219
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: p–ISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 3, No.2 Februari 2022
PENGARUH SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA
BERMATRIK POLYESTER TERHADAP PENGUJIAN TARIK
Delza Alvariza Farrel
1
, Yuliyanto
2
dan Zulfitriyanto
3
.
Jurusan Teknik Mesin Manufaktur, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung
1,2 dan 3
1
2
,zulfitriyanto@pol
man-babel.ac.id
3
Abstrak
Di era teknologi yang mulai berkembang, penggunaan serat alam sebagai komposit
mulai banyak digunakan. Misalnya serat sabut kelapa sebagai material komposit.
Material komposit memiliki sifat mekanik yang kuat, tahan korosi, ringan, dan dapat
digunakan sebagai material pengganti logam. Karena banyaknya keunggulan serat
sabut kelapa dipilih digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat suatu bahan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kekutan tarik dan lentur komposit
berpenguat serat sabut kelapa dengan fraksi volume 6% - 15 mm, 8% - 20 mm, 10%
- 25 mm, dengan diameter serat 0,5 - 1 mm dan perlakuan alkali (NaOH) selama 2
jam dengan kadar 5%. Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan standar
ASTM D638 sedangkan pengujian lentur menggunakan ASTM D790. Pengujian
dilakukan dengan metode hand lay-up. Hasil pengujian tarik tertinggi terdapat pada
fraksi volume 6% dengan panjang serat 15 mm yaitu sebesar 19,4 Mpa. Nilai rata-
rata modulus elastisitas tertinggi dihasilkan dari variasi fraksi volume 6% dengan
panjang serat 15 mm yaitu sebesar 3766 Mpa. Nilai Kekuatan lentur tertinggi terdapat
pada fraksi volume 6% dengan panjang serat 15 mm yaitu sebesar 70,70 Mpa. Hal
ini dikarenakan semakin pendek panjang serat maka lebih mudah untuk ditata pada
saat proses pembuatanya, ketika dicampur dengan resin, maka seluruh serat dapat
menempel dengan resin secara sempurna, sehingga komposit tidak gampang patah
jika diberikan beban pada saat proses pengujian. Berdasarkan standarisasi pengujian
tarik, untuk nilai hasil uji tarik dari penelitian ini tidak memenuhi standar. Untuk nilai
modulus elastisitas dari penelitian ini sudah memenuhi standar.
Kata kunci : Komposit, Poliester, Uji Tarik, Fraksi Volume
Abstract
In the era of developing technology, the use of natural fibers as composites has begun
to be widely used. For example, coconut fiber as a composite material. Composite
materials have strong mechanical properties, corrosion resistance, light weight, and
can be used as a metal replacement material. Because of the many advantages of
coco fiber, it was chosen to be used to improve the properties of a material. The
purpose of this study was to determine the value of the tensile and flexural strength
of coco fiber-reinforced composites with volume fractions of 6% - 15 mm, 8% - 20
mm, 10% - 25 mm, with fiber diameters of 0.5 - 1 mm and alkali treatment ( NaOH)
for 2 hours at a rate of 5%. Tensile testing is carried out using ASTM D638 standard
Pengaruh Sifat Mekanik Komposit Serat Sabut Kelapa Bermatrik Polyester Terhadap
Pengujian Tarik dan Kelenturan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 220
while flexural testing is using ASTM D790. The test is done by hand lay-up method.
The highest tensile test results are found in the volume fraction of 6% with a fiber
length of 15 mm, which is 19.4 MPa. The highest average value of elastic modulus
resulted from a volume fraction variation of 6% with a fiber length of 15 mm, which
was 3766 Mpa. The highest flexural strength value is found in the volume fraction of
6% with a fiber length of 15 mm, which is 70.70 Mpa. This is because the shorter the
length of the fiber, the easier it is to arrange during the manufacturing process, when
mixed with resin, all the fibers can stick to the resin perfectly, so that the composite
is not easily broken if it is given a load during the testing process. Based on the
standardization of tensile testing, the value of the tensile test results from this study
did not meet the standards. For the value of the modulus of elasticity of this research
has met the standard.
