Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi: p�ISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2548-1398
PEMODELAN HASIL ANALISIS SEDERHANA NILAI IMPEDANSI
AKUSTIK P � WAVE PADA FORMASI SARVAK MENGGUNAKAN MATLAB
Nisya
Aviani, Kevin Daniel C.Munthe, Mei Devi Bun, Gilang Reyhan, Imam Zulqaisi dan
Widya Utama
Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Email: [email protected]
[email protected]
[email protected] [email protected]
[email protected],
[email protected]
Abstract
Iran is a country that has a
statigraphic unit of thick carbonate in the Zagros region of the southern coast
of Neotitis, known as the Sarvak formation which is quite significant as a
producer of hydrocarbons. The purpose of adding acoustic impedance parameters
in this study is to obtain an accurate type of lithology for each depth of
carbonate layer in the Sarvak formation. The results were modeled using MATLAB
in order to simply analyze the characteristics of the carbonate layer. In
searching for hydrocarbons, an indicator is needed to detect its location by
knowing the value of seismic wave velocity. The Gassman equation is commonly
used in the search for wave velocity values with various
assumptions, but one of the assumptions of the rock model is likened to being
homogeneous, making this method invalid, because the carbonate constituent
rocks are anisotropic. With another alternative method, the value of the P wave
velocity can be determined using the DEM method. In practice, the type of
lithology of each carbonate layer cannot be found accurately only by knowing
the acoustic impedance value classified in table 1 and table 2, so further
research is needed to determine the characterization of lithology constituent
rocks using AVO software, log data, and other supporting parameters. such as
EEI (Extended Elastic Impedance)
Keyword : Gassman, acoustic impedance, P wave velocity.
Abstrak
Iran merupakan suatu negara yang
memiliki satuan statigrafi dari karbonat tebal di wilayah Zagros pesisir
selatan Neotitis yang dikenal dengan formasi Sarvak yang cukup signifikan
sebagai penghasil hidrokarbon. Tujuan penambahan parameter impedansi akustik
pada penelitian ini agar didapatkan jenis litologi yang akurat dari setiap
kedalaman lapisan karbonat di formasi Sarvak. Hasil tersebut dimodelkan dengan
MATLAB agar dapat dianalisis secara sederhana karakteristik dari lapisan
karbonat tersebut. Dalam pencarian hidrokarbon dibutuhkan indikator untuk
mendeteksi letaknya dengan mengetahui nilai kecepatan gelombang seismik.
Persamaan gassman umum digunakan dalam pencarian nilai kecepatan gelombang
dengan berbagai asumsinya, namun salah satu asumsi model batuan diibaratkan
homogen membuat metode ini tidak valid, sebab batuan penyusun karbonat
anisotropik. Dengan metode alternatif lain, nilai kecepatan gelombang P dapat
diketahui menggunakan metode DEM. Pada praktiknya, jenis litologi dari setiap
lapisan karbonat tidak dapat ditemukan secara akurat hanya dengan mengetahui
nilai impedansi akustik yang diklasifikasi pada tabel 1 dan tabel 2, sehingga
dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui karakterisasi batuan penyusun
litologi menggunakan software AVO, data log, serta parameter pendukung
lainnya seperti EEI (Extended Elastic Impedance). �
Kata kunci: Gassman, impedansi akustik, kecepatan gelombang P
Pendahuluan
Iran adalah suatu negara yang memiliki satuan
stratigrafi dari karbonat tebal akibat siklus sedimen yang terendapkan di
wilayah Zagros pesisir selatan Neotitis (James & Wynd, 1965). Satuan tersebut dikenal dengan formasi Sarvak
sebagai rangkaian karbonat yang� tersusun
atas batuan sedimen non � klastik dengan jumlah yang cukup signifikan sebagai
penghasil hidrokarbon dan
dapat mendeskripsikan respon kecepatan ultrasonik
batuan karbonat terhadap porositas, permeabilitas, tekstur, cairan dan tekanan (Vincent et al., 2015). Pemodelan fisika batuan karbonat yang diaplikasikan
pada persamaan Gasman yang telah dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan
nilai kecepatan gelombang P � seismik pada formasi Sarvak. Pemodelan ini berupa
kecepatan yang didapatkan dari persamaan gasman pada beberapa kondisi seperti
kondisi sebelum dan sesudah fluida tersubstitusi pada batuan dapat dijadikan
pembanding pada kecepatan gelombang P dan gelombang S. Dengan beberapa asumsi
Gassman, antara lain (1) Semua pori harus saling berhubungan; (2) Model batuan diasumsikan homogen; (3) Pori-pori
diisi dengan suatu fluida yang bebas dari gesekan; (4) Fluida di dalam
pori tidak berinteraksi dengan bagian solidnya (tidak membuat rapuh atau kuat
suatu kerangka).
