2131
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi:pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN :2745-5254
Vol. 2, No.12 Desember 2021
ANALISIS PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BUDIDAYA
UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS HASIL PANEN JAGUNG DI PT. AGRO
AKU BISA JEMBER
Achmad Ivan Dwi Putra1, Moh Agung Surianto2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Gresik, Gresik, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di PT. Agro Aku Bisa Jember Jawa Timur. Tujuan penelitian
ini adalah (1) menganalisis penerapan standar operasional prosedur budidaya pada
pertanian jagung di PT. Agro Aku Bisa Jember; (2) efektifitas pelaksanaan Quality
Control hasil panen jagung di PT. Agro Aku Bisa Jember. Metode dasar yang
digunakan adalah Kualitatif deskriptif dengan metode pelaksanaan studi kasus. Data
penelitian ini didapatkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi. . Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan standar operasinal
prosedur budidaya telah dilaksanakan dengan baik pada proses penanaman hingga
panen jagung didasarkan pada prinsip prinsip yaitu : (a) proses perawatan lahan
pra-tanam (b) perawatan berkala terhadap tanaman jagung.
Kata kunci: Manajemen; Standar Operasional Prosedur; Pengendalian Kualitas.
Abstract
This research was conducted at PT. Agro Aku Bisa Jember, East Java. Purpose of
this study were (1) to analyze the application of standard operating procedures on
corn farming at PT. Agro Aku Bisa Jember; (2) the effectiveness of the
implementation of Quality Control of corn farming at PT. Agro Aku Bisa Jember.
The basic method used is descriptive with a case study implementation. This research
data was collected using interview, observation and documentation methods. The
results showed that (1) the application of standard operating procedures had been
carried out well in planting to harvesting based on the following principles; (a) pre-
planting land maintenance; (b) periodic land maintenance.
Keywords: Management; Standard Operating Procedures; Quality Control.
Pendahuluan
Jagung adalah tanaman yang familiar bagi banyak masyarakat di Indonesia dan
merupakan salah satu tanaman beras serta sebagai bahan untuk membuat berbagai
makanan tradisional daerah.
Jagung memiliki peran cukup penting dalam pertumbuhan perekonomian
nasional dengan laju perkembangan industri pangan yang didukung oleh teknologi
budidaya dan varieties unggul yang dibuat. Dari hasil data statistik produktivitas jagung
di Indonesia menunjukan peningkatan produktivitas setiap tahunnya. Akan tetapi hasil
Achmad Ivan Dwi Putra, Moh Agung Surianto
2132 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021
produktivitas jagung di Indonesia masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan
negara negara lain.
Hingga saat ini Indonesia masih mengimpor jagung untuk memenuhi kebutuhan
di dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat impor jagung senilai
$28,5 juta dolar Amerika atau setara Rp401,45 miliar rupiah yang di impor ke Indonesia
pada kurun waktu bulan September 2021. Berdasarkan hasil perhitungan dari Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan, produksi jagung pada 5 tahun terakhir
ini meningkat 12,49 persen per tahunnya. yang berarti, pangan pengganti selain padi.
Sebagian besar penduduk Indonesia, menggunakan jagung sebagai makanan pokok untuk
menggantikan pada tahun 2018 produktivitas jagung mencapai 30 juta ton pipilan kering
(PK). Dalam hal ini juga didukung dari data luas lahan panen per tahun yang rata-rata
juga meningkat sebesar 11,06%, dan produktivitas rata-rata meningkat sebesar 1,42%
(ARAM I, BPS 2018). Sementara itu dari sisi kebutuhan, berdasarkan data yang
diperoleh dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, kebutuhan jagung didalam
negeri tahun ini diperkirakan sebesar 15,5 juta ton pipilan kering (PK), yang mana terdiri
dari kebutuhan pakan ternak sebanyak 7,76 juta ton jagung pipilan kering (PK),
kebutuhan peternak mandiri sebanyak 2,52 juta ton jagung pipilan kering (PK),
kebutuhan untuk benih sebanyak 120 ribu ton jagung pipilan kering (PK), dan kebutuhan
industri pangan sebanyak 4,76 juta ton jagung pipilan kering (PK).
