yang tersedia cukup besar terhadap keputusan untuk late career planning,
Mendukung penelitian dari (Shultz & Wang, 2011) yang memaparkan bahwa OFTP
menunjukkan seberapa banyak peluang atau kesempatan dalam pekerjaan yang bisa
dilakukan dalam waktu yang terbatas. Sehingga semakin tinggi ekspektasi pekerja usia
tua dalam melihat peluang (OFTP) di masa depan maka semakin tinggi pengaruh
dalam keputusan untuk melakukan perencanaan karir setelah pensiun, OFTP
memberikan motivasi atau dorongan pada pekerja usia tua dalam berkarir di masa
depan. Hasil ini menunjukkan kondisi pekerja usia tua di kecamatan Sooko yang akan
tertarik untuk melanjutkan karirnya setelah pensiun jika terdapat banyak peluang yang
dapat diambil, karena pekerja usia tua ini meyakini bahwa mereka masih mampu untuk
melakukan lebih banyak pekerjaan apabila diberi kesempatan.
Hal ini juga dijelaskan dalam penelitian (Bal et al., 2015) bahwa OFTP
berhubungan negatif atau tidak mendukung keputusan pensiun akan tetapi lebih
kepada mendukung dan memberikan motivasi pekerja tua untuk terus bekerja
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 905
meskipun dalam situasi dan kondisi yang terbatas, (Zacher & Yang, 2016). Adapun
kontribusi dari lingkungan yang dapat mendukung pekerja usia tua untuk bekerja
seperti dengan menumbuhkan iklim yang mendukung dan menghargai kinerja pekerja
usia tua sehingga mampu memberikan kesadaran akan adanya peluang untuk terus
bekerja (Zacher, 2015).
3. Pengaruh Career adaptability terhadap Late career planning melalui OFTP
Penelitian ini OFTP menjadi perhatian khusus, di mana OFTP mampu
memediasi dalam membentuk dan membangun Career adaptability dalam
memberikan pengaruh signifikan pada keputusan late career planning. Career
adaptability mampu menjadi faktor yang mendorong bagaimana pekerja usia tua
membentuk karir selepas dari pensiun formal mereka. Penelitian menghasilkan bahwa
OFTP membantu membahas terutama pertanyaan yang berkaitan dengan masalah karir
dengan menghubungkan pandangan masa depan sebagai acuan, temuan ini juga sesuai
dengan penelitian sebelumnya ( Hirschi et al.,2015 ; Van der Horst, Klehe, & Van der
Heijden, 2017 ) yang menghasilkan bahwa empat dimensi proses adaptasi atau Career
adaptability (concern, control, curiousity, dan confident) mampu membentuk peluang
(OFTP) untuk memengaruhi perencanaan karir pekerja tua.
Berdasarkan observasi, pekerja usia tua di kecamatan Sooko memiliki
kemampuan beradaptasi yang menjadikan mereka lebih peduli dan memikirkan
bagaimana keberlangsungan karir dalam pekerjaan untuk kedepannya, menyadari
bahwa keingintahuan membantu untuk menjadi lebih peka terhadap situasi dan kondisi
lingkungan kerja, serta memiliki sikap kepercayaan diri yang dapat membantu dengan
menumbuhkan sikap optimisme bahwa mereka mampu untuk mengatasi segala hal
yang terjadi pada pekerjaan jika meneruskan untuk berkarir setelah masa pensiun
formal tiba. Sehingga pekerja usia tua ini beranggapan bahwa akan banyak pekerjaan
yang dapat diambil ketika masa pensiun dengan bekal kemampuan adaptasi ini yang
mengakibatkan munculnya dorongan untuk melakukan perencanaan karir setelah
pensiun atau late career planning.
Pekerja usia tua membutuhkan pengarahan dalam pemikiran mereka tentang
waktu dan peluang yang tersedia bagi mereka terkait dengan pekerjaan. Contoh untuk
ini mungkin termasuk inisiatif pemerintah atau organisasi dalam memberikan
pelatihan untuk membuat pekerja yang lebih tua lebih menyadari kemungkinan dan
manfaat yang terkait dengan bekerja di dalam waktu yang lama, penekanan pelatihan
juga dapat dilakukan pada elemen implementasi, seperti latihan tentang pengaturan
jangka pendek dan jangka panjang, memutuskan tindakan, dan bagaimana menghadapi
hambatan potensial (Fasbender et al., 2019).
