1586
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 9 September 2021
PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PADA EMITEN YANG TERDAFTAR DI
INDEKS LQ45 PERIODE 2017 2019
Gideon Toman
1
Sri Muljaningsih
2
Kiki Asmara
3
Ekonomi Pembangunan/FEB/UPN “Veteran” Jatim
1,2,3
1
Abstrak
Jumlah investor saham yang meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun tentunya
merupakan hal yang bagus bagi pasar modal Indonesia. kenaikan jumlah investor ini
tentunya harus di imbangi dengan pengetahuan yang baik agar dapat meminimalisir
risiko kerugian dalam berinvestasi di saham. Salah satunya adalah dengan
mengetahui nilai wajar suatu saham. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui nilai wajar emiten yang masuk di Indeks LQ45 periode
2017 - 2019 yang telah di hitung dengan menggunakan Dividend Discount Model
(DDM), Price Earning Ratio (PER), & Price to Book Value (PBV) berada dalam
kondisi murah, mahal, atau wajar serta pengambilan keputusan yang tepat sesuai
dengan pedoman penilaian saham. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif serta pegujian akurasi dengan Root Mean Square Error
(RMSE). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengambilan keputusan
investasi0yang0tepat dengan membeli0saham00saham emiten berikut, diantaranya
ADRO, BBNI, BBTN, BMRI, ICBP, INDF, PTPP, SMGR, WIKA, & WSKT. Hal
ini dikarenakan 10 saham perusahaan tersebut rata rata harganya di nilai
undervalued atau murah dan DDM menjadi metode penilaian harga yang paling
akurat karena memiliki rata rata nilai RMSE terkecil.
Kata kunci: Pedoman Penilaian Saham, Root Mean Square Error, Dividend.Discount
Model, Price.Earning.Ratio, dan Price.to.Book.Value.
Abstract
The increasing number of stock investors from year to year is certainly a good thing
for the Indonesian capital market. This increase in the number of investors must of
course be balanced with good knowledge in order to minimize the risk of loss in
investing in stocks. One of them is to know the fair value of a stock. As for the purpose
of this study was to determine the fair value of issuers included in the LQ45 index
for the 2017 2019 period which has been calculated using Dividend
Discount.Model.(DDM), Price.Earning.Ratio.(PER), & Price.to.Book.Value.(PBV)
are in undervalued, overvalued, or fair value conditions and make the right decisions
in accordance with the guidelines stock valuations. This study uses a descriptive
method with a quantitive approach as well as testing accuracy with Root Mean
Square Error (RMSE). The conclusion of this research is that making the right
invesment decisions by buying shares of the following issuers, including ADRO,
BBNI, BBTN, BMRI, ICBP, INDF, PTPP, SMGR, WIKA, & WSKT. This is because
Penilaian Harga Wajar Saham pada Emiten yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode
2017 2019
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021 1587
the 10 shares of the company have an average price of undervalued or cheap and
DDM is the most accurate method of price assessment because it has the smallest
average RMSE value.
Keywords: Stock Valuation Guidelines, Root Mean Square Error, Dividend.Discount
Model, Price.Earning.Ratio,.and.Price.to.Book.Value.
Pendahuluan
Pasar modal menjadi tempat yang tepat untuk terjadinya proses antara permintaan
dengan penawaran surat beharga. Dimana secara perseorangan, organisasi, ataupun badan
usaha yang menempatkan dananya terhadap suatu aset, yaitu surat berharga ke
perusahaan yang sedang membutuhkan dana, dengan tujuan dana tersebut nantinya
digunakan untuk memperkuat modal perusahaan, melakukan ekspansi bisnis, membayar
hutang, dan lain - lain. Kegiatan investasi sangat erat kaitannya dengan pasar modal,
Investasi sendiri menurut (Tandelilin, 2017) merupakan komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Secara umum investasi sendiri terbagi
menjadi 2 jenis yaitu investasi aset yang berwujud berupa emas , tanah , rumah atau
bangunan dan investasi aset finansial yaitu penempatan aset pada produk produk yang
ada di perbankan dan pasar modal seperti saham, reksadana, etf, deposito, obligasi, dan
lain - lain. Dari berbagai instrumen yang ada di pasar modal, Saham menjadi salah satu
yang banyak digemari dan menarik karena memiliki return yang tinggi (high gain),
tingkat return yang tinggi tersebut juga seimbang dengan tingkat resikonya yang tinggi
juga (high risk).
