1112
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 7 Juli 2021
MUTU PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN BATANG DAN CANGKANG
KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq) DENGAN PENGGUNAAN RESIN
Calvin Davidson Silalahi
1
, Rama R. Sitinjak
2
, dan Bayu Pratomo
3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Agro Teknologi, Universitas Prima Indonesia,
Medan
Email: sitinjakrama@yahoo.co.id
2
3
Abstrak
Saat ini kebutuhan bahan papan terus mengalami peningkatan biasanya bahan papan
ini merupakan bahan yang diperoleh dari hutan. Salah satu Tujuan yang dilakukan
adalah dengan menggantikan kayu dengan material lain seperti papan partikel untuk
memenuhi kebutuhan kayu pada bidang perumahan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cangkang dan batang kelapa sawit dan resin. Cangkang dan
batang yang telah dihaluskan dicampur dalam wadah dan diaduk sesuai Komposisi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh kecuali pada daya serap air dan modulus
of elasticity pada komposisi papan partikel. Pada pengukuran sifat fisis dan mekanis
didapatkan papan dengan kualitas terbaik pada komposisi 90%:10% dengan nilai
kerapatan sebesar 1,10 g/cm³, nilai kadar air 1,01%, nilai pengembangan tebal terbaik
sebesar 0,56%, nilai MOE terbaik sebesar 30,515 kg/cm² pada komposisi 90%:10%,
dan nilai MOR sebesar 236,99 kg/cm². Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengujian sifat fisis dan mekanis papan partikel telah memenuhi standard SNI 03-
2105-2006.
Kata kunci: papan partikel; komposisi bahan baku; uji fisis dan mekanis.
Abstract
Currently, the need for board materials continues to increase, usually these board
materials are materials obtained from the forest. One of the objectives is to replace
wood with other materials such as particle board to meet the demand for wood in the
housing sector. The method used in this research is oil palm shell and trunk and
resin. The crushed shells and stems are mixed in a container and stirred according
to the composition. Based on the research that has been done, it can be concluded
that the results of the research show that there is an effect except on the water
absorption and modulus of elasticity on the composition of the particle board. In the
measurement of physical and mechanical properties, the board with the best quality
is 90%:10% with a density value of 1.10 g/cm³, a moisture content value of 1.01%,
the best thickness expansion value of 0.56%, the best MOE value. of 30.515 kg/cm²
at 90%:10% composition, and the MOR value is 236.99 kg/cm². The results showed
that the physical and mechanical properties of particleboard had met the standards
of SNI 03-2105-2006
Mutu Papan Partikel dari Campuran Batang dan Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq) dengan Penggunaan Resin
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1113
Keywords: particle board; composition of raw materials; physical and mechanical
tests.
Pendahuluan
Saat ini kebutuhan bahan papan terus mengalami peningkatan biasanya bahan
papan ini merupakan bahan yang diperoleh dari hutan. Meningkatnya pemakaian
kebutuhan akan papan ini dapat memberikan pengaruh yang kurang baik, yaitu hasil hutan
terutama bahan kayu lama kelamaan akan semakin berkurang. Ketergantungan akan
bahan kayu harus segera ditanggulangi, agar tidak mengurangi hasil hutan. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan menggantikan kayu dengan material lain seperti
papan partikel untuk memenuhi kebutuhan kayu pada bidang perumahan. Material lain
yang digunakan ini tentunya harus mempunyai kualitas yang unggul atau tidak kalah
dengan produk kayu hutan tersebut (Johari, Kardiman, & Santoso, 2021). Batang dan
cangkang kelapa sawit merupakan bahan yang mengandung lignoselulosa yang memliki
potensi yang besar untuk dijadikan papan partikel yang berkualitas. Kelapa sawit dipanen
terus sampai pohon berumur 30 tahun, dan pada umur 35 tahun perlu replanting dan
batang kelapa sawit yang direplanting akan menjadi limbah. Cangkang kelapa sawit
merupakan salah satu limbah yang jumlahnya mencapai 60% dari produksi minyak inti
(Diharyo, Damanik, & Gumiri, 2020). Limbah kedua bahan tersebut dapat dioptimalkan
untuk dibuat papan partikel yang berkualitas.