Hal tersebut mendorong penelitian kali ini untuk
mengetahui jenis litologi pada lapisan karbonat secara akurat disetiap
kedalaman lapisan formasi sarvak menggunakan nilai impedansi akustik yang
didapatkan dari kecepatan gelombang P � seismik dengan metode yang tepat.
Pengetahuan akan jenis litologi secara akurat dari setiap kedalaman lapisan
dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi, mitigasi, ataupun penelitian lanjutan. Masyarakat
dapat memahami karakteristik dari suatu lapisan yang tersusun atas batuan
karbonat. Juga, dapat diketahui metode yang dapat digunakan dengan tepat.
Batuan karbonat memiliki perbedaan inklusi dan
kepadatan yang berbeda � beda serta pori-pori dengan ukuran yang besar
menyebabkan kurang sensitif terhadap perubahan tekanan untuk frekuensi seismik,
hamburan gelombang ultrasonik yang signifikan. Untuk tekanan yg efektif rendah
akibat patahan dan rekahan terbuka, perbedaan antara kecepatan yang diperkirakan
oleh Gassmann dan nilai terukur untuk batuan jenuh meningkat, begitu pun
sebaliknya. Namun, salah satu asumsi menyatakan bahwa pori satu sama lain harus
terhubung, sedangkan disebagian besar batuan karbonat terdapat banyak pori yang
terisolasi, maka asumsi tersebut belum tentu valid (Adam, Batzle, & Brevik, 2005).
Gassman telah digunakan secara luas dalam industri
minyak dan gas untuk identifikasi fluida dan aplikasi pemantauan reservoir,
meskipun dengan berbagai asumsinya. Persamaan Gassman (1) memberikan hubungan
antara modulus bulk batuan tersaturasi, modulus bulk batuan kering, porositas,
modulus bulk dari matriks mineral, dan modulus bulk dari fluida pengisi pori.
Sedangkan persamaan Gassmann (2) hanya menyatakan modulus geser batuan tidak
bergantung pada keberadaan fluida jenuh. Tidak semua asumsi Gassman dapat
diaplikasikan pada setiap lokasi penelitian, asumsi pemodelan batuan homogen
tidak dapat diaplikasikan pada batuan karbonat, sehingga dicari metode
alternatif lain untuk mendapatkan kecepatan gelombang P. Differential Effective Medium (DEM) merupakan teori yang digunakan untuk
memprediksi sifat elastis batuan agregat berpori dan anisotropik dengan
mengambil sudut pandang bahwa material komposit dapat dibangun dengan membuat
perubahan yang sangat kecil dalam komposit yang sudah ada (Surjono, Santika, & Asy�ari, 2018). Metode DEM sendiri diketahui menjadi salah satu
metode alternatif yang digunakan pada batuan yang diasumsikan anisotropik
dengan persamaan (4) dan (5).
Dimana,
Tabel 1.
Klasifikasi litologi beradasarkan gelombang P (Mojo, Efendi, & Abdullah, 2018)
Jenis |
Kecepatan
(km/s) |
Pasir kering |
0.2 � 1 |
Pasir (Tersaturasi air) |
1.5 � 2 |
Pasir (Tidak tersaturasi air) |
1 � 1.5 |
Tanah liat |
1 � 2.5 |
Lempung bercampur pasir |
1.5 � 2.5 |
Permaforst |
3.5 � 4 |
Batu pasir |
2 � 6 |
Batu pasir tersier |
2 � 2.5 |
Pennantsandstone
(Carboniferous) |
4 � 4.5 |
Cambrian quartzite |
5.5 � 6 |
Batu kapur |
2 � 6 |
Cretaceous Chalk |
2 � 2.5 |
Jurassic oolites and
bioclastic limestones |
3 � 4 |
Carboniferous limestones |
5 � 5.5 |
Dolomites |
2.5 � 6.5 |
Salt / garam |
4.5 � 5 |
Anhydrite |
4.5 � 6.5 |
Gypsum |
2 � 3.5 |
Impedansi akustik sebagai parameter sifat fisika
batuan untuk mengetahui kemampuan suatu batuan dilewati oleh gelombang P �
seismik. Nilai impedansi akustik hanya menggunakan kecepatan gelombang P �
seismik yang mengikuti aturan dari hukum Snellius. Ketika lapisan batuan yang
dilalui gelombang seismik memiliki nilai impedansi akustik yang berbeda dari
nilai pada lapisan sebelumnya akan direfleksikan kembali ke permukaan dan
sebagian lagi merambat dibawah permukaan (Hutabarat, 2009). Sehingga, nilai
impedansi akustik hanya dimiliki oleh gelombang P � seismik karena sudut datang
gelombang S � seismik tidak dapat direfleksikan berdasarkan sifat gelombang
transversal dan longitudinal. Parameter ini dapat digunakan sebagai indikator
litologi, porositas, hidrokarbon, dan karakterisasi reservoir dengan penelitian
lanjutan.
