Persepsi Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah Kanji Selama Masa Pembelajaran Daring
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 3, No. 2, Februari 2022 260
students and teachers so that there is a lack of participation in the learning process, network
constraints become a problem because it hinders the learning process. And learning methods.
Keyword : Kanji; Online; Offline; College student
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 merupakan virus varian baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan
(Mahfut, 2020), Tiongkok pada bulan Desember tahun 2019 lalu. Penyebaran virus ini sangat
cepat hingga menyebar ke seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia (Kusumadewi, Yustiana,
& Nasihah, 2020). Jika mencegah dan memperlambat penyebaran Covid-19 ini (Wartana &
Elmiyanti, 2021). Pemerintah Indonesia menghimbau agar seluruh masyarakat Indonesia
melakukan social distancing dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi dan pendidikan (Fatimah,
2020). Berdasarkan kegiatan pendidikan, pemerintah memberlakukan sistem pembelajaran daring
mulai dari pendidikan tingkat Sekolah Dasar hingga tingkat Perguruan Tinggi (Fatimah, 2020).
Pembelajaran daring yakni, sistem pembelajaran yang berlangsung menggunakan berbagai
platform media online (Lestari, 2021) seperti Zoom, Microsoft Teams, Google Meet, Group
Whatsapp dan sebagainya. Pelaksanaan pembelajaran daring sangat memberikan dampak besar
terhadap hasil belajar mahasiswa (Ita, 2021). Kendala yang terjadi diantara pengajar dan
mahasiswa dalam masa pembelajaran daring adalah dimana pengajar tidak bisa melakukan
interaksi dengan mahasiwa secara langsung yang membuat pembelajaran tidak sepenuhnya
kondusif (Widyastuti, 2021), kemudian mahasiswa harus bisa menyesuaikan keadaan saat ini dan
dituntut untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri (Mariana, 2021), kemudian mahasiswa
pun harus bisa menguasai teknologi informasi yang dapat membantu pendidikan agar lebih
terencana terhadap proses pembelajaran daring (Suryatni, 2021).
Berdasarkan (Firman & Rahayu, 2020) mengatakan bahwa perkuliahan harus
diselenggarakan dengan skenario yang mampu mencegah berhubungan secara fisik antara
mahasiswa dengan dosen maupun mahasiswa dengan mahasiswa. Menurut (Milman, 2015)
Penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan mahasiswa dan dosen melaksanakan proses
pembelajaran walaupun mereka di tempat yang berbeda.
Kanji merupakan huruf Jepang yang memiliki sekitar kurang lebih 1.006 huruf dan di setiap
hurufnya mengandung arti yang berbeda dan digambarkan sesuai dengan maknanya . Kanji
dibentuk dari goresan-goresan yang dihitung. Pada umumnya huruf Kanji memiliki lebih dari satu
cara baca, yaitu cara baca China (Onyomi) dan cara baca Jepang (Kunyomi). Mata kuliah kanji
merupakan mata kuliah yang wajib dikuasai oleh setiap mahasiswa bahasa Jepang untuk
menunjang kemampuan berbahasa.
Jika ingin mempelajari huruf Kanji, kita diharuskan untuk mempunyai kemampuan
menulis,membaca dan mengingat setiap hurufnya. Kanji terdiri dari tiga unsur yaitu bentuk (形),
bunyi (読み), dan makna (意味). Tentu saja perlu juga dipahami pemakaiannya di dalam kalimat.
Kesulitan yang dirasakan dalam mempelajari kanji di antaranya bentuk kanji yang sulit, cara baca
kanji yang banyak, makna kanji yang berbeda meskipun bunyinya sama (Kanou, 2010). Begitu
pula dengan Tokuhiro (2010) yang menjelaskan bahwa pembelajar bahasa Jepang bukan orang
Jepang akan mengalami kesulitan besar dalam memahami kosakata Kanji yang jumlahnya
banyak. Maka dari itu, banyak mahasiswa yang beranggapan bahwa mata kuliah Kanji ini sulit
untuk diikuti dalam masa pembelajaran daring.
Meta-analisis terbaru tentang pembelajaran daring (Bernard, Borokhovski, Schmid,
Tamim, & Abrami, 2014) menemukan bahwa pembelajaran daring lebih efektif dibandingkan
dengan pertemuan tatap muka. Efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Müller, Stahl, Alder, & Müller, 2018)
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target ( kuantitas, kualitas dan
waktu) telah tercapai, atau semakin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya (Watkins, Carnell, & Lodge, 2007).