37
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi:pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN :2745-5254
Vol. 3, No.1 Januari 2022
RANCANG BANGUN ALAT SCREW EXTRUDER PEMBUATAN MEDIUM
DENSITY FIBERBOARD BERBASIS SERAT TANDAN KOSONG KELAPA
SAWIT DAN PEREKAT HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) (UJI
KINERJA ALAT DITINJAU DARI EFISIENSI SCREW EXTRUDER)
Muhamad Arif Rachman1, Anerasari Meidinariasty 2, Selastia Yuliati 3
Program Studi Teknologi Kimia Industri, Politeknik Negeri Sriwijaya1,2,3
Abstrak
Penelitian rancang bangun prototipe alat Single Screw Extruder bertujuan untuk
menghasilkan produk Medium Density Fiberboard (MDF) atau papan kayu
berkerapatan sedang dengan bahan baku serat Tandan Kosong Kelapa Sawit
(TKKS) dan perekat dari limbah plastik High Density Polyethylene (HDPE) yang
sesuai dengan SNI 01-4449-2006. Pembuatan MDF dari bahan baku limbah TKKS
dan HDPE ini diharapkan dapat menangani permasalahan limbah belum
termanfaatkan dengan baik sekaligus mengolahnya menjadi produk bernilai jual
demi mengatasi urgensi kebutuhan manusia akan papan kayu. Rancang bangun alat
Single Screw Extruder ini dilakukan dengan memodifikasi insulasi pada barrel dan
penggunaan inverter atau Speed Drive (VSD) pada motor penggerak. Penelitian ini
memvariasikan temperatur pemanasan sebesar 210°C, 230°C, dan 250°C; serta
putaran screw sebesar 20 rpm, 40 rpm, dan 60 rpm. Dilakukan pengujian terhadap
produk papan serat yang dihasilkan sesuai dengan SNI 01-4449-2006 dan didapat
nilai kerapatan tertinggi sebesar 0,9843 g/cm3; nilai daya serap terhadap air
terendah sebesar 9,39%; nilai kadar air terendah sebesar 1,57%; dan nilai
pengembangan tebal terendah sebesar 3,41%.
Kata kunci: Screw Extruder; Papan Serat Berkerapatan Sedang; Tandan Kosong
Kelapa Sawit; High Density Polyethylene.
Abstract
Research on the design of a prototype of a Single Screw Extruder aims to produce
Medium Density Fiberboard (MDF) using raw materials of Oil Palm Empty Fruit
Bunches (OPEFB) and adhesives from High-Density Polyethylene (HDPE) plastic
waste under SNI 01 - 4449-2006. The manufacture of MDF from EFB and HDPE
waste is expected to deal with the problem of waste that has not been utilized
properly and to overcome the human need for wooden boards. The design of the
Single Screw Extruder is done by modifying the insulation on the barrel and using
an inverter or Variable Speed Drive (VSD) on the driving motor. This study varied
the heating temperature by 210°C, 230°C, and 250°C; and screw rotation of 20
rpm, 40 rpm, and 60 rpm. Tests were carried out on fiberboard products produced
under SNI 01-4449-2006 and obtained the highest density value of 0.9843 g/cm3;
Muhamad Arif Rachman, Anerasari Meidinariasty, Selastia Yuliati.
38 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
the lowest water absorption value is 9.39%; the lowest water content value is
1.57%, and the lowest thickness expansion value is 3.41%.
Keywords: Single Screw Extruder; Composites; Medium Density Fiber Board; Oil Palm
Empty Fruit Bunches; High Density Polyethylene Waste.
