1674
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 10 Oktober 2021
SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PERLUASAN AREAL TANAM
BARU (PATB) DI KECAMATAN POLOKARTO, KABUPATEN
SUKOHARJO
Allvin Sesadana Mutaqien
1
, Suwarto
2
, Eny Lestari
3
.
Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret
1,2,3
1
Abstrak
Pandemi COVID-19 telah berdampak pada semua sektor dan telah menekan
pertumbuhan ekonomi serta menimbulkan dampak sosial yang cukup luas. Sektor
pertanian harus menjadi pengaman karena pangan menjadi kebutuhan prioritas yang
harus dipenuhi masyarakat. Guna mengantisipasi adanya kekurangan pangan dan
menjamin stok beras Nasional tahun 2020 Kementerian Pertanian melakukan
terobosan melalui program Perluasan Areal Tanam Baru (PATB). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
pembentukan sikap petani terhadap program PATB di Kecamatan Polokarto
Kabupaten Sukoharjo, mengkaji sikap petani terhadap program PATB di Kecamatan
Polokarto Kabupaten Sukoharjo, mengkaji hubungan antara faktor-faktor pembentuk
sikap dengan sikap petani terhadap program PATB di Kecamatan Polokarto
Kabupaten Sukoharjo. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive)
yaitu di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Populasi dari penelitian ini
adalah para petani di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang mengikuti
program PATB. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan proportional random
sampling. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rank Spearman
untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap dengan sikap
petani terhadap program PATB dengan program IBM SPSS Statistics. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor pembentuk sikap yang berhubungan
sikap petani terhadap program PATB yaitu: pengalaman pribadi, pendidikan formal,
pendidikan non formal, pengaruh orang lain yang dianggap penting. Sikap petani
terhadap tujuan, pelaksanaan dan manfaat program PATB dalam kategori sangat
setuju, artinya petani sangat setuju dengan adanya program PATB. Faktor pembentuk
sikap yang tidak berhubungan dengan sikap petani terhadap program PATB yaitu
keterpaan media massa.
Kata kunci: Sikap; Petani; Perluasan Areal Tanam Baru.
Abstract
The COVID-19 pandemic has impacted all sectors and has suppressed economic
growth and has had a fairly broad social impact. The agricultural sector must be a
security because food is a priority need that must be met by the community. In order
to anticipate food shortages and guarantee the National rice stock in 2020, the
Ministry of Agriculture made a breakthrough through the New Planting Area
Sikap Petani Terhadap Program Perluasan Areal Tanam Baru (Patb) di Kecamatan
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021 1675
Expansion (PATB) program. This study aims to determine what factors influence the
formation of farmers' attitudes towards the PATB program in Polokarto District,
Sukoharjo Regency, examine farmers' attitudes towards the PATB program in
Polokarto District, Sukoharjo Regency, and examine the relationship between the
factors forming attitudes and farmers' attitudes towards the PATB program. in
Polokarto District, Sukoharjo Regency. The location of this research was determined
purposively, namely in Polokarto District, Sukoharjo Regency. The population of this
study were farmers in Polokarto District, Sukoharjo Regency who participated in the
PATB program. The sampling method was carried out by proportional random
sampling. The analytical method used in this study is Spearman's Rank to determine
the relationship between attitude-forming factors and farmers' attitudes towards the
PATB program with the IBM SPSS Statistics program. The results of this study
indicate that the factors forming attitudes related to farmers' attitudes towards the
PATB program are: personal experience, formal education, non-formal education,
the influence of other people who are considered important. The attitude of farmers
towards the objectives, implementation and benefits of the PATB program is in the
category of strongly agree, meaning that farmers strongly agree with the PATB
program. Attitude-forming factors that are not related to farmers' attitudes towards
the PATB program are mass media exposure
Keywords: Attitude; Farmer; Expansion of New Planting Area.
