2184
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi:pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN :2745-5254
Vol. 2, No.12 Desember 2021
PENGEMBANGAN MODEL KRITERIA BAURAN PEMASARAN ONLINE
PADA TAHAP CREATIVITY & DIRECTION MENGGUNAKAN FUZZY AHP
(STUDI KASUS: INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA)
Hasrini Sari1, Made Andriani2, Irfan Rusydi Triyanto3
Jurusan Teknik Manajemen Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Bandung
Email: [email protected]1, [email protected]2 irfan.rusydi.t@gmail.com,3
Abstrak
Internet berkembang dengan pesat di Indonesia. Perkembangan internet membantu
berbagai sektor untuk tumbuh, salah satunya UMKM sebagai salah satu tulang
punggung perekonomian Indonesia. Pemanfaatan internet pada UMKM mendorong
pemanfaatan pemasaran online. Pemasaran online memberi keuntungan dan
kemudahan yang tidak ada pada pemasaran offline. Penggunaan pemasaran online
perlu disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan agar pemasaran
online yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di Indonesia,
pemanfaatan internet pada UMKM cukup rendah disebabkan oleh pengetahuan
pelaku usaha yang belum mampu menggunakan internet dalam pertumbuhan
UMKM. Pemasaran juga menjadi masalah bagi UMKM dimana 74% UMKM
mengalami kesulitan pada akses pemasaran. Masalah tersebut akan menghambat
pertumbuhan UMKM. Penelitian ini bertujuan merancang model bauran pemasaran
online yang ditujukan pada UMKM dan juga membuat prioritas bauran pemasaran
kedalam dua tahap pertumbuhan organisasi, yaitu tahap creativity dan tahap
direction. Penelitian dilakukan terhadap 6 partisipan UMKM yang berada pada tahap
creativity dan tahap direction melalui wawancara terstruktur untuk mengetahui
kriteria bauran pemasaran online dan dilanjutkan dengan penggunaan metode fuzzy
AHP dalam menentukan peringkat kriteria. Kesimpulan dari penelitian adalah
ditemukan 40 kriteria penting bauran pemasaran online yang terdiri dari 10 kriteria
pada dimensi produk, 8 kriteria pada dimensi harga, 10 kriteria pada dimensi tempat
dan 12 kriteria pada dimensi promosi. Perbedaan posisi kriteria bauran pemasaran
terdapat pada tahap pertumbuhan creativity dan tahap direction.
Kata kunci: Bauran pemasaran online, creativity, direction, fuzzy AHP, UMKM
Abstract
Internet is growing rapidly in Indonesia. The development of the internet helps
various sectors to grow, one of which is MSMEs as one of the backbones of the
Indonesian economy. The use of the internet in MSMEs encourages the use
ofmarketing online. Marketing Online provides advantages and conveniences that
are not present inmarketing offline. The use ofmarketing online needs to be adjusted
to the capabilities and needs of the company so thatmarketing online can run
effectively and efficiently. In Indonesia, the use of the internet in MSMEs is quite low
due to the knowledge of business actors who have not been able to use the internet
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2185
in the growth of MSMEs. Marketing is also a problem for MSMEs where 74% of
MSMEs have difficulty accessing marketing. This problem will hamper the growth of
MSMEs. This study aims to design anmarketing mix model online aimed at MSMEs
and also to prioritize the marketing mix into two stages of organizational growth,
namely the creativity stage and thestage direction. The study was conducted on 6
MSME participants who were in thestage creativity and thestage direction through
structured interviews to determine the criteria for themarketing mix online and
continued with the use of themethod fuzzy AHPin determining the ranking criteria.
The conclusion of the research is that 40 important criteria for themarketing mix
were found online , consisting of 10 criteria on the product dimension, 8 criteria on
the price dimension, 10 criteria on the place dimension and 12 criteria on the
promotion dimension. The difference in the position of the marketing mix criteria is
in thegrowth creativity stage and thestage direction.
Keywords: Online marketing mix, creativity, direction, fuzzy AHP, UMKM
Pendahuluan
Kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi mendorong adanya perkembangan
internet. Perkembangan internet memudahkan pelaku bisnis dalam memperoleh
informasi untuk menjalankan aktivitas bisnisnya (Widyastuti, 2020). Pertumbuhan
pengguna internet di Indonesia mendorong potensi pengguna internet dapat dimanfaatkan
oleh beberapa pihak, salah satunya oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Jumlah
UMKM di Indonesia adalah 97% dari keseluruhan Badan Usaha yang terdapat di
Indonesia. Di Indonesia, Undang-Undang yang mengatur tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Undang-
Undang tersebut mendefinisikan UMKM sebagai usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan sesuai dengan kriteria yang diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang
dan melakukan kegiatan ekonomi atau berdomisili di Indonesia (Indonesia, 2008).
UMKM dibagi menjadi 3 jenis usaha, yaitu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha
menengah.
