22
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi:pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN :2745-5254
Vol. 3, No.1 Januari 2022
PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP KOMUNIKASI MAHASISWA
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO DI MEDIA SOSIAL
WHATSAPP
Fitri Alfarisy1, Keyko Hessi Miss’ida2, Ressa Meyyana Dewi3, Amrina Rosyada4
Universitas Diponegoro
Email: fitri.alfarisy@live.undip.ac.id1, keykohessim@gmail.com2,
Abstrak
Bahasa merupakan salah satu alat penting yang digunakan oleh manusia untuk
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan
masyarakat modern, membuat bahasa yang digunakan semakin maju dan
berkembang, yang kemudian mendorong kemunculan suatu bahasa baru yang
awalnya hanya dibuat untuk mempermudah komunikasi dalam suatu kelompok
kecil, namun lambat laun kian menyebar luas, dan bahasa baru itu disebut bahasa
gaul. Kemunculan bahasa gaul inilah yang melatarbelakangi penulis untuk
mengkaji pengaruh penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi mahasiswa Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro di sosial media Whatshapp yang kerap kali
digunakan saat berkomunikasi dalam situasi non-formal. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yang bersumber pada
jurnal dan instrument penelitian berupa tangkapan layar yang memuat komunikasi
mahasiswa dalam sosial media Whatshapp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahasa gaul dapat memudahkan komunikasi antar mahasiswa, selain itu bahasa gaul
juga memerlukan media dalam penyebarannya. Keberadaan bahasa gaul tidak dapat
terhindarkan karena dianggap fleksibel dan lebih nyaman untuk digunakan dalam
aktivitas sehari-hari.
Kata kunci: Bahasa gaul; komunikasi, mahasiswa.
Abstract
Language is one of the most essential tools humans use to communicate daily.
Along with modern society’s development, the language used is becoming more and
more advanced, which then encourages the emergence of a new language that was
initially only used to facilitate communication in a small community, but it
gradually became widespread, and the new language was called slang. This
emergence of slang then provokes the author to examine the influence of slang in
the communication between students at Vocational College of Diponegoro
University on WhatsApp that is frequently used when communicating in non-formal
situations. The method used in this study is a qualitative descriptive approach
sourced in journals and research instruments in the form of screenshots that load
student communication in WhatsApp. The results showed that slang could make
communication between students easier; in addition, slang also requires media in
Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Komunikasi Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro di Media Sosial WhatsApp
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 23
order to spread. The existence of slang is inevitable because it is considered
flexible and more convenient to use in daily activities.
Keywords: Slang; communication; student.
Pendahuluan
Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia,
baik secara individu maupun kolektif sosial (Sandri, Trisnadoli, & Nugroho, 2019).
Fungsi dari bahasa sendiri merupakan alat komunikasi antar manusia, alat
untuk berfikir, serta menyalurkan arti kepercayaan di masyarakat. Diambil dari data
Kemendikbud, pada hasil survei yang telah dilakukan sejak tahun 1991 hingga 2017,
Indonesia memiliki kurang lebih 652 bahasa daerah. Penghitungan jumlah data tersebut
diperoleh dari hasil verifikasi dan validasi data di 2.452 daerah pengamatan. Bahasa-
bahasa di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua
Barat belum semua teridentifikasi (Kebudayaan., 2018).
Beragamnya bahasa yang dimiliki bangsa Indonesia sering kali menimbulkan
beragam makna, terutama di kalangan masyarakat yang tidak terlalu mengerti akan
bahasa yang tengah disampaikan oleh anggota kelompok masyarakat lainnya (Putri &
Ramadhanti, n.d.). Tidak hanya bahasa pada tiap-tiap daerah yang dapat menimbulkan
kebingungan bagi masyarakat, seiring dengan perkembangan zaman dan tekhnologi,
menjadikan masyarakat, terutama golongan muda lebih mudah untuk berinteraksi satu
sama lain melalui media sosial (Mulawarman & Nurfitri, 2017). Kemudahan ini
memberikan banyak dampak bagi masyarakat, terutama dalam hal bahasa. Adanya
kemajuan zaman, membuat bahasa yang digunakan semakin maju dan berkembang, lalu
muncul lah suatu bahasa baru yang awalnya hanya dibuat untuk bersenang-senang,
namun lambat laun kian menyebar luas, dan bahasa baru itu disebut bahasa gaul. Bahasa
ini biasanya tidak bertahan lama, dan hanya dapat digunakan di negara pembuat bahasa
itu sendiri (Sari, 2015). Karena bahasa gaul sendiri tidak memiliki arti yang pasti
apabila di terjemahkan pada bahasa asing lainnya.