Pendahuluan
Pemerintah melalui Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020
(RKP, 2020) telah menetapkan lima prioritas pembangunan nasional, yakni:
pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan; infrastruktur dan pemerataan
wilayah; nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan kesempatan kerja; ketahanan pangan,
air, energi, dan lingkungan hidup; dan stabilitas pertahanan dan keamanan. Sektor
pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan
nasional. Menurut (Suryana, 2014) peranan sektor pertanian antara lain: (1) sebagai
penyediaan pangan masyarakat sehingga mampu berperan secara strategis dalam
penciptaan ketahanan pangan nasional (food security), (2) sektor pertanian menghasilkan
bahan baku untuk peningkatan sektor industri dan jasa, (3) sektor pertanian dapat
menghasilkan atau menghemat devisa yang berasal dari ekspor atau subtitusi impor, (4)
sektor pertanian merupakan pasar yang potensial bagi produk-produk sektor industri, dan
(5) sektor pertanian mampu menyediakan modal bagi pengembangan sektor-sektor lain.
Pandemi COVID-19 telah berdampak pada semua sektor dan telah menekan
pertumbuhan ekonomi serta menimbulkan dampak sosial yang cukup luas (Silalahi &
Ginting, 2020). Sektor pertanian harus menjadi pengaman karena pangan menjadi
kebutuhan prioritas yang harus dipenuhi masyarakat. Pemerintah mengantisipasi adanya
kekurangan pangan dan menjamin kecukupan stok beras Nasional tahun 2020 berupaya
dengan meningkatkan produksi yang dihasilkan dari petani. Menyadari hal itu
Kementerian Pertanian melakukan terobosan melalui program Perluasan Areal Tanam
Baru (PATB).
Allvin Sesadana Mutaqien, Suwarto, Eny Lestari.
1676 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
PATB merupakan kegiatan penanaman padi di lahan yang tidak dimanfaatkan,
lahan yang biasanya tidak ditanami padi dan lahan yang belum masuk dalam perhitungan
Luas Panen KSA-BPS. Program PATB difokuskan di lahan kering, rawa, lahan di bawah
tegakan pohon perkebunan, lahan replanting sawit dengan menerapkan prinsip
konservasi lahan dan menjaga kelestarian lingkungan. Upaya pemerintah dalam
mendorong peningkatan
Produktivitas dan perluasan tanam padi melalui PATB perlu didukung oleh
tersedianya teknologi budidaya yang efektif, meliputi: pengelolaan air, pemilihan varietas
benih, pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tanaman, serta pengelolaan
pasca panen (Rosadillah, Fatchiya, & Susanto, 2017). Melalui Anggaran Belanja
Tambahan (ABT) Tahun Anggaran 2020 dialokasikan kegiatan pengembangan padi yang
diprioritaskan pada Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) dengan target sasaran 250 ribu
hektar, adanya penambahan itu diperkirakan akan menambah kontribusi produksi sekitar
1 juta ton GKP atau setara beras 537 ribu ton.
Kecamatan Polokarto sebagai salah satu pelaksana program PATB di Kabupaten
Sukoharjo penting untuk diteliti untuk mengetahui sikap petani terhadap program PATB
di wilayah tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat dari Dinas Pertanian Kabupaten
Sukoharjo bahwa terdapat 254 petani dengan luas lahan sebesar 135 Ha telah diajukan
untuk mengikuti program PATB. Peneliti ingin melihat faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi sikap petani terhadap program PATB di Kabupaten Sukoharjo.
Menurut (Azwar, 2007), Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon
akan timbul apabila seseorang dihadapkan pada suatu stimulus tertentu yang
menghendaki adanya reaksi seseorang atau individu. Sikap terpilah menjadi dua arah
kesetujuan yaitu positif atau negatif terhadap sesuatu sebagai objek.
Menurut (Azwar, 2007), Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya
sikap. Seseorang dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi dapat meninggalkan kesan yang kuat dan
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi yang melibatkan emosi,
penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
Menurut (Soekartawi, 2007), Pendidikan formal adalah kegiatan pembelajaran
yang sistematis dimulai dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan
formal mempengaruhi tingkat adopsi petani terhadap inovasi baru. Petani dengan tangkat
pendidikan formal tinggi lebih mudah dan cepat dalam mengadopsi inovasi baru.
Menurut (Azwar, 2007), pendidikan non formal merupakan suatu proses
pendidikan yang didapatkan dari luar bangku sekolah. Penyuluhan pertanian dan
pelatihan merupakan pendidikan non formal. Penyuluhan pertanian merupakan sistem
pendidikan non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan
tetapi berupaya untuk mengubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan
pertanian dan berusahatani yang luas, memiliki sikap progresif untuk melakukan
Sikap Petani Terhadap Program Perluasan Areal Tanam Baru (Patb) di Kecamatan
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021 1677
perubahan dan inovatif terhadap inovasi sesuatu (informasi) baru, serta terampil
melakukan kegiatan.