UMKM terdiri dari beberapa sektor, salah satunya industri kreatif. Industri kreatif
merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan & bakat
individu untuk menciptakan lapangan pekerjaan (Kemendag, 2008). Menurut Restog K.
Kusuma, Direktur Akses Perbankan Bekraf, dari 18 subsektor industri kreatif, kontribusi
terbesar didominasi oleh 3 sektor, diantaranya fashion, kuliner, & kerajinan (Bisnis.com).
Pertumbuhan UMKM bukan berarti tanpa masalah. Menurutnya ketiga sektor tersebut
belum memanfaatkan pemasaran secara optimal. Dikutip dari berita Gatra pada tahun
2018, Hemas menjelaskan jumlah UMKM yang bertambah diiringi dengan 74%
diantaranya mengalami kesulitan pada pemasaran (Gatra, 2018). Permasalahan yang
dialami oleh UMKM membuat peneliti melakukan penelitian terkait pemasaran. Tema
yang sering dibahas adalah bauran pemasaran.
Definisi pemasaran menurut American Marketing Association dalam (Kotler &
Keller, 2016) adalah suatu kegiatan dan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan,
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2186 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
menyampaikan, dan memberikan penawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra,
dan masyarakat luas. Bauran Pemasaran adalah kumpulan dari perangkat pemasaran
(produk, harga, tempat, promosi) yang dipadukan oleh perusahaan agar mendapat respon
dari pasar yang dituju (Kotler, 2012). Pemasaran UMKM mungkin dapat didukung
dengan penggunaan internet. Penggunaan internet pada UMKM dapat mengurangi biaya
pengeluaran (Nezamabad, 2011). Internet Marketing juga merupakan aplikasi dari
internet dan teknologi-teknologi digital terkait untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran,
teknologi-teknologi itu seperti media internet, kabel kabel, satelit, perangkat keras,
perangkat lunak yang diperlukan untuk keperluan Internet Marketing tersebut (Chaffey,
Ellis-Chadwick, Mayer, & Johnston, 2009). Social Media Marketing merupakan salah
satu bentuk dari Internet Marketing adalah dengan menggunakan. Media sosial
didefinisikan sebagai aplikasi online atau media yang digunakan untuk melakukan
interaksi, kerjasama atau penyebaran konten diantara penggunanya (Richter & Koch,
2007). Penggunaan media sosial pada sektor industri kreatif telah dimanfaatkan dengan
cukup baik, dimana 53% pelakunya memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi
(Nuriyanti, 2019). Potensi penggunaan media sosial sebagai sarana promosi produk
didukung oleh 150 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia pada tahun 2018
(Hootsuite). Penggunaan media sosial di Indonesia memiliki potensi yang besar, namun
belum dapat dimanfaatkan secara utuh oleh pemasar. Berdasarkan pengamatan pada
tahun 2017, 55% pemasar belum mampu meningkatkan potensi dari pemasaran online
(Marketeers, 2017). Permasalahan lain yang dihadapi pada Bauran Pemasaran sebuah
UMKM yaitu budget, staf, dan metode komunikasi yang berbeda dibandingkan oleh
perusahaan besar (Schenck, 2012). Menurut (Gilmore, Carson, & Grant, 2001) perbedaan
pemasaran dari UMKM & perusahaan besar tidak hanya berdasarkan terbatasnya sumber
daya yang dimiliki UMKM, namun perbedaan dari cara berpikir dan tindakan yang
dilakukan oleh pemilik usaha. Perlu adanya pendekatan alternatif dalam menggunakan
bauran pemasaran yang dijalankan oleh UMKM (Gilmore et al., 2001). Berdasarkan
pertimbangan tersebut, dibutuhkan penelitian terhadap bauran pemasaran yang
mempertimbangkan aspek pertumbuhan organisasi.
Peneliti tahap pertumbuhan organisasi yang cukup dikenal adalah (Greiner, 1972).
Tahap pertumbuhan organisasi yang dikeluarkan oleh (Greiner, 1972) diadaptasi oleh
proses pertumbuhan makhluk hidup. Namun tahap pertumbuhan dari penelitian (Greiner,
1972) tidak secara khusus terkait UMKM. Penelitian (Albuquerque, Escrivão Filho,
Nagano, & Junior, 2016) menjelaskan 2 tahap awal pertumbuhan organisasi optimal
digunakan pada penelitian pertumbuhan organisasi pada UMKM, disebabkan banyak
UMKM pada tahap tersebut mengalami kebangkrutan. Kedua tahap pertumbuhan
organisasi pada penelitian Larry Greiner adalah tahap creativity & Direction
(Albuquerque et al., 2016). Penelitian difokuskan pada kedua tahap pertumbuhan
organisasi tersebut
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2187
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2017) “Metode
penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode
etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Metode pengambilan data dimulai dari wawancara, dimana partisipan di
wawancara terkait bauran pemasaran 4P (price, place, promotion, product) dan
menjelaskan usaha untuk mengetahui tingkat dari organisasinya. Teknik pemilihan
sampel menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).
