1386
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 8 Agustus 2021
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Jesicca Geovany A Ginting
1
, Arison Nainggolan
2
Prodi Akuntansi Universitas Methodist Indonesia
1,2
Email: jesiccageovan[email protected]
1
2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai
Perusahaan. Modal intelektual diukur dengan menggunakan model Value Added
Intellectual Coefficient (VAIC) yang dikembangkan oleh Pulic (1998). Nilai perusahaan
diukur dengan menggunakan Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), dan
Price to Earning Ratio (PER). Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Jumlah sampel
diperoleh sebanyak 30 perusahaan yang dipilih dengan metode purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan pengamatan selama tiga periode,
sehingga jumlah sampel akhir yang diperoleh berjumlah 90. Teknik analisa data
menggunakan regresi linier sederhana. Data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian
diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price
to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER), akan tetapi modal intelektual
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Earning Per Share (EPS).
Kata Kunci: modal intelektual; nilai perusahaan; VAIC PBV EPS PER
Abstract
This study aims to determine the effect of Intellectual Capital on Company Value.
Intellectual capital is measured using the Value Added Intellectual Coefficient
(VAIC) model developed by Pulic (1998). Company value is measured using Price
to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), and Price to Earning Ratio (PER).
The population in this study is manufacturing companies listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2015-2017. The number of samples obtained by 30 companies
selected by purposive sampling method. This study uses secondary data with
observations over three periods, so the number of final samples obtained amounted
to 75. Data analysis techniques using simple linear regression. The data obtained
and collected is then processed using the SPSS version 22 application. The results
showed that intellectual capital had no effect on firm value measured by Price to
Book Value (PBV) and Price to Earning Ratio (PER), but intellectual capital had
an effect on firm value measured by Earning Per Share (EPS).
Keywords: intellectual capital; company value; VAIC PBV EPS PER.
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1387
Pendahuluan
Perkembangan perekonomian serta teknologi membawa dampak perubahan yang
cukup signifikan terhadap sistem perusahaan dalam mengelola bisnis nya dan
menentukan strategi bersaing. Hal ini memicu persaingan yang semakin kompetitif
diantara pelaku bisnis. Meskipun dalam tekanan persaingan yang kompetitif tidak
menyebabkan pembisnis untuk berhenti melanjutkan usahanya, bahkan pelaku bisnis
semakin terpacu untuk meningkatkan cara mengelola bisnisnya. Perusahaan akan
melakukan inovasiinovasi yang luar biasa agar keberlangsungan usaha mereka berjalan
dengan baik. Pada awalnya perusahaaan mengelola bisnis berdasarkan tenaga kerja
(Labor based business), tetapi agar perusahaan mampu bertahan dalam era globalisasi
ini, maka perusahaan harus mengubah cara berbisnisnya menuju perusahaan yang
berbasis pengetahuan (Knowledge based business) (Manurung, 2019).
Penerapan labor based business memiliki prinsip bahwa perusahaan padat karya.
Dalam pengertian peningkatan produktivitas yang terjadi pada perusahaan berpengaruh
dari banyaknya karyawan yang dimiliki perusahaan. Ketika perusahaan memulai
penerapan knowledge based business, perusahaan akan beranggapan bahwa peran modal
kovensional menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal berbasis pengetahuan
dan tehnologi. Oleh karena itu perusahaan harus berfokus pada pengelolaan aset tak
berwujudnya dengan optimal seperti pengetahuan, daya pikir, inovasi, dan kemampuan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Menurut PSAK no.19 (revisi 2009) aktiva tidak
berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat ddentifikasi dan tidak mempunyai
wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan
barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
Intellectual capital (IC) merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja di Indonesia
tetapi di lingkungan bisnis global. Pada umumnya kalangan bisnis masih belum
menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki oleh perusahaan
dalam pengakuan intellectual capital (IC) dan pelaporannya dalam neraca belum di
perhatikan secara serius, hal ini tentu saja merugikan perusahaan.