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang
dapat mempengaruhi sikap. Menurut (Soetriono, Suwandari, & Rijanto, 2006),
Kebanyakan keputusan tentang pertanian masih dibuat petani secara perorangan. Akan
tetapi, ia membuat keputusan-keputusan tersebut dalam rangka memenuhi hasrat untuk
memberikan sesuatu yang lebih baik lagi bagi keluarganya. Keputusan-keputusan yang
diambil oleh petani juga dipengaruhi oleh sikap dan perilaku serta hubungan-hubungan
dalam masyarakat setempat dimana mereka hidup. Bagi petani, masyarakat di sekitarnya
mempunyai arti yang penting.
Menurut (Azwar, 2007), Media massa sebagai sarana komunikasi massa seperti
televisi, radio, internet, koran, dan majalah mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-
pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar
afektif dalam mempersepsikan dan menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah sikap
tertentu mengenai suatu objek.
Petani sebagai sosok individu memiliki karakteristik tersendiri secara individu
yang dapat dilihat dari perilaku yang nampak dalam menjalankan kegiatan usaha tani
(Koto, 2014). Undang undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani dalam Pasal 1 ayat (3) menyatakan bahwa petani adalah warga
negara Indonesia perseorangan dan atau beserta keluarganya yang melakukan usaha tani
di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dana tau peternakan.
Program Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) merupakan kegiatan penanaman
padi di lahan yang tidak dimanfaatkan, lahan yang biasanya tidak ditanami padi dan lahan
yang belum masuk dalam perhitungan Luas Panen KSA-BPS. Program ini difokuskan di
lahan kering, rawa, lahan di bawah tegakan pohon perkebunan, lahan replanting sawit
dengan menerapkan prinsip konservasi lahan dan menjaga kelestarian lingkungan. Tujuan
program ini adalah penambahan areal tanam padi untuk menambah kontribusi produksi
padi nasional sehingga meningkatkan ketersediaan stok beras. Sebagai kegiatan padat
karya, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempertahankan daya beli masyarakat petani di
pedesaan yang terdampakCOVID-19. (Juknis PATB, 2020).
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang memusatkan pada pengumpulan data yang
berupa angka-angka untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis
kuantitatif dengan perhitungan matematika. Penelitian kuantitatif memiliki keunggulan
yaitu mampu untuk memberikan penilaian yang lebih obyektif (Sugiyono, 2014).
Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada sampel dalam populasi tertentu,
teknik pengambilan sampel dalam populasi dilakukan secara random dan analisis data
Allvin Sesadana Mutaqien, Suwarto, Eny Lestari.
1678 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Teknik
pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei. Teknik survei yaitu pengamatan
atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang sebenarnya terhadap
suatu persoalan tertentu dalam suatu daerah. Penelitian survei umumnya dibatasi pada
penelitian yang datanya mengambil sampel atau populasi untuk mewakili seluruh
populasi. Responden penelitian ini berjumlah 73 orang petani di Kecamatan Polokarto
yang mengikuti Program PATB. Analisis data menggunakan Korelasi Rank Spearman
dengan program SPSS 25 for windows.
Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada sampel dalam populasi tertentu,
teknik pengambilan sampel dalam populasi dilakukan secara random dan analisis data
bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Teknik
pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei. Teknik survei yaitu pengamatan
atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang sebenarnya terhadap
suatu persoalan tertentu dalam suatu daerah (Sugiyono, 2016). Penelitian survei
umumnya dibatasi pada penelitian yang datanya mengambil sampel atau populasi untuk
mewakili seluruh populasi. Responden penelitian ini berjumlah 73 orang petani di
Kecamatan Polokarto yang mengikuti Program PATB. Analisis data menggunakan
Korelasi Rank Spearman dengan program SPSS 25 for windows.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi responden berada pada tingkatan tinggi, dimana mayoritas
responden telah melakukan usahatani padi selama 6 - 10 tahun.