Penggunaan teknik tersebut didasari oleh pemahaman partisipan terhadap bidang yang
ditekuninya, yaitu partisipan merupakan orang yang memahami tentang bidang usaha
yang ditekuninya. Partisipan yang ikut pada penelitian ini merupakan pemilik usaha di
daerah kota Bandung dan sekitarnya. Jumlah partisipan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Partisipan Penelitian
No
Nama
Partisipan
Nama Usaha
/ Jenis Bisnis
Tahun
berdiri
Sektor
Industri
Tanggal
dan Waktu
Wawancara
Tempat
Wawancara
1
Pak Tata
Santa
(pemilik)
& Kang
Ugi
(karyawan)
Kicimpring
Cidadap /
Kicimpring
2018
Makanan
19
November
2019 16.00
Rumah
2
Bu Indah
(pemilik)
Qaireenmoez/
baju
Wastra
2014
Fashion
20
november
2019
- 15.00
Rumah
3
Bu Yemi
Sudibyo
(pemilik)
YME Gallery
& Yemi
Sudibjo/ baju
muslim
2011
Fashion
5 Desember
2019
- 14.00
Rumah
4
Bu Aneu
(pemilik)
Sharena
Handicraft /
handicraft
2016
Kerajinan
01 Februari
2020 14.00
Toko
5
Bu Titah
(pemilik)
Mama masak
/ sambal
2019
Makanan
03 Februari
2020 14.00
Cafe
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2188 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
No
Nama
Partisipan
Nama Usaha
/ Jenis Bisnis
Tahun
berdiri
Sektor
Industri
Tanggal
dan Waktu
Wawancara
Tempat
Wawancara
6
Bu Yayah
(pemilik)
Ranemo
(Rajutan
Nenek
Moyang) /
handicraft
2016
Kerajinan
07 Februari
2020 16.30
Toko
Penelitian kualitatif dengan melakukan reduksi data. Setelah melalui proses
reduksi data, dilanjutkan dengan triangulasi. Triangulasi digunakan sebagai teknik untuk
mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2012). Teknik
analisis kualitatif yang dilakukan pada penlitian ini menggunakan first cycling codes dan
second cycling codes. Metode ini ditemukan oleh (Miles, Huberman, & Saldana, 2014)
pada bukunya yang berjudul “Qualitative Data Analysis: A Method Sourcebook”.
First cycling codes berperan melakukan proses dari sebuah coding yang terdiri
dari kata hingga paragraf. Terdapat tiga metode yang berfungsi sebagai fondasi utama
untuk pengodean (Miles et al., 2014) antara lain descriptive coding, in vivo coding dan
process coding. Penelitian ini menggunakan in vivo coding. In vivo coding menggunakan
kata-kata atau frasa singkat dari bahasa partisipan sendiri dalam catatan data. In vivo
coding sesuai untuk hampir semua studi kualitatif terutama bagi peneliti kualitatif
bagaimana memberi kode pada data yang sifatnya memprioritaskan dan
mempertimbangkan pendapat partisipan. Second cycle coding atau pattern codes menurut
(Miles et al., 2014) merupakan pengelompokan hasil kesimpulan yang dilakukan akan
dikelompokkan dalam bentuk tema, kategori maupun theoretical construct.
Metode penelitian kuantitatif menggunakan Fuzzy AHP. Fuzzy AHP merupakan
Fuzzy AHP merupakan gabungan metode AHP dengan pendekatan konsep Fuzzy
(Raharjo dkk 2002). Fuzzy AHP menutupi kelemahan yang ada pada AHP, yaitu
permasalahan terhadap kriteria yang memiliki sifat subjektif lebih banyak. Fuzzy AHP
pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prioritas dari variabel Bauran Pemasaran
4P (price, place, promotion, product). Fuzzy AHP menggunakan TFN (Triangle Fuzzy
Number) yang dikembangkan oleh (Chang, 1996). Penomoran menggunakan TFN dapat
dilihat di tabel 5.
Tabel 5. Skala AHP menjadi TFN (Zeydan et al, 2011)
TFN
Invers
(1,1,1)
(1,1,1)
(1,2,3)
(1/3,1/2,1)
(2,3,4)
(1/4,1/3,1/2)
(3,4,5)
(1/5,1/4,1/3)
(4,5,6)
(1/6,1/5,1/4)
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2189
TFN
Invers
(5,6,7)
(1/7,1/6,1/5)
(6,7,8)
(1/8,1/7,1/6)
(7,8,9)
(1/9,1/8,1/7)
(9,9,9)
(1/9,1/9,1/9)
Pada dasarnya, Fuzzy AHP menggunakan struktur hirarki seperti pada AHP.