Keywords : Composite, Polyester, Tensile Test, Volume Fraction
Pendahuluan
Di era teknologi yang mulai berkembang saat ini penggunaan serat alam sebagai
komposit mulai banyak digunakan, misalnya serat sabut kelapa sebagai material
komposit. Material komposit memiliki sifat mekanik yang kuat, tahan korosi, ringan, dan
dapat digunakan sebagai material pengganti logam. Karena banyaknya keunggulan serat
sabut kelapa dipilih dan dapat digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat suatu bahan. Serat
sabut kelapa dapat diambil dengan mudah dan diproduksi dengan memanfaatkan limbah
sabut kelapa yang terdapat di sekitar masyarakat.
Menurut Indahyani (2011), sabut kelapa merupakan bagian utama dan terbesar dari
buah kelapa, karena merupakan 35% dari total berat buah. Sabut kelapa terdiri dari serat
dan gabus yang saling menghubungkan antara satu serat dengan serat lainnya.
Pemanfaatan limbah sabut kelapa masih kurang diperhatikan, dan pengolahannya kurang
produktif. Komposit ini tidak berbahaya bagi kesehatan sehingga penggunaannya dapat
terus dikembangkan guna menghasilkan komposit yang lebih sempurna dan efisien (Fery
Ferdianto, 2020).
Dilakukan penelitian pada pembuatan komposit menggunakan resin epoxy dengan
diperkuat serbuk sabut kelapa dibuat sebanyak 15 spesimen menggunakan ukuran 2,36
mm sebagai perbandingan berikut: 1. Serbuk sabut kelapa 34% + resin epoxy 66% 2.
Serbuk sabut kelapa 41% + 59% resin epoxy 3. 47% serbuk sabut kelapa + 53% resin
epoxy 4. 52% serbuk sabut kelapa + 48% resin epoxy 5. 58% serbuk sabut kelapa + 42%
resin epoxy memperoleh 2 hasil yaitu 1. Hasil dari penelitian komposit adalah didapatkan
nilai kekuatan tarik maksimum tertinggi pada variasi 41% serbuk kelapa + 59% resin
epoxy yaitu 3,88 N/
𝑚𝑚
2, dikarenakan serbuk dan resin tercampur dengan baik dan saling
mengikat sehingga menghasilkan nilai tegangan yang paling tinggi dibanding dengan
variasi yang lain. Hasil variasi regangan tarik maksimum tertinggi adalah serbuk 58% dan
resin epoxy 42% yaitu 0,30%, hal ini dikarenakan persentase serbuk lebih tinggi dari
resin sehingga spesimen dapat mempertahankan pertambahan panjang dan menghasilkan
nilai regangan tertinggi dibandingkan dengan variasi lainnya. Hasil nilai modulus
elastisitas maksimum tertinggi variasi serbuk 47% dan resin 53% yaitu sebesar
80,83
𝑁
/
𝑚𝑚
², 2. Hasil uji foto mikrostruktur menunjukkan bukti bahwa komposit serabut
kelapa dengan ukuran 2,36 mm dengan matriks epoxy (Fery Ferdianto, 2020).
Delza Alvariza Farrel, Yuliyanto dan Zulfiriyano
221 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Penelitian sabut kelapa dengan perlakuan alkalisasi NaOH dengan kadar 6% selama
3 jam didalam wadah tertutup. Komposit serat sabut kelapa dilakukan pross pemasan
dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60°C, selama 8 jam perlakuan serat yang kedua
yaitu serat dimasukkan ke dalam oven pada suhu 140°C selama 10 jam. Kekuatan tarik
komposit serat kelapa dengan resin polyester dengan perlakuan panas dan perlakuan
alkali menunjukan hasil uji tarik komposit serat kelapa dengan resin polyester bahwa nilai
kekuatan tarik tertinggi terdapat pada komposit dengan perlakuan serat yang dicampuran
alkalisasi dengan kadar 6% selama 3 jam ditambah perlakuan panas 140°C selama 10 jam
yaitu 54,20 MPa. Kekuatan tarik terendah terdapat pada serat tanpa perlakuan yaitu
sebesar 31,83 Mpa, dan untuk modulus tarik, hasil uji tarik dengan modulus tarik terbesar
terdapat pada serat yang diberi perlakuan campuran alkali dengan kadar 6% selama 3 jam
ditambah perlakuan panas pada suhu 140°C selama 10 jam sebesar 1.314,03 MPa.
Modulus tarik terendah adalah serat tanpa perlakuan sebesar 914,12 Mpa (Teguh Wiyono,
2015).