2. Pendidikan Formal
Pendidikan Formal responden pada penelitian ini bervariasi mulai dari tidak
sekolah hingga perguruan tinggi. Pendidikan formal terakhir responden terbanyak yaitu
tamat SD. Sebanyak 34 orang dengan presentase sebesar 47% responden memiliki tingkat
pendidikan terakhir tamat SD. Mayoritas responden berpendidikan tamat SD karena
mayoritas responden berada pada rentang usia 40 59 tahun dimana pada saat itu
pendidikan di Indonesia belum merata seperti sekarang ini.
3. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal responden berada pada tingkat sedang. Sebanyak 41 orang
dengan presentase sebesar 56% responden berada pada tingkat sedang. Mayoritas
responden menghadiri program penyuluhan pertanian sebanyak 3-4 kali dalam satu tahun
terakhir. Sebenarnya responden sadar akan pentingnya penyuluhan atau perkumpulan
yang diadakan, namun mengingat kondisi pandemi saat ini maka mayoritas responden
mengurangi intensitas untuk menghadiri pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan.
Selain itu, penyuluh pertanian saat ini saat menyampaikan penyuluhan hanya dihadiri
oleh perwakilan kelompoktani saja guna untuk meminimalisir adanya kerumunan.
Sikap Petani Terhadap Program Perluasan Areal Tanam Baru (Patb) di Kecamatan
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021 1679
4. Pengaruh Orang lain yang Dianggap Penting
Pengaruh Orang lain yang Dianggap Penting pada penelitian ini berada pada
tingkat tinggi. Sebanyak 50 orang dengan presentase sebesar 67% responden berada pada
tingkat tinggi. Kategori tinggi pada penelitian ini dapat diartikan bahwa responden dalam
penelitian ini mendapatkan saran dari beberapa orang yang dianggap penting oleh
masing-masing responden dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti program
PATB. Tingginya pengaruh dari orang-orang yang dianggap penting oleh responden
seperti kepala desa, ketua kelompok tani, PPL, petani lain, tetangga, serta keluarga dapat
ikut mempengaruhi sikap petani dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dengan
program PATB.
5. Keterpaan Media Massa
Keterpaan media massa responden pada penelitian ini berada pada tingkat rendah.
Sebanyak 34 orang dengan presentase sebesar 47% responden berada pada tingkat
rendah. Hal ini terjadi disebabkan karena mayoritas responden memiliki waktu luang
yang sedikit untuk mengakses media massa. Minat responden untuk mencari informasi-
informasi mengenai pertanian melalui media massa juga cukup kurang karena menurut
responden penyampaian langsung dari orang lain sudah cukup dapat dimengerti tanpa
harus mencari informasi lagi melalui media massa.
6. Hubungan Faktor-Faktor Pembentuk Sikap Dengan Sikap Petani Terhadap
Program Perluasan Areal Tanam Baru (PATB)
a. Hubungan Antara Pengalaman Pribadi dengan Sikap Petani terhadap program
PATB
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan
antara pengalaman pribadi dengan sikap petani terhadap program PATB. Tabel
tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi rank spearman (rs) sebesar (0,243)
Faktor Pembentuk
Sikap (X)
Sikap Total (Y)
Sig. (2-tailed)
Pengalaman Pribadi
0,039
Pendidikan Formal
0,031
Pendidikan non
Formal
0,005
Pengaruh Orang lain
yang Dianggap
Penting
0,000
Keterpaan Media
Massa
0,808
Allvin Sesadana Mutaqien, Suwarto, Eny Lestari.
1680 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar (0,039) dengan α (0,05) pada taraf signifikasi
95%. Oleh karena itu, H
0
ditolak dan H
a
diterima, yang artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara pengalaman pribadi dengan sikap petani terhadap program
PATB.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Middlebrook (1974) dalam
(Azwar, 2007), mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan
suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek
tersebut. Pada penelitian ini semakin adanya pengalaman pribadi petani maka
semakin tinggi pula sikap petani terhadap program PATB. Hal ini dikarenakan
petani merasa program PATB merupakan program yang sesuai dengan kebutuhan
petani. Keuntungan relatif ini dinyatakan dalam bentuk keuntungan ekonomi,
teknis, dan sosial-psikologis.