Sebagai contoh, bauran pemasaran 4P menggunakan struktutur hirarki seperti pada
Gambar 1.
Gambar 1. Hirarki Bauran Pemasaran
Hasil dan Pembahasan
Hasil dari penelitian yang dilakukan dari metode kualitatif ada 2 yaitu, hasil
rangkuman dari bauran pemasaran dan rangkuman tingkat organisasinya. Hasil
didapatkan dari proses wawancara hingga teknik analisis kualitatif second cycling codes.
Rangkuman penelitian dari tingkat organisasinya pada Tabel 6.
Tabel 6. Rangkuman Tahap Pertumbuhan Organisasi
No
Tahap Pertumbuhan
Organisasi
Kicimpring
Cidadap
Qaireenmoez
YME Gallery
& Yemi
Sudibyo
1
Creativity
Age of Organization
2018
2014
2011
Management Focus
Buat & jual
Buat & jual
Buat & jual
Top Management Style
Individu
Individu
Individu
Product-Market
Kicimpring -
Jual ke
instansi
Kain jual ke
komunitas
Gamis jual
ke
komunitas
Major Investment
Peralatan
Peralatan
Peralatan
Major Source of
Finance
Biaya Sendiri
Biaya Sendiri
Biaya Sendiri
2
Direction
Age of Organization
2019
2017
2014
Management Focus
Menambah
pemasaran
Penambahan
karyawan
Penambahan
karyawan
Top Management Style
Directive
Individu
Directive
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2190 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
No
Tahap Pertumbuhan
Organisasi
Kicimpring
Cidadap
Qaireenmoez
YME Gallery
& Yemi
Sudibyo
Product-Market
Kicimpring -
Jual online &
jual offline
Perluasan
segmentasi
Gamis
Major Investment
Rumah
produksi &
perlengkapan
Peralatan
Toko &
perlengkapan
Major Source of
Finance
Biaya sendiri
& pihak
ketiga
Dana dari
binaan
Dana
penjualan &
pihak ketiga
Berdasarkan hasil pada Tabel 6, Tahap creativity UMKM diatas memiliki
kesamaan terhadap kriteria Management focus dimana fokus dari masing-masing pemilik
usaha pada proses produksi dan penjualan produk. Sedangkan top management style dari
masing-masing usaha masih diisi oleh individu, yaitu bisnis masih dijalankan sendiri-
sendiri. Pada product-market, market yang dituju secara terbatas kepada kelompok orang
di komunitas maupun instansi. Untuk major investment dari setiap UMKM masih sama,
yaitu ditujukan pada peralatan yang digunakan untuk produksi. Dan terakhir, major
source of finance setiap UMKM masih menggunakan dana pribadi dalam menjalankan
usahanya.
Sedangkan pada tahap direction, fokus dari manajemen untuk usaha kicimpring
cidadap yaitu menambah pemasaran, sedangkan untuk Qaireenmoez & YME Gallery
melakukan penambahan karyawan. Kemudian, untuk top-management style, kicimpring
cidadap & YME Gallery merupakan Directive, yaitu pemilik usaha memiliki pegawai dan
memberi arahan kepada pegawainya dalam melakukan pekerjaan, sedangkan
Qaireenmoez masih individu. Perubahan juga terjadi pada major investment, yaitu
kicimpring cidadap menggunakan dana investasi untuk membuat rumah produksi &
perlengkapan, YME Gallery juga menggunakan dana untuk membuka toko &
perlengkapan, sedangkan Qaireenmoez menggunakan dana untuk peralatan. Dan terakhir,
untuk sumber dana setiap UMKM menggunakan sumber yang bervariasi, mulai
penggunaan dana binaan & pihak keiga. Tabel 7 menunjukkan rangkuman dari bauran
pemasaran berdasarkan tahap organisasinya pada partisipan 1.