Hal inilah yang membuat penulis menjadikan mahasiswa sebagai objek
penelitian terdekat dalam menganalisis pengaruh penggunaan bahasa gaul pada
komunikasi sehari-hari Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro melalui
media sosial Whatsapp. Karena pada lingkup inilah, sering penulis temukan penggunaan
bahasa gaul yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.
Walaupun bahasa gaul memiliki makna yang melenceng atau berbeda dari
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Endarmoko, 2018). Bahasa gaul dapat
tetap digunakan namun harus sesuai dengan tempat dan dalam porsi yang sewajarnya
(Dian Kristina Anggraeni, 2020). Bahasa gaul mampu membuktikan seberapa dekat
hubungan antara satu individu dengan individu lainnya. Bahasa gaul sering kali
digunakan oleh mereka yang sudah memiliki hubungan dekat karena pada umumnya
bahasa gaul merupakan bahasa yang terkesan santai dan dekat (Putriana, 2017). Bahasa
Fitri Alfarisy, Keyko Hessi Miss’ida, Ressa Meyyana Dewi, Amrina Rosyada.
24 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
gaul juga dapat dijadikan sebagai suatu isyarat antara individu yang satu dengan lainnya
yang telah memahami makna konkret penggunaan Bahasa gaul tersebut (Arif, 2018).
Penulis ingin mengamati bahasa yang digunakan oleh Mahasiswa Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro di media sosial Whatsapp terutama pada penggunaan
bahasa gaul dalam percakapan sehari hari. Karena menggunakan bahasa gaul sendiri
bukan merupakan bentuk tindakan tidak mencintai budaya dan bahasa Indonesia,
melainkan agar supaya kita sebagai makhluk sosial yang tidak dapat terlepas satu sama
lain tidak akan mengalami kebingungan ataupun mengsalah artikan suatu bahasa yang
sedang digunakan atau diucapkan oleh kelompok masyarakat lainnya.
Diturunkan dari rumusan masalah, maka di dapat tujuan di bawah ini: 1. Untuk
menjelaskan pengaruh penggunaan bahasa gaul oleh Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial Whatsapp 2.
Untuk memberikan contoh bahasa gaul yang sering digunakan oleh Mahasiswa Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media
sosial WhatsApp.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (Sugiyono, 2016). Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Subjek yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Objek
penelitian ini adalah jurusan Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.
Penelitian ini dilakukan secara Online karena adanya pandemi Covid-19 yang tidak
memungkinkan peneliti untuk terjun ke lapangan, dan penelitian ini bersumber pada
beberapa jurnal, dan instrument penelitian berupa tangkapan layar komunikasi sehari-
hari mahasiswa di media social Whatsapp. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yang bersumber dari hasil tangkapan layar para narasumber.
Pengujian keabsahan data dilakukan dengan memperpanjang masa observasi,
pengamatan secara terus menerus, triangulasi, pengecekan kecakupan referensi dan
pengecekan anggota.
Hasil dan Pembahasan
Pengaruh pengaruh penggunaan bahasa gaul oleh Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial Whatsapp.
