1209
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 7 Juli 2021
SISTEM HUBUNGAN INDUSTRIAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ECENG GONDOK DESA BANYU HIRANG
Nurul Hikmah
1
, Maisharah
2
, Qhazisa Arty Qhalista
3
Program Studi Ilmu Pemerintahan,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas
Muhammadiyah Malang
1
, maisyaarh@gmail.com
2
3
Abstrak
Berkembangnya industri merupakan suatu perubahan sosial yang ada pada
masyarakat, sedangkan industri adalah suatu upaya meningkatkan kesejahteraan
penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak dapat terlepas dari usaha untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan
sumber daya alam secara optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan lebih
mempererat sistem hubungan industrial pemberdayaan masyarakat melalui
kerajinan eceng gondok di desa Banyu Hirang sistem hubungan industrial antara
lain yaitu Kegiatan kerajinan tangan menjadi salah satu program kegiatan yang
memiliki kontribusi yang besar bagi pemberdayaan masyarakat desa. Program
kegiatan kerajinan tangan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi
pengangguran di pedesaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru
dengan mengoptimalkan potensi yang ada di lingkungan pedesaan memanfaatkan
tanaman eceng gondok yang masih melimpah. Metode penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatatif deskriptif. Bogdan dan Tylor mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Hasil
praktikum dapat memberikan tambahan refrensi untuk mahasiswa dalam Pola
Hubungan Industrial Terhadap Produksi kerajinan tangan eceng gondok desa Banyu
Hirang Kabupaten Hulu Sungai Utara
Kata Kunci: pemberdayaan masyarakat; eceng gondok; ekonomi masyarakat
Abstract
The development of industry is a social change that exists in society, while industry
is an effort to improve the welfare of the population. In addition, industrialization
cannot be separated from efforts to improve the quality of human resources and the
ability to utilize natural resources optimally. The research aims to identify and
further strengthen the industrial relations system for community empowerment
through water hyacinth handicrafts in Banyu Hirang village. The handicraft activity
program is one solution to reduce unemployment in rural areas, increase people's
income, improve the quality of human resources, and be able to create new jobs by
optimizing the potential that exists in the rural environment by utilizing the
abundant water hyacinth plants. This research method uses descriptive qualitative
research. Bogdan and Tylor define qualitative research as a research procedure
Nurul Hikmah, Maisharah, Qhazisa Arty Qhalista
1210 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
that produces descriptive data in the form of written or spoken words from people
or observed behavior. The results of the practicum can provide additional
references for students in the pattern of industrial relations on the production of
water hyacinth handicrafts in Banyu Hirang village, Hulu Sungai Utara Regency
Keywords: community empowerment; water hyacinth; community economy
Pendahuluan
Berkembangnya industri merupakan suatu perubahan sosial yang ada pada
masyarakat, sedangkan industri adalah suatu upaya meningkatkan kesejahteraan
penduduk.selain itu industrialisasi juga tidak dapat terlepas dari usaha untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan
sumber daya alam secara optimal
Mendengar atau melihat kerajinan tangan dari tanaman eceng gondok tidak
asing lagi bagi masyarakat indonesia, kerajinan dari tanaman eceng gondok sangatlah
kuat dan kokoh memiliki kualitas yang bagus dan cara pembuatannya lumayan susah
karena masih memakai teknik tangan bukan mesin, apabila membeli langsung di tempat
pembuatan kerajinan pembeli bisa memilih berbagai modal kerajinan dan pembeli bisa
pesan langsung sesuai keingan,selain itu kerajinan econg gondok ini juga menjadi oleh
oleh khas daerah kabupaten Hulu Sungai Utara untuk harga kerajinan eceng gondok
bermacam ragam (Saiidah, 2019).
Kerajinan eceng gondok semakin banyak di butuhkan melihat banyaknya barang
barang dibuat dari eceng gondok, baik untuk kebutuhan usaha, kebutuhan umum,
hingga kebutuhan rumah tangga, barang dari kerajinan eceng gondok ini memiliki
berbagai macam model yang unik Rendahnya sumber daya manusia di usaha atau
kegiatan pengolahan bahan mentah barang setengah jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan, industri merupakan salah satu Indonesia berakibat pada
timbulnya masalah kemiskinan dan meningkatnya penganngguran (Amalia, 2019).
Permasalahan kemiskinan seringkali terkait dengan ketidakberdayaan dan kerentanan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup Kemiskinan dan pengangguran sangat
identik di wilayah pedesaan (Jamaluddin, Fitriani, Safrida, & Warjio, 2019).