4. Pengaruh Physical loss terhadap OFTP
Physical loss tidak berpengaruh terhadap OFTP, yang menunjukkan pada
pekerja tua bahwa penuaan pada fisik mengingatkan terbatas nya waktu untuk berkarir
di masa depan dan keterbatasan fisik mengurangi kekuatan pekerja dalam melakukan
pekerjaan. Akan tetapi dalam penelitian ini physical loss tidak berpengaruh terhadap
OFTP dari pekerja usia tua. Lebih lengkapnya lagi, masalah penurunan kesehatan,
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 906
kekuatan fisik dan penuaan tidak mempengaruhi peluang dan harapan pekerja usia tua
untuk bekerja. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh (Fasbender et al. 2019) yang menyatakan bahwa ada pengaruh physical
loss terhadap OFTP.
Selanjutnya berdasarkan wawancara singkat dengan Ibu K menyatakan bahwa
beberapa pekerja tua pada saat ini mereka lebih mampu untuk mengatasi penurunan
fisik dengan melakukan pencegahan dini. Pekerja usia tua mengharapkan adanya
partisipasi dari pemberi kerja dan/atau konselor dalam mencari cara untuk melawan
pengaruh kehilangan fisik pada OFTP pekerja dengan mengidentifikasi peluang karir
yang memaksakan tuntutan fisik yang lebih sedikit, sehingga memberikan pandangan
positif pekerja usia tua terhadap ketersediaan peluang dalam bekerja.
5. Pengaruh Physical loss, OFTP dan Late career planning
Physical loss juga diketahui tidak mempengaruhi Late career planning melalui
OFTP, atau OFTP tidak mampu untuk memediasi variabel terikat, dengan tidak adanya
pengaruh penurunan pada kondisi jasmani dan rohani pekerja terhadap peluang dan
harapan pekerjaan di masa depan, secara tidak langsung juga tidak akan berpengaruh
terhadap rendahnya motivasi pekerja untuk melanjutkan karir di masa setelah pensiun
formal. Dapat dikatakan bahwa OFTP tidak dapat memediasi physical loss dengan
Late career planning. penelitian ini menghasilkan bahwa tidak ada pengaruh baik
langsung mauapun tidak langsung dari physical loss dalam late career planning
pekerja usia tua. Penurunan fisik memang tidak dapat dihindari, tetapi pada masa
sekarang terjadi perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai bidang. Kondisi ini
terkait dengan career adaptability dan gaining self knowledge yang turut berpengaruh
pada late career planning, dimana kedua variabel ini dapat membantu pekerja usia tua
lebih siap dalam menghadapi setiap kondisi yang akan terjadi di masa depan akibat
dari penuaan (Fasbender et al., 2019).
Selanjutnya berdasarkan wawancara singkat dengan Ibu K selaku karyawan
produksi salah satu perusahan di Mojokerto, menyatakan bahwa adanya kepedulian
dari lingkungan yang turut memperhatikan kondisi fisik dari pekerja usia tua sangat
membantu seperti dengan adanya peningkatan pada program pemeriksaan kesehatan
yang pada awalnya diperuntukkan untuk balita kini telah dibuka untuk masyarakat
dengan usia 40 tahun keatas. Program ini dijalankan di setiap desa dengan nama
Posyandu Lansia, program ini membantu masyarakat untuk melakukan pengecekan
kesehatan untuk mengetahui dan mencegah masalah kesehatan yang terjadi, sehingga
masyarakat dapat mengatasi kondisi tubuh agar melakukan penanganan dengan cepat.
Program ini memungkinkan untuk pekerja tua dalam mengatasi dan mempersiapkan
diri untuk masalah kesehatan yang mungkin terjadi dimasa depan serta memberikan
kepercayaan diri dengan anggapan bahwa kondisi fisik masih sehat (Kementerian
Kesehatan, 2019).