Dimana
Tabel 2.
Klasifikasi litologi berdasarkan Impedansi Akustik gelombang P pada berbagai
batuan sedimen (Posgay et al., 1995)
Batuan |
Impedansi Akustik
(gr km/cc s) |
Zona Lapuk |
0.12 � 0.9 |
Pasir Kering |
0.28 � 1.4 |
Lempung |
1.5 � 6.5 |
Batu Pasir Lepas |
1.7 � 6 |
Batu Pasir Kompak |
4 � 11.6 |
Marl |
2 � 12 |
Batu gamping, Dolomit |
3.5 � 18 |
Auhidrit, Batu garam |
11 � 14 |
Batu bara |
3 � 3.5 |
Udara |
0.0004 |
Minyak Bumi |
1.2 � 1.5 |
Air |
1.4 |
Es |
1.6 |
Porositas berhubungan erat dengan kecepatan gelombang
dan impedansi akustik dengan mengukur
volume pori yang tersedia dalam batuan dan permeabilitas mengindikasikan aliran
fluida melalui ruang pori batuan. Jika volume batuan solid di notasikan sebagai
Vm dan volume pori sebagai Vp = V - Vm, maka porositas dapat didefinisikan
sebagai persamaan (7) (Sismanto, 2012). Dengan hampir semua reservoar minyak dan gas bumi
terbentuk dari batuan sedimen dengan nilai porositas berkisar antara 10-40%
untuk batu pasir dan 5-25% pada karbonat �(Keelan, 1982).
Dengan klasifikasi nilai porositas para reservoir
sebagai berikut:
Tabel 3. Klasifikasi
kualitas batuan berdasarkan nilai porositas (Shekhah et al., 2009).
No |
Klasifikasi |
Nilai Porositas
(%) |
1 |
Dapat Diabaikan |
0 � 5 |
2 |
Buruk |
5 � 10 |
3 |
Cukup |
10 � 15 |
4 |
Baik |
15 � 20 |
5 |
Sangat Baik |
20 � 25 |
6 |
Excellent |
>25 |
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data olahan formasi
Sarvak, Iran (Wang, Wang, & Cates, 2001). dengan menentukan kecepatan
gelombang P � Seismik menggunakan alternatif lain dari persamaan Gassmann,
yaitu DEM Model karena beberapa asumsi Gassman yang tidak dapat diaplikasikan
pada batuan karbonat dilanjutkan dengan mengolah data menjadi nilai impedansi
kecepatan gelombang P � Seismik agar dapat mengetahui mineral yang terkandung
pada setiap kedalaman lapisan karbonat. Pemodelan hasil pengolahan data
dilakukan menggunakan MATLAB. �Data yang
telah tersedia pada referensi diolah untuk mendapatkan parameter baru, yaitu
nilai impedansi akustik untuk mengetahui litologi secara akurat dari tiap
lapisan formasi Sarvak berdasarkan tabel 6.
