Muhamad Arif Rachman, Anerasari Meidinariasty, Selastia Yuliati.
38 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
the lowest water absorption value is 9.39%; the lowest water content value is
1.57%, and the lowest thickness expansion value is 3.41%.
Keywords: Single Screw Extruder; Composites; Medium Density Fiber Board; Oil Palm
Empty Fruit Bunches; High Density Polyethylene Waste.
Pendahuluan
Komposit merupakan kombinasi dari dua bahan atau lebih untuk menghasilkan
material baru dengan sifat yang unik dibandingkan sifat material dasar sebelum
dicampur dan terjadi ikatan permukaan antara masing-masing material penyusun
(Apriani, 2017). Salah satu keuntungan material komposit adalah kemampuan material
tersebut untuk dapat diarahkan, sehingga kekuatannya dapat diatur hanya pada arah
tertentu yang kita kehendaki, atau dapat disebut sebagai tailoring properties (Apriani,
2017). Beberapa sifat istimewa dari komposit, yaitu ringan, kuat, tidak terpengaruh
korosi, dan mampu bersaing dengan logam, dengan tidak kehilangan karakteristik dan
kekuatan mekanisnya.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan papan dari tahun ke tahun
memberi pengaruh kurang baik terhadap alam. Hasil hutan terutama bahan kayu lama-
kelamaan akan terus berkurang ditambah dengan adanya penebangan liar (illegal
logging) menyebabkan pengambilan hasil hutan menjadi tidak terkontrol. Salah satu
upaya untuk menghentikan ketergantungan manusia dengan papan berbahan dasar kayu
adalah dengan mencari substitusi bahan yang memiliki sifat yang sama atau lebih
unggul daripada produk kayu hutan. Papan serat merupakan panel yang dihasilkan dari
pengempaan serat kayu atau bahan ber-lignoselulosa lain dengan ikatan utama berasal
dari bahan baku yang bersangkutan (khususnya lignin) atau bahan lain (khususnya
perekat) untuk memperoleh sifat khusus (Badan Standardisasi Nasional, 2006).
Syarat terpenting dalam pembuatan papan serat adalah menggunakan bahan
dengan kandungan utama selulosa. Salah satu bahan yang bisa menjadi alternatif adalah
limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS merupakan hasil akhir dari kelapa
sawit yang masih sangat terbatas penggunaannya sehingga cenderung dikategorikan
sebagai limbah. Tiap kandungan serat TKKS secara fisik mengandung bahan–bahan
serat seperti lignin (16,19%), selulosa (44,14%) dan hemi selulosa (19,28%) yang mirip
dengan bahan kimia penyusun kayu (Safrijal dkk., 2017). Luasnya lahan kelapa sawit di
Indonesia khususnya di Sumatera yaitu sebesar 6,37 Mha atau 63.700 kilometer persegi
pada tahun 2017 menandakan potensi akan TKKS yang sangat besar sebagai bahan
baku utama dari papan serat.
Salah satu limbah plastik yang umum ditemui di lingkungan adalah limbah plastik
berjenis High Density Polyethylene (HDPE). HDPE berasal dari gabungan monomer
jenis Ethylene (C2H4) yang mengalami proses polimerisasi dengan tekanan rendah.
Plastik HDPE memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, transparan, tidak beracun, dan
tidak memiliki pengaruh pada rasa dan permeabilitas yang dapat diabaikan untuk
karbon dioksida (Silviyati dkk., 2019). HDPE memiliki kekuatan tarik dan impak yang