Fenomena modal intelektual telah berkembang di Indonesia setelah muncul
PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aktiva tak berwujud. Dalam PSAK No.19 (revisi
2000) aktiva tak berwujud tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai modal intelektual,
tetapi kurang lebih hal ini telah mendapat perhatian. Paragraf 09 dalam PSAK NO.19
(revisi 2000) menyebutkan beberapa contoh aktiva tak berwujud antara lain ilmu
pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi,
hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar, dan merk datang. Walaupun
tidak dijelaskan secara terperinci sebagai intellectual capital, tapi setidaknya intellectual
capital mulai mendapat perhatian yang semakin meningkat. Semakin meningkat
perhatian tersebut, berarti semakin meningkat kesadaran perusahaan mengenai
intellectual capital (IC). Akan tetapi dalam dunia praktik, intellectual capital (IC)
belum dikenal luas di Indonesia. Jika perusahaan mengacu pada bisnis berdasarkan
pengetahuan maka perusahaan di Indonesia dapat bersaing menggunakan keunggulan
Jesicca Geovany A Ginting, Arison Nainggolan
1388 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.8, Agustus 2021
kompetitif yang diperoleh inovasi yang di hasilkan oleh intellectual capital (IC) yang
dimiliki perusahaan.
Secara umum para peneliti membagi modal intelektual ke dalam tiga unsur
utama yaitu human capital yang mencangkup pengetahuan dan keterampilan pegawai,
structural capital yang mencangkup teknologi dan infrastruktur informasi yang
mendukungnya, dan customer captal dengan membangun hubungan yang baik dengan
konsumen. Ketiga unsur tersebut dipercaya dapat membangun modal intelektual yang
mampu meningkatkan nilai perusahaan apabila di kelola secara optimal (Indrajaya,
2015).
Salah satu metode pengukuran intellectual capital yang sering digunakan adalah
VAIC (value added intellectual coefficient). VAIC pertama kali dikemukakan oleh Ante
Pulic dengan mengukur efisiensi dari tiga input, yaitu modal fisik, modal keuangan,
modal manusia, dan modal struktural. VAIC menililik intellectual capital dengan
melalui elemen-elemennya, yaitu VACA (value added capital employed), VAHU (value
added human capital), dan STVA (structural capital added) (Aida & Rahmawati,
2015).
Berdasarkan Resources based Theory disimpulkan bahwa intellectual capital
(IC) memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu menciptakan
keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai bagi perusahaan,
dan dapat digunakan untuk menyusun dan menerapkan strategi sehingga mampu
meningkatkan nilai perusahaan (Wijayani, 2017). Nilai perusahaan adalah persepsi
investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga
saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi dan
meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini
namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Memaksimalkan nilai
perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan
memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan tujuan utama perusahaan.
Pengukuran nilai perusahaan menjadi penilaian kinerja saham perusahaan yang
telah di perdagangkan di pasar modal. Nilai perusahaan dapat diukur dengan
mengunakan harga saham menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian. Metode
yang dapat digunakan yaitu price to book value (PBV), price earning ratio (PER), idan
iTobin’s iQ. iMetode iyang idigunakan idalam ipenelitian ni iadalah iPrice iEarning iRatio
i(PER), iPrice ito iBook iValue i(PBV). iPBV imenggambarkan inilai ipasar ikeuangan iterhadap
imanajemen idan iorganisasi idari iperusahaan iyang isedang iberjalan i(going iconcern). iPER
idigunakan iuntuk imemprediksi ikapan iatau iberapa ikali ilaba iyang idihasilkan iperusahaan
idibandingkan idengan iharga isaham ipada isatu iperiode.