Gambar
1. Diagram alir pembuatan paper
Hasil Pembahasan
Hasil pengolahan data berupa nilai sat vs,
dry vs, acoustic impedance dry vp, dan acoustic impedance sat vp. Penelitian
ini menggunakan dua metode, yaitu persamaan Gassman, dan differential
effective medium. Asumsi persamaan Gassman tidak valid pada semua
jenis batuan, sehingga dibutuhkan alternatif lain. Pada batuan karbonat
sendiri, memiliki pori yang terisolasi sehingga pori satu sama lain tidak dapat
berhubungan seperti asumsi (1) Gassman. Pori karbonat yang terisolasi
disebabkan mineralogi pada karbonat sangat dipengaruhi oleh fasies dan
diagenesis, seperti hal nya terdapat jenis rangka fosil laut dangkal pada tubuh
batuan karbonat dari lingkungan pengendapaannya (ket. Gbr 2) Kecepatan
gelombang seismik P pada saat batuan tersaturasi selalu bernilai lebih besar
dibandingkan batuan keadaan kering. Hal ini membuktikan bahwa gelombang P mampu
bekerja dengan baik pada medium padat, cair atau gas, meskipun pori batuan
dalam keadaan terisolasi. Nilai kecepatan gelombang seismik P yang berbeda pada
tiap lapisan dipengaruhi jumlah komposisi mineral penyusun dan jenis komposisis
mineral penyusun. Serta, adanya faktor luar yang tidak terduga seperti
keterdapatan fosil pada tubuh dalam batuan (ket. Gbr 2) Gelombang seismik S
yang hanya mampu merambat dalam medium padat dan tegak lurus terhadap arah
rambat gelombang� sangat terlihat jelas
pada gambar 2. Batuan yang tersaturasi lama � kelamaan kehilangan kecepatannya
dibandingkan batuan yang kering. Hal ini sebagai koreksi bahwa gelombang
seismik S tidak mampu merambat pada saat fluida disubstitusikan, sehingga
gelombang seismik S tidak digunakan pada analisis impedansi akustik.
Nilai impedansi akustik berbanding lurus dengan
kecepatan gelombang seismik, yang berarti akan berbanding terbalik dengan nilai
porositas. Pada gambar 4, impedansi akustik gelombang P � seismik batuan kering
memiliki grafik yang sesuai dengan hubungan impedansi akustik terhadap
porositas, namun pada bagian batuan tersaturasi mengalami nilai impedansi besar
pada porositas yang besar. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang sudah ada,
besar impedansi yang berbanding lurus dengan porositas pada batuan tersaturasi
sejauh ini belum ditemukan pada penelitian yang telah ada, namun dugaan kami
disebabkan oleh fluida yang menyerap pada kerangka batuan sehingga tetap dapat
membantu gelombang P � seismik merambat dengan cepat.
Gambar 2.
Perbandingan kecepatan gelombang P � seismik kondisi kering dan
tersaturasi terhadap porositas Gambar 3.
Perbandingan nilai kecepatan gelombang S � seismik kondisi kering dan
tersaturasi terhadap porositas
Gambar 4.
Grafik impedansi akustik gelombang P � seismik terhadap Porositas Gambar 5. Pemodelan beberapa
parameter fisika batuan, Vpdry, Vpsat, Vsdry,
Vssat, impedansi akustik dari masing � masing Vp dan Vs pada
dua kondisi
Tabel 4. Klasifikasi litologi berdasarkan nilai impedansi akustik (Posgay et al., 1995) dan kecepatan gelombang P (Mojo et al., 2018)
Depth (m) |
Dry Vp (km/s) |
Acoustic Impedance