Dalam berinvestasi saham tentunya investor mengharapkan dapat membeli saham
di harga dan waktu yang tepat agar memperoleh keuntungan yang maksimal di kemudian
hari. Hal ini tentunya dapat diperoleh dengan adanya metode analisa yang dapat
membantu investor tersebut untuk memenuhi harapannya. Secara.umum.terdapat
duaametode analisa yanggdapattdigunakannuntukkmenganalisa suatu saham emiten
yaitu metode analisa teknikal dan metode analisa fundamental, metode analisa teknikal
sendiri menurut (Rimawati, 2013) yaitu teknik untuk meramalkan arah perkembangan
harga dan petunjuk pertukaran saham lainnya yang bergantung pada data pasar historis
yang mempertimbangankan biaya instrumen, volume perdagangan dan jika mungkin
minat atas instrumen. Metode analisis yang kedua adalah analisis fundamental, menurut
Dardmaji & Hendy (dalam Uyun, 2014) analisis fundamental adalah salah satu
pendekatan untuk penilaian saham dengan memeriksa atau memperhatikan berbagai
indikator yang diidentifikasi dengan kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu
perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan.
Nilai wajar saham atau disebut juga nilai intrinsik saham adalah berapa harga
saham tersebut sebenarnya layak dihargai atau suatu jumlah yang mencerminkan nilai
saham tersebut sebenarnya. Menurut (Hartono, 2013) nilaiMintrinsikMadalahMnilai
sebenarnya.dari.suatu perusahaan. Jadi seorang investorRtentunya sangat perlu untuk
mengetahui nilai wajar dari suatu saham sebelum melakukan transaksi membeli ataupun
Gideon Toman
1
Sri Muljaningsih
2
Kiki Asmara
3
1588 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021
menjual saham agar meminimalisir kerugian yang terjadi ke depannya, karena membeli
saham di saat harganya berada diatas nilai wajarnya.
Dalam menghitung nilai wajar suatuisaham bisa menggunakan metode metode
menghitung valuasi saham diantaranya ada metodeePriceeEarninghRatio (PER),
PriceetooBookkValue (PBV), dan DividenddDiscounttModell(DDM). Metode.Price
EarningMRatioM(PER) sendiri adalahLrasio menghitunggvaluasi sahammdengan
mengukur hubungan antara harga saham dengan laba per lembar saham, pendekatan PER
juga mendasarkan diri pada model penentuanNnilaiNsahamNpendekatanNnilai sekarang.
Selain PER ada juga yang menggunakan pendekatan nilai sekarang dengan menggunakan
dividen sebagai komponen utama hitungnya yaitu Dividend Discount Model (DDM).
Menurut (Tandelilin, 2017) DDM merupakan model untuk menentukan estimasi harga
saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang.
Selanjutnya ada pendekatan dengan menggunakan model Price to Book Value (PBV)
menurut (Hartono, 2013) PBV adalah hargaibuku per saham menunjukkan aktiva bersih
yang diklaim oleh investor dengan memiliki satu lembar.
Di BEI terdapat indeks yang mengukur semua kinerja harga saham yang terdaftar
dan tercatat di bursa efek Indonesia yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sampai
saat ini sudah terdapat 37 indeks dengan model dan kriteria masing masing yang sudah
di tentukan oleh pihak BEI dan analis saham. Selain IHSG ada indeks yang sangat populer
dikalangan para investor yaitu indeks LQ45, karena ke populerannya indeks ini biasanya
menjadi tolak ukur untuk seorang pemula di saham untuk membeli saham saham yang
terdaftar dalam indeks tersebut.
Indeks LQ45 sendiri adalah indeks yang mengukur kinerja dari 45 saham yang
memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas tinggi serta di dukung dengan
fundamental emiten yang baik. Adapun kriteria dari indeks LQ45 adalah Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan, Memiliki kondisi keuangan yang baik serta
prospek pertumbuhan dan nilai transaksi yang tinggi, masuk dalamm600perusahaan
teratassyang mempunyai kapitalisasiipasar yang besar dan nilaiitransaksi tertinggi
diipasarrreguler dalam jangka waktu 1.tahunnterakhir. Adapun yanggmenjadi ruang
lingkupppadaapenelitianniniiadalah.:.(1).Variabel.Independen adalah nilai wajar saham
yang di hitung menggunakan ketiga metode yaitu DDM, PER, dan PBV. (2) Variabel
dependen adalah harga pasar saham tahunan. (3) Objekkpenelitiannyanggdigunakan
dalam.penelitiannini.adalah 23 saham.perusahaannyang masuk dalammkriteria sampel
dan.terdaftarrdi.indeks.LQ45..(4).Periodeepenelitiannyanggdigunakanndalam.penelitian
ininadalahhtahunn2017 2019.