PT. Agro Aku Bisa adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan
khususnya jagung yang berlokasi di Kabupaten Jember Jawa Timur. Perusahaan ini
memiliki sistem usaha dengan cara bermitra dengan petani-petani di sekitar Kabupaten
Jember dengan menawarkan paket berupa bahan-bahan untuk perkebunan jagung
diantaranya bibit, pupuk serta obat-obatan. Serta membuat perjanjian untuk membeli
hasil panen jagung yang dihasilakan para petani, sehingga para petani tidak perlu
kesulitan untuk menjual hasil panen ke pengepul ataupun pasar yang kurang pasti harga
jualnya.
Setiap suatu badan usaha dengan jenis apapun, dipastikan memiliki SOP
(Standard Operating Procedure) yang membantu mereka untuk mengatur kegiatan
operasional. Istilah ini juga tidak asing lagi bagi para pekerja maupun wirausahawan.
Standar operasional prosedur adalah sebuah sistem pengaturan atau prosedur yang
penting didalam sebuah organisasi terstruktur. Tanpa adanya SOP sebuah perusahaan
akan kesulitan dalam melakukan kegiatan operasional usahanya, selain itu perusahaan
akan terlihat tidak professional dalam menjalankan usahanya.
Salah satu strategi sebuah perusahaan untuk memenangkan keunggulan bersaing
adalah dengan terus melakukan peningkatan pada kualitas produknya (Sidartawan,
2014). Dari adanya SOP sebuah perusahaan dapat mematok tingkat kualitas yang
dihasilkan. Kualitas produk yang dimaksud adalah suatu kondisi fisik, sifat, dan fungsi
pada sebuah produk, baik itu pada produk barang atau pada produk layanan jasa yang
ditawarkan, didasarkan pada tingginya tingkat mutu yang sudah disesuaikan dengan
durabilitas, reliabilitas, serta mudahnya penggunaan produk, kesesuaian produk,
Analisis Penerapan Standar Operasional Prosedur Budidaya untuk Pengendalian
Kualitas Hasil Panen Jagung di PT. Agro Aku Bisa Jember
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021 2133
perbaikan produk serta komponen lainnya yang dibuat untuk memenuhi kepuasan
pelanggan dan juga kebutuhan pelanggan.
Kualitas merupakan sebuah tolok ukur dalam menilai sebuah barang, semakin
baik kulitas dari sebuah barang maka memiliki nilai yang lebih baik, untuk memiliki
kualitas yang baik maka dibutuhkan standar yang tinggi dalam pengelolahan yang masuk
di dalam Standar operasional prosedur setiap perusahaan, sehingga sebuah standar
operasional prosedur yang dimiliki perusahaan berpengaruh ke kualitas hasil
produksinya. Jagung pun demikian dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri
dibutuhkan jagung yang memiliki kualitas baik. Produkvitas jagung di dalam negeri
sebenarnya memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah dengan kualitas jagung impor
dari luar negeri.
Dalam mengukur kualitas terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi,
diantaranya Sumber Daya Manusia, Prosedur Kerja, Bahan Baku.
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan diantaranya yang dilakukan oleh
Abi Kristian, Dr. Ir. A. Ayiek Sih Sayekti, MP dan Fahmi W. Kifli,S.Hut,M.Sc (2016)
yang berjudul Penerapan Standar Operasional Prosedur Kegiatan Pemanenan Di CV.
Agro Yakub Kabupaten Kota waringin Timur, Kalimantan Tengah. Menghasilkan bahwa
penerapan SOP yang baik dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan.
Dengan penerapan SOP yang baik dan benar maka akan sedikit masalah yang
ditimbulkan.
(Kiki, Lie, Efendi, & Sisca, 2019) dalam penelitiannya tentang pengendalian
kualitas untuk meningkatkan kualitas produk menemukan bahwa pengendalian kualitas
yang kurang baik sangat berdampak pada produk yang dihasilkan. Dari hasil analisis
diagram tulang ikan (Fishbone), dapat diketahui faktor apa saja yang menyebabkan
ketidaksesuaian diantaranya dari faktor bahan baku, faktor manusia, faktor metode kerja
dan faktor lingkungan.