Pendahuluan
Komposit merupakan kombinasi dari dua bahan atau lebih untuk menghasilkan
material baru dengan sifat yang unik dibandingkan sifat material dasar sebelum
dicampur dan terjadi ikatan permukaan antara masing-masing material penyusun
(Apriani, 2017). Salah satu keuntungan material komposit adalah kemampuan material
tersebut untuk dapat diarahkan, sehingga kekuatannya dapat diatur hanya pada arah
tertentu yang kita kehendaki, atau dapat disebut sebagai tailoring properties (Apriani,
2017). Beberapa sifat istimewa dari komposit, yaitu ringan, kuat, tidak terpengaruh
korosi, dan mampu bersaing dengan logam, dengan tidak kehilangan karakteristik dan
kekuatan mekanisnya.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan papan dari tahun ke tahun
memberi pengaruh kurang baik terhadap alam. Hasil hutan terutama bahan kayu lama-
kelamaan akan terus berkurang ditambah dengan adanya penebangan liar (illegal
logging) menyebabkan pengambilan hasil hutan menjadi tidak terkontrol. Salah satu
upaya untuk menghentikan ketergantungan manusia dengan papan berbahan dasar kayu
adalah dengan mencari substitusi bahan yang memiliki sifat yang sama atau lebih
unggul daripada produk kayu hutan. Papan serat merupakan panel yang dihasilkan dari
pengempaan serat kayu atau bahan ber-lignoselulosa lain dengan ikatan utama berasal
dari bahan baku yang bersangkutan (khususnya lignin) atau bahan lain (khususnya
perekat) untuk memperoleh sifat khusus (Badan Standardisasi Nasional, 2006).
Syarat terpenting dalam pembuatan papan serat adalah menggunakan bahan
dengan kandungan utama selulosa. Salah satu bahan yang bisa menjadi alternatif adalah
limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS merupakan hasil akhir dari kelapa
sawit yang masih sangat terbatas penggunaannya sehingga cenderung dikategorikan
sebagai limbah. Tiap kandungan serat TKKS secara fisik mengandung bahanbahan
serat seperti lignin (16,19%), selulosa (44,14%) dan hemi selulosa (19,28%) yang mirip
dengan bahan kimia penyusun kayu (Safrijal dkk., 2017). Luasnya lahan kelapa sawit di
Indonesia khususnya di Sumatera yaitu sebesar 6,37 Mha atau 63.700 kilometer persegi
pada tahun 2017 menandakan potensi akan TKKS yang sangat besar sebagai bahan
baku utama dari papan serat.
Salah satu limbah plastik yang umum ditemui di lingkungan adalah limbah plastik
berjenis High Density Polyethylene (HDPE). HDPE berasal dari gabungan monomer
jenis Ethylene (C2H4) yang mengalami proses polimerisasi dengan tekanan rendah.
Plastik HDPE memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, transparan, tidak beracun, dan
tidak memiliki pengaruh pada rasa dan permeabilitas yang dapat diabaikan untuk
karbon dioksida (Silviyati dkk., 2019). HDPE memiliki kekuatan tarik dan impak yang
Rancang Bangun Alat Screw Extruder Pembuatan Medium Density Fiberboard Berbasis
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Perekat High Density Polyethylene (Hdpe) (Uji
Kinerja Alat Ditinjau dari Efisiensi Screw Extruder)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 39
sangat baik, serta ketahanan terhadap bahan kimia, kejernihan, kemampuan proses,
kemampuan warna dan stabilitas termal (Irvan, 2016 dalam Silviyati dkk., 2019).
Dengan sifat fisis yang dimiliki oleh HDPE ini, sangat memungkinkan untuk
menjadikannya sebagai bahan perekat dari papan serat berbahan limbah TKKS.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh (Ferhat dkk., 2014), meneliti sifat mekanis
komposit kayu pohon pinus dan matriks plastik (Polypropylene) dengan menggunakan
metode ekstruksi, maka hasil yang didapat dengan matriks polimer polypropylene
sebesar 50% dan serbuk kayu pinus 50% menunjukan sifat fisis tertinggi. Demikian
juga dengan penelitian yang dilakukan (Satito 2016), pembuatan panel komposit kayu
plastik (Wood Plastic Composit) menggunakan metode screw extrusion dengan
komposisi 70% serbuk kayu bingkirai dan 30% plastik HDPE memiliki sifat fisik
material dengan kerapatan 0,96 gram/cm3. Sedangkan penelitian yang dilakukan
(Zulnazri dkk., 2014). Pembuatan material komposit plastik HDPE dengan campuran
serbuk TKKS dengan metode 2 tahap yaitu screw extrusion untuk pembuatan pellet
komposit dan proses pengempaan dengan hotpress.
Gambar. 1 Extruder
(Kelly dkk., 2014)
Proses ekstrusi plastik dilakukan dengan 1 tahap dengan menekan bahan dasar
plastik agar mengalir melalui lubang pada cetakan menghasilkan produk kontinyu yang
bentuknya ditentukan oleh bentuk lubang cetakan (die) (Mikell & Groover, 2013).
Mesin ekstrusi memiliki bagian yang bernama extruder.