Tabel 7. Rangkuman Bauran Pemasaran (Partisipan 1)
No
Kriteria
Sub-kriteria
Creativity
Direction
1
Produk
Variasi
Produk
Variasi Produk
1 varian rasa
(original)
4 varian rasa
(original, cokelat,
barbeque dan buah
naga)
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2191
No
Kriteria
Sub-kriteria
Creativity
Direction
Atribut
Produk
Kualitas
Produk
Fokus pada bahan
baku berkualitas
Fokus pada bahan
baku berkualitas
Pelayanan
Pelayanan online
(facebook &
whatsapp), buka
tidak setiap hari,
stok produk sedikit
Pelayanan online &
offline, buka setiap
hari, stok tercukupi
Label
Label merk &
nomor pirt (produk
industri rumah
tangga)
Label merk &
nomor pirt (produk
industri rumah
tangga)
Pengemasan
Pengemasan
plastik bening
dengan stiker
Standing pouch
dengan bahan dari
full foil
Merek
Kicimpring
Cidadap, mewakili
nama daerah dan
pembeda dengan
produk lain
Kicimpring
Cidadap, mewakili
nama daerah dan
pembeda dengan
produk lain
Inovasi
Produk
Pengembangan
Produk
-
Varian rasa buah
naga, terdapat
campuran buah naga
Katalog
Produk
Foto Produk
Menggunakan foto
produk
Menggunakan foto
produk
Deskripsi
Produk
-
Berat kotor, nama
produk, variasi
(rasa), stok, PIRT,
alamat IG
Legalitas
Merek
Legalitas
Merek
-
Gunakan legalitas
merek
2
Harga
Metode
Penetapan
Harga
Cost Based
Pricing
Menggunakan cost
based
Pricing
Menggunakan cost
based
pricing
Value Based
Pricing
-
-
Competition
based pricing
-
-
Harga
Psikologis
-
-
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2192 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
No
Kriteria
Sub-kriteria
Creativity
Direction
Diskriminasi
Harga
Untuk reseller,
pembelian
Minimal satu lusin
Untuk reseller,
pembelian minimal
satu lusin. Gratis
ongkir di Bandung
Promosi
Penjualan
Diskon
-
Beli 5 kicimpring,
diskon 2 ribu per
bungkus
Metode
Pembayaran
Cash
Menggunakan cash
Menggunakan cash
Transfer Bank
Menggunakan
transfer bank
Menggunakan
transfer bank
3
Tempat
Platform
Media Sosial
Facebook &
whatsapp
Facebook, whatsapp
& Instagram
Lokasi
Di rumah
Di rumah
Marketplace
-
-
Delivery
Period
Same-Day
Delivery
-
Pemesanan
dilakukan sebelum
jam 4 sore
Next-Day
Delivery
-
Pemesanan
dilakukan setelah
jam 4 sore
Saluran
Distribusi
Distribusi
Langsung
Langsung ke
pembeli
Langsung ke
pembeli
Distribusi
Tidak
Langsung
Melalui reseller
Melalui reseller
Jasa
Pengiriman
Pos Indonesia
-
Menggunakan jasa
ini
JNE
-
-
Gosend
-
Menggunakan jasa
ini
4
Promosi
Pemasaran
Media
Sosial
Facebook
Gunakan facebook
Gunakan facebook
Whatsapp
Gunakan whatsapp
Gunakan whatsapp
Instagram
-
Gunakan Instagram
Blackberry
Messenger
-
-
Strategi
Promosi
Pameran
-
Di Sangkuriang,
Papandayan &
UMKM awards
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2193
No
Kriteria
Sub-kriteria
Creativity
Direction
Content
Marketing
-
-
Video
Marketing
-
-
Personal
Selling
Menggunakan
personal selling
Menggunakan
personal selling
Influencer
Marketing
Celebrity
Endorser
-
Belum lama ini di
ardan radio
Typical-
Person
Endorser
-
-
Rencana
Promosi
Jadwal
Promosi
-
-
Biaya Promosi
-
Sekitar 15% dari
pengeluaran
Pada penelitian ini, setiap kriteria Bauran Pemasaran menggunakan skala ukur
yang bertujuan mengetahui posisi sebuah UMKM. Penelitian dilakukan pada 6 partisipan,
3 partisipan berada tahap creativity dan tahap direction dan 3 partisipan hanya berada
tahap creativity. Kesimpulan yang didapat, UMKM pada tahap direction memiliki skor
lebih tinggi disebabkan UMKM pada tahap tersebut telah menggunakan pemasaran yang
terdapat kriteria Bauran Pemasaran tersebut. Hasil metode kualitatif dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Hasil metode Kualitatif
No
Partisipan
Tahap
pertumbuhan
organisasi
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Total
1
Kicimpring
cidadap
(Partisipan
1)
Creativity
7
4
4
3
18
Direction
12
5
8
7
30
2
Qaireenmoez
(Partisipan
2)
Creativity
8
5
4
5
22
Direction
11
7
8
7
32
3
YME
Gallery
(Partisipan
3)
Creativity
8
5
3
4
20
Direction
11
7
5
6
27
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2194 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
4
Sharena
handicraft
(Partisipan
4)
Creativity
10
5
6
4
23
5
Mama masak
(Partisipan
5)
Creativity
8
5
8
5
25
6
Ranemo
(Partisipan
6)
Creativity
9
6
6
5
24
Hasil Metode kuantitatif pada penelitian ini menggunakan Fuzzy AHP. Struktur
hirarki disusun berdasarkan hasil dari rangkuman bauran pemasaran penelitian kualitatif.
Pada perhitungan Fuzzy AHP, hanya bauran pemasaran yang diteliti. Hirarki dimensi
Bauran Pemasaran dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 2. Hirarki Dimensi Produk
Gambar 3. Hirarki Dimensi Harga
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2195
Gambar 4. Hirarki Dimensi Tempat
Gambar 5. Hirarki Dimensi Promosi
Dari hasil Gambar diatas, yang selanjutnya dilakukan yaitu melakukan peringkat
terhadap bauran pemasaran. Tabel 9 menunjukkan peringkat kriteria bauran pemasaran
pada tahap creativity.