Terdapat ifaktor ilain iyang imempunyai ipengaruh iterhadap inilai iperusahaan. iSuatu
iperusahaan ibertujuan iuntuk imemakmurkan ipemegang isaham iapabila ipemegang isaham
imemperoleh ikeuntungan idari isetiap ilembar isaham iatas nvestasi iyang iditanamkannya.
iKeuntungan isetiap ilembar isaham idisebut idengan iEarning iPer iShare i(EPS). iPada
ipenelitian ijuga imenggunakan iEPS isebagai ndikator idari inilai iperusahaan. iTerukurnya
inilai isuatu iperusahaan iuntuk imengetahui isegala informasi isangat idibutuhkan ipara
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1389
istakeholder imaupun ipihak ilain iyang iberkepentingan. iPerusahaan iyang itelah imencapai
itujuan idapat idilihat idari ihasil ikinerjanya isehingga iberbagai iupaya iakan idilakukan ioleh
iperusahaan iagar inilai iperusahaan imeningkat. iSalah isatu iyang idilakukan iperusahaan iagar
imencapai ikinerja iyang ibaik idan idapat iterus iberinovasi iyaitu iperusahaan isecara iefektif
imengembangkan isumberdaya imanusia iberkualitas, itehnologi iyang ihandal, iserta
ihubungan iyang ibaik idengan ipelanggan idimana ihal itersebut iadalah ielemen idari ntellectual
icapital.
Penelitian ini idilakukan ipada iperusahaan imanufaktur iyang iterdaftar idi iBursa iEfek
indonesia ipada itahun i2017-2019. iPemilihan iperusahaan imanufaktur isebagai iobjek
ipenelitian ikarena ijumlah iperusahaan iyang imasuk ikategori iperusahaan imanufaktur ilebih
ibanyak idi ibandingkan idengan iperusahaan ilainnya. iAlasan ilain imemilih iperusahaan
imanufaktur isebagai iobjek ipenelitian ini iadalah ikarena isaham iperusahaan imanufaktur
ilebih ibanyak idiminati ipara investor, idan iperusahaan imanufaktur isemakin iefektif idalam
imempublikasikan ilaporan ikeuangannya. iAlasan ipenulis itertarik iuntuk imenguji ntellectual
iCapital iterhadap inilai iperusahaan iadalah ikarena isaat ni iperusahaan ibelum imelaporkan
iadanya intangible iasset iberupa intellectual icapital ikhususnya ihuman icapital iyang
imemiliki ikontibusi idalam imenciptakan ikeunggulan ikompetitif iuntuk imemenangkan
ipersaingan ibisnis iyang isangat iketat. iPenelitian ni idiajukan iuntuk imemperoleh igambaran
idan ipemahaman iyang ikompehensif itentang ntellectual iCapital iserta ipenerapannya idalam
ilaporan ikeuangan iperusahaan.
Hal ni ipun idiperkuat idengan ihasil-hasil ipenelitian iterdahulu imenunjukan imasih
iadanya iperbedaan ipendapat ioleh imasing-masing ipeneliti i(research igap), idiantaranya
ihasil ipenelitian idengan ijudul ipangaruh imodal ntelektual iterhadap inilai iperusahaan,
imenunjukan ibahwa imodal ntelektual i(VAIC™) idipengaruhi isecara ipositif ioleh inilai ipasar
iperusahaan i(Tobin's iQ) (Randa & Solon, 2012).
Menurut (Amalia, Wahyudi, & KUSUMASTUTI, 2019) idengan ijudul ipengaruh
istruktur imodal idan imodal ntelektual iterhadap inilai iperusahaan i idengan ikinerja ikeuangan
isebagai ivariabel intervening, imenunjukan ibahwa istruktur imodal idan imodal intelektual
itidak iberpengaruh iterhadap inilai iperusahaan, istruktur imodal itidak iberpengaruh iterhadap
ikinerja ikeuangan, isedangkan imodal intelektual iberpengaruh iterhadap ikinerja i ikeuangan.