Extruder memiliki fungsi sebagai pelebur plastik yang nantinya akan diproses
melalui zona pemanas yang memiliki suhu yang sama berdasarkan titik leleh dari plastik
yang digunakan dan kemudian akan didorong keluar oleh screw conveyor untuk sampai
pada bagian dies untuk berbagai macam proses selanjutnya (Maradu dkk., 2018).
Berdasarkan penelitian (Aryo Satito, 2016), dilakukan penelitan lanjutan rancang
bangun alat screw extruder dengan memodifikasi insulasi pada barrel dan penggunaan
Inverter yang seringkali disebut Variable Speed Drive (VSD) atau Variable Frequency
Drive (VFD) pada motor penggerak. Penggunaan VSD pada motor listrik dapat
menyesuaikan kecepatan screw sesuai dengan yang dibutuhkan dalam proses ekstrusi
sehingga mencegah terjadinya penggunaan energi yang sia-sia dan mampu mengurangi
biaya listrik (Atmam dkk., 2018), Hal ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas
alat screw extruder dalam memproduksi papan serat berkerapatan sedang yang
memenuhi sifat fisik dan mekanis berdasarkan Standar Nasional Indonesia No. 01-
4449-2006 dengan menentukan kondisi operasi optimum pada saat proses produksi.
Muhamad Arif Rachman, Anerasari Meidinariasty, Selastia Yuliati.
40 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Berdasarkan studi literatur yang telah diuraikan, terlihat bahwa pembentukan
papan komposit pada umumnya menggunakan metode ektrusi, namun studi literatur
mengenai pembuatan Medium Density Fiberboard menggunakan metode ektrusi masih
terbatas. Sehingga dilakukan penelitan pembuatan Medium Denisty Fiberboard dapat
dibuat dari limbah plastik sebagai perekat dan bahan isian dari tandan kosong kelapa
sawit (TKKS) dengan menggunakan alat Screw Extruder. Dengan adanya
pengembangan penelitian ini diharapkan dapat mengurangi dampak pencemaran
lingkungan sekaligus menghasilkan produk papan serat dengan memanfaatkan bahan
perekat dari limbah plastik dan bahan isian alami sebagai alternatif pengganti papan
kayu yang memenuhi Standar Nasional Indonesia No. 01-4449-2006.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode rancang bangun dan eksperimen yang
dimodifikasi dari metode pada penelitian (Aryo Satito, 2016) yang membuat rancang
bangun mesin wood plastic composite screw extrusion molding untuk produksi panel
komposit kayu plastik untuk dinding dan lantai. Matriks yang digunakan pada penelitian
tersebut merupakan polyprophylene (PP) dan polyvinylchloride (PVC). Metode rancang
bangun pada penelitian ini dilakukan untuk perancangan Screw Extruder pada
pembuatan Medium Density Fiberboard (Papan Serat Berkerapatan Sedang) dengan
memvariasikan temperatur operasi alat Screw Extruder sebesar 210°C, 230°C, dan
250°C; serta putaran screw sebesar 20 rpm, 40 rpm, dan 60 rpm. Adapun metode
eksperimen yang dilakukan adalah modifikasi matriks berupa plastik High Density
Polyethylene (HDPE) yang dicampur dengan serat Tandan Kosong Kelapa Sawit
(TKKS) dengan perbandingan 50:50. Metode eksperimen dilakukan untuk mengetahui
kinerja mesin Screw Extruder pada proses ekstrusi dan pembuatan MDF berbasis serat
TKKS dan perekat HDPE serta hasil papan serat berkerapatan sedang yang dihasilkan
diharapkan memenuhi parameter dalam SNI 01-4449-2006 yang meliputi kerapatan,
kadar air, daya serap terhadap air, dan pengembangan tebal.
Pendekatan Desain Fungsional
Pada pendekatan rancang bangun alat Screw Extruder memiliki beberapa
komponen beserta fungsinya yang terdiri dari :
1. Single Screw
Screw merupakan bagian utama pada proses ektrusi. Screw berfungsi sebagai
poros pendorong dan pengaduk untuk plastik yang meleleh yang terdapat di dalam
barrel yang kemudian dialirkan ke kepala die.