Dry Vp (gr.km/cc.s) |
Klasifikasi
litologi berdasarkan Impedansi Akustik |
Klasifikasi litologi
berdasarkan kecepatan gelombang P |
2638.4 |
4.57 |
1.1059 |
Pasir kering |
Anhidrit |
2648.6 |
4.85 |
1.2562 |
Minyak bumi |
Anhidrit |
2654.5 |
4.32 |
1.0238 |
Pasir kering |
Pennantsandstone |
2656 |
4.42 |
0.9724 |
Pasir kering |
Pennantsandstone |
2660.1 |
5.15 |
1.3441 |
Minyak bumi |
Anhidrit |
2676.7 |
5.47 |
1.4167 |
Minyak bumi |
Anhidrit |
2684.3 |
4.67 |
1.1255 |
Pasir kering |
Anhidrit |
2694.1 |
5.02 |
1.2650 |
Minyak bumi |
Anhidrit |
2765.2 |
3.44 |
0.6949 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2770 |
3.94 |
0.7604 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2781.4 |
4.13 |
0.8962 |
Pasir kering |
Pennantsandstone |
2788 |
4.16 |
0.9318 |
Pasir kering |
Pennantsandstone |
2789.3 |
3.89 |
0.8558 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2802.6 |
3.51 |
0.7195 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2808.2 |
3.98 |
0.8875 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2811.5 |
3.79 |
0.7504 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2817.4 |
3.48 |
0.6682 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2819.1 |
3.49 |
0.7015 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2832.3 |
5.59 |
1.4534 |
Minyak bumi |
Dolomit |
2842.3 |
5.22 |
1.3363 |
Minyak bumi |
Carboniferous limestone |
2845.9 |
4.66 |
1.1044 |
Pasir kering |
Anhidrit |
2849.7 |
4.69 |
1.0412 |
Pasir kering |
Anhidrit |
2870 |
4.7 |
1.1750 |
Pasir kering |
Anhidrit |
2878 |
5.25 |
1.3493 |
Pasir kering |
Anhidrit |
2881.1 |
3.54 |
0.7399 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2882.4 |
3.76 |
0.8610 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
2892.5 |
4.11 |
0.9330 |
Pasir kering |
Pennantsandstone |
2894.2 |
3.35 |
0.6901 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
3783.1 |
4.58 |
1.0992 |
Pasir kering |
Anhidrit |
3786.6 |
4.42 |
1.1183 |
Pasir kering |
Pennantsandstone |
3839.4 |
3.76 |
0.7821 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
3839.9 |
3.75 |
0.7800 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
3844.3 |
3.87 |
0.8398 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
3844.5 |
3.84 |
0.8064 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
3845.8 |
3.69 |
0.7897 |
Pasir kering |
Bioclastic limestone |
Tabel 5. Hasil Pengolahan Data menggunakan MATLAB Berdasarkan Data Paper
Sumber (Misaghi, Negahban, Landr�,
& Javaherian, 2010).
Lithology |
Depth (m) |
Density Bulk
(g/cc) |
Porosity (%) |
Permeability (mD) |
Dry Vp (km/s) |
Sat Vp (km/s) |
Dry Vs (km/s) |
Sat Vs (km/s) |
IA Dry Vp
(gr.km/cc.s) |
IA Sat Vp
(gr.km/cc.s) |
Carbonate |
2638.4 |
2.42 |
9.94 |
0.46 |
4.57 |
4.82 |
3.6815 |
1.1490 |
1.1059 |
1.1976 |
Carbonate |
2648.6 |
2.59 |
3.85 |
0.08 |
4.85 |
5.44 |
3.5587 |
1.3851 |
1.2562 |
0.9301 |
Carbonate |
2654.5 |
2.37 |
12.41 |
3.47 |
4.32 |
4.69 |
3.7202 |
1.1171 |
1.0238 |
1.2328 |
Carbonate |
2656 |
2.20 |
18.42 |
10.12 |
4.42 |
4.53 |
3.8612 |
1.7222 |
0.9724 |
0.5009 |
Carbonate |