Tabel 9. Peringkat Kriteria Bauran Pemasaran Tahap Creativity
Peringkat
Kriteria
Dimensi
Bobot
(%)
Bobot
Kumulatif (%)
1.
Variasi Produk
Produk
15,60%
15,60%
2.
Inovasi Produk
Produk
8,80%
24,40%
3.
Foto Produk
Produk
5,50%
29,90%
4.
Legalitas Merek
Produk
5,30%
35,20%
5.
Promosi Penjualan
Harga
5,20%
40,40%
6.
Cash
Harga
3,96%
44,35%
7.
Kualitas Produk
Produk
3,40%
47,75%
8.
Deskripsi Produk
Produk
3,20%
50,95%
9.
Whatsapp
Promosi
2,86%
53,81%
10.
Value Based Pricing
Harga
2,79%
56,60%
11.
Cost Based Pricing
Harga
2,68%
59,28%
12.
Transfer Bank
Harga
2,30%
61,58%
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2196 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
Peringkat
Kriteria
Dimensi
Bobot
(%)
Bobot
Kumulatif (%)
13.
Pelayanan
Produk
2,20%
63,78%
14.
Pameran
Promosi
2,18%
65,96%
15.
Jadwal Promosi
Promosi
2,03%
67,99%
16.
Next-Day Delivery
Tempat
2,01%
70,01%
17.
Diskriminasi Harga
Harga
1,89%
71,89%
18.
Competition Based
Pricing
Harga
1,80%
73,69%
19.
Lokasi
Tempat
1,70%
75,39%
20.
Media Sosial
Tempat
1,66%
77,05%
21.
Same-Day Delivery
Tempat
1,66%
78,71%
22.
Pengemasan
Produk
1,60%
80,31%
23.
Personal Selling
Promosi
1,56%
81,87%
24.
Celebrity Endorser
Promosi
1,51%
83,38%
25.
Harga Psikologis
Harga
1,42%
84,80%
26.
Distribusi Langsung
Tempat
1,42%
86,22%
27.
Marketplace
Tempat
1,40%
87,62%
28.
Typical Person
Endorser
Promosi
1,35%
88,97%
29.
Label
Produk
1,30%
90,27%
30.
Instagram
Promosi
1,24%
91,50%
31.
Merek
Produk
1,20%
92,70%
32.
Content Marketing
Promosi
1,16%
93,86%
33.
Facebook
Promosi
1,11%
94,97%
34.
Biaya Promosi
Promosi
1,06%
96,03%
35.
Video Marketing
Tempat
0,97%
97,00%
36.
Gosend
Tempat
0,87%
97,87%
37.
Distribusi Tidak
Langsung
Tempat
0,67%
98,54%
38.
JNE
Tempat
0,61%
99,15%
39.
Pos Indonesia
Tempat
0,45%
99,60%
40.
Blackberry Messenger
Promosi
0,40%
100,0%
Selanjutnya pada Tabel 10 menunjukkan peringkat kriteria Bauran Pemasaran
pada tahap Direction.
Tabel 10. Peringkat Kriteria bauran Pemasaran Tahap Direction
Peringkat
Kriteria
Dimensi
Bobot
(%)
Bobot kumulatif
(%)
1.
Inovasi Produk
Produk
11,40%
11,40%
2.
Foto Produk
Produk
8,20%
19,60%
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2197
Peringkat
Kriteria
Dimensi
Bobot
(%)
Bobot kumulatif
(%)
3.
Legalitas Merek
Produk
6,80%
26,40%
4.
Variasi Produk
Produk
5,00%
31,40%
5.
Distribusi Langsung
Tempat
4,21%
35,61%
6.
Promosi Penjualan
Harga
3,95%
39,55%
7.
Biaya Promosi
Promosi
3,30%
42,85%
8.
Celebrity Endorser
Promosi
3,30%
46,15%
9.
Kualitas Produk
Produk
3,00%
49,15%
10.
Pelayanan
Produk
3,00%
52,15%
11.
Cost Based Pricing
Harga
2,90%
55,05%
12.
Deskripsi Produk
Produk
2,80%
57,85%
13.
Competition Based
Pricing
Harga
2,64%
60,50%
14.
Value Based Pricing
Harga
2,46%
62,96%
15.
Typical Person
Endorser
Promosi
2,41%
65,37%
16.
Jadwal Promosi
Promosi
2,30%
67,67%
17.
Lokasi
Tempat
2,28%
69,95%
18.
Content Marketing
Promosi
2,13%
72,08%
19.
Diskriminasi Harga
Harga
2,06%
74,14%
20.
Next Day Delivery
Tempat
2,00%
76,13%
21.