Masyarakat di pedesaan yang memiliki pola pikir statis, tradisional dan sulit menerima
inovasi, pada akhirnya desa tidak akan mampu berkembang dan akan menjadi desa
tertinggal dan terbelakang. Masalah yang ada di pedesaan perlu segera diatasi agar
kualitas hidup masyarakat desa dapat meningkat. Salah satu solusinya dengan
melaksanakan pembangunan masyarakat desa. Pembangunan masyarakat adalah suatu
upaya terencana dan sistematis yang dilakukan oleh, untuk, dan dalam masyarakat guna
meningkatkan kualitas hidup penduduk dalam semua aspek kehidupannya di dalam
suatu kesatuan wilayah (Mukhlishin & Suhendri, 2017). Pembangunan masyarakat desa
akan efektif apabila melibatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Dimana
masyarakat terlibat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi di berbagai kegiatan pembangunan. Masyarakat diberi kuasa penuh untuk
memilih.
Sistem Hubungan Industrial Pemberdayaan Masyarakat Eceng Gondok Desa Banyu
Hirang
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1211
Kegiatan kerajinan tangan menjadi salah satu program kegiatan yang memiliki
kontribusi yang besar bagi pemberdayaan masyarakat desa. Kegiatan kerajinan tangan
memiliki prospek yang cerah karena produk kerajinan memiliki peran penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Irianto, 2020). Adanya program
kegiatan kerajinan tangan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pengangguran
di pedesaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan mengoptimalkan
potensi yang ada di lingkungan pedesaan (Sundari, 2019). Kerajinan tangan bisa dibuat
dengan memanfaatkan barang-barang yang berlebihan atau bahan-bahan yang dianggap
tidak berguna untuk dioah menjadi barang-barang yang multi fungsi dan bernilai
ekonomis. Eceng gondok termasuk salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan kerajinan tangan. Tanaman eceng gondok termasuk tanaman gulma
(pengganggu) karena memiliki pertumbuhan yang cepat dan dapat merusak tanaman
yang ada di sekitarnya. Tanaman eceng gondok juga berdampak negatif bagi wilayah
perairan seperti menimbulkan pencemaran air (Hasyim, 2016). Limbah tanaman eceng
gondok yang mati akan mengalami pembusukan (dekomposisi) sehingga akan berakibat
pula pada pendangkalan di wilayah perairan. Salah satu cara untuk mengurangi dampak
negatif dari tanaman eceng gondok di wilayah perairan adalah dengan memanfaatkan
dan mengolah tanaman eceng gondok menjadi produk kerajinan tangan (Pudjowati,
Wahyuni, Afifah, Safi’i, & Kabarudin, 2021). Kabupaten Hulu Sungai Utara terdapat
salah satu desa yang bernama Desa Banyu Hirang bergerak dalam pembuatan kerajinan
tangan dari eceng gondok.
Kegiatan pembuatan kerajinan tangan dari eceng gondok di Desa Banyu Hirang
tersebut diberi nama ‘anyaman’ Kegiatan pembuatan kerajinan tangan eceng gondok
‘anyaman’ dilaksanakan untuk memanfaatkan tanaman eceng gondok yang masih
melimpah. Selain itu dilaksanakannya kegiatan kerajinan tangan eceng gondok
‘anyaman’ sebagai bentuk keprihatinan pengelola ‘anyaman’ terhadap kondisi
perekonomian di Desa Banyu Hirang yang masih rendah karena masyarakat di Desa
Banyu Hirang bermata pencaharian di sektor agraris dengan menjadi petani. Pendapatan
yang diperoleh dari bekerja sebagai petani tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup keluarga yang semakin bertambah Program pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan pembuatan kerajinan tangan eceng gondok ‘anyaman’ di Desa Banyu Hirang
dimaksudkan untuk memfasilitasi masyarakat yang memiliki keterampilan menganyam
serta membantu memberdayakan masyarakat, terutama masyarakat miskin agar lebih
sejahtera. Proses pelaksanaan program kegiatan pembuatan kerajinan tangan eceng
gondok (Zubaedi, 2016).
Tujuan Penelitian ini adalah 1) Mengetahui pengembangan pembuatan kerajinan
tangan eceng gondok 2) Mengetahui alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan industri kecil pembuatan kerajinan tangan eceng gondok 3) Untuk
memahami pola hubungan industrial (hubungan karyawan dengan pemilik usaha) di
dalam produksi kerajinan eceng gondok 5) Untuk mengetahui bagaimana
pendistribusian produksi kerajinan eceng gondok. 6) Untuk mengetahui bahan baku apa
Nurul Hikmah, Maisharah, Qhazisa Arty Qhalista
1212 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
saja yang digunakan dalam pembuatan produksi kerajinan eceng gondok 7) Sebagai
sarana untuk melatih keterampilan mahasiswa.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatatif deskriptif.