Generasi milenial pada jaman sekarang ini, tidak bisa lepas dari hal yang
berkaitan dengan media sosial terutama aplikasi WhatsApp. (Prasasti, 2016)
Berdasarkan dari hasil penelitian kami pada Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro maka di dalam penelitian ini ditemukan beberapa pengaruh bahasa gaul
yang sering muncul dalam komunikasi kehidupan sehari-hari terutama di media sosial
WhatsApp sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh kata “bet” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial WhatsApp
Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Komunikasi Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro di Media Sosial WhatsApp
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 25
Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa gaul “bet” adalah mempercepat
percakapan di dalam isi obrolan tersebut. Di sini terlihat jelas ketika mahasiswa ingin
memberitahu temannya dengan menngunakan kata bet agar lebih singkat dalam hal
penulisan. Arti kata “bet” yang dimaksud dalam percakapan pada media sosial
WhatsApp tersebut adalah “banget”.
2. Pengaruh kata “kudet” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial WhatsApp
Fitri Alfarisy, Keyko Hessi Miss’ida, Ressa Meyyana Dewi, Amrina Rosyada.
26 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa gaul “kudet” adalah hal yang
mempermudah dan mempersingkat penggunaan kata “kurang update di dalam
percakapan tersebut. Arti kata “kudet” sendiri dalam percakapan tersebut adalah
“kurang update”. Di sini terlihat jelas ketika mahasiswa ingin bertanya tentang suatu hal
kepada temannya, akan tetapi temannya tidak mengetahui atau kekurangan informasi
dalam hal tersebut.
3. Pengaruh kata “sabi” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial WhatsApp
Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa gaul “sabi” adalah perubahan bentuk
kata dan memberi kesan santai atau non formal di dalam percakapan tersebut. Di sini
terlihat jelas ketika mahasiswa ingin memberi informasi kesanggupannya kepada lawan
bicaranya. Arti kata “sabi” yang dimaksud dalam percakapan pada media sosial
WhatsApp tersebut adalah “bisa”.
4. Pengaruh kata “santuy” atau “sans” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial
WhatsApp
Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Komunikasi Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro di Media Sosial WhatsApp
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 27
Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa gaul “santuy” atau “sans” adalah
penggunaan plesetan kata, merubah akhiran kata dan mempersingkat penggunaan kata
santai menjadi lebih kreatif dan cukup familiar ditelinga anak milenial. Di sini terlihat
jelas ketika mahasiswa ingin memberikan informasi tentang suasana santai yang dialami
kepada temannya. Arti kata “santuy” yang dimaksud dalam percakapan pada media
sosial WhatsApp tersebut adalah “santai atau tenang”.
5. Pengaruh kata “mantul” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial WhatsApp
Fitri Alfarisy, Keyko Hessi Miss’ida, Ressa Meyyana Dewi, Amrina Rosyada.
28 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa gaul “mantul” adalah mempermudah
dan mempersingkat penggunaan kata di dalam pembicaraan tersebut. Arti kata “mantul”
yang dimaksud di dalam percakapan pada media sosial WhatsApp tersebut adalah
“mantap betul”. Di sini terlihat jelas ketika mahasiswa ingin mengatakan mantap betul,
agar lebih singkat dalam hal penulisan maka digunakan kata “mantul” yang telah
dipahami juga artinya oleh lawan bicara.
6. Pengaruh kata “gue” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial WhatsApp
Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Komunikasi Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro di Media Sosial WhatsApp
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 29
Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa gaul “gue” adalah penggunaan kata
ganti dengan menunjuk diri menggunakan identitas daerah yang berbeda dengan daerah
lain, atau dalam konteks tidak formal seperti contoh dalam pembicaraan tersebut. Arti
kata “gue” yang dimaksud di dalam percakapan pada media sosial WhatsApp tersebut
adalah “aku”.
7. Pengaruh kata “Lu” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial WhatsApp
Fitri Alfarisy, Keyko Hessi Miss’ida, Ressa Meyyana Dewi, Amrina Rosyada.
30 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa gaul “Lu” adalah penggunaan kata ganti
dengan menunjuk diri lawan bicara dengan identitas daerah yang berbeda dengan
daerah lain, atau dalam konteks tidak formal seperti contoh dalam percakapan tersebut.
Arti kata “Lu” yang dimaksud di dalam percakapan pada media sosial WhatsApp
tersebut adalah “kamu”.