iKinerja ikeuangan itidak iberpengaruh iterhadap inilai ikeuangan idan ikinerja ikeuangan itidak
idapat imemediasi istruktur imodal idan imodal ntelektual iterhadap inilai iperusahaan. (Ginting
& Sagala, 2020), dengan ijudul ipengaruh imodal ntelektual iterhadap inilai iperusahaan,
imenunjukan ibahwa Intellectual iCapital imemiliki ipengaruh inegatif idan iberpengaruh itidak
isignifikan iterhadap inilai iperusahaan iyang idi iukur idengan iPBV idan intellectual iCapital
imemiliki ipengaruh ipositif idan iberpengaruh itidak isignifikan iterhadap inilai iperusahaan
iyang idiukur idengan iEPS, inamun Intellectual iCapital imemiliki ipengaruh inegatif idan
isignifikan iberpengaruh iterhadap inilai iperusahaan iyang idiukur idengan iPER. (Arindha,
2018) dengan ijudul ipengaruh Intellectual icapital iterhadap inilai iperusahaan idengan
iprofitabilitas isebagai ivariabel ntervening, imenunjukan iada ipengaruih isignifikan
Intellectual icapital iterhadap iprofitabilitas, ntellectual icapital itidak imemiliki ipengaruh
isignifikan iterhadap inilai iperusahaan, profitabilitas iberpengaruh isignifikan ipositif
Jesicca Geovany A Ginting, Arison Nainggolan
1390 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.8, Agustus 2021
iterhadap inilai iperusahaan, intellectual icapital iberpengaruh itidak ilangsung iterhadap inilai
iperusahaan imelalui iprofitabilitas, isehingga iprofitabilitas idapat idigunakan isebagai
ivariabel ntervening. (SETIAWAN, 2017) idengan ijudul iPengaruh intellectual iCapital
iTerhadap iNilai iPerusahaan iPada ndustri iManufaktur iLogam iyang iTerdaftar idi i(BEI)
iPeriode iTahun i2013-2016 imenunjukan ibahwa iHuman iCapital i(HC) itidak iberpengaruh
ipositif iterhadap iprice ito ibook ivalue i(PBV),Structural icapital i(SC), idan iCustomer iCapital
i(CC) iberpengaruh ipositif iterhadap iprice ito ibook ivalue i(PBV).
Berdasarkan iuraian itersebut ipeneliti itertarik iuntuk imelakukan ipenelitian idengan
ijudul iPengaruh iModal ntelektual iterhadap iNilai iPerusahaan i(Studi iEmpiris ipada
iPerusahaan iManufaktur iyang iTerdaftar idi iBursa iEfek ndonesia)
Metode Penelitian
Populasi, Sampel idan iPengumpulan iData
Populasi dalam penelitian ini adalah 171 perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2017 2019. Sampel adalah sebagian dari populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan mengunakn metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2010).
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017
2019.
2. Perusahaan manufaktur yang secara konsisten mempublikasikan laporan
keuangan dan laporan tahunan pada periode 2017 2019.
3. Perusahaan manufaktur yang memiliki data-data yang mendukung variabel
dependen dan variabel independen dalam penelitan ini.
Berdasarkan kriteria tersebut diatas, maka sampel penelitian ini di peroleh
sebanyak 30 perusahaan yang layak dijadikan sampel penelitian.
Defenisi Operasional Variabel
Tabel 1
Variabel
Defenisi
Parameter
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1391
Modal
Intelektual
(X)
Modal
Intelektual
adalah informasi
dan pengetahuan
yang
diaplikasikan
dalam pekerjaan
untuk
menciptakan
nilai
VAIC = VACE+VAHC+SCVA
Nilai
Perusahaan
Nilai perusahaan
adalah harga yang
bersedia dibayar
oleh calon
pembeli apabila
perusahaan
tersebut dijual
Price to Book Value (PBV)
=
Harga Saham Penutupan
Nilai Buku per Lembar Saham
Earning per Share (EPS)
=
Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak
Jumlah Saham Beredar
Price to Earning Ratio (PER)
=
Harga Saham
Laba per Lembar Saham
Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
sederhana. Analisis regresi linier digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menggunakan regresi
linier sederhana karena hanya terdapat satu variabel independen. Langkah-langkah
analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Melakukan Analisis Statistik Deskriptif
Menurut (Sugiyono, 2015), analisis statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dalam penelitian ini
akan mendeskripsikan nilai dari variable VAIC™, PBV, EPS, dan PER.
