1146
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 7 Juli 2021
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP SEKTOR MODA
TRANSPORTASI DARAT (BUS AKAP)
Devi Anggraeni
Universitas Darma Persada
Abstrak
Setahun sudah Indonesia dihadapkan dengan Pandemi Covid-19, kondisi ini jelas
menggangu tatanan di semua sektor baik dari sektor perekonomian, pariwisata,
maupun sektor-sektor lainnya termasuk moda transportasi darat khususnya penyedia
jasa moda transportasi darat. Kebijakan dari pemerintah maupun bisnis yang
dilakukan oleh Perusahaan Otobus (PO) dilakukan demi bertahan di masa sulit saat
ini. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas kebijakan yang
diberlakukan oleh pemerintah dan optimalisasi strategi Perusahaan Otobus agar
bisnis tetap berjalan dengan tetap mengupayakan keamanan dan kenyamanan
penumpang. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, metode pengumpulan data
menggunakan wawancara terstruktur dan bertahap. Jumlah Responden adalah 20
orang yang terdiri atas pelaku usaha maupun masyarakat sebagai pengguna moda
transportasi darat. Hasil yang didapat bahwa perlunya optimalisasi kebijakan yang
disesuaikan dengan situasi pandemi saat ini dan perlunya manajemen strategik agar
pelayanan yang diberikan dapat melindungi semua aspek baik itu pengguna jasa
transportasi darat, pelaku usaha, maupun pemerintah sebagai regulator.
Kata Kunci: kebijakan publik; manajemen strategik; pandemi COVID-19
Abstract
A year ago Indonesia was faced with the Covid-19 pandemic, this condition clearly
disrupted the order in all sectors of the economy, tourism, and other sectors
including land transportation modes, especially land transportation service
providers. Policies from the government and business conducted by the Bus
Company (PO) are carried out in order to survive in the current difficult times. This
paper aims to find out how effective policies imposed by the government and
optimization of the bus company's strategy to keep business running while working
for the safety and comfort of passengers. This type of research is descriptive, data
collection method using structured and staged interviews. The number of
respondents is 20 people consisting of businesses and the public as users of land
transportation modes. The results obtained that the need for optimization of policies
tailored to the current pandemic situation and the need for strategic management so
that the services provided can protect all aspects be it land transportation service
users, businesses, and the government as regulators.
Keywords: public policy; strategic management; COVID-19 pandemic
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Sektor Moda Transportasi Darat (Bus AKAP)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1147
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 mengancam kesehatan manusia di seluruh dunia. Data
menunjukkan Terdapat 154.967.780 orang di dunia yang terinfeksi virus corona, di
Indonesia dengan total 1.691.658 orang yang terinfeksi virus ini yakni meninggal
sebanyak 46.349 orang dan sembuh sebanyak 1.547.092 orang (https://covid19.go.id/)
update terakhir Rabu, 5 Mei 2021. Saat ini pemerintah dan masyarakat dituntut untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi darurat dan bertindak responsif dalam
mengantisipasi dampak dari covid-19 terhadap sektor bisnis secara keseluruhan, selain
itu Covid-19 mulai memperluas penyebarannya kebeberapa sektor termasuk sektor
transportasi.
Situasi ini bermula dari anjuran pemerintah untuk tidak melakukan mobilitas di
luar rumah dan penerapan atas social distancing atau jaga jarak (Nur Rohim Yunus &
Rezki, 2020). Anjuran tersebut membuat penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi
(AKAP) turun drastis sehingga berpengaruh pada Perusahaan Otobus (PO) yang
mengalami penurunan pendapatan, dan salah satu PO yang merasakan dampak ini
adalah PO Haryanto. Pandemi (COVID-19) yang datang di Indonesia sejak awal 2020
lalu telah memukul dunia transportasi. Seluruh Perusahaan Otobus melakukan berbagai
cara untuk mengatasi krisis akibat minimnya penumpang.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, dibutuhkan strategi untuk
mengembalikan eksistensi pelaku bisnis di sektor transportasi pasca pandemi Covid-19
(Aisyah, 2020). Salah satu strateginya adalah dengan menggunakan analisasis SWOT
maupun konsep starategi yang dikemukakan oleh Henry Mintzberg mendefinisikan
strategi sebagai 5P yaitu (Plan, Ploy, Pattern, Position and Perspective). Strategi sebagai
plan adalah strategi rencana sebelum diimplementasikan dan ditindaklanjuti melalui
implementasi. Strategi sebagai ploy adalah aktivitas khusus yang membedakan strategi
bisnis pelaku usaha dengan pesaing yang tujuan untuk mengungguli para pesaing.