Menurut (Syari, 2018) menyatakan pasar modal adalah pasar yang digunakan
untuk melakukan berbagai instrumen moneter jangka panjang yang dapat
diperhualbelikan. Hal ini dapat meliputi obligasi, saham, reksa dana, instrumen derivatif
dan instrumen lainnya.
investasi adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk tidak melakukan
hal hal yang bersifat konsumtif saatIiniIuntuk dibelikan asetIyang
Penilaian Harga Wajar Saham pada Emiten yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode
2017 2019
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021 1589
produktifIdenganIharapan memperoleh keuntungan di kemudian hari (Yuliah, Triana, &
Lesmana, 2019).
Menurut (Azis, Mintarti, & Maryam, 2015) Saham merupakan tanda penyertaan
atau kepemilikan investor secara individu maupun intitusional atas investasi mereka atau
sejumlah dana yang diinvestasikan pada suatu perusahaan.
Menurut (Husnan, 2015) analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik
suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham
tersebut. Pedoman yang digunakan adalah : (1) Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat
ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan oleh
karenanya saham tersebut seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut sudah
dimiliki. (2) Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal), dan oleh karenanya saham tersebut seharusnya
dijual. (3) Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar
harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Metode DividendYDiscountYModelYatau juga bisa disebutMmodel diskonto
dividen adalah salah satu metode menghitung valuasi nilai atau intrinsik saham dengan
menggunakan dividen sebagai komponen utama hitungnya. MetodeIDividendIDiscount
ModelI(DDM)IdenganNModelIpertumbuhanIkonstanIadalahImetodeIyang menyatakan
bahwa perusahaan nantinya akan selalu memberikan dividen yang secara konstan atau
terus menerus bertumbuh tiap tahunnya. Adapun rumus dari model ini dapat diketahui
sebagai berikut :
=

Sumber : (Tandelilin, 2017)
Menurut (May, 2011) Price Earning Ratio (PER) adalah rasio harga saham di
bursa dengan laba bersih per saham. Metode PER menggambarkan perbandingan antara
harga saham terhadap earning perusahaan. Dari PER juga dapat diketahui berapa rupiah
harga yang harus dibayar investor untuk mendapatkan setiap Rp.1 earning perusahaan.
Adapun rumus hitung untuk mengetahui PriceIEarningIRatio adalah sebagaiIberikut:
/
=


Sumber : (Tandelilin, 2017)
Menurut (May, 2011) Price to Book Value (PBV) adalah angka rasio yang
menjelaskan seberapa kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk
setiap nilai buku per sahamnya. Secara teoritis harga pasar suatu saham harus
mencerminkan nilai bukunya. Oleh karena itu antara nilai buku per lembarnya dengan
harga saham dapat juga menjadi opsi untuk menentukan nilai suatu saham. Adapun rumus
hitung untuk mengetahui PriceItoIBookIValueI(PBV)IadalahIsebagaiIberikut:
- Menghitung BVS
BVS =


- Menghitung PBV ratio
Gideon Toman
1
Sri Muljaningsih
2
Kiki Asmara
3
1590 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021
PBV ratio =


Sumber : (Fahmi, 2017)