6. Pengaruh Personal growth dan OFTP
Personal growth tidak berpengaruh terhadap OFTP, maknanya personal
growth tidak mampu untuk membentuk prediksi akan besar kecilnya peluang dalam
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 907
berkarir setelah pensiun dalam. Tidak terdapat pengaruh langsung personal growth
pada OFTP, berbeda dengan hasil penelitian terdahulu oleh (Henry et al., 2017) yang
menyatakan personal growth berpengaruh terhadap OFTP dan menganggap waktu
masa depan pekerjaan pekerja usia tua sebagai ekspansi, dengan asumsi bahwa tempat
kerja mungkin menawarkan peluang untuk pembelajaran dan pengembangan
berkelanjutan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa pekerja usia tua di
kecamatan Sooko memandang bahwa perkembangan dan pertumbuhan diri tidak
menjadi salah satu hal yang mendasari untuk pertimbangan mereka dalam menentukan
banyaknya peluang pekerjaan yang bisa diambil ketika masa pensiun tiba, didukung
dengan (Koen et al., 2012) yang menyarankan intervensi pelatihan rinci yang terdiri
dari unsur-unsur untuk mengeksplorasi pengetahuan masyarakat tentang diri dan
lingkungan mereka, serta untuk melatih implementasi konsep diri mereka ke dalam
lingkungan kerja. Hal ini dianggap memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada
proses pengembangan diri pada pekerja usia tua, dengan asumsi peluang akan jauh
lebih besar saat pekerja usia tua mampu mengetahui dan memahami kondisi
lingkungan kerja serta didukung dengan kemampuan dalam career adaptability.
7. Pengaruh Personal growth, OFTP, Late career planning
Selanjutnya Personal growth tidak berpengaruh terhadap late career planning
melalui OFTP, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung dari personal growth dalam keputusan untuk late
career planning. Pengembangan diri ini bukan faktor yang mendorong pekerja tua
untuk melihat peluang dan berkarir. Hal baru ketika menemukan tidak adanya
keterkaitan ini karena penelitian terdahulu mengungkapkan adanya pengaruh seperti
pada oleh (Wurm, S., Tesch-Römer, C., & Tomasik 2007)yang menunjukkan adanya
pengaruh personal growth terhadap harapan yang menggambarkan OFTP dan
berpengaruh terhadap keputusan untuk berkarir selepas pensiun dari pekerjaan
(Fasbender et al., 2014). Selanjutnya berdasarkan wawancara singkat dengan Bapak
W, menyatakan bahwa pekerja usia tua cenderung memiliki persepsi bahwa kondisi
ini berhubungan dengan kemampuan pengetahuan terhadap diri sendiri dalam mencari
pengalaman baru saat memasuki usia tua, seperti keterbatasan waktu serta kemampuan
fisik.
Hal ini diperkuat dengan adanya pendapat bahwa meskipun sebelumnya
physical loss tidak berpengaruh terhadap peluang dan berkarir, physical loss cukup
berpengaruh terhadap kemampuan fungsi otak pada lansia dalam mempelajari hal-hal
baru (Hapsari, 2021). Menurut Havigurt tugas personal growth pada lansia lebih
mengarah terhadap penyesuaian diri pada pada penurunan kondisi fisik, penyesuaian
terhadap masa pensiun dan penurunan pemasukan, dan penyesuaian diri terhadap
peran sosial (Hurlock, 1980). Sehingga penulis meyakini bahwa personal growth tidak
mempengaruhi seberapa luas peluang pekerjaan, karena pekerja usia tua berkarir untuk
memanfaatkan pengalaman bukan untuk mencari pengalaman belajar hal hal baru lagi
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 908
dan secara tidak langsung juga tidak berpengaruh terhadap niat untuk melanjutkan
karir.