(Hidayat, 2019) menemukan bahwa dalam pengendalian kualitas dibutuhkan
adanya sebuah penerapan yang dapat membantu sebuah proses produksi agar tidak timbul
adanya hambatan ataupun masalah, begitu juga dengan mesin yang digunakan dalam
proses produksi dibutuhkan perawatan yang baik dan teratur agar proses produksi tetap
terjaga kualitasnya.
Menurut (Barry, 2011), Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang
menciptakan nilai dalam bentuk produk dan layanan dengan mengubah input menjadi
output. Sebagai penjelasan tentang apa itu input atau output, Pendapat (Tampubolon
Manahan & DR, 2004) menyatakan: Input yang diubah menjadi output yang diinginkan
berupa barang atau jasa”.
Menurut (Atmoko, 2012) SOP adalah suatu pedoman atau acuan yang berbasis
teknis, administratif, dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
pada unit kerja yang bersangkutan bagi instansi pemerintah maupun non-pemerintah,
usaha maupun non-usaha,
Achmad Ivan Dwi Putra, Moh Agung Surianto
2134 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021
Tujuan penerapan SOP adalah untuk memastikan bahwa semua aktivitas kerja
dilaksanakan dengan cara yang telah ditentukan, untuk mencapai hasil yang optimal dan
konsisten. Oleh karena itu pembbuatan SOP diharapkan dapat membantu suatu
organisasi atau perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan kegiatan yang efektif
dan efisien.
Menurut (Assauri, 2016) pengendalian mutu adalah kegiatan untuk memastikan
bahwa kebijakan mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir atau dengan kata lain
mutu atau kualitas barang yang dihasilkan didasarkan pada kebijakan manajemen”.
Menurut Deming pada buku (Nasution, 2015) mengungkapkan bahwa kualitas adalah
conformance to requirement, artinya memenuhi persyaratan atau standarisasi. Suatu
produk dikatakan berkualitas apabila sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan
yang meliputi bahan mentah, proses produksi dan produk jadi.
(Wahyuni, Sulistiyowati, & Khamim, 2015), mengatakan bahwa proses yang
berkualitas perlu diintegrasikan ke seluruh departemen produksi perusahaan.
Ketersediaan barang dan jasa yang berkualitas didukung oleh proses yang berkualitas
dari awal hingga akhir”.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan di penelitian ini yaitu kualitatif dengan Teknik
penelitian berupa studi kasus menggunakan observasi dan wawancara. (Moleong, 2012),
Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan deskripsi, gambaran, secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fenomena yang diteliti (Nazir, 2014). Penelitian ini
berfokus pada penerapan standar operasional prosedur budidaya jagung pada PT. Agro
Aku Bisa Jember.
1. Tempat
Tempat penelitian dilakukan di PT. Agro Aku Bisa, yang beralamat di Jl, Kyai
Mojo 1 No. 23, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur
2. Waktu
Waktu Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 2 bulan bersamaan dengan
magang dari Oktober sampai dengan November 2021.
Pada penelitian ini informan penelitian adalah para pegawai PT. Agro Aku Bisa
yaitu sebanyak 15 orang.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari lapangan. Penelitian ini
membutuhkan data yang berhubungan dengan proses perkebunan jagung. Data
primer didapatkan melalui observasi dan wawancara secara langsung kepada
petani dan karyawan di PT. Agro Aku Bisa Jember.
2. Data skunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber yang
sudah ada sebelumnya. Data sekunder dapat diperoleh dari banyak sumber
seperti Biro Pusar Statistik (BPS), laporan, dll.
Analisis Penerapan Standar Operasional Prosedur Budidaya untuk Pengendalian
Kualitas Hasil Panen Jagung di PT. Agro Aku Bisa Jember
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021 2135
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer serta data sekunder.
Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan metode-metode berikut :
1. Wawancara Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan dengan
metode survey yang menggunakan pertanyaan secara langsung kepada subjek
penelitian (Arikunto, 2002). Pada penelitian ini, wawancara langsung
dilakukan dengan Pegawai PT. Agro Aku Bisa Jember.
