Friska Handayani, Fikri Alami, Iswan
1826 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
Pendahuluan
Kegiatan penambangan batubara ini memiliki dampak bagi makhluk hidup dan
lingkungan sekitarnya. Baik yang bersifat positif atau yang negatif. Secara umum dampak
positifnya adalah terbukanya lapangan kerja dan pemanfaatan sumber daya alam.
Sedangkan dampak negatifnya adalah terganggunya lingkungan disekitar area
penambangan yang mana terdapat air limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut (Uyu
Wahyudin, 2020).
PT Sarolangun Bara Prima merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang penambangan batubara yang berlokasi di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
Perusahaan tambang ini membagi penambangan dengan 5 front atau wilayah
penambangan, yakni Pit 1, Pit 2, Pit 3, Pit 4 dan Pit 5 dengan metode tambang terbuka.
Salah satu permasalahan yang terjadi pada saat penambangan batubara adalah masalah
air asam tambang, yaitu air hujan atau air tanah yang tercampur dengan batuan yang
mengandung sulfida tertentu yang ada di dalam batubara, sehingga air tersebut bersifat
sangat asam dan biasanya mengandung zat besi serta mangan dengan konsentrasi yang
tinggi (Idaman, 2014).
Adanya permasalahan yang dihadapi oleh PT Sarolangun Bara prima yaitu
masalah pengelolaan air asam tambang yang kurang diperhatikan. Air asam tambang ini
akan mengikis tanah dan batuan yang berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi
(Fe), kadmium (Cd), mangan (Mn), dan seng (Zn). Dengan demikian, selain ditandai oleh
pH yang rendah, air asam tambang juga akan mengandung logam-logam dengan
konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan lingkungan maupun
manusia. Upaya pengelolaan air asam tambang sangat penting dilakukan untuk
meminimalkan risiko negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Pencegahan
kerusakan lingkungan ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No 113 Tahun 2003 mengenai standar baku mutu lingkungan air diarea penambangan
yang harus dikelola dan dikontrol sebelum dilepaskan diperairan bebas. Oleh karena itu,
pengelolaan air asam tambang yang optimal selalu menjadi salah satu tantangan utama
yang dihadapi oleh industri pertambangan. Untuk itu kegiatan pengendalian terhadap air
asam tambang penting dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah
kegiatan penambangan berakhir (Indra Wahyudin, Widodo, & Nurwaskito, 2018).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Sarolangun Bara Prima pit 1 yang berlokasi di
Desa Mandiangin Pasar, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
.Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu 1 Agustus 2019 sampai 31 Agustus 2019.
Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kajian literatur serta analisis data
primer. Dalam metodologi ini langkah-langkah yang diambil adalah melakukan kajian
literatur tentang air asam tambang serta metode pengolahan air asam tambang
(Hermawan, 2011). Tahap pengolahan data meliputi pengukuran pH dilakukan langsung
di lapangan di area settlind pond (UTAMA & KUTAI, 2017). Selanjutnya di catat data