b. Hubungan Antara Pendidikan Formal dengan Sikap Petani terhadap program
PATB
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan
antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap program PATB. Tabel
tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi rank spearman (rs) sebesar (0,253)
dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar (0,031) dengan α (0,05) pada taraf signifikasi
95%. Oleh karena itu H
0
ditolak dan H
a
diterima, yang artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap program
PATB. Pendidikan formal yang telah didapatkan petani akan mempengaruhi sikap
petani terhadap program PATB karena petani lebih dapat mengetahui apakah
adanya program PATB ini menguntungkan atau tidak menguntungkan baginya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Mulyaningsih dkk (2018),
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, ada
kecenderungan semakin menerima dan menerapkan suatu program yang dirasa
menguntungkan
c. Hubungan Antara Pendidikan Non Formal dengan Sikap Petani terhadap program
PATB
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan
antara pendidikan non formal dengan sikap petani terhadap program PATB. Tabel
tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi rank spearman (rs) sebesar (0,325)
dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar (0,005) dengan α (0,05) pada taraf signifikasi
95%. Oleh karena itu H
0
ditolak dan H
a
diterima, yang artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara pendidikan non formal dengan sikap petani terhadap
program PATB.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat (Mardikanto, 2009), yang mengatakan
bahwa fungsi dan peran penyuluh adalah sebagai penyampai inovasi dan
mempengaruhi penerima manfaat penyuluhan dalam pengambilan keputusan,
penjembatan/penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang
diwakilinya dengan masyarakat. Kondisi lapang pada penelitian ini menjelaskan
Sikap Petani Terhadap Program Perluasan Areal Tanam Baru (Patb) di Kecamatan
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021 1681
bahwa kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh pemerintah terkait program
PATB mendapat perhatian oleh petani. Perhatian petani menyebabkan petani
mengikuti program PATB dan membutuhkan bimbingan dan pendampingan
dalam hal pelaksanaan program PATB. Semakin banyak pendidikan non formal
yang diikuti petani maka sikap mereka terhadap program PATB semakin baik
d. Hubungan Antara Pengaruh Orang lain yang Dianggap Penting dengan Sikap
Petani terhadap program PATB
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan
antara pengaruh orang lain yang dianggap penting dengan sikap petani terhadap
program PATB. Tabel tersebut menunjukkan nilai koefisien korelasi rank
spearman (rs) sebesar (0,503) dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar (0,000) dengan
α (0,05) pada taraf signifikasi 95%. Oleh karena itu H
0
ditolak dan H
a
diterima,
yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara orang lain yang dianggap
penting dengan sikap petani terhadap program PATB.
Pengaruh orang lain yang dianggap penting dilihat dari banyaknya petani
mendapatkan nasehat dari orang-orang yang dianggap penting (Kepala Desa,
Ketua Kelompotani, PPL, Petani lain, Tetangga, keluaga). Pihak-pihak yang
berperan aktif memberikan sosialisasi kepada petani mengenai program PATB
yaitu PPL dan Ketua Kelompoktani. Semakin petani mendapatkan saran dari
orang yang dianggap penting oleh petani menjadikan petani semakin tahu
mengenai program PATB, baik itu mengenai tujuan program, pelaksanaan
program, dan manfaat program PATB. Petani juga merasakan dengan adanya
pendampingan dan diskusi dengan orang yang dianggap penting pada saat
pelaksanaan program PATB membuat sikap petani terhadap program semakin
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat (Azwar, 2007), pengaruh orang lain
merupakan komponen sosial yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap.
e. Hubungan Antara Keterpaan Media Massa dengan Sikap Petani terhadap Program
PATB
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara keterpaan media massa dengan sikap petani terhadap program
PATB. Tabel tersebut menunjukkan nilai koefisien rank spearman (rs) sebesar
(0,029) dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar (0,808) dengan α (0,05) pada taraf
signifikasi 95%. Oleh karena itu, H
a
ditolak dan H
0
diterima, yang artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterpaan media massa dengan sikap
petani terhadap program PATB.
Kenyataannya dilapang diperkuat dengan pendapat (Hendra, 2019), media
massa diharapkan dapat lebih banyak memberikan informasi dan pembangunan
kepada masyarakat atau komunikatornya dibandingkan dengan fungsi hiburan dan
fungsi pengaruhnya. Diharapkan kehadiran massa akan lebih banyak memberikan
manfaat kepada masyarakat luas, Akan tetapi yang terjadi sekarang adalah bahwa
media massa lebih mendominasi dalam hal hiburan atau entertainment. Sehingga
Allvin Sesadana Mutaqien, Suwarto, Eny Lestari.