Melakukan Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi
syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus di penuhi adalah
data tersebut harus terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikoloniaritas,
dan heterokidasitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi perlu dilakukan
lebih dahulu pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik pada penelitian ini adalah uji
normalitas, uji autokorelasi, dan heteroskedasitas.
Jesicca Geovany A Ginting, Arison Nainggolan
1392 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.8, Agustus 2021
Melakukan Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regresi, variabel
penganggu atau residual memiliki distribusi normal (Imam, 2013). Untuk melihat
normalitas residual tersebut dapat digunakan uji statistic Kolmogorov Smirnov. Kriteria
hasil uji statistik Kolmogorov Smirnov adalah :
1) Jika angka signifikansi (sig) ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
2) Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka data tidak berdistibusi normal.
Melakukan Uji Autokorelasi
Menurut (Santoso, 2012), uji auto korelasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi diantara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu
saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Akibat-akibat yang terjadi pada
penaksir-penaksir apabila metode kuadrat terkecil diterapkan pada data mengandung
autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW Test) dimana nilai DW
tabel (dU dan dL) ditentukan pada tingkat signifikansi atau ɑ = 5% dan derajat
kebebasan atau df = k (jumlah variabel independen), jumlah = n.
Melakukan Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak
varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika
residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan
jika variannya tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013)
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan
SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
(Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Homokedastisitas terjadi jika
pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data ZPRED dan SRESID menyebar
dibawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola
yang teratur. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variasi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Persamaan
regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas.
Menguji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam, 2013). Nilai
koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukan
kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
sangat kecil atau terbatas. Jika nilai R2 mendekati satu, variabel variabel independen
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1393
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh sebab sebab lain yang tidak di teliti.
Melakukan Uji Regresi Linear dan Uji Statistik t
Menentukan Model Regresi Linear
Menentukan ini menggunakan tiga model regresi liniear sederhana. Model
regresi dalam penelitian ini adalah ini sebagai berikut :
Y1 = a + b1 X + e............................................(1)
Y2 = a + b1 X + e............................................(2)
Y3 = a + b1 X + e............................................(3)
Keterangan :
Y1 = price to book value (PBV)
Y2 = earning per share (EPS)
Y3 = price to earning ratio (PER)
X = value added intellectual coefficients (VAIC™)
a = konstanta
b1 = koefisien regresi
e = error
Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji
statistik t dapat dilihat dari signifikansi nilai t pada masing-masing variabel dari output
perhitungan. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1. Merumuskan hipotesis
Ho1 Modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan price to book value (PBV).
Ha1 Modal Intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan price to book value (PBV)
Ho2 Modal Intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan earning per share (EPS)
Ha2 Modal Intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan earning per share (EPS)
Ho3 Modal Intelektual berpengaruh pada terhadap nilai perusahaan yang di ukur
dengan price to earning ratio (PER)
2. Menentukan tingkat signifikansi (α)
Tingkat singnifikansi (α) menunjukan peluang kesalahan yang ditetapkan
peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak atau tidak mendukung
hipotesis nol.
3. Menentukan t
hitung
dan t
tabel
Jesicca Geovany A Ginting, Arison Nainggolan
1394 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.8, Agustus 2021
4. Mengambil keputusan Ho tidak dapat di tolak jika nilai t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
-t tabel
Ho ditolak jika nilai t
hitung
>
t
tabel
atau -t
hitung
<
-t
tabel
5. Menarik kesimpulan
a. Jika Ho
1
tidak dapat ditolak, maka modal intelektual tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan yang diukur dengan price to book value (PBV). Jika Ho
1
ditolak,
maka modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan price to book value (PBV)
b. Jika Ho
2
tidak dapat ditolak, maka modal intelektual tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan yang di ukur dengan earning per share (EPS). Jika Ho
2
ditolak,
maka modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan earning per share (EPS).
c. Jika Ho
3
tidak dapat ditolak, maka modal inteletual tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan yang diukur dengan price to earninng ratio (PER). Jika Ho
3
ditolak, maka modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang
diukur dengan price to earning ratio (PER)
Hasil dan Pembahasan
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 2
Statistik Deskriptif Berdasarkan Variabel Modal Intelektual, PBV, EPS, PER
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximum
Mean
Std.