Bogdan dan Tylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau
perilaku yang diamati. (Lexy J Moleong, 2012) Metode kualitatif deskriptif
menyesuaikan pendapat antara peneliti dengan informan. Pemilihan metode ini
dilakukan karena analisisnya tidak bias dalam bentuk angka dan peniliti lebih
mendeskripsikan segala fenomena yang ada dimasyarakat secara jelas. Penelitian ini
dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal yang telah dikemukakan diatas, yaitu
untuk memperoleh data secara lengkap. Data yang telah didapat dari proses wawancara
dan observasi akan di sajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan kata-kata
yang mudah dimengerti. Selain itu ada juga data yang mendukung yaitu foto-foto
produk yang sedang banyak di minati oleh masyarakat.
Lokasi Praktikum
Praktikum ini mengambil lokasi di Desa Banyu Hirang.Pemilihan tempat ini
karena merupakan pusat industri yang cukup besar dan perlu adanya diketahui oleh
masyarakat luas mengenai sentra industrinya.
Teknik pengumpulan data
Menurut (Lexi J Moleong, 2010) dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data
dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara dan dokumentasi. Begitu
pula data-data dalam penelitian ini berupa informasi-informasi yang didapat dari subjek
penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data
Hasil praktikum selain akan dianalisis secara deskriptip Kualitatif penulis juga
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan strengts (kekuatan) dan opportunity (peluang),
namun secara bersamaan dapat memaksimalkan weaknes (kelemahan) dan treath
(ancaman). Strengts (kekuatan), weaknes (kelemahan), opportunity (peluang) dan treath
(ancaman) merupakan faktor-faktor strategis perusahaan yang perlu dianalisis dalam
kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut pula analisis situasi dengan model analisis
SWOT.
Sistem Hubungan Industrial Pemberdayaan Masyarakat Eceng Gondok Desa Banyu
Hirang
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1213
Validitas data
Dalam hal ini ada teknik yang digunakan yakni, trigulasi sebagai cara
membandingkan hasil wawancara, membandingkan keadaan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat orang lain dan membandingkan hasil wawancara dengan isi
dokumen yang berkaitan. Kemdian pengamatan dilakukan adalah dengan teliti dan rinci
serta berkesinambungan terhadap masyarakat dan distributor yang berada diwilayah
Desa Banyu Hirang.
Hasil dan Pembahasan
Pembahasan Kegiatan kerajinan tangan eceng gondok merupakan salah satu
bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat karena proses pelaksanaan kegiatan
produksi kerajinan tangan eceng gondok dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan.
a. Proses pemberdayaan masyarakat.
Faktor penghambat Faktor penghambat dalam proses pembuatan kerajinan
tangan eceng gondok yaitu sebagai berikut: kurangnya tenaga kerja, perubahan
cuaca yang tidak menentu mengakibatkan eceng cepat menjamur jika tidak
kering merata (Murdani & Hadromi, 2019).
b. Dampak pemberdayaan masyarakat
1. Segi ekonomi, pendapatan tenaga kerja semakin meningkat.
2. Segi sosial, membuka lapangan pekerjaan, memberikan kesempatan kerja
bagi masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dan mengurangi
pengangguran di daerah pedesaan. Selain itu semakin mempererat tali
persaudaraan antarsesama manusia.
3. Segi lingkungan, membantu pemerintah dalam mengurangi dampak negatif
dari adanya tanaman eceng gondok di perairan Indonesia (Winata & Muchid,
2018).
c. Faktor pendukung
1) Bahan baku eceng gondok yang mudah di dapat dan murah. Tanaman eceng
gondok mampu hidup di daerah iklim tropis sampai subtropis. Sehingga
Indonesia sebagai salah satu negara beriklim tropis tidak sulit untuk
menemukan tanaman eceng gondok, baik di sungai, rawa, maupun danau.
2) Mudahnya pemasaran produk kerajinan eceng gondok. Pemasaran produk
yang mudah karena masih banyaknya peminat terhadap produk dari bahan
alami seperti eceng gondok khususnya dari pangsa luar negeri.
d. Dampak
1. Segi ekonomi Penghasilan dan pendapatan tenaga kerja semakin meningkat,
dapat memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, dan mampu
meningkatkan status ekonomi masyarakat di pedesaan.