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini yang membedakan dengan penelitian terdahulu
adalah dari pemilihan variabel hitung valuasinya yang dimana masih sedikit ditemukan
yang menggunakan metode DDM, PER, & PBV secara bersama sama. Selain itu yang
juga menjadi pembeda dengan peneliti terdahulu adalah penelitian ini menggunakan
indeks sebagai studi kasus sampel perusahaanya, yang dimana masih jarang digunakan
karena peneliti terdahulu kebanyakan menggunakan sektor sebagai studi kasus
penelitiannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan -
pertimbangan tertentu. Adapun kriteria kriteria yang menjadi pemilihan sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Perusahaan selalu masuk dan tidak pernah
keluar dari indeks LQ45 serta terdaftarrdi BEINselamaNmasa periodeNpenelitian 2017
2019. (2) PerusahaanNyang terus membagikan dividen secara konsisten tiap tahunnya
dalam kurun waktu penelitian periode 2017 2019. (3) Perusahaan yang mempunyai
laporan keuangan yang lengkap dalam kurun waktu penelitian tahun 2017 2019. (4)
Memiliki nilai k (return yang diisyaratkan investor) yang lebih besar dari nilai g
(pertumbuhan dividen). Berdasarkan kriteria - kriteria tersebut di
perolehI23IperusahaanIyang dapat memenuhiIkriteria dan dapat dijadikan
sampelIpenelitian. Daftar emitenIyangIdapat dijadikanIsampel adalah sebagai berikut :
Penilaian Harga Wajar Saham pada Emiten yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode
2017 2019
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021 1591
TabelI1. Daftar SampelIPenelitian
Sumber : Data diolah (2021)
Melakukan Analisa Perbandingan Metode
Analisa perbandingan metode penilaian harga saham ini dilakukan untuk
mendapati dari ketiga pendekatan model DDM, PER, & PBV pendekatan penilaian harga
saham mana yang tingkat akurasinya paling tepat. Untuk dapat mengetahui metode mana
yang paling akurat dari ketiga model tersebut dapat menggunakan Uji RMSE
(RootIMeanISquaredIError). Uji RMSE adalah uji pengukuran beda antara nilai yang
diprediksi dengan nilai yang diketahui. Dalam penelitian ini nantinya yang menjadi
nilaiIyangIdiketahui adalah hargaIpasarIsaham tahunan, sedangkan untuk Inilai
yangIdiprediksi adalah nilaiIintrinsik yang diperoleh dari ketiga metode DDM, PER, &
PBV. Adapun rumus untuk melakukan Uji RMSE adalah sebagai berikut :
RMSE =



Sumber : (Chai & Draxler, 2014)
NO
KODE
1
ADRO
2
AKRA
3
ASII
4
BBCA
5
BBNI
6
BBRI
7
BBTN
8
BMRI
9
HMSP
10
ICBP
11
INDF
12
INTP
13
JSMR
14
KLBF
15
PGAS
16
PTBA
17
PTPP
18
SCMA
19
SMGR
20
SRIL
21
TLKM
22
WIKA
23
WSKT
Gideon Toman
1
Sri Muljaningsih
2
Kiki Asmara
3
1592 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021
Hasil dan Pembahasan
Tabel 2. Membandingkan Nilai Wajar Emiten Indeks LQ45 danIPengambilan
KeputusanIInvestasi yang tepat dengan Metode DDM, PER, & PBVIuntukITahun 2017
Kode
Saham
Harga
Pasar (Rp)
DDM
PER
PBV
Nilai
Wajar
Keterangan
Nilai
Wajar
Keterangan
Nilai
Wajar
Keterangan
ADRO
1.860
1.975,68
Undervalued
3.443,88
Undervalued
2.894,19
Undervalued
AKRA
6.350
6.657,38
Undervalued
9.367,3
Undervalued
2.253,85
Overvalued
ASII
8.300
9.044,37
Undervalued
7.994,51
