Fajrina Aulya
1
, Irda Sari
2
1552 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 9, September 2021
yang terjadi di Rumah Sakit Jiwa Tampan dengan adanya aplikasi untuk mengolah data
rekam medis.
Mengenai data pribadi pasien yang sangat diperlukan oleh dokter dan pegawai
rumah sakit lainnya, perlu adanya administrasi khusus yang tercatat dalam rekam medis.
Untuk dapat mengarsipkan dengan baik, membuat cadangan informasi, data yang direkap
secara sistematis dan teliti serta didokumenkan secara online akan lebih menambah
keefektifan rekam medis pasien. Penyimpanan berkas rekam medis secara konvensional
menggunakan map atau selembaran kertas dengan si data riwayat pasien memiliki banyak
kekurangan karena harus memiliki menyimpanan yang luas dan aman, jika data
diperlukan maka harus mencari arsip satu persatu dengan waktu yang lama untuk
mencarinya, dan resiko hilang lebih besar. Sedangkan jika diarsipkan secara online dalam
komputer atau kedalam sebuah aplikasi yang menunjang dengan baik, informasi rekam
medis akan lebih aman, tersusun rapih dan jika diperlukan kita akan lebih mudah untuk
menemukannya.
Dalam perencanaannya, rekam medis secara online masih menjadi perdebatan
yang masih diragukan baik dan buruknya. Meskipun sudah jelas mengenai kakurangan
dan kelebihannya namun inonasi pencapaian untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai
masih sulit dibuatkan. Dalam rekam medis biasanya memuat identitas pasien secara
lengkap. Di Indonesia penggunaan rekam medis online belum berkembang pesat sesuai
dengan yang diinginkan, oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dan pengembangan
khusus terkait aplikasi yang sesuai untuk digukanakan dalam perencanaan aplikasi rekam
medis (Handiwidjojo, 2017).
Akhirnya kunci yang paling menentukan apakah RME akan diadopsi atau tidak
terletak pada ada tidaknya kebutuhan, bukan teknologinya, baik menurut dokter maupun
manajemen rumah sakit. Selama dokter merasa mampu memberikan pelayanan yang
terbaik seperti saat ini, maka proses adopsi akan berjalan lambat, demikian pula jika pihak
manajemen tidak melihat sisi positif kebutuhan informasi di tingkat manajemen maka
RME hanya akan menjadi wacana. Semoga tulisan ini dapat menumbuhkan kesadaran
bagi pemerintah pembuat regulasi, pengambil kebijakan di rumah sakit maupun pasien
untuk segera menyadari arti penting dan manfaat RME, agar migrasi dari rekam medis
manual ke rekam medis elektronik (RME) tidak berjalan di tempat (Handiwidjojo, 2017).
Tantangan yang harus dihadapi dalam pembuatan aplikasi rekam medis secara
komputerisasi yaitu penjaminan data yang tetap harus tersimpan dengan baik secara
komputerisasi harus memiliki unsur kerahasiaan dan keamanan karena semua data pada
rumah sakit bersifat privasi. Selain itu ketersediaan dana untuk menyediakan fasilitas
secara komputerisasi. Hal ini karena aspek finansial dari tiap rumah sakit yang belum bisa
memenuhi standar. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perancangan sistem
informasi indikator rawat inap sehingga memudahkan petugas dalam pelaporan harian
maupun bulanan. Sistem Informasi Indikator Rawat menghasilkan pelaporan BOR, LOS,
TOI, BTO, NDR, GDR, Form ketersediaan tempat tidur, Sensus Harian, laporan per-
tanggal, per-kelas perawatan, per-bulan, dan laporan keseluruhan. Jika melihat manfaat
yang bisa diambil dari adanya rekam medis secara komputerisasi ini yaitu secara