Papan partikel merupakan hasil pengempaan panas dari kombinasi partikel kayu
ataupun bahan yang memiliki lignoselulosa dengan perekat. Adapun kelebihan dari papan
partikel dibandingkan kayu asalnya yaitu papan partikel bebas dari mata kayu,
pecah/retak, tebalnya seragam, mudah dikerjakan. Papan partikel yang dihasilkan
biasanya mempunyai dimensi, tebal serta kerapatan yang seragam, sifat serta kualitasnya
juga dapat diatur (Iskandar & Supriadi, 2017).
Penelitian pemanfaatan kayu sawit telah dilakukan oleh (Mawardi, 2009),
menunjukan cara pemanfaatan KKS paling tepat adalah bagian kayu kelapa sawit yang
digunakan adalah bagian batang yang mempunyai ketinggian di atas 2 meter. Kayu kelapa
sawit dibersihkan dari kotoran dan dihancurkan menjadi partikel dengan ukuran < 5 mm.
Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa komposisi partikel kayu kelapa sawit
berpengaruh terhadap sifat mekanis yang dihasilkan. Papan partikel kayu kelapa sawit
memiliki nilai kekuatan tarik optimum sebesar 55,15 kg/cm2 dan kekuatan lentur
optimum sebesar 92,27 kg/cm. Secara umum papan partikel KKS-PS telah memenuhi
persyaratan standar SNI 03-2105-2006.
Metode Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang dan batang kelapa
sawit dan resin. Cangkang dan batang yang telah dihaluskan dicampur dalam wadah dan
diaduk sesuai Komposisi. Komposisi cangkang dan batang kelapa sawit memiliki 9
variasi diantaranya : 90:10%, 80:20%, 70:30%, 60:40%, 50:50%, 40:60%, 30:70%,
20:80%, dan 10:90% dengan komposisi perekat yang tetap 50%. Sampel yang telah
Calvin Davidson Silalahi
1
, Rama R. Sitinjak
2
, dan Bayu Pratomo
3
1114 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
diaduk dituangkan dalam cetakan yang sudah dilapisi aluminium foil. Permukaan sampel
diratakan dengan penutup yang tersedia pada cetakan dan ditekan menggunakan hot
packing press dengan 150˚C selama 10 menit. Kemudian Papan yang telah jadi,
dikondisikan dan didiamkan hingga ± 7 hari pada temperatur kamar supaya
menyeragamkan kandungan air dan melenyapkan tegangan pada papan. Kemudian
dilakukan uji sifat fisis dan uji mekanis. Pengujian sifat fisis dan mekanik papan partikel
dilakukan berdasarkan standar SNI 03- 2105-2006. Parameter uji sifat fisis yang akan
dilakukan adalah Kerapatan, Kadar air, Daya serap air, Pengembangan tebal, Modulus of
elasticity (MOE), Modulus of rupture (MOR), Keteguhan Rekat (IB). Data dari hasil
pengamatan di analisi dengan Analysis of Variance (ANOVA) apabila hasil perlakuan ini
berpengaruh nyata, maka akan dilakukan pengujian lebih lanjut dengan taraf 5% dengan
menggunakan SPSS versi 2.2.
Hasil dan Pembahasan
Kerapatan
Nilai rataan kerapatan papan partikel dari canhgkang dan batang kelapa sawit,
dengan menggunakan perekat resin terdapat pada gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan nilai kerapatan papan partikel yang dihasilkan antara
0,98-1,10 g/cm³. Kerapatan terendah papan partikel terdapat pada papan dengan
komposisi 50%:50% dengan kerapatan 0,98g/cm³, sedangkan nilai kerapatan tertinggi
papan partikel terdapat pada komposisi 90%:10% dengan kerapatan 1,06 g/cm³. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semua papan partikel yang dihasilkan dengan
kerapatan 0,98-1,10 g/cm³ termasuk dalam kategori papan partikel berkerapatan tinggi
dan telah memenuhi SNI.03-2105-2006 yang mensyaratkan nilai kerapatannya adalah 0,4
g/cm3 sampai 0,9 g/cm3. Nilai kerapatan yang lebih tinggi diperoleh saat dikempa pada
waktu yang lebih lama yaitu 15 menit. Hal ini menunjukkan bahwa lama waktu
pengempaan dapat meningkatkan kerapatan atau ikatan antar serat. Waktu kempa yang
1.10
1.03
1.03
1.06
0.98
1.07
1.04
1.01
1.07
0.90
0.92
0.94
0.96
0.98
1.00
1.02
1.04
1.06
1.08
1.10
1.12
90:10 80:20 70:30 60:40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90
Kerapatan (g/cm³
)
Komposisi bahan baku
Gambar 1. Kerapatan Papan Partikel
90:10
80:20
70:30
60:40
50:50
40:60
30:70
20:80
10:90
Mutu Papan Partikel dari Campuran Batang dan Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq) dengan Penggunaan Resin
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1115
semakin lama memberikan peluang antar partikel untuk saling kontak dengan baik dan
menjadi lebih mampat (Ngadianto, Aryo F, 2016). Pencampuran partikel dan perekat juga
berpengaruh terhadap kerapatan papan partikel. Terdapat rongga rongga pada papan
partikel apabila pecampuran kurang tepat (Radam, Soendjoto, Rezekiah, & Agustina,
2018). Kerapatan papan partikel juga akan berpengaruh terhadap konsentrasi yang
diberikan (Raharjo, 2020). Kerapatan bahan baku yang rendah lebih baik digunakan agar
membentuk papan partikel yang lebih solid (Sudiryanto, 2015).