1682 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
dapat dikatakan media massa tidak berpengaruh terhadap sikap petani terhadap
program PATB. Sebagian besar petani mendapatkan informasi mengenai program
PATB melalui PPL, ketua kelompoktani ataupun petani lain.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis informasi yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
A. Faktor-faktor pembentuk sikap mengenai sikap petani terhadap program
PATB di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo yaitu:
1. Pengalaman Pribadi termasuk dalam kategori tinggi dengan petani
berjumlah 50 orang (68%).
2. Pendidikan formal responden sebagian besar termasuk dalam kategori
rendah atau telah menempuh pendidikan formal hingga tamat SD.
3. Pendidikan non formal petani termasuk dalam kategori sedang dalam
mengikuti penyuluhan dan perkumpulan program PATB berjumlah 41
orang (56%).
4. Pengaruh orang lain yang dianggap penting oleh responden seperti Kepala
desa, Ketua kelompoktani, PPL, petani lain, tetangga termasuk dalam
kategori tinggi berjumlah 50 orang (67%), artinya orang yang dianggap
penting memiliki cukup pengaruh terhadap sikap petani terhadap program
PATB.
5. Keterpaan media massa berada pada kategori rendah dengan petani
berjumlah 34 orang (47%), artinya petani sangat jarang mengakses
informasi mengenai pertanian khususnya program PATB melalui media
massa.
B. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara faktor pendidikan non
formal dan pengaruh orang lain yang dianggap penting dengan sikap petani
terhadap program PATB di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.
Terdapat hubungan signifikan antara faktor pengalaman pribadi dan
pendidikan formal dengan sikap petani terhadap program PATB di Kecamatan
Polokarto Kabupaten Sukoharjo dengan taraf kepercayaan 95%. Sedangkan
untuk faktor keterpaan media massa tidak terdapat hubungan yang signifikan
dengan sikap petani terhadap program PATB di Kecamatan Polokarto
Kabupaten Sukoharjo.
Sikap Petani Terhadap Program Perluasan Areal Tanam Baru (Patb) di Kecamatan
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 10, Oktober 2021 1683
Bibliografi
Azwar, Saifuddin. (2007). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Google Scholar
Hendra, Tomi. (2019). Media Massa Dalam Komunikasi Pembangunan. JURNAL AT-
TAGHYIR, 1(2), 136152. Google Scholar
Koto, Nurmar. (2014). Eksklusifitas Terhadap Hak-Hak Petani Atas Kesejahteraan
Dalam Sistem Budidaya Tanaman Lokal. UAJY. Google Scholar
Mardikanto, Totok. (2009). Sistem penyuluhan pertanian. Diterbitkan atas Kerja sama
Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT …. Google Scholar
Rosadillah, Riski, Fatchiya, Anna, & Susanto, Djoko. (2017). Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu Padi Sawah di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi
Tengah. Jurnal Penyuluhan, 13(2), 143156.
https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v13i2.15052. Google Scholar
Silalahi, Dina Eva, & Ginting, Rasinta Ria. (2020). Strategi Kebijakan Fiskal Pemerintah
Indonesia Untuk Mengatur Penerimaan dan Pengeluaran Negara Dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19. Jesya (Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah), 3(2), 156167.
10.36778/jesya.v3i2.193. Google Scholar
Soekartawi, Soekartawi. (2007). Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Melakukan Analisis Sistem Agroindustri Terpadu. Jurnal Agribisnis Dan Ekonomi
Pertanian, 1(2). Google Scholar
Soetriono, Soetriono, Suwandari, Anik, & Rijanto, Rijanto. (2006). Pengantar Ilmu
Pertanian (Agraris, Agrobisnis, dan Industri). Google Scholar
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (PT Alfabet).
Bandung.
Sugiyono, Metode. (2014). Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D
cet. Ke-19, Bandung: Alfabeta. Google Scholar
Suryana, Achmad. (2014). Menuju ketahanan pangan indonesia berkelanjutan 2025:
tantangan dan penanganannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 32(2), 123135.
Google Scholar