Analisis Framing Media Kompas dan New York Times Terhadap Pemberitaan Konflik
Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 105
yang sebenarnya, tetapi menggambarkan bagaimana media ikut berperan dalam
mengkonstruksi realitas (Santosa, 2017).
Dalam kasus konflik di Papua setiap surat kabar menyajikan berita sesuai dengan
versinya masing-masing. Berita yang disajikan bukanlah realitas yang sesungguhnya
karena berita tersebut melalui proses seleksi (Dida, 2017). Apa yang dimunculkan media
melalui berita akan memperlihatkan penekanan terhadap satu aspek tertentu, dan juga
menyamarkan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh media. Hal ini dimungkinkan karena
para pemilik dan praktisi media yang berbeda latar belakang dan lingkungan sosial
politiknya menjadi salah satu partisipan wacana, bahkan posisinya bisa mewarnai atau
mempengaruh partisipasi yang lainnya. Kekuatan media dalam membentuk pesan atau
mengembangkan wacana dipengaruhi oleh karakteristik organisasi media dan kerja kaum
profesional yang terlibat didalamnya. Menurut Gallagher sebagaimana yang dikutip oleh
Gurevetch dalam (Rusadi, 2002) ada dua sumber keterbatasan organisasi media dalam
memproduksi berita yaitu dari sumber ekstern dan intern. Hambatan eksternal umumnya
bermula pada aspek kepetingan komersial atau politik. Sementara itu hambatan
internalnya mengenai rutinitas kinerja para praktisi media itu sendiri, seperti dalam
bidang keorganisasiannya atau mengenai komunikator media, yang mempengaruhi dalam
proses produksi media yaitu ideologi.
Wacana yang telah terbentuk dalam media massa mempunyai dampak yang
sangat penting dalam proses berkembangnya ideologi yang ada pada masyarakat,
sehingga hasil perkembangan ideologi akan mempengaruhi pada tingkatan aspek-aspek
kepentingan baik dari dalam media massa itu sendiri maupun dari luar. Untuk mengetahui
konstruksi media tentang konflik multidimensional di Papua kan diteliti media , yaitu
Kompas di Jakarta, dan New York Times di New York, USA. Menurut Hill dalam
(Rusadi, 2002), Kompas merupakan media dengan segmen kelas sosial ekonomi
menengah keatas dengan latar belakang pendirian berada dalam lingkungan Katolik. New
York Times, merupakan media terpopuler di USA dengan margin pasar sebesar 39%
diikuti Washington Post 31%. Menurut demografi pembaca New York Times 94%
pelanggan media ini adalah dari Partai Demokrat yang sangat kental pengaruh dari latar
belakang kristen liberal, katolik, dan sekuler. Hal yang menarik adalah terdapat 16%
pelanggan New York Time Berasal dari luar Amerika, seperti Kanada, Australia, dan
negara lain, sehingga common global issues seperti Hak Asasi Manusia dan Isu
lingkungan merupakan Hot Selling Property. Berdasarkan latar belakang dan asumsi
tersebut di atas maka pemberitaan mengenai konflik di Papua yang kerap bersinggungan
dengan isu pelanggaran Hak Asasi Manusia serta isu pemerataan pembangunan, menarik
untuk diteliti. Oleh karena itu dalam konteks penelitian ini permasalahan-permasalahan
tersebut dirumuskan sebagai berikut, diantaranya adalah: (1) Bagaimana Media Kompas
dan New York Times mengkonstruksi realitas atau peristiwa Konflik Kriminal Bersenjata
di Papua ? (2) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Kompas dan New York
Times dalam mengkonstruksi realitas atau peristiwa Konflik Kelompok Kriminal
Bersenjata di Papua ? Tujuan penelitian ini adalah mengungkap konstruksi realitas
Konflik Kriminal Bersenjata dalam media Kompas dan New York Times. Penelitian ini