Kadar air
Nilai kadar air yang disyaratkan dalam SNI 03-2105-2006 tentang papan partikel
yaitu sebesar ≤ 14%. Hasil pengujian kadar air disajikan pada gambar 2.
Gambar diatas menunjukkan nilai kadar air papan partikel yang dihasilkan antara
1,01- 1,07%. Nilai kadar air terendah papan partikel terdapat pada papan dengan
komposisi 90%:10% dan 20%:80% yaitu 1,01%, sedangkan nilai kadar air tertinggi papan
partikel terdapat pada komposisi 30%:70% yaitu 1,07%. Nilai kadar air papan partikel
diatas telah memenuhi nilai yang ditetapkan SNI 03-2105-2006 yaitu < 14% . Papan
partikel yang dihasilkan pada pengujian ini sangat baik dikarenakan kecilnya angka kadar
air yang terdapat pada papan partikel. Hal tersebut disebabkan oleh proses pengeringan
bahan baku selama 7 hari dan dioven pada suhu 105 ºC (Rofaida, Pratama, Sugiartha, &
Widianty, 2021). Penggunaan perekat resin sebanyak 50% berpengaruh pada kadar air
papan partikel. Mengemukakan semakin besar jumlah perekat yang digunakan maka
kadar air akan semakin kecil. Pengepresan juga dapat mempengaruhi kadar air pada papan
partikel. Pengepresan dapat menyebabkan Penguapan air dan bahan kimia pada papan
partikel sehingga banyak rongga sel yang kosong terbentuk. Oleh karena itu pada saat
pendiaman selama 14 hari, kadar air pada papan partikel dapat lebih tinggi (Ratri Yuli
Lestari, 2013). Kandungan bahan kima berupa selulosa dan hemiselulosa pada bahan
baku juga berpengarug terhadap kadar air papan partikel dikarenakan bahan ini bersifat
Hidrofilik (menyukai air) (Ngadianto, Aryo F, 2016).
0.96%
0.98%
1.00%
1.02%
1.04%
1.06%
1.08%
90:10 80:20 70:30 60 40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90
Kadar Air (%)
Komposisi Bahan Baku
Gambar 2. Kadar Air Papan Partikel
90:10
80:20
70:30
60 40
50:50
40:60
30:70
20:80
Calvin Davidson Silalahi
1
, Rama R. Sitinjak
2
, dan Bayu Pratomo
3
1116 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
Daya Serap Air
Pengukuran kadar air memakai contoh uji berdimensi 10 cm x 10 cm x 1 cm.
Kandungan air dihitung dengan menimbang berat awal (BA) serta berat kering oven
(BKO) dimana papan dioven dengan temperatur 105
o
C sepanjang 24 jam setelah itu
ditimbang beratnya.