Penelitian tentang komposit serat kelapa dengan perendaman NaOH 5% dengan
fraksi volume 5%, 10%, 15%. Spesimen uji tarik di cetak mengikuti standar ASTM
D3090. Setelah itu dilakukan uji tarik dan uji lentur, dengan standar yang digunakan
ASTM D790 03. Hasilnya bahwa penambahan serat serabut kelapa pada komposit dapat
mempengaruhi peningkatan tegangan tarik dan lentur (I Gede Ryan Trisna Wirawan,
Pengaruh Fraksi Berat Terhadap Kekuatan Tarik Dan Lentur Komposit Polyester Serat
Serabut Kelapa, 2018).
Penelitian tentang komposit serat sabut kelapa dengan perendaman diair murni
(H2O) dan dilarutan NaOH dengan kadar 5%, setelah itu dilakukan proses pemanasan
pada suhu 80˚C, sehingga dilakukan penelitian komposit yang diperkuat serat sabut
kelapa lurus dengan ditambah perlakuan alkali selama 2 jam dan tanpa perlakuan alkali
dengan variasi fraksi volume serat yaitu (Vf) 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70%
dengan resin polyester BQTN 157. Hasilnya nilai momen lentur tanpa perlakuan
optimum pada Fraksi Volume (fv) serat 30% dengan nilai 6000Nmm. Sedangkan untuk
tegangan lentur tanpa perlakuan menunjukan nilai optimum pada (fv) 40% serat dan 60%
resin dengan nilai 101.4501549 MPa. Dan pada serat sabut kelapa yang diberi perlakuan
NaOH atau larutan alkali, nilai momen lentur optimal diperoleh pada (fv) serat 30% dan
resin 70% dengan nilai 6366.666667 Nmm,dan nilai tegangan lentur optimum terdapat
pada (fv) 30% serat dan 70% resin. dengan nilai 115.0558681 MPa. Karena itu, sabut
kelapa yang diberi perlakuan NaOH selama 2 jam dengan perbedaan fraksi volume
dengan orientasi serat lurus dapat berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan lentur dari
suatu komposit (Jonathan, 2013).
Berdasarkan ringkasan jurnal jurnal diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
untuk mengetahui nilai kekutan tarik dan kekuatan lentur komposit serat kelapa dengan
fraksi volume 15 mm, 20 mm, 25 mm, dengan diameter serat 0,5 - 1 mm dengan
perlakuan alkali (NaOH) selama 2 jam dengan kadar 5%., Dengan proses pengujian tarik
menggunakan standar ASTM D638 dan pengujian kelenturan dengan standar ASTM
D790 03. Menggunakan teknik hand lay-up, harapan dilakukannya penelitian ini agar
mendapatkan hasil yang terbaik untuk digunakan sebagai bahan pengganti yang cocok
dan bermanfaat untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perindustrian.
Pengaruh Sifat Mekanik Komposit Serat Sabut Kelapa Bermatrik Polyester Terhadap
Pengujian Tarik dan Kelenturan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 222
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, dimulai dengan penentuan judul,
persiapan bahan, pencetakan sampel dan pengujian. Setelah dilakukan pengujian dan
mendapatkan hasil karakteristik yang maksimal, penelitian dilanjutkan dengan
pembuatan sampel untuk melihat pengaruh panjang serat dan fraksi volume bahan
komposit bertulang serat sabut kelapa. Setelah mendapatkan hasil keseluruhan,
menganalisis data dan menarik beberapa kesimpulan. Proses selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 3.1 berikut ini.
Ya
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.
Delza Alvariza Farrel, Yuliyanto dan Zulfiriyano
223 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Persiapan alat dan bahan
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
1. Serat Sabut Kelapa
Serat Sabut Kelapa yang digunakan memiliki variasi panjang dan fraksi 15mm,
20 mm, dan 25 mm, diameter 0,5 - 1 mm.
Gambar 2. Serat Sabut Kelapa.
2. Resin polyester BQTN 157
Matriks yang digunakan yaitu resin polyester BQTN 157 dan hardener yang
dipakai adalah tipe MEKPO (Methyl Ethyl Ketone Peroxide).
Gambar 3. Resin polyester BQTN 157.
3. Alkali (NaOH)
NaOH digunakan untuk menghilangkan kotoran atau lignin pada serat dengan
kadar 5% dengan wakru perendaman selama 2 jam.
Gambar 4. Larutan NaOH.