8. Pengaruh Sosial loss dan OFTP
Penelitian ini menemukan bahwa Sosial loss tidak berpengaruh pada
begitupula dengan OFTP, artinya Sosial loss tidak memiliki pengaruh yang dapat
membentuk seberapa besar peluang atau pekerjaan yang dapat dilakukan oleh pekerja
usia tua saat pensiun nantinya. Berbeda dengan penelitian (Fasbender et al.,2019) yang
menemukan adanya pengaruh signifikan, penelitian ini juga berbeda dengan pendapat
mengenai pekerjaan yang ditemukan secara positif terkait dengan dukungan sosial oleh
supervisor, kolega, atau bahkan pelanggan (Aquino, J. A., Russell, D. W., Cutrona, C.
E., & Altmaier, 1996).
Dapat diartikan bahwa besarnya tingkat kesepian yang dihadapi pekerja usia
tua di masa menjadi lansia nantinya, tidak mendorong keinginan untuk berkarir.
Adapun social loss lebih berpengaruh terhadap dorongan pekerja usia tua untuk
berkumpul dengan melakukan kegiatan bersama teman sebaya maupun masyarakat di
lingkungan sekitar (Azizah, 2015). Pendapat tersebut selaras dengan pekerja usia tua
di kecamatan Sooko yang pada kondisi ini beranggapan bahwa keikutsertaan pada
kegiatan di lingkungan sekitar akan lebih berdampak dalam mengatasi kesepian akibat
sosial loss, hal ini dikarenakan pekerja usia tua memandang rasa kesepian akan hilang
jika dapat di isi dengan berbagai kegiatan yang santai dan menyenangkan seperti
melakukan banyak kegiatan yang berhubungan dengan hobi daripada mengisi rasa
kesepian dengan berkarir yang mana akan menimbulkan hubungan singkat yang
terbatas pada hubungan pekerjaan, sehingga sosial loss ini tidak berdampak pada
besarnya peluang untuk kelanjutan karir mereka.
9. Pengaruh Sosial loss, OFTP dan Late career planning
Selanjutnya sosial loss juga tidak berpengaruh terhadap Late career planning
melalui OFTP. Artinya, Sosial loss tidak menjadi faktor yang menyebabkan terbukanya
peluang dimasa depan dan juga tidak menjadi faktor pendukung untuk pekerja tua
dalam merencanakan karir setelah pensiun nantinya. OFTP tidak berpengaruh dalam
memediasi keterkaitan sosial loss dalam terbentuknya late career planning. Hal ini
sejalan dengan pendapat (Fasbender et al., 2019) mengenai orang yang merasakan
penurunan kontak sosial dan perasaan kurang dibutuhkan berusaha untuk mengganti
kerugian tersebut dengan terlibat dalam kegiatan yang memungkinkan mereka untuk
meningkatkan kontak sosial dan pengakuan mereka, akan tetapi kegiatan ini merujuk
pada kegiatan kemasyarakatan.
Menurut (Syahputra et al., 2021) untuk mengatasi kesepian pada lansia, bisa
dilakukan dengan meningkatkan kegiatan dalam pengembangan hobi. Selanjutnya
wawancara dengan Ibu N selaku pegawai pemerintahan dalam salah satu lembaga,
memaparkan bahwa semakin tua usia seseorang semakin sedikit relasi sebaya yang
dimiliki karena faktor kematian, kehilangan kontak dan ketidak pedulian pada lansia.
Relasi akan terus berkurang seiring berjalannya waktu, baik akibat dari kematian,
kerenggangan pengaruh atau perubahan situasi dan kondisi terutama setelah masa
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 909
pensiun tiba, dan disaat itu kejenuhan akan muncul, sehingga sebagai makhluk sosial
tentunya hal tersebut menjadi sebuah masalah. Akan tetapi meskipun hal ini terjadi
bukan hal tepat jika beranggapan bahwa untuk menambah relasi dengan berkarir,
mereka lebih memilih untuk melakukan kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan
komunitas atau organisasi untuk mengisi kekosongan tersebut daripada berkarir.
Selanjutnya, berdasarkan wawancara Bapak X sebagai narasumber, karyawan
cenderung mengikuti komunitas yang berhubungan dengan hobi dari pekerja usia tua
seperti bersepeda yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani sesuai dengan trend
masyarakat saat ini. Selain itu mereka juga dapat menambah relasi yang dapat
mendukung kegiatan bersosial dan mengikuti komunitas otomotif. Pekerja wanita juga
mengikuti berbagai kegiatan sosial seperti mengikuti sanggar senam, PKK, dan
kelompok pengajian beragama islam.