Gambar 3 memperlihatkan nilai daya serap air papan partikel setelah perendaman
selama 24 jam adalah 4,08%-7,81%. Nilai daya serap air terendah setelah perendaman
24 jam terdapat pada komposisi 40%:60% yaitu 4,08%, sedangkan nilai daya serap air
tertinggi terdapat pada komposisi 20%:80% yaitu 7,81%. Berdasarkan nilai tersebut maka
hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian sifat fisis dan mekanis papan partikel
telah memenuhi SNI 03-2105-2006 yakni tidak melebihi 14%. Lama waktu pengempaan
berpengaruh terhadap daya serap air semakin lama waktu pengempaan maka semakin
sedikit daya serap air papan partikel (Sudiryanto, 2015). Perekat yang digunakan pada
pembuatan papan partikel juga berpengaruh terhadap daya serap air. Perekat yang
mempunyai sifat gugus atom dapat mengikat bahan-bahan lain dengan maupun adsorpsi
secara kimia sehingga jika papan partikel yang menggunakan perekat jenis ini direndam,
maka akan terhidrolisa oleh air sehingga ikatan antar partikel semakin lemah sehingga
dimensi papan lebih mudah terdegradasi (Raharjo, 2020). Kadar perekat juga
mempengaruhi daya serap air semakin tinggi kadar air semakin rendah daya serap air
(Sonjaya & Haryanto, 2013). Peningkatan suhu pengempaan dapat menurunkan daya
serap air pada papan partikel semakin tinggi suhu maka semakin rendah daya serap air
(Kartika & Desti, 2015). Penurunan tekanan saat pengempaan juga dapat menurunkan
daya serap air semakin rendah tekanan maka semakin rendah daya serap.
Pengembangan tebal
Hasil pengujian Pengembangan Tebal dapat dilihat pada Gambar 4.
6.48%
5.42%
6.34%
4.80%
5.72%
4.08%
7.20%
7.81%
5.95%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
9.00%
90:10 80:20 70:30 60:40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90
Daya Serap Air (%)
Komposisi Bahan Baku
Gambar.3 daya serap air papan partikel
90:10
80:20
70:30
60:40
50:50
40:60
30:70
20:80
10:90
Mutu Papan Partikel dari Campuran Batang dan Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq) dengan Penggunaan Resin
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1117
Gambar 4 memperlihatkan nilai pengembangan tebal papan partikel setelah
perendaman selama 24 jam adalah 0,56%-1,02%. Nilai pengembangan tebal terendah
setelah perendaman 24 jam terdapat pada komposisi 90%:10% yaitu 0,56%, sedangkan
nilai daya serap air tertinggi terdapat pada komposisi 60%:40% yaitu 1,02%. Berdasarkan
nilai tersebut maka Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian sifat fisis dan mekanis
papan partikel telah memenuhi SNI 03-2105-2006 yakni maksimum 12%. Perekat resin
dapat memenuhi seluruh papan partikel dengan baik apabila dibuat dengan konsentrasi
yang tepat sehingga akan menekan nilai pengembangan tebal papan partikel (Raharjo,
2020). Kestabilan dismensi papan berpengaruh pada pengembangan tebal papan partikel
semakin stabil dimensi papan maka semakin rendah pengembangan tebal papan partikel
(Kartika & Desti, 2015). Kadar perekat juga mempengaruhi pengembangan tebal papan
partikel semakin tinggi kadar perekat semakin rendah pengembagan tebal (Sonjaya &
Haryanto, 2013). Sifat bahan baku berpengaruh terhadap pengembangan tebal papan
partikel semakin tinggi daya absorbs air bahan baku maka semakin tinggi pengembangan
tebal papan partikel (Raharjo, 2020). Waktu pengempaan yang lebih lama juga dapat
menurunkan nilai pengembangan tebal (Ngadianto, Aryo F, 2016).
Sifat Mekanik
Modulus of Elasticity (MOE)
Modulus of Elasticity (MOE) Modulus of Elasticity (MOE) merupakan ukuran
ketahanan papan partikel menahan beban sebelum patah. Dalam penelitian ini dilakukan
pengujian menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM) untuk memperoleh nilai
MOE papan partikel yang dihasilkan. Hasil pengujian MOE papan partikel ditunjukkan
pada Gambar 5.