Strategi sebagai pattern menujukkan aktivitas perusahaan yang dapat dijelaskan melalui
pola-pola yang muncul dari aktivitas yang telah direncanakan dan dilaksanankan
sebelumnya. Strategi sebagai position, yaitu pelaku usaha dapat menggunakan sumber
daya yang ada, baik fisik maupun pengetahuan untuk menyediakan produk yang khas
menemukan ceruk pasar yang bertujuan menghalangi dan mengungguli pesaing.
Terakhir, strategi sebagai perspective mengacu kepada budaya organisasi pada pelaku
bisnis untuk memandang dirinya sendiri dan lingkungannnya sebagai sebuah strategi
(Fitriyani, Sudiyarti, & Fietroh, 2020).
Pentingnya manajemen strategi bagi pelaku bisnis di sektor transportasi dapat
dilihat dalam beberapa bidang penguatan manajemen yaitu pemasaran, SDM, keuangan
dan operasional (Novianto, 2019). Di bidang pemasaran, perlu dikembangkan sistem
pemasaran digital yang tepat sasaran dan dapat menjangkau masyarakat luas
(Widyaningrum, 2016). Misalnya dengan pemesanan tiket melalui online seperti
website, pemesanan melalui pihak kedua (Redbus, Traveloka, Easy Book, dsb.)
melakukan promosi melalui media social seperti Facebook, Instagram, Whatsapp atau
jejaring sosial yang lain. Sandiasa dan Widnyani, 2017 mengatakan bahwa pada bidang
Devi Anggraeni
1148 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
penguatan manajemen sumber daya manusia, peningkatan pengetahuan, wawasan dan
keterampilan sehingga mampu mengelola usahanya dengan lebih terencana dan
terorganisir dengan baik. Penguatan di bidang manajemen keuangan meliputi
pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien berkaitan dengan akses modal dan
administrasi pembukuan/keuangan (Widiastuti & Santoso, 2017). Terakhir, penguatan
di bidang manajemen operasional yang mencakup peningkatan kualitas, efesiensi biaya
dan sasaran distribusi yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas kebijakan yang
diberlakukan oleh pemerintah dan optimalisasi strategi Perusahaan Otobus dengan
pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lain. Sejalan
dengan teori dari Henry Fayol (Safroni, 2012), “fungsi-fungsi manajemen meliputi
Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (commanding),
Pengkoordinasian (coordinating), Pengendalian (controlling)”. Hal ini juga
disampaikan oleh Stoner & Freeman (Safroni, 2012) yang menjelaskan bahwa
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Manajemen strategik merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial
yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang yang meliputi pengamatan
lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis dan perencanaan jangka
panjang), implemetasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategik
menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan
melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan (Zulfikar, 2010). (Eddy Yunus, 2016),
“manajemen strategis adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan
perumusan (formulating) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang
dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Kegiatan manajemen ini
melibatkan koordinasi dan mengawasi pekerjaan seseorang sehingga pekerjaannya
dapat diselesaikan secara baik dan efisien. Salah satu analisis yang digunakan untuk
mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu dengan menggunakan analisis SWOT.
(Priharto, 2019) menjelaskan bahwa “SWOT adalah singkatan dari Strengths
(kekuatan), Weaknessess (kelemahan), Opportunities (kelemahan) dan Threats
(ancaman). Dimana Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) biasanya berasal
dari internal perusahaan sedangkan Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman)
biasnaya merupakan masalah eksternal yang mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang
terjadi di luar perusahaan”.
