
Signifikansi dan Implementasi Berpikir Kritis dalam Proyeksi Dunia Pendidikan Abad 
21 Pada Tingkat Sekolah Dasar 
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 3, Maret 2022               413 
Namun sebelum sampai ke sana, keterbukaan literasi digital pada awalnya akan 
membawa manusia utuk lebih bijak, lebih tepat sasaran dan lebih objektif dalam 
memaknai serta menggunakan berbagai media digital.  
Devri  Suhendri  dalam  Peran  Literasi  Digital  di  Masa  Pandemik  (2021) 
memberikan definisi literasi digital sebagai sebuah pengetahuan atau kecakapan 
pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan 
internet dan lain sebagainya. Jadi, korelasinya dengan perencanaan dan persiapan 
pendidikan  generasi  abad  21,  literasi  digital  tidak  hanya  berfungsi  sebagai 
pengantar mereka untuk mengenal dan menggunakan berbagai perangkat digital, 
namun yang lebih penting daripada itu, literasi digital juga membantu generasi 
muda  untuk  memberi  standar,  pertimbangan  dan  kebijaksanaan  dalam 
menggunakan  berbagai  media  digital  secara  bijak,  tepat  guna  dan  berorientasi 
pada peningkatan kualitas sosial yang lebih baik. 
Berpikir Kritis Dalam Konsep Dunia Pendidikan Abad 21 
Memperhatikan tiga pilar utama yang menjadi pondasi penting dalam menyongsong 
signifikansi  kemajuan  teknologi  abad  21,  dunia  pendidikan  sebagai  perangkat  utama 
dalam mempersiapkan generasi bangsa yang unggul sudah pasti harus ada di garis depan. 
Dunia  pendidikan  harus  mempersiapkan  sebuah  konsep  pembelajaran  yang 
memperhatikan orientasinya pada pembangunan generasi bangsa dengan tiga pilar utama 
tersebut sebagai acuannya.  
Mendesain  satu  sistem  pendidikan  yang  mampu  menghasilkan  generasi  unggul 
dengan  kualifikasi  karakter  moral  dan  kinerja  yang  ideal,  kompetensi  yang  mencakup 
critical  thinking,  kreatif,  komunikatif  dan  kolaboratif,  serta  cakap  juga  dalam  hal 
keterbukaan  wawasan  pada  bidang  digital,  sains,  budaya,  baca  tulis,  keuangan  dan 
teknologi,  tentu  saja  bukan  pekerjaan  yang  mudah.  Dunia  Pendidikan  tidak  bisa 
menanamkan semua kualitas-kualitas ini dalam satu periode pembelajaran yang singkat 
lagi terbatas. Mencapai kualitas maksimum dari kiblat pembelajaran seperti ini, praktisi 
dan institusi pendidikan harus melakukannya secara kontinu, berjenjang dan konsisten. 
Cara lain yang dapat ditempuh pula  guna mencapai tujuan adalah dengan menemukan 
manakah  satu  fokus  yang  dapat  diambil  sebagai  titik  utama  yang  imbasnya  dapat 
berpengaruh pada tujuan yang lainnya. 
Dalam konsep pendidikan abad 21 yang penuh dengan tantangan, titik fokus yang 
dapat  diambil  adalah  dengan  memprioritaskan  pada  kemampuan  siswa  untuk  berpikir 
kritis.  Dengan  berbagai  pertimbangan,  critical  thinking  ability  adalah  salah-satu  jalan 
paling  efisien  untuk  melatih  generasi  bangsa  untuk  mencapai  pula  kualitas-kualitas 
unggul yang lainnya. Kemampuan berpikir kritis dalam cara pandang yang unik adalah 
akar  untuk  mencapai  beberapa  kualitas  lain.  Baik  kualitas  dalam  bidang  kompetensi, 
literasi  bahkan  karakter  sekalipun,  semuanya  dapat  diupayakan  dengan  jalan  berpikir 
kritis.  
Pendidikan  modern  abad  21  setidaknya  menerapkan  empat  teori  yang  paling 
umum  yaitu;  Teori  Humanisme,  Teori  Behaviorisme,  Teori  Kognitivisme  dan  Teori 
Sibernetik.  Teori-teori  ini  pada  umumnya  mengutamakan  kemampuan  analisis  yang 
tajam, kemampuan penalaran yang luas serta kemampuan untuk menerima semua sumber 
informasi yang ada dan memfilternya dalam bingkai pertanyaan-pertanyaan interogatif 
untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif serta akurat. Dalam semua teori 
dan konsep pendidikan modern apapun, nampaknya porsi mendorong siswa berpikir kritis 
adalah bagian yang sama sekali tidak dapat ditinggalkan.