250
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi:p–ISSN: 2723 - 6609
e-ISSN :2745-5254
Vol. 3, No.2 Februari 2022
PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP KEHIDUPAN MAHASISWA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Arisya Sally Maghfirah
1
, Vega Anggrainika
2
dan Yesi Dian Sari Br Sinaga
3
Bahasa Asing Terapan, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro, Indonesia
1
2
dan
3
Abstrak
Salah satu budaya yang sangat populer pada zaman ini adalah Korean Populer atau sering
disebut dengan K-Pop. Budaya saat ini sangat digemari oleh banyak kalangan, terutama dari
kalangan anak kecil, remaja dan dewasa termasuk mahasiswa Universitas Diponegoro.
Berdasarkan fenomena tersebut, kami melakukan penelitian dengan beberapa tujuan yaitu
untuk mengetahui sejauh apa pengaruh yang ditimbulkan budaya K-Pop terhadap perilaku
sosial mahasiswa Jurusan Bahasa Asing Terapan Universitas Diponegoro. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang didukung oleh sumber data primer
yaitu wawancara kepada tujuh partisipan dan disertai dokumentasi kegiatan-kegiatan mereka
seputar K-Pop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya K-Pop dapat memengaruhi gaya
hidup mahasiswa melalui cara berpakaian, cara ber make-up dan budaya K-Pop juga
memengaruhi Mahasiswa Universitas Diponegoro untuk belajar bahasa Korea. Budaya K-pop
juga membuat Mahasiswa Universitas Diponegoro membuat mahasiswa lebih boros dalam
menggunakan uang, contohnya membeli album.
Kata kunci: K-Pop; Budaya Korea; Mahasiswa; Universitas Diponegoro
Abstract
One of the most popular cultures at this time is Popular Korean or often referred to as K-Pop.
Today's culture is very popular with many people, especially children, teenagers and adults,
including Diponegoro University students. Based on this phenomenon, we conducted research
with several objectives, namely to find out how far the influence of K-Pop culture on the social
behavior of students of the Department of Applied Foreign Languages, Diponegoro
University. This study uses descriptive qualitative research methods that are supported by
primary data sources, namely interviews with seven participants and accompanied by
documentation of their activities around K-Pop. The results showed that K-Pop culture can
influence students' lifestyles through how to dress, how to make-up and K-Pop culture also
affects Diponegoro University students to learn Korean. K-pop culture also makes
Diponegoro University students make students more wasteful in spending money, for example
buying albums.
Keyword : K-Pop; Culture Korea; Students; Diponegoro University
Pengaruh Budaya K-Pop Terhadap Kehidupan Mahasiswa Universitas Diponegoro
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 251
Pendahuluan
Saat ini hampir semua mahasiswa menggunakan sosial media dan pada era yang
serba digital ini, mahasiswa sudah bergantung dengan media (Gifary, 2015). Salah
satunya adalah media sosial. Masyarakat yang aktif menggunakan media ini disebut
khalayak (Prihatiningsih, 2017). Menurut (Barthelemy, 2019) khalayak dapat
didefinisikan sebagai pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber (yang
dapat berupa satu orang atau lebih, baik kelompok, partai, atau negara). Salah satu imbas
dari perkembangan teknologi komunikasi yaitu munculnya pop culture (budaya populer)
(Putri, Liany, & Nuraeni, 2019). Budaya populer sendiri didefinisikan sebagai “culture
of the people” atau budaya orang-orang (Primadesi, 2015). Hal ini dikarenakan budaya
populer tidak hanya dijadikan sebagai konsumsi saja, namun dapat dijadikan sebagai
produk industri, bahkan komoditas (Ardia, 2014).
Adanya media sosial dapat memengaruhi budaya yang ada di masyarakat, karena
media dapat memproduksi sebuah bentuk budaya (Sampurno, Kusumandyoko, & Islam,
2020) kemudian menyebarkan informasi tersebut agar suatu produk budaya dapat
menjadi popular (Simbar, 2016). Sehingga apa yang diproduksi oleh media akan diterima
oleh publik sebagai suatu nilai (budaya) yang bahkan bisa menjadi panutan masyarakat
(Yuliantini, 2021). Selain itu, dengan kemudahan memakai media sosial, informasi dalam
bentuk apapun bisa kita dapatkan meskipun berasal dari belahan dunia lain (Febriana,
2018).
