Sistem Monitoring Kebocoran Pipa Distribusi Air Berbasis SCADA
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 75
outlet. By using two flow meter sensors, the water discharge at two points will be
measured and if there is a significant difference in water flow, it can be ascertained
that there is a leak between the two points. The results showed that the system was
successful in locating the location of the leak and giving a warning in the form of
an alarm to the HMI. The alarm has 3 levels, namely Normal, Warning, and
Danger represented by green, yellow and red color indicators. Leak detection was
successfully carried out at each location by calculating the deviation value between
the two measurement points. In this study, the deviation was >7% and <=10% for
Warning conditions, while for Danger conditions, deviation was >10%.
Keyword: Pipe Leakage; Continuity Theory; HMI SCADA; deviation; flow meter
Pendahuluan
Air merupakan sumber daya alam yang menjadi salah satu kebutuhan utama
bagi manusia. Sumber daya alam ini perlu diolah dan didistribusikan untuk
mendapatkan kuantitas dan kualitas yang cukup untuk dikonsumsi (Kusumawardani,
2011). Pendistribusian air dilakukan dengan mendistribusikan air dari instalasi
pengolahan menuju pemukiman, perindustrian, dan perkantoran (Tetty, S. R., Maman,
A. and Novian, 2015). Oleh karena itu maka perlu dipastikan bahwa pendistribusian air
tidak mengalami kendala seperti kehilangan air atau kebocoran (Pratama Putra, 2014).
Kebocoran pipa jaringan distribusi air dapat menyebabkan berbagai kerugian
yang berdampak besar bagi pihak-pihak yang terkait dalam sistem perpipaan (Wijaya &
Pulungan, 2017). Sebagai contoh, di Tirtawening Kota Bandung pada April, 2017
terjadi kebocoran pipa jaringan air terdistribusi. Dengan adanya kebocoran tersebut,
yang mana semula pipa menghantarkan air sebesar ±650 l/detik berkurang menjadi
±375 l/detik. Akibat pecahnya pipa tersebut, sekitar 102,820 Sambungan Langganan
(SL) terganggu selama 5 hari (PDAM Tirtawening Kota Bandung, 2017).
Penangananan terhadap kebocoran pipa jaringan distribusi perlu dilakukan
dengan dengan cepat agar meminimalisir dampak dari kebocoran pipa jaringan
distribusi (Heston & Pasawati, 2016). Metode yang digunakan untuk mendeteksi
kebocoran pipa jaringan distribusi umumnya masih dilakukan secara manual yaitu
dengan mengecek langsung ke daerah distribusi atau berdasarkan laporan masyarakat
tentang adanya kebocoran air pada jaringan pipa distribusi. Pendeteksian dengan cara
ini kurang efektif karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendeteksi
adanya kebocoran pipa jaringan distribusi (Hariyanto, Pauzi, & Supriyanto, 2017).
Merujuk pada persamaan kontinuitas, untuk aliran yang mengalir pada pipa
dengan volume tetap, selama aliran debit air tetap dan tidak terjadi penambahan cairan,
maka laju aliran pada saluran masuk dan saluran keluar pipa harus bernilai sama
(Herwindo & Rahmandani, 2018). (Munson B., 2004) Jika terjadi suatu kebocoran
dalam sistem distribusi fluida, maka akan terjadi perbedaan antara debit fluida masuk
dan debit fluida keluar.
Berdasarkan paparan di atas, dengan menggunakan dua buah sensor flowmeter
yang ditempatkan pada dua titik pipa, dengan tujuan untuk merekam data perbedaan