2. Barrel
Unit tabung pemanas yang berfungsi untuk mencairkan serbuk plastic HDPE dan
mencampurkannya dengan serat TKKS. Unit ini terdiri dari tabung dan terdapat elemen
pemanas yang mampu memanaskan campuran serat TKKS dan plastik. Pada saat plastik
Rancang Bangun Alat Screw Extruder Pembuatan Medium Density Fiberboard Berbasis
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Perekat High Density Polyethylene (Hdpe) (Uji
Kinerja Alat Ditinjau dari Efisiensi Screw Extruder)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 41
mencair, plastik akan membungkus serat TKKS yang kemudian campuran serat TKKS
dan plastik diekstrusikan oleh screw menuju kepala die.
3. Heater
Elemen pemanas (heater element) adalah komponen yang menghasilkan panas
untuk melelehkan plastik pada mesin ekstrusi ini. Elemen ini diletakan pada bagian
pengumpan (feed section), bagian penekan (compression section), bagian pengaduk
(metering section) dan bagian cetakan (die temperature).
4. Motor Penggerak
Fungsi motor penggerak adalah untuk mengatur dan menggerakkan screw, yang
memasok torsi dan kecepatan yang diperlukan selama proses ekstrusi.
5. Gear Transmisi
Gear transmisi merupakan bagian dari unit penggerak yang berfungsi untuk
mereducer kecepatan motor dan meningkatkan torsi.
6. Hopper
Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan baku plastik dan serat
TKKS yang telah dicampur rata. Hopper umumnya dibuat dalam bentuk simetris.
Pemilihan material yang baik untuk membuat hopper adalah menggunakan bahan yang
ringan dan tahan korosi. Pada umumnya hopper terbuat dari aluminium dan stainless
steel.
7. Sistem Kontrol
Sistem kontrol berfungsi untuk mengatur dan menjaga kondisi operasi pada saat
proses ekstrusi. Sistem kontrol yang terdapat pada Temperature Zone Control berfungsi
untuk mengendalikan temperatur heater sesuai yang diinginkan pada setiap zona.
Kemudian terdapat sistem kontrol penggerak yaitu Variable Speed Drive (VSD) yang
berfungsi mengatur dan mengendalikan putaran screw terhadap laju alir ekstrusi dan
tekanan pada die.
8. Cetakan (die)
Cetakan (die) berbentuk rongga kosong yang kemudian diisi dengan material
meleleh untuk memperoleh suatu bentuk yang diinginkan. Diameter lubang cetakan
dibuat lebih kecil dari ukuran diameter barrel agar dapat memberikan tekanan pada saat
proses pencetakan.
Pendekatan Desain Struktural
Pendekatan desain struktural menjelaskan struktur secara detail dari suatu alat,
baik dari material, ukuran maupun proses pembuatannya yang dapat diamati pada
Gambar 2.1. Pada gambar tersebut menyajikan rancangan alat Screw Extruder. Dalam
skematik ini ditentukan posisi yang dipasang termokopel dan VSD pada proses ekstrusi.
Muhamad Arif Rachman, Anerasari Meidinariasty, Selastia Yuliati.
42 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Gambar 2.1 Single Screw Extruder
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam rancang bangun alat Screw
Extruder ini terbagi menjadi 2, yaitu pada pembuatan alat dan pada penelitian.
Penelitian rancang bangun alat Screw Extruder ini dijelaskan pada diagram alir
pada Gambar 2.2. di bawah ini.
Gambar 2.2. Diagram Alir Perancangan dan Pengujian Alat Screw Extruder
Variabel bebas yang diambil pada penelitian ini meliputi temperatur pemanasan
sebesar 210°C, 230°C, dan 250°C; serta putaran screw sebesar 20 rpm, 40 rpm, dan 60
rpm. Variabel kontrol berupa komposisi bahan:perekat sebesar 50:50, dan variabel
terikat berupa daya serap terhadap air, kadar aair, kerapatan, pengembangan tebal.
Analisis terhadap kelayakan papan serat berkerapatan sedang dari tandan kosong
dan plastik HDPE daur ulang, dilakukan pengujian-pengujian sesuai standar SNI 01-
Rancang Bangun Alat Screw Extruder Pembuatan Medium Density Fiberboard Berbasis
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Perekat High Density Polyethylene (Hdpe) (Uji
Kinerja Alat Ditinjau dari Efisiensi Screw Extruder)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 43
4449-2006 yang meliputi kerapatan, kadar air, daya serap terhadap air, dan
pengembangan tebal.