Salah satu contoh budaya populer yang sedang terkenal Mahasiswa Universitas
Diponegoro, Indonesia dan bahkan di seluruh dunia yaitu budaya Korean Popular atau
yang disebut sebagai K-Pop. Di Indonesia sendiri K-Pop biasanya lebih dikenal melalui
dunia hiburan yang berupa musik (K-Pop), drama (K-Drama) dan juga variety shows
mereka yang memiliki konsep menarik. Dampak dari K-Pop ini dapat dilihat dari
kalangan generasi milenial (Nisrina, Widodo, Larassari, & Rahmaji, 2020). Salah satu
produk dari budaya Korea yang paling diminati yaitu K-Pop (Puspitasari, 2013), yang
dibuktikan dengan tingginya angka streaming MV (Music Video) K-Pop yang berasal dari
Indonesia dan juga banyaknya grup dance cover khusus lagu Korea yang bermunculan.
Budaya K-Pop sendiri mulai merambah ke Indonesia sekitar tahun 2012, dimana
pada saat itu K-Pop sedang berada pada masa kejayaan. Hal ini berawal dari lagu milik
PSY dengan judul “Gangnam Style” sedang booming dimana-mana. Kemudian dari situ
orang-orang banyak yang mulai mencari mengenai Korea dan K-Pop melalui berbagai
macam media, seperti YouTube atau Instagram.Pada tahun ini tingkat ketertarikan orang-
orang pada budaya Korea semakin meningkat (al Amroshy, 2014), karena disaat pandemi
seperti ini orang-orang sulit untuk melepaskan penatnya, sehingga banyak yang memilih
untuk menghibur diri dengan cara menonton drama Korea atau melihat variety shows
mengenai K-Pop idol yang sedang “naik daun”.
Disini media sosial seperti YouTube dan Twitter sangat mempermudah orang-orang
untuk mencari informasi mengenai apa saja drama, MV K-Pop atau acara yang sedang
nge-trend, karena mereka mempunyai fitur yang sama, yaitu fitur “Trending”. Dengan
fitur ini kita dapat melihat apa saja yang sedang nge-trend. Di Twitter sendiri biasanya
orang-orang penasaran dengan banyaknya hashtag dengan topik K-Pop yang sedang
trending, kemudian dari situ mereka dapat memperluas mengenai apa yang dicari.
Munculnya budaya populer dapat memberikan beberapa perubahan terhadap gaya
hidup yang dapat berupa seperti hedonisme dan materialism (Dewi, Gama, & Astiti,
2021), yang dikarenakan budaya populer ini lebih fokus kepada emosi dan kepuasan
Arisya Sally Maghfirah
1
, Vega Anggrainika
2
dan Yesi Dian Sari Br Sinaga
3
252 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
(Sugihartati, 2017). Salah satu contoh dari hedonisme ini dapat dilihat dari pembelian
merchandise K-Pop . Dalam album K-Pop terdapat merchandise yang berupa PC (Photo
Card), Post Card, Sticker dan lain sebagainya. Biasanya saat idol favorit mereka merilis
album baru, para fans K-Pop akan membeli album dengan harapan akan mendapatkan PC
bias-nya (seorang idol yang sangat digemari), jika nanti tidak mendapatkan PC bias-nya
maka mereka akan mencoba mencari sampai dapat kemudian membelinya, atau bisa juga
dengan cara trading. Adapun perubahan terhadap tingkah laku yang dapat berupa seperti
imitasi. Imitasi sendiri merupakan teknik pengembangan tingkah laku yang dimana
seorang individu akan meniru sesuatu dari apa yang ia observasi dan ia jadikan sebagai
role model, mulai dari penampilan hingga kebiasaan. Banyak remaja yang sedang
mencari jati dirinya, sehingga di masa-masa tersebut remaja banyak mencoba hal-hal
baru. Remaja yang merupakan seorang K-Popers dapat mengalami perubahan gaya
pakaian, yang perlahan tapi pasti akan berubah menjadi “Korean style”. Dengan
memanfaatkan media sosial yang ada (seperti akun khusus untuk Korean style)
mempermudah untuk merubah gaya pakaian.