Jika berdasarkan pada penjelasan di atas, analisis SWOT ini sangat penting
untuk dilakukan, karena pada dasarnya analisis ini bermanfaat untuk dapat mengetahui
suatu permasalahan dari empat sisi yang berbeda, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang,
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Sektor Moda Transportasi Darat (Bus AKAP)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1149
dan ancaman, yang dimilki oleh sebuah perusahaan. Hasil dari suatu analisis ini dapat
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kekuatan dan mempertahankan peluang,
serta pada saat yang bersamaan mengurangi kelemahan dan dapat menghindari potensi
ancaman. Analisis SWOT ini juga berperan sebagai instrumen yang bermanfaat dalam
aktivitas analisis strategis. Dengan analisis ini, suatu organisasi dapat meminimalisir
kelemahan dan menekan dampak ancaman yang harus dihadapi. Analisis yang
diterapkan dengan baik dan dapat dijalankan dengan benar dalam sebuah perusahaan
akan sangat membantu untuk dapat melihat sisi-sisi perusahaan yang selama ini tidak
terlihat. Tanpa melakukan suatu analisis bisa jadi bisnis yang dibangun tidak berjalan
secara efisien dan efektif.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan bersifat deskriptif dengan alat
pengumpulan data yaitu wawancara yang mendalam (in deep interview) dan bertahap
(Sugiyono, 2017). Wawancara tersebut melalui tatap muka, dan melalui telepon yang
masing-masing diwawancarai selama kurang lebih 10 - 15 menit karena mengingat
masih berlakunya penerapan social distancing.
Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 20 orang yang terdiri dari 4
orang Driver, 2 orang Helper, 3 orang agen penjualan tiket, 3 orang Busmania, dan 8
orang penumpang yang semuanya di pilih secara acak. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian adalah berupa deskriptif kualitatif yaitu teknik penelitian yang
menggambarkan dan menjelaskan data-data yang telah dikumpulkan dengan
memperhatikan dan merekam sebanyak mungkin aspek yang diteliti sehingga
mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang kondisi yang sebenarnya (Creswell,
2016). Langkah-langkah analisis data kualitatif pada penelitian ini yaitu: pengumpulan
data (data collection), pereduksian data (data reduction), penyajian data (data display),
dan penarikan/pemverifikasian simpulan (conclusion drawing/verification).
Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini, hasil analisis yang didapatkan melalui hasil wawancara yang
dilakukan dengan penumpang maupun dengan bismania terkait dengan aspek kebijakan
yang dilakukan oleh stakeholders, sebagian besar berpendapat bahwa imbas
pemberlakuan pembatasan kegiatan kegiatan masyarakat (PPKM) jelas menyulitkan
masyarakat dimana mereka harus membeli tiket dengan harga dua kali lipat dalam
sekali jalan karena harus melakukan social distancing dan pernah juga melakukan
perjalanan dimana keluar masuk Jakarta masih sangat dibatasi dan harus menggunakan
surat izin keluar masuk (SIKM) serta pola perjalanan dari PO Bus yang berubah dimana
biasanya bus berangkat pada sore hari menjadi malam hari dengan alasan supaya lolos
dari penyekatan.
Kemudian untuk efektivitas dari hasil kebijakan PSBB maupun PPKM
didapatkan hasil opini untuk kebijakan tersebut belum 100% maksimal dikarenakan
masyarakat belum melakukan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga
Devi Anggraeni
1150 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
jarak) dengan baik. Dan apabila akan melakukan perjalanan dengan bus dapat
dipastikan tidak banyak yang mengisi eHAC (electronic Health Alert Card) seperti
yang diwajibkan kepada penumpang pesawat. Setelah sampai tujuan pun penumpang
masih harus dihadapkan dengan kewajiban untuk melakukan test cepat atau rapid test
yang dimana sangat memberatkan dengan alasan adanya biaya tambahan yang harus
dikeluarkan dan akhirnya penumpang memilih turun diluar area terminal. Masyarakat
berpendapat bahwa seharusnya pemerintah harus menekan biaya test cepat ataupun
pilihan lainya dan edukasi sampai dengan tingkat desa tentang test cepat. Didaerah
masih banyak stigma yang timbul apabila sesorang terkena covid maka orang itu adalah
"pembawa virus" dan akan menularkan virusnya kepada orang lain, sehingga masih
banyak orang-orang yang merasa malas bahkan merasa tidak perlu untuk melakukan
test.