Deviation
VAiC (X)
90
1,0723
155,4931
21,240884
27,9200519
PBV (Y1)
90
,0029
242,5476
9,507347
33,9838427
EPS (Y2)
90
2,8600
5655,0000
373,106222
885,0363155
PER (Y3)
90
-33,14
2136,00
56,2391
228,49088
Valid N
(listwise)
90
Berdasarkan Tabel 2 diketahui nilai minimum modal intelektual adalah 1,0723,
sementara nilai maksimum dari modal intelektual adalah 155,4931. Rata-rata modal
intelektual adalah 21,240884, dengan standar deviasi 27,92005. Nilai minimum PBV
adalah 0,0029, sementara nilai maksimum dari PBV adalah 242,547. Rata-rata PBV
9,507, dengan standar deviasi 33,9838. Nilai minimum EPS adalah 2,8600 sementara
nilai maksimum dari EPS adalah 5655,00. Rata-rata EPS adalah 373,106, dengan
standar deviasi 885,03. Nilai minimum PER adalah -33,14, sementara nilai maksimum
adalah 2136,00. Rata-rata PER adalah 56,2391, dengan standar deviasi 228,490.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Normalitas
Tabel 3
Uji Normalitas
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1395
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
Unstandardiz
ed Residual
Unstandardiz
ed Residual
N
90
90
82
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
,0000000
,0000000
Std.
Deviation
,25584092
1,66618539
1,02903347
Most Extreme
Differences
Absolute
,076
,066
,092
Positive
,052
,066
,092
Negative
-,076
-,062
-,060
Test Statistic
,076
,066
,092
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200
,200
,081
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 3, diketahui nilai probabilitas p atau Asymp Sig.
(2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05, 0.200 > 0,05, 0,81 > 0,05. Karena seluruh nilai
probabilitas lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti
asumsi normalitas terpenuhi.
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1
Uji heteroskedastisitas berdasarkan PBV,
EPS dan PER
Jesicca Geovany A Ginting, Arison Nainggolan
1396 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.8, Agustus 2021
Menurut (Imam, 2013) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka
menginditifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang
begitu jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pola sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas
Uji Autokorelasi
Tabel 4
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson berdasarkan PBV, EPS, dan PER
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1
,159
a
,025
,014
,25729
,525
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1
,278
a
,077
,067
1,67563
,630
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1
,158
a
,025
,013
1,03544
1,171
Nilai statistik dan uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari
3 dndikasi terjadi autokorelasi. Berdasarkan Tabel 4 nilai dari statistik Durbin-Watson
adalah 1,1171, 0,630 dan 0,525. Perhatikan bahwa nilai statistik beberapa variabel
dibawah 1 namun ada satu variabel PER terletak diantara 1 dan 3, yakni 1,1171 < 1
,0,630 < 1 dan 0,525 > 1. Maka asumsi non autokorelasi hanya terpenuhi di variabel
PER. Dengan kata lain, terjadi gejala korelasi pada PBV dan EPS.
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1397
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 5
Koefisien Determinasi berdasarkan PBV
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1
,159
a
,025
,014
,25729
,525
a. Predictors: (Constant), VAIC (X)
b. Dependent Variable: PBV (Y1)
Berdasarkan Tabel 5, diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square)
adalah 0,014. Nilai tersebut dapat diartikan variabel modal intelektual mampu
mempengaruhi PBV sebesar 1,4%, sisanya sebesar 98,6% dijelaskan oleh variabel atau
faktor lainnya.
Tabel 6
Koefisien Determinasi berdasarkan EPS
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1
,278
a
,077
,067
1,67563
,630
a. Predictors: (Constant), VAIC (X)
b. Dependent Variable: EPS (Y2)
Berdasarkan Tabel 6, diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square)
adalah 0,067. Nilai tersebut dapat diartikan variabel modal intelektual mampu
mempengaruhi EPS sebesar 6,7%, sisanya sebesar 93,3% dijelaskan oleh variabel atau
faktor lainnya.