Kemudian cara berbicara dapat berubah menjadi sedikit ke-Koreaan seperti
pemakaian kata jinjja (yang berarti serius) saat memberikan reaksi ketidakpercayaan, atau
pemakaian kata daebak saat melihat sesuatu yang “wah”. Di Indonesia, kedua hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya influencers yang menyukai K-Pop mengadakan unboxing
album atau membeli merchandise official milik grup K-Pop tersebut, menonton konser,
dan berpakaian dengan style ala Korea, mulai dari warna rambut, make up, aksesoris dan
juga outfit yang mereka pakai. Berdasarkan fenomena tersebut, kami melakukan
penelitian dengan beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui sejauh apa pengaruh yang
ditimbulkan budaya K-Pop terhadap perilaku sosial mahasiswa Jurusan Bahasa Asing
Terapan Universitas Diponegoro.
Metode Penelitian
Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Karena subjek yang
digunakan pada penelitian ini adalah Mahasiswa. Penelitian ini berlokasi di Universitas
Diponegoro. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
bersumber dari jawaban langsung para narasumber. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara kepada subjek penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian bab ini diperoleh dengan melakukan wawancara. Seperti yang
dijelaskan pada bab III wawancara dilakukan kepada 7 orang Mahasiswa Universitas
Diponegoro Jurusan Bahasa Asing Terapan 2019. Bab ini juga berisi mengenai informasi
partisipan, paparan data hasil penelitian. Penyusunan hasil penelitian ini bertujuan untuk
menjawab rumusan masalah tentang pengaruh budaya K-Pop terhadap Mahasiswa
Universitas Diponegoro yang berfokus pada bagaimana budaya K-Pop dapat
memengaruhi kehidupan sosial mahasiswa. Dalam penelitian ini dipilih informan berusia
20-21 tahun,yang merupakan Mahasiswa Universitas Diponegoro Di Kota Semarang,
penggemar budaya K-Pop dan mengikuti perkembangan K-Pop di Indonesia. Hampir
seluruh remaja mengetahui apa itu K-Pop karena artisnya dan film yang sangat menarik
di kalangan remaja khususnya remaja wanita.
Pengaruh Budaya K-Pop Terhadap Kehidupan Mahasiswa Universitas Diponegoro
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 253
Tabel 1. Pertanyaan Diskusi
No.
Pertanyaan
1
Apakah anda suka dengan budaya K-Pop?
2
Hal apa yang membuat anda menjadi peminat budaya K-Pop?
3
Adakah pengaruh budaya K-Pop di dalam kehidupan keseharian anda?
4
Apa dampak positif yang anda dapatkan setelah menjadi peminat K-Pop?
5
Adakah dampak negatif yang anda dapat setelah menjadi peminat K-Pop?
6
Apakah anda sering menggunakan kata-kata dalam bahasa Korea pada kehidupan
sehari-hari?
7
Apakah budaya K-Pop merubah pandangan hidup anda?
8
Mengapa anda lebih memilih entertainment korea dibandingkan Indonesia?
9
Apakah anda sering membeli merchandise K-Pop?
10
Jenis budaya K-Pop apakah yang anda minati? (Contoh k-drama dll)
Berdasarkan beberapa pertanyaan tabel diatas, penulis mewawancarai beberapa
Mahasiswa Universitas Diponegoro Angkatan 2019.
A. Informasi Partisipan
Seperti yang telah diketahui bahwa partisipan dalam penelitian ini berjumlah 7
orang yang terdiri dari 7 orang mahasiswi. Informasi partisipan diperoleh dengan
tujuan untuk memudahkan dalam memahami keadaan dan hasil penelitian. Selain itu
penelitian kualitatif juga membutuhkan kecermatan peneliti dalam menggali
jawaban. Oleh karenanya, penting untuk mengetahui kepada siapa dan kapan
wawancara dilakukan sebab setiap partisipan pasti akan memberikan respon dan
kesimpulan yang berbeda-beda. Berikut penjabaran informasi partisipan yang telah
diwawancarai:
Partisipan CM adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang saat ini
berusia 20 tahun dan berkuliah di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Jurusan
Bahasa Asing Terapan Konsentrasi Bahasa Inggris,dan saat ini berada di semester V.