2660.1 |
2.61 |
3.26 |
0.12 |
5.15 |
5.73 |
3.5450 |
1.7428 |
1.3441 |
0.6187 |
Carbonate |
2676.7 |
2.59 |
3.99 |
0.66 |
5.47 |
5.48 |
3.5587 |
1.1677 |
1.4167 |
1.3183 |
Carbonate |
2684.3 |
2.41 |
10.24 |
1.07 |
4.67 |
4.94 |
3.6892 |
1.1504 |
1.1255 |
1.2244 |
Carbonate |
2694.1 |
2.52 |
5.53 |
0.51 |
5.02 |
5.27 |
3.6078 |
1.2541 |
1.2650 |
1.0991 |
Carbonate |
2765.2 |
2.02 |
25.25 |
74.4 |
3.44 |
3.88 |
4.0296 |
1.1948 |
0.6949 |
0.8915 |
Carbonate |
2770 |
1.93 |
28.62 |
73.04 |
3.94 |
4.19 |
4.1225 |
1.2350 |
0.7604 |
0.9011 |
Carbonate |
2781.4 |
2.17 |
19.49 |
1.89 |
4.13 |
4.26 |
3.8878 |
1.0938 |
0.8962 |
1.1679 |
Carbonate |
2788 |
2.24 |
16.97 |
23.96 |
4.16 |
4.35 |
3.8266 |
1.0310 |
0.9318 |
1.3422 |
Carbonate |
2789.3 |
2.20 |
18.74 |
6.13 |
3.89 |
4.17 |
3.8612 |
1.9297 |
0.8558 |
0.3673 |
Carbonate |
2802.6 |
2.05 |
24.44 |
59.78 |
3.51 |
3.73 |
4.0000 |
2.5769 |
0.7195 |
0.1842 |
Carbonate |
2808.2 |
2.23 |
17.41 |
7.67 |
3.98 |
4.37 |
3.8352 |
1.3843 |
0.8875 |
0.7480 |
Carbonate |
2811.5 |
1.98 |
26.3 |
179.15 |
3.79 |
4.09 |
4.0701 |
1.2361 |
0.7504 |
0.8780 |
Carbonate |
2817.4 |
1.92 |
29.45 |
95.93 |
3.48 |
3.68 |
4.1332 |
1.3178 |
0.6682 |
0.6950 |
Carbonate |
2819.1 |
2.01 |
26.82 |
228.15 |
3.49 |
3.81 |
4.0396 |
1.2574 |
0.7015 |
0.7904 |
Carbonate |
2832.3 |
2.60 |
3.29 |
2.38 |
5.59 |
6.02 |
3.5518 |
1.1015 |
1.4534 |
1.6275 |
Carbonate |
2842.3 |
2.56 |
4.76 |
0.35 |
5.22 |
5.48 |
3.5795 |
1.2817 |
1.3363 |
1.0942 |
Carbonate |
2845.9 |
2.37 |
12.34 |
2.24 |
4.66 |
4.79 |
3.7202 |
1.0697 |
1.1044 |
1.3730 |
Carbonate |
2849.7 |
2.22 |
17.21 |
70.54 |
4.69 |
4.81 |
3.8438 |
1.0178 |
1.0412 |
1.5230 |
Carbonate |
2870 |
2.50 |
6.61 |
0.1 |
4.7 |
4.81 |
3.6222 |
1.0578 |
1.1750 |
1.4100 |
Carbonate |
2878 |
2.57 |
2.89 |
0.03 |
5.25 |
5.47 |
3.5725 |
2.3660 |
1.3493 |
0.3205 |
Carbonate |
2881.1 |
2.09 |
22.43 |
2.86 |
3.54 |
3.85 |
3.9615 |
2.1884 |
0.7399 |
0.2637 |
Carbonate |
2882.4 |
2.29 |
14.89 |
1.09 |
3.76 |
4.28 |
3.7846 |
1.4974 |
0.8610 |
0.6261 |
Carbonate |
2892.5 |
2.27 |
14.51 |
0.81 |
4.11 |
4.53 |
3.8012 |
1.2977 |
0.9330 |
0.8823 |
Carbonate |
2894.2 |
2.06 |
23.92 |
6.32 |
3.35 |
3.68 |
3.9903 |
1.6534 |
0.6901 |
0.4415 |
Carbonate |
3783.1 |
2.4 |
8.86 |
0.23 |
4.58 |
4.61 |
3.6968 |
2.2910 |
1.0992 |
0.2881 |
Carbonate |
3786.6 |
2.53 |
8.19 |
0.17 |
4.42 |
4.93 |
3.6006 |
1.4818 |
1.1183 |
0.7364 |
Sandstone |
3839.4 |
2.08 |
21.47 |
490.75 |
3.76 |
3.86 |
3.9710 |
1.2650 |
0.7821 |
0.7912 |
Sandstone |
3839.9 |
2.08 |
22.38 |
362.74 |
3.75 |
3.71 |
3.9710 |
2.3247 |
0.7800 |
0.2252 |
Sandstone |
3844.3 |
2.17 |
18.34 |
806.29 |
3.87 |
3.97 |
3.8878 |
2.4579 |
0.8398 |
0.2155 |
Sandstone |
3844.5 |
2.1 |
20.96 |
2208.35 |
3.84 |
3.92 |
3.9521 |
1.6305 |
0.8064 |
0.4836 |
Sandstone |
3845.8 |
2.14 |
19.58 |
1364.71 |
3.69 |
3.81 |
3.9150 |
2.0681 |
0.7897 |
0.2922 |
Kesimpulan
Batuan karbonat memiliki pori yang
terisolasi sehingga pemodelan Gassman pada formasi Sarvak yang berada pada
satuan statigrafi karbonat tebal membuat asumsi (1) Gassman tidak valid.