4. Wax
Wax yang digunakan adalah jenis mirror glaze berfungsi sebagai pelapis antara
bidang cetakan dengan spesimen sehingga kedua bagian cetakan dan spesimen
tidak saling menempel jika sudah mengeras.
Pengaruh Sifat Mekanik Komposit Serat Sabut Kelapa Bermatrik Polyester Terhadap
Pengujian Tarik dan Kelenturan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 224
Gambar 5. Wax.
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Mesin uji tarik dan uji lentur Zwick Roell Z020.
Gambar 6. Mesin uji tarik dan uji lentur Zwick Roll Z020.
2. Timbangan digital
Timbangan yang digunakan untuk menimbang serat dan matriks yaitu
timbangan digital, seperti yang terlihat pada Gambar 3.7. di bawah ini.
Gambar 7. Timbangan Digital.
3. Cetakan Komposit
Cetakan digunakan untuk mencetak papan spesimen komposit serat pandan
duri bermatrik polyester. Menggunakan 1 macam cetakan karena cetakan
untuk uji tarik dan uji lentur menggunakan standar ASTM yang berbeda.
Gambar 1. Cetakan Uji Tarik (ASTM D638).
Delza Alvariza Farrel, Yuliyanto dan Zulfiriyano
225 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Gambar 2. Cetakan Uji Lentur ( ASTM D790).
Hasil dan Pembahasan
Analisis data menggunakan mengunakan Metode Eksperimen langsung, dimana
akan dilihat pengaruh perbandingan komposit (fraksi volume matriks dan serat) 94%:6%,
92%:8% 90%:10% menggunakan variasi panjang serat 15 mm, 20 mm, dan 25 mm
dengan diameter 0,5 1 mm. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik dan lentur.
Dari data tersebut akan diketahui berapakah nilai Optimum dari perbandingan komposit
tersebut sehingga menghasilkan data yang valid dan benar.
Hasil Pengujian Tarik
Berdasarkan dari hasil pengujian tarik yang telah dilakukan, diperoleh hasil
kekuatan tarik serat pandan duri dari masing-masing fraksi dan panjang serat. Adapun
data hasil pengujian untuk kekuatan tarik dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 1. Hasil Pengujian Spesimen Tarik.
No
Panjang Serat
(mm)
Fraksi
Volume (%)
Kekuatan Tarik (Mpa)
Rata-rata
Mpa
Spesimen
1
2
1
15 mm
94 : 6 %
19,2
20,2
19,4
2
20 mm
92 : 8 %
16,2
16,9
16,3
3
25 mm
90 : 10 %
12,0
12,7
12,4
Berdasarkan tabel 1 jika dibuat dalam bentuk grafik maka didapatlah grafik seperti
yang terlihat dibawah ini:
Pengaruh Sifat Mekanik Komposit Serat Sabut Kelapa Bermatrik Polyester Terhadap
Pengujian Tarik dan Kelenturan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 226
Gambar 10. Grafik hasil Uji Tarik Universal Testing Machine.
Berdasarkan pengujian tarik yang telah dilakukan pada tabel diatas. Bahwa setiap
fraksi volume dan panjang serat memiliki tegangan tarik yang berbeda. Kekuatan tarik
tertinggi terdapat pada fraksi volume 6% dengan panjang serat 15 mm yaitu sebesar 19,4
Mpa. Hal ini diakibatkan karena pada proses pembuatan komposit serat pendek lebih
mudah untuk ditata, sehingga apabila dicampur dengan resin, maka seluruh serat dapat
menempel dengan resin secara sempurna. Sedangkan, nilai tegangan tarik terendah
terdapat pada fraksi volume 10% dengan panjang serat 25 mm memiliki kekuatan tarik
yaitu sebesar 12,4 Mpa, hal ini disebabkan semakin banyak serat pada komposit maka
komposisi serat akan lebih padat sehingga mempersulit resin / matrik masuk kesela-sela
serat secara merata, akibatnya banyak void void atau lubang lubang kecil yang
membuat kekuatannya menurun dan resin tidak dapat mengikat seluruh bagian serat
secara sempurna.
4.2.2 Hasil Tabel dan Grafik Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas atau modulus young merupaka ukuran dari suatu kekakuan
material yang menggambarkan berapa banyak tekanan yang diperlukan untuk
meregangkan suatu material hingga mencapai dua kali panjang awal. Salah satu data yang
dicantumkan dalam pengujian tarik yaitu modulus elastisitas, berikut adalah Tabel dan
grafik modulus elastisitas hasil dari pengujian tarik spesimen komposit serat sabut kelapa.