Partisipan NP adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang saat ini
berusia 20 tahun dan berkuliah di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Jurusan
Bahasa Asing Terapan Konsentrasi Bahasa Jepang,dan saat ini berada di semester V.
Partisipan KH adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang saat ini
berusia 20 tahun dan berkuliah di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Jurusan
Bahasa Asing Terapan Konsentrasi Bahasa Jepang,dan saat ini berada di semester V.
Partisipan RA adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang saat ini
berusia 20 tahun dan berkuliah di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Jurusan
Bahasa Asing Terapan Konsentrasi Bahasa Inggris,dan saat ini berada di semester
V.
Arisya Sally Maghfirah
1
, Vega Anggrainika
2
dan Yesi Dian Sari Br Sinaga
3
254 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Partisipan NT adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang saat ini
berusia 20 tahun dan berkuliah di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Jurusan
Bahasa Asing Terapan Konsentrasi Bahasa Jepang,dan saat ini berada di semester V.
Partisipan DS adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang saat ini
berusia 20 tahun dan berkuliah di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Jurusan
Bahasa Asing Terapan Konsentrasi Bahasa Jepang,dan saat ini berada di semester V.
Partisipan YM adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang saat ini
berusia 20 tahun dan berkuliah di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Jurusan
Bahasa Asing Terapan Konsentrasi Bahasa Inggris,dan saat ini berada di semester
V.
B. Paparan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu
mendeskripsikan bagaimana budaya K-Pop dapat memengaruhi kehidupan
mahasiswa Universitas Diponegoro. Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil
yang didapat melalui wawancara dari 7 partisipan. Penelitian dengan menyertakan
pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada saat
wawancara. Pedoman wawancara tersebut terdiri dari 10 pertanyaan, pertanyaan
tersebut tentunya terkait dengan bagaimana budaya K-Pop mempengaruhi kehidupan
Mahasiswa Universitas Diponegoro. Data yang disajikan dibuat dalam bentuk-
bentuk poin, berdasarkan pertanyaan wawancara. Baru setelah itu peneliti dapat
menyimpulkan secara deskriptif.
Jika ingin membuat paparan hasil penelitian lebih mudah dibaca dan
dimengerti, maka peneliti membagi pembahasan menjadi empat bagian, sesuai
dengan tema yang dibahas oleh partisipan, yaitu:
(1) Hal yang membuat mahasiswa tertarik dengan Budaya K-Pop
(2) Budaya K-pop membuat adanya ketertarikan belajar bahasa Korea
(3) Dampak Positif dan Negatif Budaya K-Pop
(4) Mengapa lebih memilih Budaya K-Pop dibandingkan entertainment Indonesia.
Berikut penjelasan dari bagian-bagian tersebut:
Hal yang membuat mahasiswa tertarik dengan Budaya K-Pop
Budaya K-Pop menjadikan mereka lebih mau belajar bagaimana cara
bergaul,cara berfashion,atau cara menjalin pertemanan. mereka melihat dari
menonton drama korea atau kehidupan sehari hari idola mereka selain itu mereka
juga kagum dengan kerja keras seorang idol yang saat tekun,mulai dari trainee yang
ketat dan disiplin.
Seperti yang dikatakan langsung oleh partisipan DS dan CM pada saat di
wawancarai,berikut pemaparannya:
“Karena saat mereka menjadi seorang idol banyak yang mereka lakukan,mulai
dari trainee yang ketat,disiplin dan bekerja keras”.
“Banyak lirik dari K-pop yang relate dengan kehidupan saya dan juga dengan
adanya dance yang membuat lagu K-pop menjadi lebih menarik untuk visual”.