Overvalued
5.097,23
Overvalued
BBCA
21.900
24.734,51
Undervalued
27.877,71
Undervalued
8.154,3
Overvalued
BBNI
9.900
10.778,33
Undervalued
10.778,34
Undervalued
8.278,44
Overvalued
BBRI
3.640
3.984,89
Undervalued
4.483,13
Undervalued
2.083,99
Overvalued
BBTN
3.570
3.969,93
Undervalued
3.970,21
Undervalued
3.129,84
Overvalued
BMRI
8.000
8.554,25
Undervalued
8.554,41
Undervalued
5.573,77
Overvalued
HMSP
4.730
4.755,79
Undervalued
4.772,47
Undervalued
1.504,47
Overvalued
ICBP
8.900
9.678,41
Undervalued
9.655,15
Undervalued
10..143,09
Undervalued
INDF
7.625
8.044,15
Undervalued
8.065,97
Undervalued
30.992,14
Undervalued
INTP
21.950
21.311,01
Overvalued
33.416,56
Undervalued
21.279,62
Overvalued
JSMR
6.400
6.984,57
Undervalued
4.656,56
Overvalued
3.389,65
Overvalued
KLBF
1.690
1.843,2
Undervalued
2.003,87
Undervalued
1.499,83
Overvalued
PGAS
1.750
1.798,94
Undervalued
1.594,73
Overvalued
3.241,58
Undervalued
PTBA
2.460
2.606,13
Undervalued
6.515,26
Undervalued
2.000,41
Overvalued
PTPP
2.640
2.894,86
Undervalued
1.929,99
Overvalued
5.352,73
Undervalued
SCMA
2.480
2.610,51
Undervalued
3.023,39
Undervalued
605,59
Overvalued
SMGR
9.900
102.97,54
Undervalued
10.298,59
Undervalued
16.370,28
Undervalued
SRIL
380
437,82
Undervalued
1.010,23
Undervalued
207,95
Overvalued
TLKM
4.440
4.746,31
Undervalued
4.453,66
Undervalued
1.624,1
Overvalued
WIKA
1.550
1.665,17
Undervalued
1.110,2
Overvalued
3.800,69
Undervalued
WSKT
2.210
2.536,19
Undervalued
1.690,49
Overvalued
3.905,98
Undervalued
Sumber : Data diolah (2021)
Pada tabel 2, setelah membandingkan antara nilai wajar dengan harga saham yang
terbentuk maka dapat diketahui, penghitungan nilai wajar dengan metode DDM pada
Penilaian Harga Wajar Saham pada Emiten yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode
2017 2019
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021 1593
tahun 2017 diperoleh hasil 22 saham emiten ada pada kondisi undervalued jadi keputusan
tepat yang dapat diambil adalah membeli, selain itu terdapat 1 saham yang ada pada
keadaan overvalued yaitu INTP maka keputusan tepat yang dapat dilakukan adalah
menjual. Berdasarkan penghitungan nilai wajar dengan metode PER pada tahun 2017
diperoleh hasil 17 saham emiten ada pada keadaan undervalued maka keputusan tepat
yang diambil adalah membeli, serta terdapat 6 sahamIyang ada pada keadaan overvalued
yaitu ASII, JSMR, PGAS, PTPP, WIKA, & WSKT maka keputusan investasi yang tepat
adalah menjual. Berdasarkan perhitungan nilai wajar menggunakan metode PBV pada
tahun 2017 diperoleh hasil 15 saham perusahaan berada pada kondisi overvalued dan
keputusan tepat yang dapat diambil adalah melakukan aksi jual, serta terdapat 8 saham
yang berada dalam keadaan undervalued yaitu ADRO, ICBP, INDF, PGAS, PTPP,
SMGR, WIKA, & WSKT maka keputusan investasi yang diambil adalah membeli.
Tabel 3. Membandingkan Nilai Wajar Emiten Indeks LQ45IdanIPengambilan
KeputusanIInvestasi yang tepat dengan Metode DDM, PER, & PBVIuntukiTahun 2018
Kode
Saham
Harga
Pasar (Rp)
DDM
PER
PBV
Nilai
Wajar
Keterangan
Nilai
Wajar
Keterangan
Nilai
Wajar
Keterangan
ADRO
1.215
1.285,83
Undervalued
1.160,83
Overvalued
5.535,93
Undervalued
