1825
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 10 Oktober 2021
KAJIAN TEKNIS PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG, PT SAROLANGUN
BARA PRIMA, KABUPATEN SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI
Niza Desiana
1
, Mustapa effendi Nasution
2
, Ngatijo
3
, Muhammad Ikrar Lagowa
4
,
Wahyudi Zahar
5
Prodi Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Kebumian, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi
1,2,3,4,5
1
Abstrak
Air asam tambang terbentuk karena adanya mineral FeS (pyrite) yang teroksidasi, air
asam ini berasal dari tambang atau batuan yang mengandung mineral sulfida tertentu
yang terpapar dan dalam keadaan teroksidasi. Adapun sumber dari air asam tambang
pada PT Sarolangun Bara Prima ini berasal dari sistem penambangan terbuka yang
digunakan, khususnya pada pit penambangan yang terdapat genangan air yang
berasal dari air tanah bekas lubang bor. Adapun PH rata-rata air asam tambang
sebelum dilakukan treatment adalah 5 dan apabila diberi treatment pH rata-ratanya
adalah 6.5. Dalam pengelolaan air asam tambang di PT Sarolangun Bara Prima ini
diawali dengan pemindahan air asam tambang menuju sump selanjutnya dialirkan
settling pond, untuk treatment menetralkan pH air tidak rutin dilaksanakan, air asam
ini sering dialirkan langsung kesungai tanpa diberikan treatment khusus, oleh sebab
itu diperlukan pengelolaan air asam tambang secara rutin dan lebih efektif agar
mencegah timbulnya pencemaran lingkungan.
Kata kunci: Air asam tambang; pH; treatment.
Abstract
Acid mine water is formed due to the presence of oxidized FeS (pyrite) minerals, this
acid water comes from mines or rocks containing certain sulfide minerals that are
exposed and in an oxidized state. The source of acid mine drainage at PT Sarolangun
Bara Prima comes from the open-pit mining system used, especially in mining pits
where there are puddles of water originating from groundwater from drill holes. The
average pH of acid mine water before treatment is 5 and when given treatment the
average pH is 6.5. In the management of acid mine drainage at PT Sarolangun Bara
Prima, it begins with the transfer of acid mine water to the sump, then it flows into a
settling pond, for treatment to neutralize the pH of the water is not routinely carried
out, this acid water is often flowed directly into the river without being given special
treatment, therefore management is needed. acid mine drainage regularly and more
effectively to prevent environmental pollution.
Keywords: Acid mine water; pH; treatment.
Friska Handayani, Fikri Alami, Iswan
1826 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
Pendahuluan
Kegiatan penambangan batubara ini memiliki dampak bagi makhluk hidup dan
lingkungan sekitarnya. Baik yang bersifat positif atau yang negatif. Secara umum dampak
positifnya adalah terbukanya lapangan kerja dan pemanfaatan sumber daya alam.
Sedangkan dampak negatifnya adalah terganggunya lingkungan disekitar area
penambangan yang mana terdapat air limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut (Uyu
Wahyudin, 2020).
PT Sarolangun Bara Prima merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang penambangan batubara yang berlokasi di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
Perusahaan tambang ini membagi penambangan dengan 5 front atau wilayah
penambangan, yakni Pit 1, Pit 2, Pit 3, Pit 4 dan Pit 5 dengan metode tambang terbuka.
Salah satu permasalahan yang terjadi pada saat penambangan batubara adalah masalah
air asam tambang, yaitu air hujan atau air tanah yang tercampur dengan batuan yang
mengandung sulfida tertentu yang ada di dalam batubara, sehingga air tersebut bersifat
sangat asam dan biasanya mengandung zat besi serta mangan dengan konsentrasi yang
tinggi (Idaman, 2014).
Adanya permasalahan yang dihadapi oleh PT Sarolangun Bara prima yaitu
masalah pengelolaan air asam tambang yang kurang diperhatikan. Air asam tambang ini
akan mengikis tanah dan batuan yang berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi
(Fe), kadmium (Cd), mangan (Mn), dan seng (Zn). Dengan demikian, selain ditandai oleh
pH yang rendah, air asam tambang juga akan mengandung logam-logam dengan
konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan lingkungan maupun
manusia. Upaya pengelolaan air asam tambang sangat penting dilakukan untuk
meminimalkan risiko negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Pencegahan
kerusakan lingkungan ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No 113 Tahun 2003 mengenai standar baku mutu lingkungan air diarea penambangan
yang harus dikelola dan dikontrol sebelum dilepaskan diperairan bebas. Oleh karena itu,
pengelolaan air asam tambang yang optimal selalu menjadi salah satu tantangan utama
yang dihadapi oleh industri pertambangan. Untuk itu kegiatan pengendalian terhadap air
asam tambang penting dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah
kegiatan penambangan berakhir (Indra Wahyudin, Widodo, & Nurwaskito, 2018).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Sarolangun Bara Prima pit 1 yang berlokasi di
Desa Mandiangin Pasar, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
.Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu 1 Agustus 2019 sampai 31 Agustus 2019.
Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kajian literatur serta analisis data
primer. Dalam metodologi ini langkah-langkah yang diambil adalah melakukan kajian
literatur tentang air asam tambang serta metode pengolahan air asam tambang
(Hermawan, 2011). Tahap pengolahan data meliputi pengukuran pH dilakukan langsung
di lapangan di area settlind pond (UTAMA & KUTAI, 2017). Selanjutnya di catat data
Kajian Teknis Pengelolaan Air Asam Tambang, PT Sarolangun Bara Prima, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021 1827
pH, lalu dibandingkan dengan pH sebelum dan sesudah diberikan treatment. Tahapan
dalam penelitian ini meliputi:
1. Studi Literatur
2. Kegiatan lapangan dan pengambilan data
3. Pengolahan dan analisis data
4. Hasil penelitian
Hasil dan Pembahasan
Pembentukan air asam tambang
Air asam tambang terbentuk karena adanya mineral FeS (pyrite) yang teroksidasi.
Air asam tambang (acid mine drainage, AMD) atau air asam batuan, yang secara
keseluruhan disebut air asam (acid drainage, AD), adalah air yang berasal dari tambang
atau batuan yang mengandung mineral sulfida tertentu yang terpapar dan dalam keadaan
teroksidasi (Said, 2014). Beberapa sulfida logam yang sering dijumpai pada wilayah
pertambangan antara lain FeS (pyrite), FeS
2
(marcasite), FexSx (pyrrhotite), PbS
(galena), Cu
2
S (chalco-cite), CuS (covellite), CuFeS
2
(chalcopyrite), MoS
2
(molybdenite)
(Anonim, 2006).
Hasil Pengukuran pH Air Asam Tambang
Pengukuran pH sebelum dan sesudah diberikan treatment bertujuan untuk
mengetahui nilai pH sebelum dan sesudah diberikan treatment Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No 113 Tahun 2003 mengenai standar baku mutu lingkungan air
diarea penambangan yang harus dikelola dan dikontrol sebelum dilepaskan diperairan
bebas (Womal, 2019).
Tabel 1. Data pengukuran pH
No
Tanggal
pH air (Sebelum di
treatment)
pH air (Setelah di
treatment)
1
1 Agustus 2019
4
6.5
2
2 Agustus 2019
5
6
3
3 Agustus 2019
5
6
4
4 Agustus 2019
5
7
5
5 Agustus 2019
4
6.5
6
6 Agustus 2019
5
7
7
7 Agustus 2019
4
6.5
8
8 Agustus 2019
4
6
9
9 Agustus 2019
5
6.5
10
10 Agustus 2019
5
7
11
11 Agustus 2019
4
6.5
12
12 Agustus 2019
5
6
13
13 Agustus 2019
5
6.5
14
14 Agustus 2019
4
6
Friska Handayani, Fikri Alami, Iswan
1828 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
15
15 Agustus 2019
4
6.5
16
16 Agustus 2019
4
7
17
17 Agustus 2019
5
6.5
18
18 Agustus 2019
4
7
19
19 Agustus 2019
5
6.5
20
20 Agustus 2019
5
6
21
21 Agustus 2019
5
6
22
22 Agustus 2019
4
6.5
23
23 Agustus 2019
4
6.5
24
24 Agustus 2019
4
7
25
25 Agustus 2019
5
6.5
26
26 Agustus 2019
5
6
27
27 Agustus 2019
4
6.5
28
28 Agustus 2019
4
6
29
29 Agustus 2019
5
6
30
30 Agustus 2019
5
6.5
31
31 Agustus 2019
5
6
Tahapan pengelolaan air asam tambang
Air yang dipompa dari sump menuju ke settling pond telebih dahulu dipompa
kedalam settling pond 1. Air yang telah ada pada kolam pertama akan mengalir ke settling
pond 2 dengan melewati paritan yang menghubungkan kedua kolam ini (Hidayat, 2017).
Dan selanjutnya akan menerus hingga air masuk kedalam kolam settling pond 3. Adapun
setiap saluran pada settling pond dibuat zig-zag yang bertujuan untuk memaksimalkan
pengendapan air tersebut.
Pada gambar dibawah merupakan bentukan dari settling pond yang terdapat di
PT. Sarolangun Bara Prima terdiri atas 3 zona yaitu:
a. Zona pengendapan
Zona ini berfungsi sebagai tempat masuknya air yang bercampur dengan
padatan dalam bentuk lumpur ke dalam kolam pengendapan. Zona ini
merupakan tempat material padatan yang bercampur bersama air akan
mengalami sedimentasi.
b. Zona penetralan
Zona ini merupakan tempat air asam tersebut akan dilakukn treatment untuk
menetralkan pH
c. Zona acuan pH
Zona ini merupakan tempat keluaran air dan sebelum air keluar dilakukan
pengecekan pH terlebih dahulu.