0.56%
0.89%
0.64%
1.02%
0.81%
0.64%
0.62%
0.69%
0.86%
0.00%
0.20%
0.40%
0.60%
0.80%
1.00%
1.20%
90:10 80:20 70:30 60:40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90
Pengembangan tebal (%)
komposisi bahan baku
Gambar 4. Pengembangan tebal papan partikel
90:10
80:20
70:30
60:40
50:50
40:60
30:70
20:80
10:90
Calvin Davidson Silalahi
1
, Rama R. Sitinjak
2
, dan Bayu Pratomo
3
1118 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
Tabel diatas menunjukan nilai MOE terendah papan partikel terdapat pada
komposisi 30%:70% sebesar 27,485 kg/cm², sedangkan nilai MOE tertinggi terdapat pada
papan dengan komposisi 90%:10% yaitu 30,515 kg/cm². Pengujian yang didapat untuk
semua variasi komposisi telah memenuhi standar SNI 03-2105-2006 yang mensyaratkan
nilai MOE papan partikel yaitu minimum 20.400 kg/cm2. Papan partikel dengan
komposisi 90%:10% memiliki kondisi yang terbaik dibandingkan komposisi lain. Hal ini
disebabkan karena papan partikel dengan komposisi ini menyebabkan bentuk geometri
papan yang terbentuk lebih rapat. Akibatnya, sedikit pori-pori yang terbentuk karena
komposisi yang sama saling mengikat. Ketika ditambahkan resin (50%) maka matriks
akan mengisi pori-pori atau rongga dari papan tersebut (Nasution & Mora, 2018). Lama
pengempaan dapat berpengaruh terhadap nilai MOE papan partikel hal ini disebabkan
penambahan waktu kempa panas sampai titik plastisitas bahan mempunyai efek
menurunkan kekuatan serat pemanasan dengan pengempaan sekaligus akan membuat
lapisan serat menjadi menurun kekuatannya bila titik plastisitas terlampaui (Ngadianto,
Aryo F, 2016). Kerapatan berpengaruh juga terhadap MOE papan partikel semakin tinggi
nilai kerapatan semakin tinggi nilai MOE papan partikel (Aminah Lestari & Mora, 2018).
Bahan baku juga dapat mempengaruhi papan partikel jika bahan baku memiliki serat yang
pendek maka nilai MOE papan akan semakin rendah.
Modulus of Rupture (MOR)
Modulus of Rupture (MOR) papan partikel merupakan sifat mekanis yang
menunjukkan kekuatan material dalam menahan beban yang bekerja terhadapnya sampai
patah. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan hasil pengujian MOR seperti pada
Gambar 6.
30,515
28,421
29,125
28,659
29,657
30,146
27,485
28,461
29,625
25,500
26,000
26,500
27,000
27,500
28,000
28,500
29,000
29,500
30,000
30,500
31,000
90 : 10 80 : 20 70 : 30 60 : 40 50 : 50 40 : 60 30 : 70 20 : 80 10 : 90
MOE (Kg/cm²)
Komposisi Bahan Baku
Gambar 5. Modulus of elasticyty (MOE) Papan Partikel
90 : 10
80 : 20
70 : 30
60 : 40
50 : 50
40 : 60
30 : 70
20 : 80
10 : 90
Mutu Papan Partikel dari Campuran Batang dan Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq) dengan Penggunaan Resin
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1119
Gambar 6 memperlihatkan bahwa nilai hasil pengujian MOR antara 203,26-
236,99 kg/cm² . Nilai MOR terendah papan partikel terdapat pada papan dengan
komposisi 30%:70% yaitu 203,26 kg/cm² sedangkan nilai MOR tertinggi terdapat pada
papan dengan komposisi 90%:10% yaitu 236,99 kg/cm². Nilai MOR yang didapatkan
untuk seluruh variasi komposisi papan partikel yang didapatkan pada penelitian ini
memenuhi standar papan partikel Berdasarkan standar SNI 03-2105-2006 nilai MOR
papan partikel yang ditetapkan minimal 82 kg/cm². faktor suhu pengempaan memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap MOE (Raharjo, 2020). Nilai MOR papan partikel
berkaitan dengan proses perekatan protein dan serat. Semakin kuat ikatan antara matriks
(protein) dan struktur penguat (serat) maka akan semakin baik nilai MOR papan partikel
yang dihasilkan (Kartika & Desti, 2015). Kadar perekat dapat mempengaruhi nilai MOR
papan semakin tinggi kadar perekat maka semakin tinggi nilai MOR papan partikel
(Sonjaya & Haryanto, 2013.). Pengempaan dan pemanasan yang dilakukan sekaligus
membuat lapisan serat menurun kekuatannya bila titik plastisitas terlampaui. Penurunan
ini berhubungan langsung dengan nilai MOR papan partikel (Ngadianto, Aryo F, 2016).
Perekat yang di pakai dalam pembuatan papan partikel juga harus dicapur secara merata
karena dapat mempengaruhi nilai MOR papan partikel (Raharjo, 2020).