AKRA
4.290
4.575,73
Undervalued
4.019,85
Overvalued
3.412,21
Overvalued
ASII
8.225
8.999,98
Undervalued
9.075,24
Undervalued
5.426,83
Overvalued
BBCA
26.000
28.993,07
Undervalued
34.852,03
Undervalued
10.155,86
Overvalued
BBNI
8.800
9.702,19
Undervalued
6.930,02
Overvalued
9.765,67
Undervalued
BBRI
3.660
3.599,01
Overvalued
8.679,47
Undervalued
2.478,43
Overvalued
BBTN
2.540
2.779,34
Undervalued
2.779,15
Undervalued
3.714,51
Undervalued
BMRI
7.375
7.942,09
Undervalued
7.942
Undervalued
6.539,67
Overvalued
HMSP
3.710
3.700,11
Overvalued
3.782,45
Undervalued
1.453,02
Overvalued
ICBP
10.450
11.528,94
Undervalued
11.514,12
Undervalued
10.942,81
Undervalued
INDF
7.450
7.822,22
Undervalued
7.793,65
Undervalued
31.949,75
Undervalued
INTP
18.450
17.867,34
Overvalued
22.643,59
Undervalued
15.770,25
Overvalued
JSMR
4.280
4.646,67
Undervalued
3.484,84
Overvalued
3.757,11
Overvalued
KLBF
1.520
1.645,13
Undervalued
1.673,73
Undervalued
2.133,87
Undervalued
PGAS
2.120
2.286,31
Undervalued
1.802,36
Overvalued
4.052,78
Undervalued
PTBA
4.300
4.599,41
Undervalued
4.369,83
Undervalued
3.996,58
Overvalued
PTPP
1.805
1.978,44
Undervalued
1.978,2
Undervalued
6.631,61
Undervalued
Gideon Toman
1
Sri Muljaningsih
2
Kiki Asmara
3
1594 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021
SCMA
1.870
2.139,1
Undervalued
1.304,33
Overvalued
666,59
Overvalued
SMGR
11.500
12.150,99
Undervalued
12.149,5
Undervalued
13.797,6
Undervalued
SRIL
358
413,97
Undervalued
116,86
Overvalued
69,74
Overvalued
TLKM
3.750
3.836,31
Undervalued
4.523,96
Undervalued
1.669,66
Overvalued
WIKA
1.655
1.814,43
Undervalued
1.814,25
Undervalued
4.836,43
Undervalued
WSKT
1.680
1.881,45
Undervalued
2.352,06
Undervalued
5.362,91
Undervalued
Sumber : Data diolah (2021)
Pada tabelI3,Isetelah membandingkan antara nilaiIwajar denganIhargaIpasar
saham yang terbentuk maka dapat diketahui, penghitungan nilai wajar dengan metode
DDM pada tahun 2018 diperoleh hasil 20 saham perusahaan ada pada kondisi
undervalued dan keputusan tepat yang dapat diambil adalah beli, serta terdapat 3Isaham
yang ada pada keadaan overvalued yaitu BBRI, HMSP, & INTP maka keputusan
investasi yang diambil adalah menjual. Berdasarkan penghitungan nilai wajar dengan
metode PER Pada tahun 2018 diperoleh hasil 16 saham perusahaan ada pada kondisi
undervalued dan keputusan tepat yang dapat diambil adalah membeli, serta terdapat 7
saham yang ada pada keadaan overvalued yaitu ADRO, AKRA, BBNI, JSMR, PGAS,
SCMA, & SRIL maka keputusan investasi yang diambil adalah menjual. Berdasarkan
perhitungan nilai wajar menggunakan metode PBV pada tahun 2018 diperoleh hasil 12
saham ada pada kondisi overvalued jadi keputusan tepat yang diambil adalah jual, serta
terdapat 11 sahamIyang ada pada keadaan undervalued maka keputusan yaang diambil
adalah membeli.
Tabel 4. Membandingkan Nilai Wajar Emiten Indeks LQ45 danIPengambilan
KeputusanIInvestasi yang tepat denganIMetode DDM, PER, & PBVIuntukITahun 2019
Kode
Saham
Harga
Pasar (Rp)
DDM
PER
PBV
Nilai
Wajar
Keterangan
Nilai
Wajar
Keterangan
Nilai
Wajar
Keterangan
ADRO
1.555
1.618,85
Undervalued
2.127,98
Undervalued
2.218,93
Undervalued
AKRA
3.950