Tabel 2. Modulus Elastisitas.
No
Panjang Serat
(mm)
Fraksi
Volume (%)
Kekuatan Tarik (Mpa)
Rata-rata
Mpa
Spesimen
1
2
1
15 mm
94 : 6 %
3760
3810
3766
2
20 mm
92 : 8 %
2790
2650
2733
3
25 mm
90 : 10 %
1860
1880
1868
Berdasarkan Tabel 4 diatas jika dibuat dalam bentuk grafik maka didapatkan bentuk
grafik seperti yang ada dibawah ini.
6%; 19,4
8%; 16,3
10%; 12,4
0
5
10
15
20
25
4% 6% 8% 10%
Hasil Pengujian Tarik
(MPa)
Fraksi Volume (%)
Rata - Rata
Delza Alvariza Farrel, Yuliyanto dan Zulfiriyano
227 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Gambar 11. Grafik Modulus Elastisitas Hasil Pengujian Tarik.
Dari gambar 11 menunjukan bahwa nilai rata-rata modulus elastisitas tertinggi
dihasilkan dari pengujian tarik komposit yang berpenguat serat sabut kelapa, yang dimana
pada variasi fraksi volume 6% dengan panjang serat 15 mm yaitu sebesar 3766 Mpa dan
nilai modulus elastisitas terendah terdapat di variasi fraksi 10% dengan panjang serat
25mm sebesar 1868 Mpa. Hal ini dikarenakan hasil dari tegangan kekuatan tarik yang
dibagi dengan regangan, jadi dapat dikatakan bahwa semakin sedikit komposisi serat
didalam komposit dan semakin pendek seratnya dapat mempengaruhi nilai kekuatan tarik
dari suatu komposit.
4.2.Hasil Pengujian Uji Lentur
Setelah dilakukan pengujian lentur terhadap spesimen komposit berpenguat serat
sabut kelapa didapatkan hasil nila rata-rata kekuatan lentur. Frasksi volume 6%, 8%, 10%
dengan masing masing panjang serat 15 mm, 20 mm, 25 mm, dan diameter 0,5 1 mm.
4.3 Hasil Kekuatan Uji Lentur
Berdasarkan dari hasil pengujian tarik yang telah dilakukan, didapatkan hasil
kekuatan tarik serat sabut kelapa dari masing-masing fraksi dan panjang serat. Adapun
data hasil pengujian untuk kekuatan tarik dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 1. Hasil Pengujian Spesimen Lentur
No
Panjang Serat
(mm)
Fraksi
Volume (%)
Kekuatan Tarik (Mpa)
Rata-rata
Mpa
Spesimen
1
2
1
15 mm
94 : 6 %
71,9
70,81
70,70
2
20 mm
92 : 8 %
62,6
61,4
62,13
3
25 mm
90 : 10 %
43,4
45,6
44,4
Berdasarkan Tabel 5. Jika dibuat dalam bentuk grafik maka didapatlah grafik seperti yang
terlihat dibawah ini
6%; 3766
8%; 2733
10%; 1868
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4% 6% 8% 10%
Hasil Pengujian Tarik
(MPa)
Fraksi Volume (%)
Rata - rata
Pengaruh Sifat Mekanik Komposit Serat Sabut Kelapa Bermatrik Polyester Terhadap
Pengujian Tarik dan Kelenturan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 228
Gambar 4. 1 Grafik Hasil Uji Lentur (Flexural Strength)
Berdasarkan pengujian lentur yang dilakukan pada tabel diatas. Bahwa setiap fraksi
volume dan panjang serat memiliki ketahanan pembebanan titik lentur dan keelastisitas
yang berbeda. Nilai Kekuatan lentur tertinggi terdapat pada fraksi volume 6% dengan
panjang serat 15 mm yaitu sebesar 70,70 Mpa. Hal ini diakibatkan karena komposit yang
menggunakan serat pendek lebih mudah untuk ditata, dan apabila dicampur dengan resin,
maka seluruh serat dapat menempel dengan resin secara sempurna, sehingga komposit
tidak gampang patah jika diberikan beban dan menjadi elastis. Sedangkan, nilai kekutan
lentur terendah terdapat pada fraksi volume 10% dengan panjang serat 25 mm yang
memiliki nilai kekuatan tarik yaitu sebesar 44,4 Mpa, hal ini dikarenakan semakin banyak
serat pada suatu komposit maka komposisi serat akan lebih padat sehingga mempersulit
resin / matrik masuk kesela-sela serat secara merata, akibatnya banyak void – void atau
lubang lubang kecil yang membuat kekuatannya menurun dan resin tidak dapat
mengikat seluruh bagian serat secara sempurna dan membuat komposit mudah patah atau
getas.
Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan data-data yang didapatkan maka disimpulkan bahwa
nilai tegangan tarik tertinggi dan modulus elastisitas tertinggi komposit berpenguat serat
sabut kelapa terjadi di fraksi volume 6% dengan panjang serat 15 mm yaitu sebesar 19,4
Mpa dan nilai modulus elastisitas sebesar 3766 Mpa. Hal ini diakibatkan karena semakin
pendek serat maka lebih mudah untuk ditata pada saat proses pembuatanya, ketika
dicampur dengan resin, maka seluruh serat dapat menempel dengan resin secara
sempurna dan dapat mempengaruhi nilai kekuatan tarik dari suatu komposit. Nilai
Kekuatan lentur tertinggi terdapat pada fraksi volume 6% dengan panjang serat 15 mm
yaitu sebesar 70,70 Mpa. Hal ini diakibatkan karena komposit yang menggunakan serat
pendek lebih mudah untuk ditata, dan apabila dicampur dengan resin, maka seluruh serat
dapat menempel dengan resin secara sempurna, sehingga komposit tidak gampang patah
jika diberikan beban dan menjadi elastis.
70,7
62,13
44,4
0
20
40
60
80
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%
Hasil Pengujian Uji
Lentur
(MPa)
Fraksi Volume (%)
rata-rata
Delza Alvariza Farrel, Yuliyanto dan Zulfiriyano
229 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Bibliography
Achmad Jusuf Zulfikar, M. Y. ( Sept 2021). Analisis Signifikansi Roda Skateboard
Berbahan Komposit Serbuk Batang Pisang Terhadap Perfoma Kecepatan Dengan
Metode Anova. Jurnal Rekayasa Material, Manufaktur Dan Energi , 83.
Bisma Faris Santoso, F. M. (Oktober 2021). Analisis Kekuatan Material Komposit
Serabut Kelapa Hasil Metode Press Hand Lay-Up Dengan Curring Oven Pada
Variabel Waktu . Seminar Nasional Industri Dan Teknologi (Snit), 198 - 3 .
Budha Maryanti, A. A. (2011). Pengaruh Alkalisasi Komposit Serat Kelapa-Poliester
Terhadap Kekuatan Tarik. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 2, 123.
Chairul Iswa, B. M. (2018). Analisis Perbandingan Kekuatan Variasi Fraksi Volume
Komposit Serat Ijuk Terhadap Sifat Mekanis Komposit Dengan Matriks Resin
Epoksi . Snitt- Politeknik Negeri Balikpapan, 39.
Fery Ferdianto, S. (2020). Analisa Komposit Diperkuat Serbuk Serabut Kelapa Bermatrik
Epoxy Terhadap Kekuatan Tarik. Jurnal Mesin Sains Terapan Vol. 4 No. 2, 80-
82.
Herwandi, R. N. (2015). Pengaruh Peningkatan Kualitas Serat Resam Terhadap Kekuatan
Tarik, Flexure Dan Impact Pada Matriks Polyester Sebagai Bahan Pembuatan
Dashboard Mobil. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 1.
Hidayat, S. ( 2019 ). Analisis Kekuatan Laminat Komposit Dengan Sabut Kelapa Sebagai
Serat Penguat . Seminar Nasional – Xviii Issn 1693-3168 Rekayasa Dan Aplikasi
Teknik Mesin Di Industri, 28.
I Gede Putu Agus Suryawan, N. S. (2019). Kekuatan Tarik Dan Lentur Pada Material
Komposit Berpenguat Serat Jelatang. Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol. 12
No.1, 9.
I Gede Ryan Trisna Wirawan, I. W. (2018). Pengaruh Fraksi Berat Terhadap Kekuatan
Tarik Dan Lentur Komposit Polyester Serat Serabut Kelapa. Jurnal Ilmiah Teknik
Desain Mekanika Vol. 7 No. 2, 1.