Tabel 7
Koefisien Determinasi berdasarkan PER
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1
,158
a
,025
,013
1,03544
1,171
a. Predictors: (Constant), VAIC (X)
b. Dependent Variable: PER (Y3)
Berdasarkan Tabel 7, diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square)
adalah 0,013. Nilai tersebut dapat diartikan variabel modal intelektual mampu
mempengaruhi PER sebesar 1,3%, sisanya sebesar 98.7% dijelaskan oleh variabel atau
faktor lainnya.
Analisis Regresi Sederhana dan Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Jesicca Geovany A Ginting, Arison Nainggolan
1398 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.8, Agustus 2021
Tabel 8
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) berdasarkan PBV
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
,577
,064
9,000
,000
VAIC (X)
-,036
,024
-,159
-1,515
,133
a. Dependent Variable: PBV (Y1)
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 8 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut
Y
1
= 0,577 0,036X + e
Diketahui nilai koefisien regresi dan modal intelektual adalah -0,036, yakni
bernilai negatif. Hal ini berarti modal intelektual berpengaruh negatif. Hal ini berarti
modal intelektual berpengaruh negatif terhadap PBV. Diketahui nilai Sig dari modal
intelektual adalah 0,133 > 0,05 dan t hitung adalah -1,1515 < t tabel 1,987 maka modal
intelektual tidak berpengaruh signifikan terhadap PBV. Sehingga Ha1 ditolak,
kesimpulan yang dapat ditarik adalah modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang diukur dengan price to book value (PBV),
Tabel 9
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) berdasarkan EPS
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 9 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.
Y
2
= 3,449 + 0,423X + e i
Diketahui nilai koefisien regresi dari modal intelektual adalah 0,423, yakni
bernilai positif. Hal ini berarti modal intelektual berpengaruh positif terhadap EPS.
Diketahui t hitung adalah 2,712 > t tabel 1,987 dan nilai Sig dari modal intelektual
adalah 0,008 < 0,05, maka modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap EPS.
Sehingga Ho2 ditolak, kesimpulan yang dapat ditarik adalah modal intelektual
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang di ukur dengan earning per share
(EPS).
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
3,449
,417
8,263
,000
VAIC (X)
,423
,156
,278
2,712
,008
a. Dependent Variable: EPS (Y2)
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1399
Tabel 10
Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t) berdasarkan PER
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
3,477
,259
13,435
,000
VAIC (X)
-,141
,098
-,158
-1,432
,156
a. Dependent Variable: PER (Y3)
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 10 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.
Y
3
= 3,477 0,141X
Diketahui nilai koefisien regresi dari modal intelektual adalah -0,141 yakni
bernilai negatif. Hal ini berarti modal intelektual berpengaruh negatif terhadap PER.
Diketahui nilai t hitung -1,432 < t tabel 1,987 dan nilai Sig dari modal intelektual adalah
0,156 > 0,05, maka modal intelektual tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.
Sehingga Ha3 ditolak, kesimpulan yang dapat ditarik adalah modal intelektual tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan earning per share (EPS).
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan yang Diukur dengan
Price to Book Value (PBV)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa modal
intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price to
book value (PBV). Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan modal intelektual secara
maksimal tidak terbukti mampu meningkatkan nilai perusahaan yang diukur dengan
menggunakan PBV.
Hasil ini tidak sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa pengelolaan
seluruh sumber daya perusahaan berupa physical capital. Human capital, dan structural
capital akan mendorong pembentukan nilai tambah bagi perusahaan. Kandungan modal
intelektual yang dimiliki oleh perusahaan menarik perhatian para investor untuk melakukan
investasi, sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan
dengan penelitian oleh (Ginting & Sagala, 2020) yang menyatakan bahwa modal
intelektual berpengaruh pada nilai perusahaan yang diukur dengan PBV. Tetapi hasil
(Setiawan, 2017) yang menyatakan bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan yang diukur dengan PBV
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai perusahaan yang Diukur dengan
Earning Per Share (EPS)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa modal
intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang di ukur dengan earning
per share (EPS). EPS digunakan oleh investor untuk mengetahui besarnya keuntungan
yang diperoleh atas kepemilikan sahamnya. Perusahaan yang mampu memanfaatkan
knowledge assets secara optimal, akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin
Jesicca Geovany A Ginting, Arison Nainggolan
1400 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.8, Agustus 2021
dari EPS. Jika EPS perusahaan tinggi, investor akan bersedia menanamkan modalnya
pada perusahaan (Rahmadewi & Abundanti, 2018). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Wijayanti, dan Salim dan Karyawati yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh antara modal intelektual dengan EPS.