Keteguhan Rekat (Ib)
Keteguhan rekat berkaitan dengan kualitas pembuatan papan partikel karena
menunjukkan kekuatan ikatan antara partikelpartikelnya. Berdasarkan hasil pengukuran
didapatkan hasil pengujian MOR seperti pada Gambar 6.
236.99
219.77
228.30
220.69
229.37
218.25
203.26
216.25
236.63
180.00
190.00
200.00
210.00
220.00
230.00
240.00
90 : 10 80 : 20 70 : 30 60 : 40 50 : 50 40 : 60 30 : 70 20 : 80 10 : 90
MOR (kg/cm²)
Komposisi Bahan Baku
Gambar 6. Modulus of rupture (MOR) Papan Partikel
90 : 10
80 : 20
70 : 30
60 : 40
50 : 50
40 : 60
30 : 70
20 : 80
10 : 90
Calvin Davidson Silalahi
1
, Rama R. Sitinjak
2
, dan Bayu Pratomo
3
1120 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
IB papan partikel yang dihasilkan dalam penelitian ini berkisar antara 3,14-3,92
kgf/cm². Nilai tertinggi adalah 3,92kgf/cm² pada komposisi papan 90%:10% sedangkan
nilai terendah adalah 3,14kgf/cm² pada komposisi papan 80%:20%. Sehingga IB papan
partikel didalam penelitian ini telah memenuhi syarat mutu SNI 03-2105-2006 yaitu 1,5
kgf/cm. IB papan partikel semakin meningkat seiring dengan peningkatan suhu dari
150C hingga 170C dan cenderung menurun ketika suhu ditingkatkan hingga 190C.
Faktor yang dapat menurunkan nilai IB papan perekat juga dipengaruhi oleh lamanya
pengempaan papan partikel semakin lama pengempaan maka semakin rendah nilai IB
papan partikel (Ngadianto, Aryo F, 2016). Jenis perekat juga mempengaruhi nilai IB
papan partikel sifat perekat yang mampu mengikat partikel dengan baik seperti resin dan
UF adalah perekat yang biasa di gunakan dalam pembuatan papan partikel dan dapat
mengikat partikel dengan baik (Malau, Sucipto, & Iswanto, 2016). Semakin banyak
hemiselulosa yang terdegrasi pada bahan baku pada saat pengempaan akan menaikan nilai
IB papan partikel (Kurniati, Kartika, Fahma, & Sunarti, 2014). Ikatan yang rendah oleh
kandungan zat kimia seperti lignin, minyak, silika pada serat sawit dapat mempengaruhi
kekuatan IB.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh kecuali pada daya serap air dan modulus
of elasticity pada komposisi papan partikel. Pada pengukuran sifat fisis dan mekanis
didapatkan papan dengan kualitas terbaik pada komposisi 90%:10% dengan nilai
kerapatan sebesar 1,10 g/cm³, nilai kadar air 1,01%, nilai pengembangan tebal terbaik
sebesar 0,56%, nilai MOE terbaik sebesar 30,515 kg/cm² pada komposisi 90%:10%, dan
nilai MOR sebesar 236,99 kg/cm². Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian sifat
fisis dan mekanis papan partikel telah memenuhi standard SNI 03-2105-2006.
3.92
3.14
3.20
3.89
3.83
3.42
3.56
3.24
3.61
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
90 : 10 80 : 20 70 : 30 60 : 40 50 : 50 40 : 60 30 : 70 20 : 80 10 : 90
IB (kg/cm²)
Komposisi Bahan Baku
Gambar 6. Keteguhan rekat (IB) Papan Partikel
90 : 10
80 : 20
70 : 30
60 : 40
50 : 50
40 : 60
30 : 70
20 : 80
10 : 90
Mutu Papan Partikel dari Campuran Batang dan Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq) dengan Penggunaan Resin
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021 1121
Bibliografi
Diharyo, Salampak, Damanik, Zafrullah, & Gumiri, Sulmin. (2020). Pengaruh Lama
Aktifasi Dengan H3po4 Dan Ukuran Butir Arang Cangkang Kelapa Sawit Terhadap
Ukuran Pori Dan Luas Permukaan Butir Arang Aktif. PROSIDING SEMINAR
NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN BASAH, 5(1), 4854.
Iskandar, M. I., & Supriadi, Achmad. (2017). Karakteristik Papan Partikel Dari Bulu
Domba, Serbuk Gergaji Dan Serutan Kayu Dengan Perekat Urea Formaldehida.