Adapun demikian juga yang dikemukakan oleh NP,KH,RA,YM dan NT yang
membuat mereka tertarik dengan budaya K-Pop karena budaya K-Pop adalah suatu
budaya yang baru dan menarik dan membuat mencoba banyak hal hal baru,budaya
K-Pop juga dapat membantu mereka mengisi waktu waktu luang mereka.
Pengaruh Budaya K-Pop Terhadap Kehidupan Mahasiswa Universitas Diponegoro
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 255
“Karena budaya K-Pop menarik dan sesuatu yang baru buat saya”.
“Karena dari ingin mencoba hal baru”.
“Karena saya sering gabut”.
“Karena budaya K-Pop sangat menarik dan juga menyenangkan”.
“Karena Variety show (Running man).”
Dari beberapa pemaparan di atas, menunjukan bahwa budaya K-Pop membuat
mahasiswa tertarik karena mereka ingin mencoba hal baru dan menarik, budaya K-
Pop juga mengisi waktu luang mereka ,budaya K-Pop selalu membuat mereka
ingin belajar hal baru contohnya seperti belajar dari K-drama, atau lirik lagu
seorang idol yang sangat menyentuh dan memotivasi mereka. selain itu budaya K-
Pop mengisi waktu luang mereka contohnya dengan menonton Variety Show.
Budaya K-Pop membuat adanya ketertarikan belajar bahasa Korea.
Seringnya mengikuti budaya K-Pop membuat mereka mempunyai niat untuk
mempelajari bahasa korea karena ingin mengerti apa yang dikatakan atau dibaca
dalam bahasa korea agar mempermudah mereka.Dengan menonton K-drama dan
mendengarkan musik mereka mempelajari sedikit bahasa Korea.
Seperti yang dikatakan langsung oleh ke-7 partisipan pada saat di
wawancarai,berikut pemaparannya:
“Terkadang saya mengucapkan 1-2 patah kata dalam bahasa Korea di kehidupan
sehari-hari (ne, gomawo, kiyowo, ottoke).”
“Iyaa, tetapi tidak secara langsung. Melainkan lebih secara tertulis”.
“Saya sering menggunakan bahasa Korea”.
“Iya. Contoh (KIYOWO, WAE, ANDWAE)”.
“Kadang-kadang. Seperti kosakata yang mudah”.
“Iya, tetapi jarang”.
“Sering menggunakan bahasa Korea”.
Berdasarkan beberapa pernyataan partisipan di atas menunjukkan bahwa
pengaruh budaya K-Pop terhadap mahasiswa itu baik karena membuat mereka
berkembang karena adanya niat untuk mau mempelajari hal yang baru ,contohnya
belajar Bahasa Korea dan memakai kosakata yang mudah di kehidupan sehari-hari
mereka.
Dampak Positif dan Negatif Budaya K-Pop
Budaya K-pop memiliki dampak positif dan negatif bagi penyuka nya,berikut
pemaparan dari ke-7 partipasipan yang sudah diwawancarai:
Dampak Positif:
“Dapat mempelajari bahasa Korea melalui lirik lagu,mendapatkan banyak relasi
baru dan menambah semangat saat mendengarkan lagu kpop.”
1.“Dampak positif setelah mengenal kpop adalah kpop dapat menjadi hiburan disaat
saya dalam keadaan tidak baik”.
2.“Ada, jadi bisa bahasa korea”.
3.“Bisa ngomong korea,tau skincare”.
4.“Disiplin waktu, menambah wawasan, bekerja keras”.
5.“Saya jadi tau tentang budaya Korea, seperti bahasanya, makanannya dan juga
saya jadi lebih mengetahui mengenai dunia musik”.
6.“Saya menjadi lebih semangat belajar agar saya mudah mencari uang karena saya
ingin menonton konser semua K-Pop”.
7.”Saya jadi tau tentang budaya Korea, seperti bahasanya, makanannya dan juga
saya jadi lebih mengetahui mengenai dunia musik”.
Arisya Sally Maghfirah
1
, Vega Anggrainika
2
dan Yesi Dian Sari Br Sinaga
3
256 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Dampak Negatif :
1.“Terkadang saya lupa waktu jika sudah melihat music video/dance
practice/tayangan ulang konser K-Pop”.