Poengaruh Modal Intelektual Terhadap Noilai Perusahaan yang Diukur
dengan Price to Earning Ratio (PER)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa modal
intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price to
earning ratio (PER). Hasil ini menunjukkan bahwa modal intelektual belum menjadi
indikator penilaian pasar terhadap nilai perusahaan yang berbentuk melalui PER.
Penghargaan pasar terhadap suatu perusahaan lebih didasarkan pada sumber daya fisik,
investor cenderung tidak menitik beratkan pada sumber daya intelektual perusahaan.
Investor akan menilai tinggi perusahaaan yang memiliki perusahaan yang
memiliki efisiensi modal intelektual tinggi tidak berlaku pada hipotesis ini. Hal ini
mungkin disebabkan karena modal intelektual belum dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk meningkatkan nilai perusahaan
Kesimpulan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang kemungkian mempengaruhi hasil
akhir dan penelitian ini. Keterbatas tersebut adalah penelitian ini hanya menggunakan
perusahaan manufaktur sebagai sampel tanpa membedakan subsektor perusahaan
tersebut. Sehingga terdapat nilai ektrem pada data penelitian yang kemungkinan
dipengaruhi oleh efek indutri tersebut.
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 8, Agustus 2021 1401
Bibliografi
Aida, Rahma Nurul, & Rahmawati, Evi. (2015). Pengaruh modal intelektual dan
pengungkapannya terhadap nilai perusahaan: Efek intervening kinerja perusahaan.
Journal of Accounting and Investment, 16(2), 96109.
Amalia, Dila Rizki, Wahyudi, Ilham, & KUSUMASTUTI, RATIH. (2019). Reaksi
Investor terhadap Pengumuman Deviden. IAI KAPd.
Arindha, Prianka Tiersa. (2018). Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening: Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2016. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Quarterly Journal of
Economics, 128, 15471584.
Ginting, Mitha Christina, & Sagala, Lamria. (2020). PENGARUH MODAL
INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2017-2019). JURNAL MANAJEMEN, 1(2), 91100.
Imam, Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ISBN,
979(015.1).
Indrajaya, Andrean. (2015). Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan
Studi Empiris Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Jogiyanto, Hartono. (2010). Metodologi penelitian bisnis: Salah kaprah dan
pengalaman-pengalaman, Edisi I. Yogyakarta: BPFE.
Manurung, Ernardo Aloansius. (2019). Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai
Perusahan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).
Rahmadewi, Pande Widya, & Abundanti, Nyoman. (2018). Pengaruh EPS, PER, CR
dan ROE terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Udayana University.
Randa, FDAS, & Solon, S. Ariyanto. (2012). Pengaruh modal intelektual terhadap nilai
perusahaan. Jurnal Sistem Informasi Manajemen Dan Akuntansi, 10(1), 2427.
Santoso, Singgih. (2012). Aplikasi SPSS pada statistik parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
SETIAWAN, Fajar. (2017). Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
pada Industri Manufaktur Logam yang Terdaftar di (BEI) Periode tahun 2013-
Jesicca Geovany A Ginting, Arison Nainggolan
1402 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No.8, Agustus 2021
2016. Universitas Jenderal Soedirman.
Sugiyono, Prof. (2015). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung:
Alfabeta, 28, 112.
Wijayani, Dianing Ratna. (2017). Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan publik di indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI 2012-2014). Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Airlangga,
2(1).