10. Pengaruh Gaining Self Knowledge terhadap, OFTP
Hasil penelitian menunjukkan Gaining self knowledge berpengaruh terhadap
OFTP. Sehingga dapat diartikan bahwa tinggi rendahnya pengetahuan seseorang akan
diri sendiri memiliki pengaruh terhadap pandangan akan seberapa besar atau kecil
peluang tau pekerjaan yang dapat diambil setelah masa pensiun. Seperti pendapat dari
(Wilson & Dunn, 2004) yang menyatakan bahwa pengetahuan akan diri sendiri sangat
bermanfaat.Selanjutnya, berdasarkan wawancara dengan Ibu M, selaku tenaga
pendidik salah satu SMA di kecamatan Sooko, menjelaskan salah satu manfaat dari
pengetahuan pada diri sendiri yaitu pekerja tua seperti kami, cenderung dapat
mengetahui secara pasti kelemahan dan kelebihan, yang kemudian pengetahuan ini
akan memudahkan pekerja usia tua dan mengetahui dan memperkirakan kegiatan dan
pekerjaan seperti apa yang dapat diambil di masa depan nanti. Sehingga dengan
pengetahuan ini pekerja tua mampu untuk mengatasi kelemahan dan meningkatkan
kelebihan untuk memperluas peluang dalam pekerjaan atau OFTP.
11. Pengaruh Gaining self knowledge, OFTP, Late career planning
Selanjutnya penelitian juga turut menemukan adanya pengaruh gaining self
knowledge terhadap Late career planning dengan melalui OFTP sebagai variabel
mediasi. Selaras dengan hasil penelitian terdahulu dari (Fasbender et al., 2019) serta
berdasarkan dari perspektif konstruksi karir, yang menyatakan bahwa kehidupan
pekerja yang lebih tua dan konstruksi karir tergantung pada pengetahuan diri mereka
(Del Corso, J., & Rehfuss, 2011).
Selanjutnya, berdasarkan wawancara dengan Ibu M, memaparkan lebih lanjut
lagi, bahwa semakin bertambahnya usia, sesorang dapat lebih mengetahui diri sendiri
lebih baik karena tidak ada yang dapat menilai diri sendiri lebih baik selain orang itu
sendiri. Bertambahnya usia menunjukkan banyaknya pengalaman hidup yang telah
dilalui, yang kemungkinan membentuk sikap dan sifat jauh lebih dewasa disetiap
bertambahnya usia seseorang. Kedewasaan membentuk individu untuk terus belajar
dari ilmu pengetahuan, skill serta mempelajari diri sendiri.
Mempelajari diri merupakan hal dasar bagi manusia untuk menjadi pondasi
dalam pengambilan keputusan dalam melakukan suatu hal. Seperti halnya berkarir,
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 910
seseorang mengetahui bagaimana kelemahan, kekuatan, kemampuan apa saja yang
dimiliki, dari pemahaman ini akan muncul gambaran peluang pekerjaan apa saja yang
bisa dilakukan dengan kondisi tersebut. Kondisi ini cukup penting untuk diketahui agar
tidak terjadi masalah di masa depan nanti. Seperti ketika pekerja tua memahami bahwa
akan terdapat banyak perubahan diri pada saat menjadi individu usia tua, mereka akan
mulai mempertimbangkan berbagai pekerjaan yang membutuhkan sedikit kekuatan
pribadi dan bagaimana cara mengatasi kekurangan tersebut.
Ketika pemahaman diri ini dapat menggambarkan peluang yang bisa diambil
dengan kondisi tersebut, akan muncul motivasi dan kepercayaan diri akan
kemampuannya untuk mengambil peluang pekerjaan tersebut, dan untuk
merealisasikan nya individu akan memulai untuk merencanakan apa yang harus
dilakukan untuk mengambil peluang tersebut, sehingga karir dapat terus dilanjutkan
meskipun telah pensiun dan memasuki usia tua.
