Penentuan Tingkat Efisiensi Komposisi H3po4 pada Proses Degumming dalam Pembuatan
Pure Plant Oil dari Crude Palm Oil off-Grade
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 7, Juli 2022 879
dalam tahun-tahun mendatang pasar CPO akan jenuh yang berakibat pada menurunnya
harga CPO (Rahman, 2018).
Saat ini, PPO sudah mulai dimanfaatkan terbatas pada Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) dengan campuran bahan bakar sampai dengan 50% PPO dan 50% HSD
tanpa mengalami permasalahan operasional signifikan. Hal ini ditimbang bahwa harga
PPO (atau refined bleached deodorized palm oil, RBDPO) selalu lebih rendah dari harga
HSD. Pemanfaatan PPO ini berpeluang diperluas untuk PLTD lainnya, bahkan untuk
Pembangkit Listrik Turbin Gas (PLTG). Dengan potensi penghematan biaya bahan bakar
yang cukup signifikan, maka kajian pemanfaatan PPO maupun biodiesel khususnya untuk
penggunaan pada PLTG perlu dilakukan sebelumnya untuk memastikan kelayakan
teknisnya sebagai pengganti bahan bakar HSD.
PPO merupakan bahan bakar yang lebih sederhana, dan lebih tepat untuk bahan
bakar pada pembangkit listrik. PPO, juga dikenal sebagai atau Pure Vegetable Oil (PVO)
atau Straight Vegetable Oil (SVO), terutama tersusun oleh gliserida nabati. PPO
umumnya diperoleh dari buah-buahan atau biji-bijian yang dapat dimakan atau tidak
dapat dimakan dari berbagai dan tanaman oleaginous yang sangat berbeda, seperti kelapa
sawit, kapas, bunga matahari, jarak pagar, karanja, kedelai, lobak, brassica, kopra, kacang
tanah, dan banyak lainnya. Ini dapat diproduksi dengan ekstraksi mekanik (pengepresan)
dan kimia (pelarut), dalam beberapa kasus prosesnya bisa diikuti oleh pemurnian kimia
dan atau fisik untuk meningkatkan kualitas minyak (bahan bakarnya) (Darni, Lismeri, &
Darmansyah, 2019). Ekstraksi skala kecil yang terdesentralisasi biasanya dilakukan
hanya melalui penekanan mekanis dan penyaringan, sedangkan ekstraksi industri
biasanya dilakukan dengan penekanan mekanis diikuti dengan ekstraksi kimia dan
pemurnian minyak. Kemungkinan untuk menjalankan traktor, turbin dan mesin kecil
membuat PPO menjadi bahan bakar diesel alternatif yang menarik di daerah pedesaan,
dengan mencampur bahan bakar solar dengan PPO tersebut, misalnya P20 (20% PPO dan
80% solar).
Dibandingkan dengan bahan bakar solar, biasanya PPO memiliki viskositas lebih
tinggi (sekitar satu urutan besarnya), kepadatan (hingga + 10%), angka Cetane yang lebih
rendah (33-38 dibandingkan > 45) dan nilai kalor (36-38 berbanding 42-43 MJ) / kg).
Titik awannya juga cenderung lebih tinggi, hingga + 30 ° C jika dibandingkan dengan
minyak diesel ringan. PPO juga mengandung beberapa kontaminan, misalnya fosfor.
Stabilitas oksidasi dan jumlah/angka yodium, keasaman dan residu karbon juga
merupakan masalah penting dalam hal kualitas PPO. Sifat-sifat PPO ini, terutama
viskositas tinggi, sangat mempengaruhi karakteristik semprotan bahan bakar di ruang
bakar, seperti penetrasi semprotan, sudut semprotan dan ukuran dan distribusi tetesan,
sementara kontaminan menghasilkan masalah jangka panjang pada injektor,
penyimpanan. PPO dapat berhasil digunakan dalam sistem yang dikonversi, biasanya
mesin (Lubad, 2010). Namun, pengetahuan lebih lanjut harus diperoleh dalam bidang ini
untuk mengatasi keterbatasan teknis penggunaan jangka panjang PPO, yaitu engine
chocking untuk IC, penghentian injeksi bahan bakar, pembentukan gusi dan pelekatan
piston, atau untuk mengembangkan aplikasi baru, seperti mikro turbin gas.