Pemberlakuan PSBB maupun PPKM bagi pelaku usaha pun membawa efek
yang cukup signifikan seperti penurunan pembelian tiket sampai dengan 70%
perharinya. Untuk efektivitas kebijakan pun dirasa belum sepenuhnya efektif karena
implementasi yang dilakukan belum dijalankan secara maksimal. Berdasarkan hasil
pemaparan wawancara yang dilakukan dapat terlihat bahwa kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid 19 seperti Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) maupun
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 memang merupakan
solusi yang ditawarkan oleh pemerintah selaku pemangku kebijakan, namun perlu
diingat bahwa Sebaik apapun kebijakan publik yang telah dibuat hanya kan menjadi sia-
sia jika tidak ada upaya untuk mengimplementasikannya karena tidak akan membawa
dampak atau tujuan yang diinginkan. Maka dari itu implementasi kebijakan merupakan
salah satu tahapan krusial dalam proses kebijakan publik. Masyarakat maupun para
pelaku usaha sejatinya menerima apapun hasil kebijakan public tersebut namun
sebagian besar berpendapat belum optimalnya kebijakan tersebut dimana mereka
mengalami semacam kebingungan karena aturan dengan pelaksanaan dilapangan sedikit
banyak membuat masyarakat merasa terbatasi ruang geraknya ditambah
kesimpangsiuran mengenai kebijakan yang dibuat pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah yang pada akhirnya berdampak kepada sektor ekonomi yakni pendapatan PO bus
yang menurun drastis yang tentunya berdampak kepada kehidupan para pekerja bahkan
yang parahnya agar perusahaan tetap berjalan harus melakukan PHK pegawai.
Manajemen Strategik
Dari hasil pengumpulan data dengan pelaku usaha didapatkan informasi berupa
faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing
Perusahaan Otobus (PO) dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh pelaku usaha usaha di masa Pandemi COVID-19. Setelah data
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Sektor Moda Transportasi Darat (Bus AKAP)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1151
didapatkan, kemudian dilakukan analisis SWOT untuk mendapatkan 4 alternatif strategi
seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1 : Analisi SWOT
Strengh (S)
Weakness (W)
Threat (T)
Berkomitmen
memberikan yang
terbaik kepada
konsumen dengan
meningkatkan
pelayanan, serta
melakukan evaluasi
diri sehingga
tingkat
kepercayaan
konsumen semakin
tinggi
Beban Operasional
Perusahaan yang
besar dan
pengurangan SDM
perusahaan.
Pandemi yang
berkepanjangan dan
kondisi yang tidak
dapat diprediksi
membuat menurunnya
okupansi penumpang
Kebijakan
Pemberlakuan
Pembatasan
Kegiatan
Masyarakat yang
dilakukan oleh
pemerintah
Peraturan pemerintah
yang sering berubah
sesuai kondisi dan
tidak adanya solusi
signifikan dari
pemerintah
Tabel 2. Strategi SWOT
Internal
Eksternal
Strengh (S)
Weakness (W)
Opportunities (O)
1) Tetap menjaga komitmen
perusahaan dalam memberikan
pelayanan terbaik saat kondisi
new normal dan
memanfaatkan peluang
jaminan pemerintah provinsi
tentang protocol pencegahan
COVID-19.
2) Menjaga Kualitas Pelayanan
untuk dapat mempertahankan
tingkat kepercayaan konsumen
terhadap perusahaan dengan
memanfaatkan kebijakan
pemerintah.
3) Melakukan evaluasi diri
1) Merancang strategi
promosi seperti
memberikan harga khusus
dan memanfaatkan media
online sebagai upaya
branding perusahaan.
2) Menurunkan Target
Perusahaan menjadi lebih
realistis dengan kondisi
pandemic COVID-19.
3) Melakukan diversifikasi
usaha dengan cara
merancang paket wisata
minat khusus dengan tetap
mempertimbangkan aspek
Devi Anggraeni
1152 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
dengan cara memperbaiki
segala aspek internal
perusahan seperti, manajemen
dan administrasi, cash flow,
produk dan pelayanan.
4) Menyediakan asuransi
perjalanan dan menambahakan
kegiatan protokol kesehatan ke
dalam SOP pelayanan.
5) Menciptakan paket wisata
yang diperuntukkan bagi pasar
domestik dan membuat paket
konsorsium dengan relasi
bisnis.
6) Membuka pelayanan
penjualan tiket secara online
bekerja sama dengan pihak
lain (Redbus, Traveloka, Easy
book, dll)
kesehatan dalam masa
pandemi COVID-19 dan
membuat paket wisata
virtual.