Kesimpulan
Penulis menemukan bahwa career adaptability memberikan pengaruh terhadap
terbentuknya OFTP pekerja usia tua. Penelitian juga menemukan bahwa career
adaptability memberikan pengaruh tidak langsung teradap late career planning melalui
OFTP. Kemudian penelitian juga menunjukkan bahwa OFTP memiliki pengaruh cukup
besar dalam mempengaruhi niat untuk melakukan perencanaan karir setelah pensiun pada
pekerja usia tua.Dalam variabel aging experience ditemukan adanya Keterlibatan gaining
self knowledge yang mempengaruhi OFTP pekerja usia tua, selanjutnya OFTP ini mampu
memotivasi pekerja tua merencanakan karir setelah pensiun, sehingga dapat disimpulkan
bahwa gaining self knowledge secara tidak langsung mempengaruhi late career planning
melalui OFTP pekerja usia tua.
Selain itu peningkatan kepedulian terhadap kondisi kesehatan lansia, baik
kesehatan fisik dan psikologis perlu digencarkan, sehingga lebih banyak lansia yang bisa
terus bekerja tanpa adanya keterbatasan dari fisik.
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 911
Bibliografi
Aquino, J. A., Russell, D. W., Cutrona, C. E., & Altmaier, E. M. (1996). Employment
status, sosial support, and life satisfaction among the elderly. . . Journal of
Counseling Psychology. https://doi.org/10.1037/0022-0167.43.4.480
Azizah, S. A. W. (2015). Upaya Lansia Dalam Mengatasi Kesepian Di Balai Pelayanan
Lanjut Usia Dewanata Cilacap.
Bal, P. M., de Lange, A. H., Van der Heijden, B. I. J. M., Zacher, H., Oderkerk, F. A., &
Otten, S. (2015). Young at heart, old at work? Relations between age, (meta-
)stereotypes, self-categorization, and retirement attitudes. Journal of Vocational
Behavior, 91, 3545. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.09.002
Carstensen, L. L. (2006). The influence of a sense of time on human development.
Science. https://doi.org/10.1126/science.1127488.
Del Corso, J., & Rehfuss, M. C. (2011). The role of narrative in career construction
theory. Journal of Vocational Behavior. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2011.04.003
Dittmann-Kohli, F., Kohli, M., Künemund, H., Motel, A., Steinleitner, C., & Westerhof,
G. (1997). , Selbst- und Lebenskonzeptionen [Life coherence, self-concept and life
design: The conceptualization of the German Aging Survey].
Fasbender, U., Deller, J., Wang, M., & Wiernik, B. M. (2014). Deciding whether to work
after retirement: The role of the psychological experience of aging. Journal of
Vocational Behavior, 84, 21522. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.01.006.
Fasbender, U., Wang, M., Voltmer, J.-B., & Deller, J. (2016). The meaning of work for
post-retirement employment decisions. Work, Aging and Retiremen.
https://doi.org/10.1093/workar/wav015.
Fasbender, U., Deller, J., Wang, M., & Wiernik, B. M. (2014). Deciding whether to work
after retirement : The role of the psychological experience of aging . Journal of
Vocational Behavior, 84(3), 215224. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.01.006
Fasbender, U., Wöhrmann, A. M., Wang, M., & Klehe, U. (2019). Is the future still open ?
The mediating role of occupational future time perspective in the effects of career
adaptability and aging experience on late career planning. Journal of Vocational
Behavior, 111(February 2018), 2438. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2018.10.006
Ghozali, I. (2016). Konsep, Teknik Dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0.
Universitas Diponegoro.
Hapsari, A. (2021). Baru Home Kesehatan Lansia Kesehatan Mental Lansia Penurunan
Fungsi Otak pada Lansia dan 5 Cara Efektif Mencegahnya.
Henry, H., Zacher, H., & Desmette, D. (2017). Future Time Perspective in the Work
Pengaruh Career Adaptability dan Aging Experience pada Late Career Planning yang Dimediasi oleh
Occupational Future Time Perspective
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 912
Context : A Systematic Review of Quantitative Studies. 8(March).
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00413
Heryanah, H. (2015). Ageing Population Dan Bonus Demografi Kedua Di Indonesia.