2. Observasi
Observasi adalah proses pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung ke lapangan atau obyek penelitian.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan
menganalisis tujuan penelitian yang pertama adalah apakah penerapan standar
operasional prosedur budidaya pada pertanian jagung di PT. Agro Aku Bisa Jember sudah
sesuai standar, serta mengetahui efektifitas pelaksanaan Quality Control hasil panen
jagung di PT. Agro Aku Bisa Jember.
Hasil dan Pembahasan
Standar operasional prosedur budidaya yang dimiliki PT. Agro Aku Bisa sudah
direncanakan agar dapat memberikan hasil yang optimal. Sistem kerja perusahaan ini
adalah kemitraan dengan para petani dengan beberapa syarat yang ditentukuan oleh
perusahaan, yaitu luas lahan yang dimiliki minimal 0,5 ha. Lahan bisa berupa sawah
ataupun ladang, jenis lahan yang berbeda dapat memberikan produktivitas yang berbeda
pada saat panen. Pada lahan sawah produktivitas yang ditargetkan adalah 8 ton/ha
sedangkan pada lahan ladang 6 ton/ha. Lahan yang digunakan diharuskan tidak ada
tanaman lain atau tidak menggunakan sistem tanam tumpeng sari, karena bisa
menghambat pertumbuhan tanaman jagung.
Berdasrkan hasil wawancara kepada Direktur Produksi PT Agro Aku Bisa
didapatkan bahwa Standar operasional prosedur budidaya dimulai dari masa pra tanam
yang dilakukan oleh petani, yaitu menyiapkan lahan untuk proses tanam diantaranya
adalah pembersihan dari tanaman - tanaman liar yang dapat mengganggu partum buhan
tanaman jagung atau yang disebut sebagai Land Clearing sehingga lahan siap untuk
ditanami bibit jagung kemudian dilanjutkan dengan Pran Planting Spray atau
penyemprotan pada lahan untuk mencegah pertumbuhan gulma pada saat ditanami
jagung.
Masa tanam dilakukan pada musim hujan apabila lahan tersebut berjenis lahan
ladang, dikarenakan tanaman jagung memerlukan pengairan yang cukup sehingga
membutuhkan curah hujan yang baik agar kebutuhan air bagi tanaman tercukupi dan
berdampak pada pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk lahan sawah yang memiliki
sistem pengairan yang baik masa tanam bisa dilakukan kapan saja asalkan pengairan tetap
berjalan lancar ke lahan.
Achmad Ivan Dwi Putra, Moh Agung Surianto
2136 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021
Fase masa pertumubuhan jagung yang menjadi pengawasan perusahaan untuk
pengendalian kualitas hasil panen ada dalam dua fase yaitu fase vegetatif serta fase
generatif. Pada fase vegetative dilakukan pengecekan untuk mengetahui pertumbuhan
tanaman dan kemerataan tanaman di lahan untuk memaksimalkan lahan. Proses
berikutnya pada fase vegetatif adalah pemupukan tahap pertama yang dilakukan di 10 -
20 hari setelah tanam, hal ini dilakukan untuk tujuan pemberian nutrisi pada tunas
tanaman yang baru tumbuh. Pemupukan ke dua dilaksanakan pada usia tanaman 25 35
hari setelah tanam.
Fase generatif terdiri dari 6 tahapan yang diawasi oleh perusahaan yang pertama
adalah R1 Fase Tangsel pada tanaman dengan usia 40 55 hari setelah tanam, ditandai
dengan munculnya bunga berwarna putih atau biasa disebut tahap pembungaan.
Dilanjutkan R2 Fase Blister pada tanaman usia 58 65 hari setelah tanam, ditandai
dengan muncul biji ditongkol atau tahap pengisian atau pertumbuhan kernel putih,
kemudian R3 Fase pembentukan susu atau Milking pada tanaman usia 67 75 hari setelah
tanam. Fase berikutnya yang menjadi pengawasan perusahaan adalah pada fase R4 Dough
pada tanaman usia 75 83 hari setelah tanam, ditandai dengan pembentukan embrio,
warna mulai muncul kuning di ujung jagung. Dilanjutkan R5 Maturnity pada tanaman
usia 83 115 hari setalah tanam, pada fase ini ditandai dengan ¼ milk line pada biji jagung
yang menandakan 19 hari menuju fase panen sampai ¾ milk line pada biji jagung yang
menandakan 5-7 hari menuju fase panen.
