Delza Alvariza Farrel, Yuliyanto dan Zulfiriyano
221 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Penelitian sabut kelapa dengan perlakuan alkalisasi NaOH dengan kadar 6% selama
3 jam didalam wadah tertutup. Komposit serat sabut kelapa dilakukan pross pemasan
dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60°C, selama 8 jam perlakuan serat yang kedua
yaitu serat dimasukkan ke dalam oven pada suhu 140°C selama 10 jam. Kekuatan tarik
komposit serat kelapa dengan resin polyester dengan perlakuan panas dan perlakuan
alkali menunjukan hasil uji tarik komposit serat kelapa dengan resin polyester bahwa nilai
kekuatan tarik tertinggi terdapat pada komposit dengan perlakuan serat yang dicampuran
alkalisasi dengan kadar 6% selama 3 jam ditambah perlakuan panas 140°C selama 10 jam
yaitu 54,20 MPa. Kekuatan tarik terendah terdapat pada serat tanpa perlakuan yaitu
sebesar 31,83 Mpa, dan untuk modulus tarik, hasil uji tarik dengan modulus tarik terbesar
terdapat pada serat yang diberi perlakuan campuran alkali dengan kadar 6% selama 3 jam
ditambah perlakuan panas pada suhu 140°C selama 10 jam sebesar 1.314,03 MPa.
Modulus tarik terendah adalah serat tanpa perlakuan sebesar 914,12 Mpa (Teguh Wiyono,
2015).
Penelitian tentang komposit serat kelapa dengan perendaman NaOH 5% dengan
fraksi volume 5%, 10%, 15%. Spesimen uji tarik di cetak mengikuti standar ASTM
D3090. Setelah itu dilakukan uji tarik dan uji lentur, dengan standar yang digunakan
ASTM D790 – 03. Hasilnya bahwa penambahan serat serabut kelapa pada komposit dapat
mempengaruhi peningkatan tegangan tarik dan lentur (I Gede Ryan Trisna Wirawan,
Pengaruh Fraksi Berat Terhadap Kekuatan Tarik Dan Lentur Komposit Polyester Serat
Serabut Kelapa, 2018).
Penelitian tentang komposit serat sabut kelapa dengan perendaman diair murni
(H2O) dan dilarutan NaOH dengan kadar 5%, setelah itu dilakukan proses pemanasan
pada suhu 80˚C, sehingga dilakukan penelitian komposit yang diperkuat serat sabut
kelapa lurus dengan ditambah perlakuan alkali selama 2 jam dan tanpa perlakuan alkali
dengan variasi fraksi volume serat yaitu (Vf) 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70%
dengan resin polyester BQTN 157. Hasilnya nilai momen lentur tanpa perlakuan
optimum pada Fraksi Volume (fv) serat 30% dengan nilai 6000Nmm. Sedangkan untuk
tegangan lentur tanpa perlakuan menunjukan nilai optimum pada (fv) 40% serat dan 60%
resin dengan nilai 101.4501549 MPa. Dan pada serat sabut kelapa yang diberi perlakuan
NaOH atau larutan alkali, nilai momen lentur optimal diperoleh pada (fv) serat 30% dan
resin 70% dengan nilai 6366.666667 Nmm,dan nilai tegangan lentur optimum terdapat
pada (fv) 30% serat dan 70% resin. dengan nilai 115.0558681 MPa. Karena itu, sabut
kelapa yang diberi perlakuan NaOH selama 2 jam dengan perbedaan fraksi volume
dengan orientasi serat lurus dapat berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan lentur dari
suatu komposit (Jonathan, 2013).
Berdasarkan ringkasan jurnal jurnal diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
untuk mengetahui nilai kekutan tarik dan kekuatan lentur komposit serat kelapa dengan
fraksi volume 15 mm, 20 mm, 25 mm, dengan diameter serat 0,5 - 1 mm dengan
perlakuan alkali (NaOH) selama 2 jam dengan kadar 5%., Dengan proses pengujian tarik
menggunakan standar ASTM D638 dan pengujian kelenturan dengan standar ASTM
D790 – 03. Menggunakan teknik hand lay-up, harapan dilakukannya penelitian ini agar
mendapatkan hasil yang terbaik untuk digunakan sebagai bahan pengganti yang cocok
dan bermanfaat untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perindustrian.