4.055,97
Undervalued
4.263,47
Undervalued
4.839,47
Undervalued
ASII
6.925
7.518,04
Undervalued
7.501,69
Undervalued
5.074,64
Overvalued
BBCA
33.425
36.282,63
Undervalued
53.607,63
Undervalued
18.264,42
Overvalued
BBNI
7.850
8.580,65
Undervalued
8.580,65
Undervalued
17.333,29
Undervalued
BBRI
4.400
4.687,23
Undervalued
2.584,32
Overvalued
4.333,23
Overvalued
BBTN
2.120
2.136,79
Undervalued
1.070,55
Overvalued
5.820,31
Undervalued
BMRI
7.675
8.092,9
Undervalued
10.790,45
Undervalued
1.1467,03
Undervalued
Penilaian Harga Wajar Saham pada Emiten yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode
2017 2019
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021 1595
HMSP
2.100
2.087,44
Overvalued
2.105,17
Undervalued
889,54
Overvalued
ICBP
11.150
12.275,79
Undervalued
12.291,23
Undervalued
10.131,54
Overvalued
INDF
7.925
8.358,87
Undervalued
8.357,85
Undervalued
27.346,83
Undervalued
INTP
19.025
19.020,84
Overvalued
10.796,54
Overvalued
10.595,811
Overvalued
JSMR
5.175
5.614,6
Undervalued
1.871,01
Overvalued
4.632,11
Overvalued
KLBF
1.620
1.774,09
Undervalued
1.337,64
Overvalued
1.119,03
Overvalued
PGAS
2.170
2.164,5
Overvalued
7.450,87
Undervalued
301,87
Overvalued
PTBA
2.660
2.702,53
Undervalued
3.216,95
Undervalued
2.014,87
Overvalued
PTPP
1.585
1.670,55
Undervalued
1.883,83
Undervalued
4.052,15
Undervalued
SCMA
1.410
1.586,82
Undervalued
1.090,58
Overvalued
1.187,95
Overvalued
SMGR
12.000
12.756,24
Undervalued
3.189,18
Overvalued
9.656,44
Overvalued
SRIL
260
297,82
Undervalued
109,73
Overvalued
606,47
Undervalued
TLKM
3.970
4.140,26
Undervalued
3.762,19
Overvalued
4.474,01
Undervalued
WIKA
1.990
2.207,14
Undervalued
2.205,97
Undervalued
3.106,23
Undervalued
WSKT
1.485
1.534,78
Undervalued
306,45
Overvalued
3.110,49
Undervalued
Sumber : Data diolah (2021)
Pada tabelI4,Isetelah membandingkan antara nilaii wajar dengan harga pasar
saham yang terbentuk maka dapat diketahui, penghitungan nilai wajar dengan metode
DDM pada tahun 2019 diperoleh hasil 20 saham perusahaan ada padaIkondisi
undervalued dan keputusan tepat yang dapat diambil adalah melakukan aksi beli, serta
terdapat 3 saham yang ada pada keadaan overvalued yaitu HMSP, INTP, & PGAS maka
keputusan investasi yang diambil adalah melakukan aksi jual. Berdasarkan penghitungan
nilai wajar dengan metode PER pada tahun 2019 diperoleh hasil 13 saham berada dalam
kondisi undervalued yaitu ADRO, AKRA, ASII, BBCA, BBNI, BMRI, HMSP, ICBP,
INDF, PGAS, PTBA, PTPP, & WIKA maka keputusan tepat yang dapat diambil adalah
beli, serta terdapatt 10 sahammyang ada pada keadaan overvalued yaitu BBRI, BBTN,
INTP, JSMR, KLBF, SCMA, SMGR, SRIL, TLKM, & WSKT maka keputusan investasi
yang diambil adalah menjual. Berdasarkan perhitungan nilai wajar menggunakan metode
PBV pada tahun 2019 diperoleh hasil 12 saham berada dalam kondisi overvalued yaitu
ASII, BBCA, BBRI, HMSP, ICBP, INTP, JSMR, KLBF, PGAS, PTBA, SCMA, &
SMGR maka keputusan investasi yang diambil adalah menjual, serta terdapat 11 saham
yang ada pada keadaan undervalued yaitu ADRO, AKRA, BBNI, BBTN, BMRI, INDF,
PTPP, SRIL, TLKM, WIKA, & WSKT maka keputusaan investasi yang diambil adalah
membeli.