Hasil dan Pembahasan
Dilakukan analisis terhadap laju alir dan kinerja dari alat screw extruder serta
pengaruh temperatur dan kecepatan putaran screw terhadap kerapatan, kadar air, daya
serap terhadap air, dan pengembangan tebal.
Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Putaran Terhadap Kerapatan pada Papan
Serat Nilai kerapatan Medium Density Fiberboard (MDF) yang dihasilkan secara
keseluruhan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia 01-4449-2006 yang
mengsyarat kerapatan pada papan serat berkerapatan sedang sebesar 0,4 0,84 gr/cm3.
Pada penelitian ini, papan serat yang dihasilkan melebihi nilai standar papan serat
berkerapatan sedang, sehingga papan serat yang dihasilkan termasuk ke dalam kategori
papan serat berkerapatan tinggi atau Hardboard. Kategori ini mengacu pada klasifikasi
SNI 01-4449-2006 yang membagi papan serat menjadi papan serat berkerapatan rendah
(di bawah 0,40 gr/cm3), papan serat berkerapatan sedang (0,40 0,84 gr/cm3) dan papan
serat berkerapatan tinggi (di atas 0,84 gr/cm3). Pada Gambar 3.1, dapat dilihat bahwa
nilai kerapatan yang tertinggi yaitu pada papan serat dengan temperatur operasi sebesar
250°C dengan kecepatan putaran screw sebesar 20 rpm. Sedangkan nilai kerapatan
terendah berada pada temperatur 210°C dengan kecepatan putaran screw sebesar 60
rpm.
Gambar 3.1. Grafik Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Putaran Screw terhadap Uji
Kerapatan Papan Serat.
Pada Gambar 3.1, temperatur dan kecepatan putaran screw sangat berpengaruh
terhadap nilai kerapatan, dimana semakin tinggi temperatur dan rendahnya kecepatan
putaran screw maka campuran TKKS dan perekat plastik HDPE terhomogenasi dengan
baik di dalam barrel dan dapat mengisi ruang cetakan yang sekaligus mampu
memadatkan campuran TKKS dan HDPE dalam cetakan. Hal ini tentunya mampu
menghindari terjadinya rongga-rongga pada papan serat dikarenakan telah terpadatkan
0.82
0.84
0.86
0.88
0.9
0.92
0.94
0.96
0.98
1
210 220 230 240 250
Kerapatan (gr/cm3)
Temperatur (°C)
Muhamad Arif Rachman, Anerasari Meidinariasty, Selastia Yuliati.
44 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
oleh perekat HDPE. Namun apabila temperatur yang rendah dan kecepatan putaran
screw yang tinggi, hal ini akan mengakibatkan sulitnya proses mixing dikarenakan
perekat masih memiliki viskositas yang tinggi yang dapat menyulitkan proses
homogenisasi, dengan tingginya kecapatan putaran screw mengakibatkan waktu tinggal
selama proses mixing.
Kerapatan memiliki pengaruh terhadap sifat fisis lainnya, Menurut (Anton, 2012)
menyatakan bahwa kerapatan papan serat memiliki pengaruh besar terhadap
pengembangan tebal dan daya serap air pada papan serat. Rendahnya nilai kerapatan
menyebabkan tingginya nilai pengembangan tebal dan daya serap air papan. Menurut
(Mikael dkk., 2014) semakin tinggi kerapatan papan partikel dari suatu bahan baku
tertentu maka semakin tinggi kekuatannya, tetapi kestabilan dimensinya menurun oleh
naiknya kerapatan.
Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Screw Terhadap Uji Kadar Air Papan Serat
Analisis kadar air bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kandungan air
yang berada didalam papan serat. Kadar air papan serat merupakan jumlah air yang
tertinggal di dalam rongga sel, dan rongga antar serat dan perekat selama proses ektrusi.
Hal ini dapat menunjukan bahwa pembuatan papan serat dengan menggunakan screw
extruder baik atau tidak. Batas kadar air papan serat yang baik berdasarakan Standar
Nasional Indonesia No. 01-4449-2006 sebesar 13%.
Hasil penelitian didapat papan serat dengan kadar air terendah yaitu pada
temperatur 210°C dengan kecepatan putaran 20 rpm sebesar 1,57 %, sedangkan kadar
air yang tertinggi terdapat pada temperature 250°C dengan kecepatan putaran 60 rpm
sebesar 2,43 %. Pada Gambar 3.4, dapat dilihat bahwa temperatur tidak begitu
berpengaruh terhadap kadar air, tetapi temperatur juga perlu diperhatikan apabila
temperatur operasi terlalu tinggi akan mengakibatkan munculnya uap air didalam barrel
yang ikut terserap ke dalam campuran TKKS dan HDPE.
