Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX F Smp Negeri 7 Semarang
Dengan Metode JIGSAW (Studi Kasus Metode JIGSAW di Kelas IX F SMPN 7
Semarang, Jawa Tengah)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 12, Desember 2021 2101
Hasil dan Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menerapkan strategi
pembelajaran metode jigsaw dalam pembelajaran menulis cerpen, dilakukan secara
bertahap (Wagiyo, 2016). Kegiatan dimulai dengan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilanjutkan dengan implementasi tindakan, pengamatan dan refleksi. Hal-
hal yang diperoleh sebagai hasil penelitian tindakan kelas diungkapkan di bawah ini.
Deskripsi Awal Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen
Sebelum pelaksanaan tindakan kelas dimulai, guru Bahasa Indonesia mengadakan
wawancara dan mengadakan kegiatan pratindakan (tes awal) menulis cerpen untuk
mengetahui kemampuan awal siswa kelas IXF SMP Negeri 7 Semarang dalam menulis
cerpen. Observasi kemampuan awal menulis cerpen siswa juga dilakukan dengan
penyebaran angket untuk mengetahui minat mereka terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya menulis cerpen. Angket tersebut digunakan untuk mengukur
perubahan yang terjadi pada saat sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan
tindakan.
Dalam proses pembelajaran, terkadang siswa mengalami kesulitan. Kegiatan
menulis cerpen memerlukan teknik atau strategi pembelajaran tertentu agar menarik
perhatian siswa dan memunculkan minat siswa untuk menulis cerpen (Yanda &
Ramadhanti, 2019). Siswa sering menggunakan teknik atau strategi pembelajaran tertentu
dalam kegiatan menulis cerpen (soal no.6), 22,58% siswa menyatakan bahwa
menggunakan teknik atau strategi pembelajaran tertentu dalam menulis cerpen,jawaban
kadang-kadang dipilih 45,16% siswa dan sebesar 32,25% siswa menjawab tidak
menggunakan teknik atau strategi pembelajaran dalam menulis cerpen. Di sekolah, belum
dilakukan bimbingan secara intensif dalam kegiatan menulis cerpen. Hal tersebut
berdasarkan 74,19% siswa menjawab bahwa di sekolah tidak dilakukan bimbingan secara
intensif dalam kegiatan menulis cerpen. 25,80% siswa menjawab kadang-kadang
dilakukan bimbingan secara intensif dalam kegiatan menulis cerpen, dan 0% siswa yang
menjawab ya, jika di sekolah dilakukan bimbingan secara intensif dalam kegiatan menulis
cerpen.
Artinya, di sekolah perlu dilakukan bimbingan secara intensif dalam kegiatan
menulis cerpen dan guru harus pandai memilih teknik atau strategi pembelajaran yang
mampu menarik perhatian siswa dan membantu siswa dalam mengatasi
kesulitankesulitan selama pembelajaran menulis cerpen. Setelah mendapatkan informasi
awal kemampuan siswa dalam menulis cerpen, selanjutnya mahasiswa peneliti bersama
guru mengadakan tes awal sebelum siswa dikenai tindakan kegiatan menulis cerpen.
Tahap pratindakan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas IXF
SMP Negeri 7Semarang.
Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian penulisan cerpen hasil karya siswa pada
tahap pratindakan ini meliputi empat aspek (Efendi, 2017). Masing-masing aspek yang
dinilai memiliki skor tersendiri. Aspek tersebut adalah aspek tema memiliki skor