Analisa Perubahan Gambar Terhadap Kontrak Kerja Dan Waktu Pelaksanaan
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021 1491
Jika melihat kondisi di atas tentu itu bukan merupakan kondisi yang ideal dari
segi fungsi manajemen, di dalam konsep fungsi manajemen seharusnya fungsi
perencanaan dilaksanakan sebelum fungsi pelaksanaan dan pengendalian (Ashworth
1994). Tetapi perlu diingat pula bahwa proyek itu merupakan rangkaian aktivitas yang
unik dengan segala keterbatasan. Jadi konsep fungsi manajemen tersebut harus di
implementasikan secara fleksibel karena kenyataannya hampir tidak ada proyek yang
ideal.
Kontrak pekerjaan pembangunan gedung kantor pengelola Terminal Wisata
Paniis bisa di golongkan pada kontrak versi pemerintahan yang memiliki beraneka
ragam standar sesuaiperaturan yang berlaku (Hansen 2015). Kontrak seperti ini
biasanya tidak seluruhnya mengacu pada salah satu standar kontrak, hanya mengutip
sebagian-sebagian dan standar kontrak FIDIC atau Kementerian bahkan mungkin
standar kontrak lainnya (Adinda and Daryanto 2015). Oleh karena itu, pada kontrak
pekerjaan pembangunan gedung kantor pengelola Terminal Wisata Paniis, akan sangat
sulit untuk mernbuktikan bahwa kontrak ini telah mengutip salah satu standar kontrak.
hal ini akan menjadi salah satu kelemahan, kelemahan tersebutadalah jika terjadi
sesuatu yang menyimpang pada saat pelaksanaan kontrak, akan sulit menentukan acuan
standar kontrak dalam mengambil tindakan, terlebih lagi jika sebelumnya tidak diatur di
dalam kontrak (Santoso 2015). Oleh karena itu musyawarah dan negosiasi akan sangat
dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan pelaksanaan kontrak pekerjaan
pembangunan gedung kantor pengelola Terminal Wisata Paniis.
Bentuk kontrak yang dipakai pada pekerjaan pembangunan gedung kantor
pengelola Terminal Wisata Paniis adalah fixed lump sum price. Fixed lumpsum price
adalah bentuk kontrak yang ditinjau dari aspek perhitungan biaya. Mengingat
kompleksitas pekerjaan pembangunan gedung kantor pengelola Terminal Wisata
Paniis yang cukup tinggi maka bentuk kontrak fixed lump sum price tepat digunakan
untuk proyek ini. Pada bentuk kontrak fixed lump sump price pekerjaan di lapangan
tidak akan diukur ulang oleh para pihak (Yasin 2014).
Perhitungan volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar, jika ditinjau dari
aspek pembagian tugas kontrak pekerjaan pembangunan gedung kantor pengelola
Terminal Wisata Paniis ini, bisa digolongkan ke dalam satu kontrak konstruksi dan satu
kontrak kontrusksi pengguna jasa membagi-bagi kontrak menjadi beberapa buah
berdasarkan bidang pekerjaan khusus / spesial seperti pekerjaan struktur, terbagi
menjadi pekerjaan struktur bawah dan struktur atas. Meskipun demikian di dalam
kontrak spesial tetap saja masih ada unsur kontrak konvensional yaitu perencanaan
dilaksanakan oleh pihak lain. Jika mengacu pada standar kontrak FIDIC bentuk kontrak
yang tepat untuk pekerjaan seperti ini adalah standar kontrak for construction.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kontrak pekerjaan
pembangunan gedung kantor pengelola Terminal Wisata Paniis masih berada di dalam
koridor-koridor yang ada dan bisa digunakan dengan semestinya, tetapi masih belum
terlihat jelas referensi yang dijadikan acuan dalam kontrak pekerjaan tersebut.