Kecepatan putaran screw sangat berpengaruh terhadap jumlah kadar air di dalam
papan serat. Hal ini disebabkan karena laju aliran yang begitu cepat mengakibatkan
campuran tidak merata sehingga masih terdapat rongga-rongga kosong yang nantinya
akan terisi oleh uap air akibat dari proses ektrusi. Tingginya pressure flow pada ujung
barrel akibat dari kecepatan putaran yang cepat juga dapat mengakibatkan
meningkatnya tekanan aliran menuju die begitu besar, yang mengakibatkan tidak
meratanya penyebaran TKKS dan HDPE dalam cetakan.
Rancang Bangun Alat Screw Extruder Pembuatan Medium Density Fiberboard Berbasis
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Perekat High Density Polyethylene (Hdpe) (Uji
Kinerja Alat Ditinjau dari Efisiensi Screw Extruder)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 45
Gambar 3.2. Grafik Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Putaran Screw terhadap Uji
Kadar Air Papan Serat.
Kadar air yang tinggi pada papan serat dapat mengakibatkan ikatan rekat menjadi
lemah. Menurut (Mikael dkk., 2014) menyatakan bahwa kadar air pada papan serat
dipengaruhi oleh nilai kerapatannya, papan serat yang memiliki nilai kerapatan yang
lebih tinggi mempunyai ikatan antar molekul serat dengan molekul perekat yang sangat
kuat sehingga molekul air sulit untuk mengisi rongga yang terdapat dalam pembuatan
papan partikel karena rongga tersebut terisi dengan molekul perekat.
Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Screw Terhadap Uji Daya Serap Air Papan
Serat Analisis daya serap air bertujuan untuk mengukur kemampuan papan serat dalam
menyerap air. Pada SNI No. 01-4449-2006, daya serap air untuk papan serat
berkerapatan sedang tidak memiliki syarat tertentu, sedangkan untuk papan serat
berkerapatan tinggi sebesar 20%. Berdasarkan Gambar 3.3, terlihat bahwa papan serat
yang memiliki daya serap air tertinggi yaitu pada temperatur operasi 210°C dan
kecepatan putaran screw 60 rpm. Sedangkan daya serap air terendah berada pada
temperatur operasi 250°C dengan kecepatan putaran screw 20 rpm. Hal ini menunjukan
semakin tingginya kecepatan putaran screw maka semakin tinggi juga daya serap air
terhadap papan serat. Hal tersebut disebabkan karena pada saat proses perendaman, air
akan mengisi rongga-rongga kosong pada papan serat sehingga mengakibatkan air akan
mudah masuk ke dalam papan serat.
2
4
6
8
10
12
14
210 220 230 240 250
Kadar Air (%)
Temperatur (°C)
20 rpm
40 rpm
60 rpm
SNI
MDF
3.0
3.2
3.4
3.6
3.8
4.0
4.2
4.4
4.6
4.8
5.0
210 220 230 240 250
Daya Serap Air (%)
Temperatur (°C)
20 rpm
40 rpm
60 rpm
Muhamad Arif Rachman, Anerasari Meidinariasty, Selastia Yuliati.
46 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Gambar 3.3. Grafik Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Putaran Screw terhadap Uji
Daya Serap Air Papan Serat.
Menurut (Septiari dan Kartowasono, 2017), selulosa yang terkandung dalam
papan partikel mampu menyerap air pada saat proses perendaman papan serat dalam air
dikarenakan adanya gaya absorbsi yang merupakan gaya tarik molekul air pada ikatan
hidrogen yang terdapat dalam selulosa tersebut. Tentunya hal ini juga berpengaruh
terhadap kerapatan papan dimana ikatan antar partikel akan semakin kompak dan
menyebabkan rongga udara dalam lembaran papan akan semakin kecil. Keadaan
tersebut akan menyebabkan air menjadi sulit untuk mengisi rongga papan partikel
tersebut semakin kecil daya serap air papan partikel, maka stabilitas papan tersebut
semakin baik, demikian pula sebaliknya.
Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Screw Terhadap Uji Pengembangan Tebal
Papan Serat
Analisis pengembangan tebal bertujuan untuk mengetahui perubahan dimensi
serat akibat pengembangan dinding sel serat atau perbuhan ukuran rongga serat akibat
menyerap air (Purnamasari, 2020). Berdasarkan analisis yang telah lakukan, diperoleh
grafik pengaruh temperatur dan kecepatan putaran terhadap pengembangan tebal papan
serat. Pada penelitian ini didapat nilai pengembangan tebal terendah terjadi pada kondisi
operasi 250°C dan kecepatan putaran screw 20 rpm sebesar 3,39 %. Sedangkan
pengembangan tebal tertinggi berada pada kondisi operasi 210°C dan kecapatan putaran
screw 60 rpm sebesar 4,43%.
(Anton, 2012) menjelaskan bahwa pertambahan pengembangan tebal seiring
dengan pertambahan daya serap air papan serat. Serat semakin terlapisi dengan baik
oleh perekat sehingga kontak antara serat dan air menjadi lebih kecil. Perekat yang
memasuki dinding serat dan kemudian mengeras dapat menciptakan hambatan fisik
(physical barrier) sehingga menyebabkan penurunan penyerapan air yang menyebabkan
pengembangan tebal. Menurut (Purnamasari, 2020), sifat pengembangan tebal papan
serat sejalan dengan sifat daya serap air, yaitu semakin banyak air yang diserap makin
besar pengembangan tebalnya. Pengembangan tebal juga sejalan dengan tingkat
kerapatan dimana nilai dengan kerapatan yang rendah tentunya membuat serat TKKS
akan menarik air kembali sehingga serat-serat pada papan serat akan kembali menjadi
bentuk semula akibat hilangnya tekanan setelah perendaman.
Rancang Bangun Alat Screw Extruder Pembuatan Medium Density Fiberboard Berbasis
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Perekat High Density Polyethylene (Hdpe) (Uji
Kinerja Alat Ditinjau dari Efisiensi Screw Extruder)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 47
Gambar 3.4. Grafik Pengaruh Temperatur dan Kecepatan Putaran Screw terhadap Uji
Pengembangan Tebal Papan Serat.
Pada Gambar 3.4., dapat dilihat bahwa temperatur dan kecepatan putaran
berpengaruh terhadap nilai pengembangan tebal pada papan serat, dimana semakin
cepat kecepatan putaran screw dan rendahnya temperatur, maka akan membuat
campuran TKKS dan HDPE tidak terhomogenasi dengan baik sehingga masih terdapat
serat serat yang tidak terlapisi oleh perekat dan juga akan sulit untuk mengisi ruang di
dalam cetakan. Penggunaan perekat dalam pembuatan papan serat selain sebagai
perekat juga berfungsi untuk mencegah air masuk kedalam papan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait perancangan alat Screw
Extruder pada pembuatan papan serat dengan perbandingan komposisi bahan dan
variasi kecepatan putaran screw dapat disimpulkan bahwa : 1. Telah dihasilkan sebuah
protipe alat Screw Extruder untuk pembuatan Medium Density Fiberboard (MDF) atau
Papan Serat Berkerapatan Sedang berbasis serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
sebagai bahan pengisi dan plastik High Density Polyethylene (HDPE) sebagai bahan
perekat. 2. Dari variasi temperatur dan kecepatan putaran screw yang telah diujicobakan
pada pembuatan papan serat, didapatkan kondisi optimum dengan temperatur operasi
sebesar 210°C dan kecepatan putaran screw 20 rpm, dimana pada kondisi tersebut, nilai
penyusutan (shrinkage) pada papan serat sangat kecil, dengan nilai kerapatan yang
tinggi dan kadar air yang rendah. 3. Nilai efisiensi tertinggi berdasarkan shrinkage alat
screw extruder yaitu pada temperatur 210°C dan kecepatan putaran screw 20 rpm
sebesar 97,17%.. 4. Pada pembuatan papan partikel dengan menggunakan alat Screw
Extruder menghasilkan papan sesuai standart Standar Nasional Indonesia No. 01-4449-
2006, dimana untuk nilai kerapatan tertinggi yaitu pada temperatur 250°C kecepatan
putaran screw 20 rpm, untuk nilai kadar air berada pada temperatur 210°C dan
kecepatan putaran screw 20 rpm, Sedangkan daya serap, dan pengembangan tebal yaitu
pada temperatur 250°C dengan kecepatan putaran 20 rpm
0
2
4
6
8
10
210 220 230 240 250
Pengembangan Tebal (%)
Temperatur °C
Muhamad Arif Rachman, Anerasari Meidinariasty, Selastia Yuliati.