Gideon Toman
1
Sri Muljaningsih
2
Kiki Asmara
3
1596 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021
Tabel 5. Nilai Root Mean Square Error
Sumber : Data diolah (2021)
Pada tabel 5, setelah melakukan uji RMSE pada metode menghitung nilai wajar
DDM, PER, & PBV, dapat diketahui nilai RMSE yang paling kecil secara berurutan pada
tahun 2017 2019 dimiliki oleh metode DDM yaitu 725,03, 762, dan 712,91. Sedangkan
nilai RMSE terbesar pada tahun 2017 2019 dimiliki oleh pendekatan PBV yaitu sebesar
6138,88, 6454,07, dan 5984,08. Dari perhitungan uji RMSE dapat disimpulkan bahwa
perhitungan nilai wajar dengan menggunakan metode DDM menjadi metode yang paling
akurat karena memiliki nilai RMSE terkecil pada tahun 2017 2019 diikuti oleh metode
PER lalu metodeePBV. Hasil penelitian ini di dukung olehIpenelitian sebelumnya
yangIdilakukanIoleh (Hasanah dan Rusliati 2017) serta (Sari dan Hermastuti 2020) yang
menyatakan bahwa pendekatan yang paling akurat dengan uji RMSE untuk mengetahui
nilai wajar saham adalah pendekatan DDM.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil hitung harga wajar menggunakan DDM,iPER,IdanIPBV,
pengambilanIkeputusanIinvestasiIyangItepatIadalah dengan membeliIsahamIIsaham
emiten berikut, diantaranya ADRO, BBNI, BBTN, BMRI, ICBP, INDF, PTPP, SMGR,
WIKA, & WSKT. Hal ini dikarenakan 10 saham perusahaan tersebut rata rata harganya
dinilai undervalued atau murah.
Hasil dari melakukan analisa perbandingan model penilaian saham menunjukkan
metode Dividend Discount Model (DDM) merupakan model penilaian saham dengan
penyimpangan paling kecil, dengan nilai RMSE pada tahun 2017 2019 secara berurutan
sebesar 725,03, 762, dan 712,91. Artinya pedekatan Dividend Discount Model (DDM)
adalah model penilaian saham yang paling akurat.
NO
Pendekatan
RMSE (Rp)
2017
2018
2019
1
DDM
725.03
762
712.91
2
PER
2971.34
2375.03
5151.82
3
PBV
6138.88
6454.07
5984.08
Penilaian Harga Wajar Saham pada Emiten yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode
2017 2019
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021 1597
Bibliografi
Azis, Musdalifah, Mintarti, Sri, & Maryam, Nadir. (2015). Manajemen Investasi
Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor & Return Saham. Yogyakarta:
Deepublish.
Chai, T., & Draxler, R. R. (2014). Root mean square error (RMSE) or mean absolute error
(MAE)? -Arguments against avoiding RMSE in the literature. Geoscientific Model
Development, 7(3), 12471250. https://doi.org/10.5194/gmd-7-1247-2014
Fahmi, Irham. (2017). Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
Hartono, Jogiyanto. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Hasanah, Resti, & Rusliati, Ellen. (2017). Harga Saham Dengan Metode Dividend
Discount Model Dan Price To Book Value. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen,
10(2), 1. https://doi.org/10.23969/jrbm.v10i2.446
Husnan, Suad. (2015). Dasar - Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas (5th ed.).
Yogyakarta: UPP STIM YKPM.
May, Ellen. (2011). Smart Traders not Gamblers. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rimawati, Elistya. (2013). ISSN : 1693-1173 Analisa Fundamental Dan Analisa Teknikal
Pada Rencana Investasi Pasar Modal Elistya Rimawati. Jurnal Ilmiah SINUS, 21
32. http://dx.doi.org/10.30646/sinus.v11i2.118
Sari, Dewi Ratna, & Hermastuti, Pristina. (2020). Valuasi Harga Wajar Saham
Menggunakan Metode Dividend Discount Model Dan Price To Book Value Ratio (
Studi Empiris pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2016-2019 ).
Syari, Astria Semaradilla. (2018). Evaluasi Kondisi Saham Melalui Analisis Fundamental
Dengan Metode Dividend Discount Model ( Ddm ) Terhadap Keputusan Investasi
Pada Perusahaan Sub Sektor Pulp and Paper Yang. 3(Ddm), 113.
Tandelilin, Eduardus. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Uyun, N. (2014). Penerapan Analisis Fundamental Dengan Pendekatan Price Earning
Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Kewajaran Harga Saham Dalam Pengambilan
Keputusan Investasi (Studi Pada Subsektor Konstruksi Bangunan yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 12(1), 83150.
Yuliah, Triana, Leni, & Lesmana, Ihwan Satria. (2019). Analisis Nilai Saham Dengan
Dividend Discount Model (DDM) (Studi kasus Perusahaan Tekstil Dan Garmen
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018). Jurnal Manajemen STIE
Gideon Toman
1
Sri Muljaningsih
2
Kiki Asmara
3
1598 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021
Muhammadiyah Palopo, 5(2), 913. http://dx.doi.org/10.35906/jm001.v5i2.360