Fase panen atau masak fisiologis ditandai dengan menculnya black layer dimana
munculnya warna hitam di pangkal biji jagung yang menandakan kematangan embrio
sehingga losses randemen 0% dan kadar air tetap di 30%.
Jagung yang memiliki kualitas baik untuk jagung comersial adalah jagung yang
memiliki kadar air 28% - 30%, tongkol sehat, tidak terserang hama penyakit, serta biji
tidak bekejambah.
Kesimpulan
Dari penelitian yang sudah dilakukan maka dapat ditarik beberapa hasil
kesimpulan, yaitu:
1. Standar operasional prosedur budidaya yang dimiliki PT. Agro Aku Bisa sudah
diterapkan dalam proses budidaya jagung yang dilakukan oleh para petani mitra
kerjanya yang berdampak baik pada hasil kualitas jagung yang dihasilkan dan jumlah
tonase hasil panen yang dihasilkan.
2. Fase masa pertumubuhan jagung yang menjadi pengawasan perusahaan untuk
pengendalian kualitas hasil panen ada dalam dua fase yaitu pada fase vegetatif dan fase
generatif. Sehingga pertumbuhan tanaman tetap terpantau apabila ada masalah bisa
langsung diatasi.
3. Jagung yang memiliki kualitas baik dapat dilihat dari kondisi hasil panen yang
dihasilkan, jagung bisa dinyatakan masak fisiologis ditandai dengan munculnya black
layer atau munculnya warna hitam pada pangkal biji jagung yang berarti losses
Analisis Penerapan Standar Operasional Prosedur Budidaya untuk Pengendalian
Kualitas Hasil Panen Jagung di PT. Agro Aku Bisa Jember
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021 2137
rendemen 0% dan kadar air 28% - 30%, tongkol jagung sehat, tidak terserang hama
penyakit serta biji tidak berkejambah.
Achmad Ivan Dwi Putra, Moh Agung Surianto
2138 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021
Bibliografi
Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi penelitian suatu pendekatan proposal. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Assauri, Sofjan. (2016). Manajemen operasi produksi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Atmoko, Tjipto. (2012). Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Skripsi Unpad. Jakarta.
Barry, Jay Heizer Dan Render. (2011). Manajemen Operasi Buku I Edisis 9. Jakarta:
Salemba Empat.
Hidayat, Jumriani1 Moh Aris Pasigai2 M. (2019). Analisis implementasi quality control
pada produksi gula pt. Perkebunan nusantara xiv (persero) pabrik gula takalar
kabupate takalar. Jurnal Profitability Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, 3(1).
Kiki, Erina, Lie, Darwin, Efendi, Efendi, & Sisca, Sisca. (2019). Analisis pengendalian
kualitas (qualitycontrol) untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan pada
cv bina tehnik pematangsiantar. Sultanist: Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 7(1),
2433.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. Pariwisata
Pedesaan Sebagai Alternatif Pembangunan Berkelanjutan (Laporan Penelitian
Hibah Bersaing Perguruan Tinggi) Yogyakarta.
Nasution, N. (2015). Dasar-Dasar Manajemen Produksi. BPFE Yogyakarta.
Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian, Cet. 10. Bogor Penerbit Ghalia Indones.
Sidartawan, Robertus. (2014). Analisa pengendalian proses produksi snack menggunakan
metode statistical process control (SPC). ROTOR: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 7(2),
2125.
Tampubolon Manahan, P., & DR, M. M. (2004). Manajemen Operasional. Edisi Pertama,
Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta.
Wahyuni, H. C., Sulistiyowati, W., & Khamim, M. (2015). Pengendalian kualitas:
aplikasi pada industri jasa dan manufaktur dengan Lean. Six Sigma Dan
Servqual/Hana Catur Wahyuni, Wiwik Sulistiyowati, Muhammad Khamin.