2.“Saya menjadi boros dan terkadang lupa akan waktu”.
3.“ Ada, jadi konsumtif (beli album)”.
4.“Kebanyakan halu”.
5.“Menjadi boros karena suka beli merchandise K-Pop”.
6.“Terlalu sering membuka hp dan terkadang boros. Tetapi saya pribadi masih
bisa mengontrolnya”.
7.“Saya jadi lebih sering membuang buang uang demi membeli merch”.
8. Mengapa lebih memilih Budaya K-Pop dibandingkan entertainment
Indonesia.
Alasan mengapa ketujuh partisipan memilih suka budaya K-pop, berikut
pemaparan dari ke-7 partisipan yang sudah diwawancarai:
1.“Variety Show yang disuguhkan oleh Korea lebih menarik, mendidik dan
menghibur jika dibandingkan dengan Indonesia”.
2. “Entertainment Korea lebih mendidik dan banyak memberikan pelajaran yang
sangat relate dengan kehidupan yang terjadi di sekitar kita. Sementara
entertainment Indonesia lebih banyak menampilkan content settingan yang tidak
mendidik”.
3.”Lebih menghibur”.
4.”Karena yang diberikan lebih baik dari beberapa faktor”.
5.”Karena entertainment Korea beritanya lebih masuk akal dibandingkan
indonesia yg banyak dramanya”.
6.”Menurut saya ini kembali ke selera masing-masing. Bukan karena saya tidak
suka entertainment Indonesia, tetapi entertainment Korea lebih menarik dan lebih
modern.Boy Group/Girl Groupnya sering sekali memiliki lagu serta makna yang
bagus”.
7.”Karena Korea lebih memfokuskan entertainment sebagai industri kreatif yang
akan mengedukasi berbanding dengan indonesia yang entertainmentnya update
mengenai gosip”.
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas, menunjukan bahwa budaya K-Pop
sangat berpengaruh terhadap Berdasarkan uraian wawancara tersebut menunjukkan
bahwa budaya K-Pop memengaruhi gaya mereka yang memang sangat tertarik dengan
K-Pop, karena dengan mereka menyukai budaya K-Pop dan memiliki idola membuat
mereka bersemangat untuk belajar bahasa yang digunakan idola mereka agar mereka
bisa mengerti apa yang idola mereka ucapkan dan tidak jarang mereka mengeluarkan
uang lebih untuk belajar bahasa Korea dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari
mereka.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan bahwa budaya K-Pop
memengaruhi mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari dari apa yang mereka tonton
yang dikemas secara ringan mudah diingat dan membuat mereka makin hari makin
terobsesi dengan apa yang mereka lihat bahkan menjadikan mereka tergila-gila dengan
idola mereka sampai segala macam hal dilakukan dari hal yang masih terbilang wajar
Pengaruh Budaya K-Pop Terhadap Kehidupan Mahasiswa Universitas Diponegoro
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 257
sampai hal yang tidak masuk akal mereka lakukan untuk menunjukkan kecintaan
mereka terhadap idolanya bahkan sampai mempelajari bahasa Korea dan memakainya
di kehidupannya. Seperti teori yang dikemukakan oleh Joli Jenson dalam buku
Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, beliau berpendapat kelompok penggemar
dihantui oleh citra penyimpangan yang bercirikan sebagai suatu kefanatikan yang
potensial, yang berarti bahwa kelompok penggemar dilihat sebagai perilaku yang
berlebihan dan berdekatan dengan kegilaan. Jenson juga menunjukan dua tipe khas
patologi penggemar yaitu individu yang terobsesi yang biasanya pelakunya adalah
laki-laki dan kerumunan histeris yang biasanya
perilaku tersebut adalah perempuan.
Gambar 1. Hasil Penelitian.