JURNAL SAINS NATURAL, 5(1), 916.
Johari, Agung Fahmi, Kardiman, Kardiman, & Santoso, Deri Teguh. (2021). Pengaruh
Temperatur terhadap Pembuatan Papan Komposit Sekam Padi Berbasis Limbah
HDPE menggunakan Metode Hot Press. Jurnal Rekayasa Mesin, 16(1), 1724.
Kartika, Ika Amalia, & Desti, Herdiarti. (2015). Pembuatan Papan Partikel Dari Bungkil
Jarak Kepyar (Ricinus Communis L.) Dengan Perlakuan Pendahuluan Steam
Explosion. E-Jurnal Agro-Industri Indonesia, 4(1).
Kurniati, Mersi, Kartika, Ika Amalia, Fahma, Farah, & Sunarti, Titi Candra. (2014). Sifat
Fisik Dan Mekanik Papan Partikel Dari Ampas Jarak Kepyar Physical And
Mechanical Properties Of Particle Board From Castor Cake Meal.
Lestari, Aminah, & Mora, Mora. (2018). Pengaruh Variasi Massa Batang Pisang dan
Cangkang Kelapa Sawit terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Papan Partikel
Menggunakan Perekat Resin Epoksi. Jurnal Fisika Unand, 7(2), 124129.
Lestari, Ratri Yuli. (2013). PROPERTIES OF BINDERLESS PARTICLEBOARDS
FROM OIL PALM EMPTY FRUIT BUNCH (Elaeis guineensis Jacq.). Widyariset,
16(2), 219226.
Malau, Johanna Christina, Sucipto, Tito, & Iswanto, Apri Heri. (2016). Kualitas Papan
Partikel Batang Pisang Barangan Berdasarkan Variasi Kadar Perekat Phenol
Formaldehida. Peronema Forestry Science Journal, 5(1), 19.
Mawardi, Indra. (2009). Mutu Papan Partikel dari Kayu Kelapa Sawit (KKS) Berbasis
Perekat Polystyrene. Jurnal Teknik Mesin, 11(2), 9196.
Nasution, Widi Mulia, & Mora, Mora. (2018). Analisis Pengaruh Komposisi Partikel
Ampas Tebu dan Partikel Tempurung Kelapa terhadap Sifat Fisis dan Mekanis
Komposit Papan Partikel Perekat Resin Epoksi. Jurnal Fisika Unand, 7(2), 117
123.
Ngadianto, Aryo F, Primadani G. (2016). Karakteristik Papan Partikel Dari
Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Dan Mending. Yogyakarta: Pengelolaan Hutan,
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
Calvin Davidson Silalahi
1
, Rama R. Sitinjak
2
, dan Bayu Pratomo
3
1122 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 7, Juli 2021
Radam, Rosidah, Soendjoto, Mochamad Arief, Rezekiah, Hj, & Agustina, Arfa. (2018).
Pengaruh kerapatan terhadap pengembangan tebal dan penyerapan air papan partikel
dari sabut kulit buah nipah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Hasil Hutan
2018, 169177. Forestry Faculty, Lambung Mangkurat University.
Raharjo, Buwang. (n.d.). Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai
Bahan Pengganti Alternatif Papan Partikel. Indonesian Journal of Laboratory, 2(1),
19.
Rofaida, Aryani, Pratama, Rizki Mikroji, Sugiartha, I. Wayan, & Widianty, Desi. (2021).
SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKEL AKIBAT PENAMBAHAN
FILLER SERAT BAMBU. Spektrum Sipil, 8(1), 111.
Sonjaya, Muhammad Lutfi, & Haryanto, Iman. (n.d.). PENGARUH KOMBINASI
LAPISAN PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH PARTIKEL AREN (Arenga
pinnata) DAN LIMBAH SERUTAN BAMBU (Dendrocalamus asper) DENGAN
JUMLAH PEREKAT UREA FORMALDELHIDA TERHADAP SIFAT PAPAN
PARTIKEL. ASEAN Journal of Systems Engineering, 1(1).
Sudiryanto, Gun. (2015). Pengaruh suhu dan waktu pengempaan terhadap sifat fisik dan
mekanik papan partikel kayu sengon (Paraserienthes Falcataria (L) Nielson). Jurnal
DISPROTEK, 6(1).