Alternatif lain untuk mengukur kecepatan gelombang P ketika tersubstitusi
fluida salah satunya menggunakan differential effective model, yang
menunjukkan bahwa ada metode selain persamaan Gassman yang lebih efektif. Nilai
kecepetan gelombang P � seismik dan S � seismik pada setiap lapisan berbeda
berbanding lurus dengan nilai impedansi akustik, yang menunjukkan adanya
perbedaan litologi antara lapisan satu dengan lapisan lainnya. Nilai impedansi
akustik kering sebesar 0.6682 � 1.4534 gr.km/cc.s. Sedangkan pada batuan yang tersaturasi sebesar 0.1842
� 1.6275 gr.km/cc.s. Kecepatan gelombang S
� seismik pada batuan kering bekerja paling baik dibandingkan gelombang P �
seismik walaupun pada teorinya gelombang P � seismik memiliki cepat rambat
paling cepat. Namun, gelombang S � seismik tidak dapat bekerja pada batuan yang
tersubstitusi fluida karena ketidakmampuan melalui medium cair. Perbedaan nilai
vp pada setiap lapisan dapat diidentifikasi dengan mencari impedansi
akustik pada setiap lapisan dan dilakukan penelitian lanjutan agar dapat
diklasifikasi kandungan lapisan secara akurat.
Bibliography
Adam, Ludmila, Batzle, Michael, & Brevik, Ivar.
(2005). Gassmann�s fluid substitution paradox on carbonates: seismic and
ultrasonic frequencies. In SEG Technical Program Expanded Abstracts 2005
(pp. 1521�1524). Society of Exploration Geophysicists.
Hutabarat, R. G. (2009). Integrasi Inversi Seismik
Dengan Atribut Amplitudo Seismik Untuk Memetakan Distribusi Reservoar Pada
Lapangan Blackfoot. Makara, Sains, 7(3).
James, G. A., & Wynd, J. G. (1965). Stratigraphic
nomenclature of Iranian oil consortium agreement area. AAPG Bulletin, 49(12),
2182�2245.
Keelan, Dare. (1982). A Course in Special Core
Analysis. Core Laboratories.
Misaghi, Ali, Negahban, Sajjad, Landr�, Martin, &
Javaherian, Abdolrahim. (2010). A comparison of rock physics models for fluid
substitution in carbonate rocks. Exploration Geophysics, 41(2),
146�154.
Mojo, Khairul Anam Triat, Efendi, Rustan, &
Abdullah, Abdullah. (2018). Estimasi Porositas Batuan Menggunakan Gelombang
Seismik Refraksi di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso. Natural
Science: Journal of Science and Technology, 7(1).
Posgay, K., Bodoky, T., Heged�s, E., Kov�csv�lgyi, S.,
Lenkey, L., Szafi�n, P., Tak�cs, E., T�m�r, Z. a, & Varga, G. (1995).
Asthenospheric structure beneath a Neogene basin in southeast Hungary. Tectonophysics,
252(1�4), 467�484.
Shekhah, Osama, Wang, Hui, Paradinas, Markos, Ocal,
Carmen, Sch�pbach, Bj�rn, Terfort, Andreas, Zacher, Denise, Fischer, Roland A.,
& W�ll, Christof. (2009). Controlling interpenetration in metal�organic
frameworks by liquid-phase epitaxy. Nature Materials, 8(6),
481�484.
Sismanto, Sismanto. (2012). Pengelolaan
Perpustakaan Di Sekolah Standar Nasional SDN Gondowangi Sawangan Magelang. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Surjono, Sugeng Sapto, Santika, Anggit Anggara, &
Asy�ari, Muhamad Rizki. (2018). Provenance of Mesozoic Meluhu sandstone and its
implication to petroleum system in Meluhu area, southeast arm of Sulawesi. PROCEEDING
OF 2ND ISPG RESEARCH FORUM �APPLIED BASIC CONCEPT AND PIT FALL UNDERSTANDING,�
1�20. IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA (IAGI).
Vincent, Benoit, van Buchem, Frans S. P., Bulot, Luc
G., Jalali, Mahmoud, Swennen, Rudy, Hosseini, A. S., & Baghbani, Darius.
(2015). Depositional sequences, diagenesis and structural control of the Albian
to Turonian carbonate platform systems in coastal Fars (SW Iran). Marine and
Petroleum Geology, 63, 46�67.
Wang, Zhijing, Wang, Hui, & Cates, Michael E.
(2001). Effective elastic properties of solid clays. Geophysics, 66(2),
428�440.