2. Segi sosial, membuka lapangan pekerjaan, memberikan kesempatan kerja
bagi masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dan mampu mengurangi
Nurul Hikmah, Maisharah, Qhazisa Arty Qhalista
1214 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
pengangguran di daerah pedesaan. Selain itu semakin mempererat tali
persaudaraan antarsesama manusia.
3. Segi lingkungan, membantu pemerintah dalam mengurangi dampak negatif
dari adanya tanaman eceng gondok di perairan Indonesia.
4. Segi pendidikan, pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat
meningkat dan bertambah mengenai bidang kerajinan khususnya kerajinan
tangan dari eceng gondok.
Kesimpulan
Kesimpulan ini adalah 1) Proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
kerajinan tangan eceng gondok terjadi melalui empat tahapan yaitu: a) tahap
penyadaran, b) tahap penguatan potensi atau daya, c) tahap pelaksanaan tindakan nyata,
dan d) tahap evaluasi. 2) Faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan kerajinan tangan eceng gondok a. Faktor pendukung yaitu
(a) bahan baku eceng gondok mudah di dapat dan murah, (b) mudahnya pemasaran
poduk, (c) proses pembuatan kerajinan eceng gondok mudah, (d) tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai, (e) adanya motivasi dan minat yang tinggi dari tenaga kerja,
(f) adanya. 3) Dampak dari adanya pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
kerajinan tangan eceng gondok
Sistem Hubungan Industrial Pemberdayaan Masyarakat Eceng Gondok Desa Banyu
Hirang
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1215
Bibliografi
AMALIA, ENIK. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Produksi Kerajinan
Eceng Gondok Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di UKM Karang
Pilang Bersatu Surabaya. J+ PLUS UNESA, 8(1).
Hasyim, Nur Azizah. (2016). Potensi Fitoremediasi Eceng Gondok (Eichornia
Crassipes) Dalam Mereduksi Logam Berat Seng (Zn) Dari Perairan Danau Tempe
Kabupaten Wajo. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Irianto, Jusuf. (2020). Memetik Hikmah Sebuah Wabah. Airlangga University Press.
Jamaluddin, Yanhar, Fitriani, Fitriani, Safrida, Safrida, & Warjio, Warjio. (2019).
Strategi dan Model Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Sumatera Utara. Jurnal
Administrasi Publik: Public Administration Journal, 9(1), 2130.
Moleong, Lexi J. (2010). Methodology of Qualitative Research. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. Pariwisata
Pedesaan Sebagai Alternatif Pembangunan Berkelanjutan (Laporan Penelitian
Hibah Bersaing Perguruan Tinggi) Yogyakarta.
Mukhlishin, Ahmad, & Suhendri, Aan. (2017). Aplikasi Teori Sosiologi dalam
Pengembangan Masyarakat Islam. INJECT (Interdisciplinary Journal of
Communication), 2(2), 211234.
Murdani, Murdani, & Hadromi, Hadromi. (2019). Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Melalui Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi di Kelurahan
Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Jurnal Abdimas, 23(2), 152157.
Pudjowati, Juliani, Wahyuni, Susi Tri, Afifah, Novelita Nur, Safi’i, Brillian Ayu
Cahyaning, & Kabarudin, Kharisma Masithah. (2021). Pemanfaatan Tanaman
Enceng Gondok Sebagai Peluang Usaha Kerajinan Anyaman Di Kelurahan
Kebraon Karangpilang Surabaya. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 1(2),
6570.
Saiidah, Fitriana Fatchatus. (2019). Pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan
enceng gondok danau Rawa Pening oleh Kelompok Usaha Pemuda Produktif
(KUPP) Karya Muda Syarina Production: studi di Desa Kebondowo Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang. UIN Walisongo.
SUNDARI, PIPIT. (2019). Peran Serikat Pekerja dalam Mengoptimalkan Kualitas
Hubungan Industrial: studi Kasus Dikabupaten Semarang. Jurnal REKOMEN
(Riset Ekonomi Manajemen), 2(2).
Winata, Septiani Putri, & Muchid, Muchid. (2018). Peran Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan dalam Memberdayakan Masyarakat di Kelurahan Sungai
Nurul Hikmah, Maisharah, Qhazisa Arty Qhalista
1216 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
Pagar Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Tahun 2016. Riau University.
Zubaedi, M. Ag. (2016). Pengembangan masyarakat: wacana dan praktik. Kencana.