Peran dan Koordinasi Stakeholder dalam Pengembangan Pariwisata di Kawasan
Jembatan Youtefa
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1439
Area. In this study, qualitative deductive methods were used with secondary and
primary data collection methods obtained through in-depth interviews with
informants, and for stakeholder analysis were proceeded with a matrix of
stakeholders' interests and influences on the development of tourist bicycle lanes by
using a stakeholder grid.The results, generally it can be seen that stakeholders have
involved in accordance with their duties and functions, but there are still several
tourism development programs/activities that have not been fully synchronized with
other stakeholders. The ego-sectoral mindset by some stakeholders; limited budget
funds; and lack of law framework, a long with program priorities from the
government that are focused on the XX PON event causing obstacles to the
development process.
Keywords: tourism; stakeholders; roles; coordination; Jayapura City
Pendahuluan
Pariwisata merupakan kegiatan yang tidak terpisah dari interaksi antara host dan
guest. Pemahaman lintas budaya sebenarnya sulit dikesampingkan meskipun secara fakta
di lapangan dianggap kurang penting. Padahal, jika dicermati dalam pariwisata terdapat
ekspektasi budaya yang ketika hal tersebut selaras antara host dan guest maka akan
tercipta iklim pariwisata kondusif. Tetapi jika ekspektasi budaya cenderung jauh berbeda
maka akan terjadi ketidakpuasan berwisata bagi guest dan ketidakpuasan bagi
penyelenggara wisata yaitu host (Swesti, 2019).
Kota Jayapura adalah daerah yang terletak di sebelah utara Papua dan sekaligus
menjadi Ibu Kota Provinsi Papua. Kota Jayapura sendiri merupakan pusat pemerintahan
dengan berbagai aktivitas sosial, budaya politik, bisnis maupun di bidang pembangunan.
Potensi pariwisata yang dimiliki Provinsi ini hampir terlengkap di Indonesia. Alam yang
dimilikinya masih asli, budaya yang khas dan unik, minat khusus bahari yang tak kalah
menarik dengan daerah lain di Indonesia bahkan mancanegara sekalipun. Tentunya perlu
beberapa sentuhan dan penataan yang baik untuk menjadi obyek dan daya tarik wisata
unggulan bagi kunjungan wisatawan (Rakib, 2017).
Kawasan Jembatan Youtefa saat ini menjadi perhatian utama pemerintah dalam
mendorong pengembangan pariwisatanya. Jembatan Youtefa atau lebih dikenal dengan
Jembatan Holtekamp telah diresmikan Presiden Joko Widodo tepat pada Hari Sumpah
Pemuda, Senin 28 Oktober 2019. Nama Youtefa diambil berdasarkan perrmintaan
masyarakat adat setempat karena jembatan tersebut berada di atas Teluk Youtefa.
Menurut Jokowi Jembatan Youtefa telah menjadi landmark Papua yang juga memiliki
beberapa manfaat strategis, yakni sebagai solusi pemecahan kepadatan penduduk di Kota
Jayapura.
Keberadaan Jembatan Youtefa ini tentunya juga menimbulkan beberapa
permasalahan baru, dengan adanya jembatan ini tingkat kunjungan wisatawan ke
kawasan ini semakin meningkat terutama pada saat akhir pecan. Pengelola wisata yang
umumnya masyarakat lokal kurang memerhatikan sarana dan prasarana yang disediakan
karena kurangnya kolaborasi dengan pemerintah dalam hal pengelolaan terutama pada
sarana, prasarana dan fasilitas penunjang wisata seperti toilet, tempat sampah, parkiran