4) Melakukan restrukturisasi
manajemen perusahaan
dan mengoptimalkan
SDM yang ada.
Threat (T)
1) Mengoptimalkan peran Public
Relations untuk meningkatkan
okupansi penumpang dan
sosialisasi mengenai upaya
perusahaan mengedepankan
protokol kesehatan.
2) Memanfaatkan sumber daya
perusahaan secara optimal
untuk dapat mengatasi
permasalahaan yang ada.
3) Meningkatkan kualitas SDM
dengan mengikuti berbagai
pelatihan kerja khususnya
bidang pelayanan kepada
customer di masa pandemi
Covid-19.
4) Memanfaatkan hubungan baik
dengan relasi bisnis dalam
segala hal, termasuk berbagi
informasi terkait kebijakan
pemerintah.
1) Memanfaatkan upaya
meminimalisir dampak
negatif terkait dengan
kebijakan PSBB/PPKM.
2) Melakukan restrukturisasi
modal usaha dan
mengupayakan untuk
mendapatkan tambahan
modal usaha.
3) Mengupayakan peluang
pengembangan usaha.
4) Berupaya terus mengikuti
perkembangan kebijakan
pemerintah.
5) Memberikan informasi
mengenai pelatihan-
pelatihan yang dapat
diikuti oleh karyawan
dalam rangka peningkatan
kapasitas SDM
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Sektor Moda Transportasi Darat (Bus AKAP)
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1153
Kesimpulan
Pandemi covid-19 ini sangat memiliki memiliki banyak dampak baik sosial
maupun ekonomi. Dalam hal ini Indonesia telah berupaya untuk mengendalikan dan
memutus mata rantai covid-19 dengan membuat dan menerapkan peraturan-peraturan
yang berlaku. Namun, dalam menghadapi covid-19 ini, bukan hanya peran pemerintah
saja sebagai regulator tetapi diperlukan pencapaian strategi yang matang dan
memberikan hasil yang baik pada penguatan manajemen strategik di bidang pemasaran,
keuangan, sumber daya manusia dan bidang operasional. Optimisme pelaku usaha untuk
bangkit kembali melanjutkan dan meningkatkan usaha mereka dilakukan dari strategi
manajemen bisnis. Salah satu cara strategi yang diterapkan yaitu implementasi Analisis
SWOT sebagai upaya untuk mampu menciptakan eksistensi bisnis usaha yang lebih
efesien dan efektif. Tak kalah pentingnya adalah Perusahaan Otobus (PO) dituntut untuk
memiliki manajemen pengetahuan yang baik dan absorptive capacity untuk meningkat
kinerja bisnisnya.
Devi Anggraeni
1154 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
Bibliografi
Aisyah, Siti. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Bagi UMKM Serta Strategi E-
Marketing UMKM Di Indonesia.
Creswell, John W. (2016). Research design: pendekatan metode kualitatif, kuantitatif,
dan campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 5.
Fitriyani, Ika, Sudiyarti, Nining, & Fietroh, M. Nur. (2020). Strategi manajemen bisnis
pasca pandemi covid-19. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities,
1(2), 8795.
Novianto, Efri. (2019). Manajemen Strategis. Deepublish.
Priharto, Sugi. (2019). Analisis SWOT untuk Bisnis. Jakarta: PT Cipta Piranti
Sejahtera.
Safroni, Ladzi. (2012). Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam Konteks
Birokrasi Indonesia. Surabaya: Aditya Media Publishing.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Widiastuti, C. Tri, & Santoso, Aprih. (2017). Model Manajemen EDUFINANCE
Untuk Meningkatkan Literasi Keuangan Pada UMKM Kayu Kota Semarang.
Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 24(2).
Widyaningrum, Premi Wahyu. (2016). Peran media sosial sebagai strategi pemasaran
pada sewa kostum Meiyu Aiko Malang. Al Tijarah, 2(2), 230257.
Yunus, Eddy. (2016). Manajemen Strategis. Penerbit Andi.
Yunus, Nur Rohim, & Rezki, Annissa. (2020). Kebijakan pemberlakuan lock down
sebagai antisipasi penyebaran corona virus Covid-19. Salam: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I, 7(3), 227238.
Zulfikar, Rizki. (2010). KONSEP DASAR MANAJEMEN STRATEGI.