8. Pengaruh kata “alay” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial WhatsApp
Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Komunikasi Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro di Media Sosial WhatsApp
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 31
Pengaruh yang ditimbulkan dari bahasa gaul “alay” adalah kebingungan akan
pemahaman makna yang berbeda antar lawan bicara, karena kata “alay” memiliki
makna ganda. Arti yang pertama adalah anak layangan, yaitu anak yang suka bermain
layangan dan arti yang kedua adalah anak layangan atau anak lebay. Di sini terlihat
kurang jelas ketika mahasiswa ingin memberikan informasi tentang kata “alay” dalam
pembicaraan tersebut.
9. Pengaruh kata “sokap” terhadap komunikasi mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial WhatsApp
Fitri Alfarisy, Keyko Hessi Miss’ida, Ressa Meyyana Dewi, Amrina Rosyada.
32 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa gaul “sokap” adalah
kebingungan akan pemahaman makna yang berbeda antar lawan bicara, dikarenakan
kata “sokap” memiliki makna ganda. Arti yang pertama adalah sok akrab, yaitu situasi
dimana saat sesorang berlagak kenal, tetapi sebenarnya tidak dan arti yang kedua adalah
perubahan kata dari kata “siapa”. Di sini terlihat bahwa adanya perbedaan paham dari
arti suatu kata dalam penggunaan bahasa gaul.
2. Contoh bahasa gaul yang sering digunakan oleh Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial Whatsapp
Dari beberapa contoh di atas, penulis telah mengkaji istilah atau arti beberapa
kosakata bahasa gaul yang digunakan oleh Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro dalam percakapan sehari-hari di media sosial Whatsapp, sebagai berikut:
No
Kosakata Bahasa Gaul
Istilah/Arti
1.
Bet
Arti kata bet dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah pemukul bola dalam permainan
pingpong, kemudian tanah yg ditumbuhi oleh belukar yg
letaknya dekat tanah yg sedang dikerjakan (di Bali,
Lombok). Namun dalam bahasa gaul sendiri, arti kata
"bet" yang dimaksud disini adalah "banget" yang
dipersingat atau dalam Bahasa Indonesia kita biasa
menggunakan kata "sangat". "Bet" dipakai dalam artian
mengungkapkan berbagai rasa. Contohnya digunakan
pada saat keadaan kaget, kagum, dan lainnya.
2.
Kudet
Kudet merupakan kependekan dari kalimat "kurang
update", kata tersebut biasa digunakan oleh seseorang
yang menyatakan dirinya sendiri tidak mengikuti berita
yang sedang menjadi buah bibir dikalangan masyarakat.
Kata "kudet" juga dapat digunakan untuk meledek orang
lain yang juga tidak mengikuti perkembangan berita
yang ada. Berbeda dengan ragam bahasa lainnya, kata
kudet ini rupanya sudah populer sejak tahun 2000an dan
banyak digunakan oleh anak muda ketika menjuluki
seseorang yang kurang update dengan berita sekitarnya.
Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Komunikasi Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro di Media Sosial WhatsApp
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 33
Meski sulit untuk menemukan asal usul tren kata 'kudet'
ini, ada yang berpendapat bahwa kata 'kudet'
dipopulerkan oleh iklan Mie Sedaap Cup yang dibintangi
oleh Raditya Dika. Dalam iklan tersebut, merek Mie
Sedaap mempopulerkan slogan "Kudet, Kurang Update.
Cupdate!" dengan maksud penonton untuk “update” rasa
varian baru Mie Sedaap.
3.
Sabi
Sabi sendiri merupakan kata kebalikan dari kata bisa
yang memiliki arti dapat atau mampu. Kata sabi ini biasa
digunakan untuk menjawab pertanyaan berupa
menanyakan rencana maupun meminta pendapat pada
orang lain.
4.