48 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Bibliografi
Anton, S. (2012). Pembuatan dan Uji Karakteristik Papan Partikel dari Serat Buah
Bintaro (Cerbera Manghas).
Apriani, Enda. (2017). Analisa Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Limbah Dari Serat
Kelapa Muda, Batang Pisang Dan Kertas Bekas Terhadap Kekuatan Bending
Sebagai Papan Komposit. Jurnal ENGINE, 1(2), 38
46.http://dx.doi.org/10.30588/jeemm.v1i2.259
Aryo Satito. (2016). Rancang Bangun Mesin Wood Plastic Composite Screw Extrussion
Molding. 01(June), 1516.
Atmam, Tanjung, A., & Zulfahri. (2018). Analisis Penggunaan Energi Listrik Motor
Induksi Tiga Phasa Menggunakan Variable Speed Drive (VSD). SainETIn, 2(2),
5259. https://doi.org/10.31849/sainetin.v2i2.1218
https://doi.org/10.31849/sainetin.v2i2.1218
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Mutu Papan Serat SNI 01-4449-2006. Bogor:
Badan Standardisasi Nasional.https://doi.org/10.21009/jmenara.v7i2.7952
Kelly, A. L., Sorroche, J. V., Brown, E. C., & Coates, P. D. (2014). IMPROVING
THERMAL EFFICIENCY OF SINGLE SCREW EXTRUSION. Journal Of
Engineering, 1(April), 17.
Maradu, Sibrani. Muhammad Piky Allan. Putu M. San. (2018). Perancangan unit
Extruder Pada Mesin Extrusion Laminasi Fleksible Packaging. Jurnal Teknik
Mesin ITI, 2(2), 4245. https://doi.org/10.31543/jtm.v2i2.155
Mawardi, Sumardi Indra. (2009). Perancangan dan fabrikasi mesin extrusi single screw.
Jurnal POLIMESIN, 7(1), 602. https://doi.org/10.30811/jp.v7i1.1348
Mikael, I., Hartono, R., & Sucipto, T. (2014). KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI
CAMPURAN AMPAS TEBU DAN PARTIKEL MAHONI DENGAN BERBAGAI
VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA. Universitas Sumatera
Utara.
Mikell, & Groover. (2013). Fundamentals Of Modern Manufacturing. 5th Edition
Purnamasari, Meri. (2020). Pembuatan Dan Karakterisasi Papan Seratdengan Variasi
Tipe Serat Sabut Kelapa (Cocos nucifera) dan perekat plastik high density
polyethylene dan low density polyethylene. Politeknik negeri sriwijaya.
Septiari, Ida Ayu Putu Wida, & Kartowasono, Ngadiran. (2017). Pembuatan Papan
Partikel dari Limbah Plastik Polyprophylene (PP) dan Tangkai Bambu. Jurnal
Pendidikan Kimia Undiksha, 1(1).http://dx.doi.org/10.23887/jjpk.v1i1.4027
Rancang Bangun Alat Screw Extruder Pembuatan Medium Density Fiberboard Berbasis
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Perekat High Density Polyethylene (Hdpe) (Uji
Kinerja Alat Ditinjau dari Efisiensi Screw Extruder)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 49
Silviyati, Idha, Supriaptiah, Endang, Ramadhan, Iqbal, & Wulandari, Meiditha. (2019).
Pengaruh Penambahan High Density Poly Ethylene (Hdpe) Dan Oli Bekas Sebagai
Binder Pada Bata Ringan Dengan Variasi Filler. Kinetika, Politeknik Negeri
Sriwijaya, 10(03), 1418.
Safrijal, Ali, S., & Susanto, H. (2017). Pengujian Papan Komposit Diperkuat Serat
Tandan Kosong Kelapa Sawit ( TKKS ) Dengan Menggunakan Alat Uji Impact
Charpy. Jurnal Mekanova, 3(5), 158167.https://doi.org/10.35308/jmkn.v3i1.864
Zulnazri, Suryati, & Nasrun. (2014). Fabrikasi Material Komposit Plastik PP dan
HDPE dengan Penguat Mikro Filler Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Proses
Screw Extruder. Universitas Malikussaleh.