I Gede Ryan Trisna Wirawan, I. W. (April 2018). Pengaruh Fraksi Berat Terhadap
Kekuatan Tarik Dan Lentur Komposit Polyester Serat Serabut Kelapa. Jurnal
Ilmiah Teknik Desain Mekanika Vol. 7 No. 2, 1.
Indahyani, T. (2011). Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Pada Perencanaan Interior Dan
Furniture Yang Berdampak Pada Pemberdayaan Masyarakat Miskin. H U M A
Nio R A Vol.2 No.1, 16-17.
Indahyani, T. (April 2011). Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Pada Perencanaan Interior
Dan Furniture Yang Berdampak Pada Pemberdayaan Masyarakat Miskin . H U M
A Nio R A Vol.2 No.1, 16-17.
Irwanto, S. R. (2014). Analisis Kekuatan Tarik Dan Struktur Komposit Berpenguat Serat
Alam Sebagai Bahan Alternative Pengganti Serat Kaca Untuk Pembuatan
Dashboard. Momentum, 43.
Jonathan, O. (2013). Analisis Sifat Mekanik Material Komposit Dari Serat Sabut Kelapa.
Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat, 3.
Jonathan, O. (2013). Analisis Sifat Mekanik Material Komposit Dari Serat Sabut Kelapa
. Jurnal Poros Teknik Mesin Unsrat, 3.
Kaidir, H. P. (2021). Analisa Sifat Mekanik Komposit Polyester Berpenguat Serat Sabut
Kelapa Dengan Perendaman Menggunakan Kadar Alkohol 10%. Abstrak Dan
Artikel Teknik Mesin Wisuda 76, 4.
Pengaruh Sifat Mekanik Komposit Serat Sabut Kelapa Bermatrik Polyester Terhadap
Pengujian Tarik dan Kelenturan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 230
Kusumastuti, A. (2009). Aplikasi Serat Sisal Sebagai Komposit Polimer . Jurnal
Kompetensi Teknik, 27.
Ludi Hartanto. (2009). Study Perlakuan Alkali Dan Fraksi Volume Serat Terhadap
Kekuatan Bending, Tarik, Dan Impak Komposit Berpenguat Serat Rami
Bermatriks Polyester Bqtn 157. Skripsi, Program Sarjana Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Muhammad Arsyad, Y. K. (2020). Efek Perlakuan Natrium Hidroksida Terhadap
Kekuatan Tarik Komposit Serat Sabut Kelapa . Seminar Nasional Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat , 19.
Pratomo, Q. H. (2015). Analisis Pengaruh Variasi Fraksi Volume Terhadap Sifat
Mekanik Komposit Hibrid Poliester Dengan Filler Alami Serat Sekam Padi Dan
Serat Sabut Kelapa . Jurnal Rekayasa Mesin, 81.
Priyanto, S. (2018). Analisa Kekuatan Tarik Komposit Polyester Berpenguat Serat
Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius) Dan Sekam Padi (Sekam Padi).
Chemical Information And Modeling , 7-9.
Rafael Damian Neno Bifel, E. U. (2015). Pengaruh Perlakuan Alkali Serat Sabut Kelapa
Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Polyester. Ljtmu: Vol. 02, No. 01, 62.
Robert Denti Salindeho, J. S. (2013). Pemodelan Pengujian Tarik Untuk Menganalisis
Sifat Mekanik Material. E-Journal Unsrat, 4.
Setyoko, A. F. (2014). Studi Kelayakan Mekanik Komposit . Jurnal.Unimus.Ac.Id, 1.
Teguh Wiyono, L. W. (September 2015). Pengaruh Perlakuan Awal Serat Kelapa
Terhadap Sifat Mekanik Pada Komposit Serat Kelapa Perekat Resin Polyester.
Edisi. 14/Atw/September/2015, 27-30.
Tomi Buli, B. M. (September 2021 ). Analisis Kekuatan Tarik Komposit Serabut Kelapa
Merah Dengan Fraksi Volume Menggunakan Resin Epoxy. Jurnal Rekayasa
Mesin Dan Inovasi Teknologi, 116.
Wirawan, I. W. (2018). Pengaruh Fraksi Berat Terhadap Kekuatan Tarik Dan Lentur
Komposit Polyester Serat Serabut Kelapa. Jurnal Ilmiah Teknik Desain Mekanika
Vol. 7 No. 2, 1.