Achmad Ivan Dwi Putra, Moh Agung Surianto
2132 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021
produktivitas jagung di Indonesia masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan
negara negara lain.
Hingga saat ini Indonesia masih mengimpor jagung untuk memenuhi kebutuhan
di dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat impor jagung senilai
$28,5 juta dolar Amerika atau setara Rp401,45 miliar rupiah yang di impor ke Indonesia
pada kurun waktu bulan September 2021. Berdasarkan hasil perhitungan dari Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan, produksi jagung pada 5 tahun terakhir
ini meningkat 12,49 persen per tahunnya. yang berarti, pangan pengganti selain padi.
Sebagian besar penduduk Indonesia, menggunakan jagung sebagai makanan pokok untuk
menggantikan pada tahun 2018 produktivitas jagung mencapai 30 juta ton pipilan kering
(PK). Dalam hal ini juga didukung dari data luas lahan panen per tahun yang rata-rata
juga meningkat sebesar 11,06%, dan produktivitas rata-rata meningkat sebesar 1,42%
(ARAM I, BPS 2018). Sementara itu dari sisi kebutuhan, berdasarkan data yang
diperoleh dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, kebutuhan jagung didalam
negeri tahun ini diperkirakan sebesar 15,5 juta ton pipilan kering (PK), yang mana terdiri
dari kebutuhan pakan ternak sebanyak 7,76 juta ton jagung pipilan kering (PK),
kebutuhan peternak mandiri sebanyak 2,52 juta ton jagung pipilan kering (PK),
kebutuhan untuk benih sebanyak 120 ribu ton jagung pipilan kering (PK), dan kebutuhan
industri pangan sebanyak 4,76 juta ton jagung pipilan kering (PK).
PT. Agro Aku Bisa adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan
khususnya jagung yang berlokasi di Kabupaten Jember Jawa Timur. Perusahaan ini
memiliki sistem usaha dengan cara bermitra dengan petani-petani di sekitar Kabupaten
Jember dengan menawarkan paket berupa bahan-bahan untuk perkebunan jagung
diantaranya bibit, pupuk serta obat-obatan. Serta membuat perjanjian untuk membeli
hasil panen jagung yang dihasilakan para petani, sehingga para petani tidak perlu
kesulitan untuk menjual hasil panen ke pengepul ataupun pasar yang kurang pasti harga
jualnya.
Setiap suatu badan usaha dengan jenis apapun, dipastikan memiliki SOP
(Standard Operating Procedure) yang membantu mereka untuk mengatur kegiatan
operasional. Istilah ini juga tidak asing lagi bagi para pekerja maupun wirausahawan.
Standar operasional prosedur adalah sebuah sistem pengaturan atau prosedur yang
penting didalam sebuah organisasi terstruktur. Tanpa adanya SOP sebuah perusahaan
akan kesulitan dalam melakukan kegiatan operasional usahanya, selain itu perusahaan
akan terlihat tidak professional dalam menjalankan usahanya.
Salah satu strategi sebuah perusahaan untuk memenangkan keunggulan bersaing
adalah dengan terus melakukan peningkatan pada kualitas produknya (Sidartawan,
2014). Dari adanya SOP sebuah perusahaan dapat mematok tingkat kualitas yang
dihasilkan. Kualitas produk yang dimaksud adalah suatu kondisi fisik, sifat, dan fungsi
pada sebuah produk, baik itu pada produk barang atau pada produk layanan jasa yang
ditawarkan, didasarkan pada tingginya tingkat mutu yang sudah disesuaikan dengan
durabilitas, reliabilitas, serta mudahnya penggunaan produk, kesesuaian produk,