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa pemarapan di atas, dapat disimpulkan bahwa, K-Pop lebih
dapat menarik generasi muda jaman sekarang. Hal ini dikarenakan didalam budaya K-
Pop itu sendiri lebih banyak konten yang mengedukasi, kreatif dan menyenangkan. Jika
dibandingkan dengan entertaiment yang ada di Indonesia sekarang, jelas saja kebanyakan
anak muda memilih budaya K-Pop. Entertainment di Indonesia tidak jauh dengan konten
yang berisikan drama, gosip, dan berita-berita hoax dan lagi, ada banyak sekali lagu K-
Pop yang memiliki lirik yang dalam dan membuat penggemar relate dengan lagu tersebut.
Penggemar K-Pop bukan berarti mereka lupa akan budaya tanah airnya sendiri.
Melainkan, K-Pop itu adalah hiburan disaat mereka lelah atau stres dengan kehidupan
sekolah/pekerjaan.
Arisya Sally Maghfirah
1
, Vega Anggrainika
2
dan Yesi Dian Sari Br Sinaga
3
258 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022
Bibliografi
al Amroshy, Afidatul Ulum. (2014). Hegemoni Budaya Pop Korea pada Komunitas
Korea Lovers Surabaya (KLOSS). Paradigma, 2(3).
Ardia, Velda. (2014). Drama Korea dan budaya popular. LONTAR: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 2(3).
Barthelemy, Ferdiza. (2019). Strategi Komunikasi Crowdfunding melalui Media Sosial
(Crowdfunding Communication Strategy through Social Media). JURNAL
IPTEKKOM (Jurnal Ilmu Pengetahuan & Teknologi Informasi), 21(2), 155–168.
Dewi, Ni Luh Putu Kristina, Gama, Agus Wahyudi Salasa, & Astiti, Ni Putu Yeni. (2021).
Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup Hedonisme, Dan Pendapatan Terhadap
Pengelolaan Keuangan Mahasiswa UNMAS. EMAS, 2(3), 74–86.
Febriana, Ajeng Iva Dwi. (2018). Determinasi Teknologi Komunikasi Dan Tutupnya
Media Sosial Path. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(2), 86–95.
Gifary, Sharen. (2015). Intensitas penggunaan smartphone dan perilaku komunikasi
(Studi pada pengguna smartphone di kalangan mahasiswa program studi Ilmu
Komunikasi Universitas Telkom). Jurnal Sosioteknologi, 14(2), 41719.
Nisrina, Dzakkiyah, Widodo, Incka Aprillia, Larassari, Indah Bunga, & Rahmaji, Fikri.
(2020). Dampak konsumerisme budaya Korea (Kpop) di kalangan mahasiswa
fakultas ilmu sosial universitas negeri Malang. Jurnal Penelitian Humaniora, 21(1),
78–88.
Prihatiningsih, Witanti. (2017). Motif penggunaan media sosial instagram di kalangan
remaja. Communication, 8(1), 51–65.
Primadesi, Yona. (2015). Hegemony of Dutch Colonial Government Against The
Existence of Minangkabau Ancient Manuscripts With Arabic-Malay. Komposisi:
Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan Seni, 16(1), 91–104.
Puspitasari, Wulan. (2013). Gaya Hidup Penggemar K-Pop (Budaya Pop Korea) Dalam
Mengekspresikan Kehidupannya (Studi Kasus K-Pop Lovers Di Surakarta).
Putri, Idola Perdini, Liany, Farah Dhiba Putri, & Nuraeni, Reni. (2019). K-Drama dan
Penyebaran Korean Wave di Indonesia. ProTVF, 3(1), 68–80.
Sampurno, Muchammad Bayu Tejo, Kusumandyoko, Tri Cahyo, & Islam, Muh
Ariffudin. (2020). Budaya media sosial, edukasi masyarakat, dan pandemi COVID-
19. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(5), 529–542.
Simbar, Frulyndese Karunia. (2016). Fenomena konsumsi budaya korea pada anak muda
di kota Manado. HOLISTIK, Journal Of Social and Culture.
Sugihartati, Rahma. (2017). Budaya populer dan subkultur anak muda: Antara resistensi
dan hegemoni kapitalisme di era digital. Airlangga University Press.
Yuliantini, Maghfira Fitra. (2021). Ketimpangan Gender di Layar Perak: Representasi
Perempuan di Film Terlaris Indonesia. Umbara, 6(2), 78–93.