Santuy/Sans
Dalam bahasa gaul, istilah santuy berasal dari plesetan
kata santai. Kata ini awalnya merupakan plesetan dari
kata santai dan juga singkatan dari santai "euy" dalam
bahasa tanah Pasundan. Kata santuy memiliki makna
yang lebih dari sekedar santai biasa. Orang yang
menggunakan prinsip ini biasanya tetap selow dan
bahagia, meskipun punya banyak masalah. Dalam ragam
bahasa gaul, kata santuy memiliki makna dan
penggunaan yang sama dengan kata "sans" yang mana
memiliki arti yang sama yaitu "santai"
Kata ini mulai dikenal dan banyak digunakan oleh anak
muda ketika banyak dari mereka yang membuat kutipan
pada media sosial Twitter hingga kata "santuy" ini
menjadi trending nomor 2 pada waktu itu.
5.
Mantul
Mantul merupakan kependekan dari kata “mantap betul”.
Kata ini biasa digunakan untuk memberi pujian kepada
lawan bicara. Penyingkatan kata “mantap betul” ini
dinilai cukup efektif mempermudah komunikasi dalam
percakapan sehari-hari di media social Whatsapp.
Fitri Alfarisy, Keyko Hessi Miss’ida, Ressa Meyyana Dewi, Amrina Rosyada.
34 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
6.
Gue
Gue adalah bahasa yang digunakan oleh kebanyakan
orang Suku Betawi untuk menyebut "Saya/Aku". Kata
ini kebanyakan dipakai oleh anak muda yang ingin
terlihat keren dan gaul dalam menyebut dirinya sendiri
(aku).
7.
Lo/Lu
Sama seperti "Gue" kata lo/lu digunakan digunakan oleh
Suku Betawi dari bertahun-tahun lamanya dan menjadi
kata untuk menyebut "Anda/Kamu". Kata ini sering
diucapkan oleh anak muda,atau remaja dari perkotaan,
ataupun orang yang ingin berbahasa gaul, sehingga
menyebut kamu dengan sebutan lu.
8.
Alay
Kata alay sendiri merupakan singkatan dari kata "Anak
Layangan" atau “Anak Lebay” yang biasa ditunjukkan
kepada seseorang yang memiliki gaya berlebihan,
nyentrik (aneh) ataupun norak. "Alay" juga sering
diucapkan dan diidentikkan dengan hal-hal yang narsis.
9.
Sokap
Sokab merupakan bentuk kata yang lebih singkat dari
kata "sok akrab" pengucapannya sedikit mirip dengan
salah satu bahasa gaul yang juga sering digunakan oleh
anak muda yakni "sokap" yang artinya "siapa".
Keduanya memiliki makna yang jauh berbeda, namun
pengucapannya hampir sama. Biasanya cara anak muda
membedakan ragam bahasa gaul yang pengucapannya
cukup mirip seperti kata "sokap" dan " sokab" adalah
berdasarkan konteks yang sedang mereka bicarakan.
Kata "sokap" dan juga "sokab" merupakan ragam bahasa
gaul yang berasal dari kawasan Jabodetabek .