Kajian Teknis Pengelolaan Air Asam Tambang, PT Sarolangun Bara Prima, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021 1829
Gambar 1. Dimensi Settling pond
Dampak air asam tambang
Kegiatan pengelolaan air asam tambang, serta mengukur pH air asam tambang
tersebut adalah untuk mengetahui apakah telah mencapai pada baku mutu atau tidak,
berfungsi untuk meminimalisir dampak serius baik bagi lingkungan maupun bagi alat-
alat berat pada front penambangan karena dapat mempercepat laju korosi, adapun
dampak negatif bagi lingkungan adalah akan mencemari lingkungan seperti merusak
ekosistem biota maupun abiota pada sungai, dan apabila terkontaminasi dengan manusia
dapat menyebabkan penyakit kulit, bahkan biasa melepuh, seperti penyakit minamata,
oleh sebab itu pentingnya dalam pengelolaan air asam tambang (Tandiarrang, 2016).
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Air Asam Tambang adalah salah satu
masalah utama yang mempengaruhi operasi pertambangan batu bara. Air asam tambang
biasanya ditandai dengan pH rendah, serta konsentrasi logam (Fe, Mn) dan konsentrasi
sulfat yang tinggi. Namun, tidak semua air asam tambang memiliki pH rendah, kadang
pH nya mendekati netral tetapi mengandung konsentrasi padatan tersuspensi tinggi. Jika
pembentukan air asam tambang tidak dapat dicegah, maka diperlukan strategi minimisasi
dan/atau pengolahan air asam tambang. 2. Upaya dalam pengelolaan air asam tambang
yaitu dengan melakukan tahapan-tahapan peneglolaan air asam tambang yang tepat yaitu
dengan cara memompa air dari dalam pit menuju sump¸ selanjutnya akan dipompakan
kembali ke kolam settling pond dengan adanya proses treatment sepertian pemberian
tawas untuk menjernihkan air dan pemberian kapur kalsium karbonat untuk menaikkan
pH air. 3. Adapun pH air rata-rata pada PT Sarolangun Bara Prima sebelum dilakukan
treatment adalah 5, sedangkan pH air setelah dilakukan treatment adalah 6,5.
Permasalahan yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan penambangan yang dilakukan
oleh PT Sarolangun Bara Prima salah satunya adalah tidak dilakukannya pengelolaan
secara rutin dari air asam tambang tersebut, dan tidak adanya lapisan kedap air pada lantai
dan dinding settling pond, dari kedua permasalahan tersebut dapat merusak lingkungan
abiota dan biota.
Friska Handayani, Fikri Alami, Iswan
1830 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
Bibliografi
Anonim. (2006). Statistik Batubara Indonesia. Dikompilasi oleh Tim Kajian Batubara
Nasional Kelompok Kajian Kebijakan Mineral dan Batubara.
Hermawan, Bandi. (2011). Peningkatan kualitas lahan bekas tambang melalui revegetasi
dan kesesuaiannya sebagai lahan pertanian tanaman pangan.
Hidayat, Luthfi. (2017). PENGELOLAAN LINGKUNGAN AREAL TAMBANG
BATUBARA:(Studi Kasus Pengelolaan Air Asam Tambang (Acid Mining
Drainage) di PT. Bhumi Rantau Energi Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan).
Adhum: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Administrasi Dan Humaniora,
7(1), 4452.
Idaman, Nusa. (2014). Pengelolaan Lingkungan Areal Tambang Batubara PT. Bhumi
Rantau Energi. Jurnal Pusat Teknologi Lingkungan, VII(2).
Said, Nusa Idaman. (2014). Teknologi Pengolahan Air Asam Tambang Batubara
“Alternatif Pemilihan Teknologi.” Jurnal Air Indonesia, 7(2).
Tandiarrang, Jenita. (2016). Studi Perbandingan Penggunaan Tawas (Al2 (SO4) 3) Dan
Kapur Padam (Ca (Oh) 2) Pada Pengolahan Air Asam Tambang Di Pt Kaltim
Diamond Coal Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan
Timur. Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL, 4(1).
UTAMA, J. O. B. SITE, & KUTAI, L. O. A. GAGAK KABUPATEN. (2017).
Perbandingan penggunaan poly aluminium chloride (pac) dengan aluminium sulfat
terhadap penurunan total suspended solid (tss) pada settling pond di pt. Multi
harapan. Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL, 5(1), 4350.
Wahyudin, Indra, Widodo, Sri, & Nurwaskito, Arif. (2018). Analisis penanganan air asam
tambang batubara. Jurnal Geomine, 6(2).
Wahyudin, Uyu. (2020). Analisis Dampak Keberadaan Perusahaan Tambang Batu Bara
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. Jurnal Ilmiah ATSAR Kuningan,
1(1), 3545.
Womal, Agus Margana. (2019). Studi Penanganan Air Asam Tambang Dengan Metode
Aktif (Active Treatment) Pada PT. Bukit Asam Tbk (Studi Kasus KPL Saluran ALP
IUP Tambang Air Laya). ReTII, 7077.