Populasi, 23(2), 1. https://doi.org/10.22146/jp.15692
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: erlangga.
Kementerian Sosial. (2018). Lanjut Usia Potensial dan Tidak Potensial.
Kemensos.Go.Id.
Kementrian kesehatan. (2017). Analisis Lansia di Indonesia.
Kementrian kesehatan. (2019). Rencana Kesehatan Lanjut Usia.
Kementrian kesehatan. (2020). Situasi lansia di Indonesia dan akses terhadap program
perlindungan sosial: In Kementrian Kesehatan RI (Vol. 10, Issue 2).
Koen, J., Klehe, U. C., & Van Vianen, A. E. M. (2012). Training career adaptability to
facilitate a successful school-to-work transition. Journal of Vocational Behavior,
81(3), 395408. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.10.003
Rudolph, C. W., Lavigne, K. N., & Zacher, H. (2017). Career adaptability : A meta-
analysis of relationships with measures of adaptivity , adapting responses , and
adaptation results . Journal of Vocational Behavior, 98, 1734.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.09.002
Rudolph, C. W., & Rauvola, R. S. (2018). Occupational future time perspective : A meta
analysis of antecedents and outcomes. November 2016, 229248.
https://doi.org/10.1002/job.2264
Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2012). Career Adapt-Abilities Scale: Construction,
reliability, and measurement equivalence across 13 countries. Journal of
Vocational Behavior, 80(3), 661673. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.011
Shultz, K. S., & Wang, M. (2011). Psychological perspectives on the changing nature of
retirement. American Psychologist, 66(3), 170. https://doi.org/10.1037/a0022411
Stawski, R. S., Hershey, D. A., & Jacobs-Lawson, J. M. (2007). Goal clarity and financial
planning activities as determinants of retirement savings contributions.
International Journal of Aging and Human Development, 64(1), 1332.
https://doi.org/10.2190/13GK-5H72-H324-16P2
Syahputra, H., Mahessya, R. A., & Jamhur, A. I. (2021). Sosialisasi Aplikasi Sketchup
Untuk Umkm Komunitas Hobi Kayu Padang Dalam Mendesain Produk Interior.
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat),
1(2), 144147.
Choirun Nisa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 913
Treadway, D. C., Breland, J. W., Adams, G. L., Duke, A. B., & Williams, L. A. (2010).
The interactive effects of political skill and future time perspective on career and
community networking behavior. Sosial Networks, 32(2), 138147.
https://doi.org/10.1016/j.socnet.2009.09.004
Wilson, T. D., & Dunn, E. W. (2004). Self-knowledge: Its limits, value, and potential for
improvement. Annual Review of Psychology, 55, 493518.
https://doi.org/10.1146/annurev.psych.55.090902.141954
Wöhrmann, A. M., Fasbender, U., Deller, J., & Rudolph, C. W. (2017). Does More
Respect from Leaders Postpone the Desire to Retire ? Understanding the
Mechanisms of Retirement Decision-Making. 8(August), 111.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.01400
Wurm, S., Tesch-Römer, C., & Tomasik, M. J. (2007). Longitudinal findings on aging-
related cognitions, control beliefs, and health in later life. Journal of Gerontology:
Sosial Sciences, 62, 15616. https://doi.org/10.1093/geronb/62.3.P156
Zacher, H., & Frese, M. (2009). Remaining time and opportunities at work: Relationships
between age, work characteristics, and occupational future time perspective.
Psychology and Aging. https://doi.org/https://doi.org/10.1037/a0015425
Zacher, H., & Frese, M. (2009). Remaining Time and Opportunities at Work:
Relationships Between Age, Work Characteristics, and Occupational Future Time
Perspective. Psychology and Aging, 24(2), 487493.
https://doi.org/10.1037/a0015425
Zacher, H., & Griffin, B. (2015). Older workers’ age as a moderator of the relationship
between career adaptability and job satisfaction. Work, Aging and Retirement,
1(2), 227236. https://doi.org/10.1093/workar/wau009
Zacher, H., & Yang, J. (2016). Organizational climate for successful aging. Frontiers in
Psychology, 7(JUL), 112. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.01007