Marketplace
Tempat
1,92%
78,06%
22.
Media Sosial
Tempat
1,90%
79,95%
23.
Harga Psikologis
Harga
1,73%
81,69%
24.
Distribusi Tidak
Langsung
Tempat
1,70%
83,39%
25.
Instagram
Promosi
1,48%
84,86%
26.
Whatsapp
Promosi
1,47%
86,33%
27.
Cash
Harga
1,44%
87,77%
28.
Transfer Bank
Harga
1,44%
89,21%
29.
Pameran
Promosi
1,10%
90,31%
30.
Label
Produk
1,15%
91,45%
31.
Same-Day Delivery
Tempat
1,10%
92,55%
32.
Merek
Produk
1,00%
93,55%
33.
Personal Selling
Promosi
1,00%
94,55%
34.
Pengemasan
Produk
0,90%
95,45%
35.
Gosend
Tempat
0,88%
96,33%
36.
Facebook
Promosi
0,83%
97,16%
37.
Pos Indonesia
Tempat
0,82%
97,99%
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2198 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
Peringkat
Kriteria
Dimensi
Bobot
(%)
Bobot kumulatif
(%)
38.
Blackberry
Messenger
Promosi
0,80%
98,79%
39.
JNE
Tempat
0,77%
99,56%
40.
Video Marketing
Promosi
0,58%
100%
Hasil perbandingan bauran pemasaran online antara tahap creativity dapat
digunakan sebagai informasi bagi UMKM. Dengan menggunakan perhitungan bobot
kumulatif kinerja bauran pemasaran online UMKM tersebut dengan skor maksimal
adalah 1 ketika UMKM menggunakan keseluruhan kriteria bauran pemasaran. Tabel 11
menunjukkan evaluasi bauran pemasaran online yang dilakukan oleh Kicimpring
Cidadap (partisipan 1).
Tabel 11. Evaluasi Bauran Pemasaran Online (Partisipan 1)
Kriteria
Priorit
y
Weigh
t
Nilai
Skor
Kriteria
Priori
ty
Weig
ht
Nilai
Skor
Inovasi
Produk
11,40
%
1
0,11
4
Marketplac
e
1,92
%
0
0
Foto Produk
8,20%
1
0,08
2
Media
Sosial
1,90
%
1
0,01
9
Legalitas
Merek
6,80%
1
0,06
8
Harga
Psikologis
1,73
%
0
0
Variasi
Produk
5,00%
1
0,05
Distribusi
Tidak
Langsung
1,70
%
1
0,01
7
Distribusi
Langsung
4,21%
1
0,04
21
Instagram
1,48
%
1
0,01
48
Promosi
Penjualan
3,95%
1
0,03
95
Whatsapp
1,47
%
1
0,01
47
Pelayanan
3,00%
1
0,09
Cash
1,44
%
1
0,01
44
Kualitas
Produk
3,00%
1
0,03
Transfer
Bank
1,44
%
1
0,01
44
Biaya
Promosi
3,35%
1
0,03
35
Label
1,15
%
1
0,01
15
Deskripsi
Produk
2,80%
1
0,02
8
Merek
1,00
%
1
0,01
Celebrity
Endorser
3,10%
1
0,03
1
Same-Day
Delivery
1,10
%
1
0,01
1
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2199
Kriteria
Priorit
y
Weigh
t
Nilai
Skor
Kriteria
Priori
ty
Weig
ht
Nilai
Skor
Cost Based
Pricing
2,90%
1
0,02
9
Pameran
1,07
%
1
0,01
07
Competition
Based
Pricing
2,64%
0
0
Pengemasa
n
0,90
%
1
0,00
9
Value Based
Pricing
2,46%
0
0
Personal
Selling
0,99
%
1
0,00
99
Typical-
Person
Endorser
2,41%
0
0
Gosend
0,88
%
1
0,00
88
Jadwal
Promosi
2,30%
0
0
Facebook
0,83
%
1
0,00
83
Lokasi
2,28%
1
0,02
28
Pos
Indonesia
0,82
%
1
0,00
82
Content
Marketing
2,13%
0
0
Blackberry
Messenger
0,80
%
0
0
Diskriminasi
Harga
2,06%
1
0,02
06
JNE
0,77
%
0
0
Next-Day
Delivery
2,00%
1
0,02
Video
Marketing
0,58
%
0
0
Total
32
0,82
2
Pengolahan data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa kicimpring cidadap memiliki
skor evaluasi sebesar 0,822. Berikut adalah hasil pengolahan data kuesioner evaluasi
UMKM dari 6 sampel partisipan lainnya di Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Evaluasi Bauran Pemasaran Online UMKM
Tahap
Pertumbuha
n Organisasi
Direction
Creativity
Nama Bisnis
Kicimprin
g
Cidadap
Qaireenmoe
z
YME
Galler
y
Sharena
Handicraf
t
Mama
Masa
k
Ranem
o
Skor Evaluasi
0,822
0,851
0,769
0,735
0,666
0,769
Nilai rata-rata
0,814
0,723
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2200 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
Hasil tabel 11 menunjukkan perbedaan sebesar 0,09. Hasil ini menunjukkan
terdapat perbedaan antara UMKM yang ada di tahap creativity dan direction. Hasil yang
lebih besar dari UMKM tahap direction disebabkan UMKM pada tahap tersebut
menggunakan lebih banyak kriteria Bauran Pemasaran dibandingkan UMKM tahap
creativity.
Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan 6 partisipan UMKM, dimana ada 3 partisipan yang
berada di tahap creativity dan 3 partisipan berada di tahap direction. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat perbandingan bauran pemasaran di tahap creativity dan di tahap
direction. Pada tahap Creativity, Bauran pemasaran yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Kualitas produk dari UMKM makanan & kerajinan berfokus pada bahan baku,
UMKM fashion berfokus pada jahitan.
2. Label dari UMKM kerajinan & fashion hanya label merek, UMKM makanan
ditambahkan No-pirt.
3. Pengemasan dari UMKM makanan berupa botol & plastik
4. Pengembangan produk dilakukan oleh UMKM fashion & UMKM kerajinan
5. Harga psikologis perlu dilakukan UMKM, terutama industri fashion
6. Celebrity endorser UMKM makanan menggunakan selebgram, UMKM
fashion menggunakan model professional
Bauran Pemasaran yang dapat dilakukan ketika UMKM berada di tahap direction antara
lain:
1. Pengembangan produk perlu dilakukan UMKM makanan dalam memberi
keunggulan bersaing dalam berjualan.
2. Seluruh UMKM perlu memperhatikan aspek pengemasan, terutama UMKM
makanan dengan menggunakan stand pouch
3. Metode penerapan harga terutama value based pricing & competition based
pricing dilakukan oleh UMKM fashion.
4. Celebrity endorser UMKM fashion menggunakan model profesional, UMKM
makanan menggunakan penyiar radio
Pengembangan Model Kriteria Bauran Pemasaran Online Pada Tahap Creativity &
Direction Menggunakan Fuzzy Ahp (Studi Kasus: Industri Kreatif Di Indonesia)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021 2201
Bibliografi
Albuquerque, Alexandre Farias, Escrivão Filho, Edmundo, Nagano, Marcelo Seido, &
Junior, Luiz Adalberto Philippsen. (2016). A change in the importance of mortality
factors throughout the life cycle stages of small businesses. Journal of Global
Entrepreneurship Research, 6(1), 118.
Chaffey, Dave, Ellis-Chadwick, Fiona, Mayer, Richard, & Johnston, Kevin. (2009).
Internet marketing: strategy, implementation and practice. Pearson Education.
Chang, Da Yong. (1996). Applications of the extent analysis method on fuzzy AHP.
European Journal of Operational Research, 95(3), 649655.
https://doi.org/10.1016/0377-2217(95)00300-2
Gilmore, Audrey, Carson, David, & Grant, Ken. (2001). SME marketing in practice.
Marketing Intelligence & Planning. https://doi.org/10.1108/02634500110363583
Greiner, Larry E. (1972). Evolution and revolution. Organization Growth." Hanurcf
Business Ke.
Indonesia, Republik. (2008). Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah. Jakarta: Sekretariat Negara.
Kotler, Philip. (2012). Marketing management/Philip Kotler, Kevin Lane Keller. Pearson
Education International.
Kotler, Philip, & Keller, Kevin Lane. (2016). A framework for marketing management.
Pearson Boston, MA.
Miles, Matthew B., Huberman, A. Michael, & Saldana, Johnny. (2014). Qualitative data
analysis: A methods sourcebook.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. Pariwisata
Pedesaan Sebagai Alternatif Pembangunan Berkelanjutan (Laporan Penelitian
Hibah Bersaing Perguruan Tinggi) Yogyakarta.
Nezamabad, Mehdi Naimi. (2011). The impact and benefits of Internet on marketing mix.
Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(9), 17841789.
Nuriyanti, Widya. (2019). Peran Media Sosial dalam Perkembangan Industri Kreatif.
Sosio E-Kons, 11(2), 101107. http://dx.doi.org/10.30998/sosioekons.v11i2.3102
Richter, Alexander, & Koch, Michael. (2007). Social software-status quo und Zukunft.
Fak. für Informatik, Univ. der Bundeswehr München Munich.
Schenck, Barbara Findlay. (2012). Small business marketing kit for dummies. John Wiley
& Sons.
Hasrini Sari, Made Andriani, Irfan Rusydi Triyanto
2202 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 11, November 2021
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. 4657.
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, dan R&D. Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.
Widyastuti, Dominica A. (2020). Panduan dalam Penerapan Pemasaran Digital Melalui
Media Sosial pada Usaha Mikro.