3. Proses penyebaran bahasa gaul
Proses penyebaran Bahasa gaul tidak serta-merta menyebar, digunakan, dan
diterima oleh masyarakat secara langsung khususnya oleh kalangan muda. Dalam
penyebarannya melalui berbagai tahapan, serta memerlukan media yang digunakan
sebagai penyalur antara individu yang satu dengan yang lainnya. Menjamurnya internet
Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Komunikasi Mahasiswa Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro di Media Sosial WhatsApp
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022 35
dan jejaring sosial juga merupakan salah satu pendorong semakin cepatnya penyebaran
bahasa gaul. Selain itu, lingkungan juga ikut berpengaruh besar dalam proses
penyebaran bahasa gaul. Misalnya dalam suatu kelompok, bahasa gaul sering
disebarkan dari mulut ke mulut atau dari satu individu ke individu lainnya. Penggunan
basaha gaul yang digunakan secara terus-menerus ini akhirnya ikut menyebar ke
kelompok lainnya. Semakin banyaknya sosok atau figur yang dikenal oleh masyarakat
luas melalui media sosial, secara tidak langsung mampu membuat penyebaran bahasa
gaul menjadi lebih cepat. Figur ini menggunakan perannya yang dikenal oleh
masyarakat luas sebagai mediator dari penyebaran bahasa gaul itu sendiri.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan bahasa gaul di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro pada media social
Whatshap sering digunakanan oleh mahasiswa atau remaja saat berkomunikasi dalam
situasi nonformal. Bahasa gaul dianggap fleksibel dan lebih nyaman untuk digunakan
dalam aktivitas sehari-hari. Hal ini berdampak pada perkembangan Bahasa Indonesia,
terutama dalam hak bertutur kata. Bahasa gaul muncul dari kreativitas remaja dalam
mengolah kata baku menjadi kata tidak baku serta cenderung tidak lazim. Terdapat
prokem dalam pembentukan bahasa gaul yaitu dengan proses atau cara afiksasi, susunan
kata yang dibalik seperti kuy dan sabi, serta dengan memberikan sisipan atau imbuhan,
dan colloquial yaitu pengurangan fitur linguistik pada kalimat dengan cara menyingkat
seperti bet, kudet, mantul. Pada era globalisasi ini, bahasa gaul tidak dapat dihindari
lagi. Adanya pengaruh perkembangan teknologi, serta pemakaian Bahasa gaul oleh
sebagian besar remaja secara sering akan menyebabkan akan tergeser keberadaan
Bahasa indonesia.
Fitri Alfarisy, Keyko Hessi Miss’ida, Ressa Meyyana Dewi, Amrina Rosyada.
36 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 1, Januari 2022
Bibliografi
Arif, Tarman A. (2018). Pengaruh Sms Dan Bahasa Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa
Indonesia Mahasiswa Pgsd Universitas Muhammadiyah Makassar. Prosiding
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan & Manajemen Pendidikan, 262282.
Dian Kristina Anggraeni, D. K. A. (2020). Bahasa gaul pada status facebook siswa smk
muhammadiyah kramat dan implikasinya bagi pembelajaran bahasa indonesia.
Universitas pancasakti tegal.
Endarmoko, Eko. (2018). Remah-Remah Bahasa. Bentang Pustaka.
Kebudayaan., Kementerian Pendidikan dan. (2018). Badan Bahasa Petakan 652 Bahasa
Daerah di Indonesia.
Mulawarman, Mulawarman, & Nurfitri, Aldila Dyas. (2017). Perilaku pengguna media
sosial beserta implikasinya ditinjau dari perspektif psikologi sosial terapan. Buletin
Psikologi, 25(1), 3644. DOI: 10.22146/buletinpsikologi.22759
Prasasti, Ratna. (2016). Pengaruh bahasa gaul terhadap penggunaan bahasa Indonesia
mahasiswa Unswagati. LOGIKA Jurnal Ilmiah Lemlit Unswagati Cirebon, 18(3),
114119.
Putri, Ariend Sadrina, & Ramadhanti, Safira. (n.d.). Problematika Masyarakat
Keturunan Arab di Jakarta dalam Belajar Berbahasa Arab (studi kasus
Mahasiswa Sastra Arab UAI).
Putriana, Eka. (2017). Penggunaan bahasa gaul dalam meningkatkan keakraban pada
pergaulan di kalangan Mahasiswa Sosiologi angkatan 2013 FISIP Universitas
Tadulako. Kinesik, 4(1), 144218.
Sandri, Prima Ramadhayani, Trisnadoli, Anggy, & Nugroho, Erwin Setyo. (2019).
Pengembangan Game Edukasi Pengenalan Bahasa Inggris Dasar untuk Anak TK.
SMATIKA JURNAL, 9(02), 5964. Doi 10.32664/smatika.v9i02.384
Sari, Beta Puspa. (2015). Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja
Terhadap Bahasa Indonesia.
Sugiyono, Prof. (2016). Metode Penelitian Manajemen(Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods), Penelitian Tindakan (Action Research,
dan Penelitian Evaluasi). Bandung: Alfabeta Cv.