1013
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 6 Juni 2021
EFEKTIVITAS PENERAPAN GENOSE C19 SEBAGAI SYARAT
MENGGUNAKAN TRANSPORTASI KERETA API (STUDI KASUS STASIUN
PASAR TURI SURABAYA)
Rahma Ardelia Pratiwi, Cindy Eka Mellania Rama Dani, Mochammad Aril Bastian
dan Lukman Arif
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Abstract
In a pandemic like now, PT Kereta Api Indonesia is required to provide excellent
service to rail transport passengers safely and comfortably, and must apply health
protocols. One of PT Kereta Api Indonesia's policies is the necessity to use the Rapid
Antigen Test, Swab Test or PCR and the latest is GeNose C19. GeNose C19 is the
result of developing a sensor-based machine with artificial intelligence. Therefore,
the purpose of this study is to determine the effectiveness of the application of GeNose
C19 to train passengers. According to, the measurement of effectiveness in general
and the most prominent is the success of the program, target success, satisfaction
with the program, levels of input and output, achievement of overall goals. This
research took place at Pasar Turi Station in Surabaya, using a descriptive research
method with a qualitative approach. The results of this study are expected in the
application of the GeNose test as a condition of using rail transportation to be more
effective in implementing health protocols according to the aspects of assessment
according to, the measurement of general effectiveness and the most prominent is
program success, target success, program satisfaction, level input and output,
achievement of overall goals.
Keyword: effectiveness; genose C19 test; transportation
Abstrak
Di masa pandemi seperti sekarang ini, PT Kereta Api Indonesia dituntut untuk
memberikan pelayanan prima terhadap para penumpang transportasi kereta api
dengan aman dan nyaman, serta harus menerapkan protokol kesehatan. Salah satu
kebijakan PT Kereta Api Indonesia adalah keharusan penggunaan Rapid Test
Antigen, Swab Test atau PCR dan yang terbaru adalah GeNose C19. GeNose C19
adalah hasil pengembangan sebuah mesin yang berbasis sensor dengan kecerdasan
buatan (artifical intelligent). Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas penerapan GeNose C19 pada penumpang kereta api.
Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah keberhasilan
program, keberhasilan sasaran, kepuasan terhadap program, tingkat input dan output,
pencapaian tujuan menyeluruh. Penelitian ini berlangsung di Stasiun Pasar Turi
Surabaya, menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Rahma Ardelia Pratiwi, Cindy Eka Mellania Rama Dani, Moch. Aril Bastian, Lukman
Arif
1014 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki sistem dan menjadi
bahan evaluasi agar menambah terciptanya kepuasaan masyarakat pengguna layanan
Kereta Api dan diharapkan dalam penerapan test GeNose sebagai syarat
menggunakan transportasi kereta api menjadi lebih efektif dalam menerapkan
protokol kesehatan sesuai dalam aspek penilaian pengukuran efektivitas secara
umum.
Kata kunci: efektivitas; test genose C19; transportasi
Pendahuluan
Seiring perkembangan waktu, manusia selalu memerlukan sesuatu yang dapat
memberikan kenyamanan dan kemudahan yang dapat dilakukan secara efisien dan
seefektif untuk menjalani kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sangat
membutuhkan sarana dan prasarana infrastruktur penunjang aktivitasnya. Hampir
diseluruh belahan dunia dalam menjalankan aktivitas keseharian seseorang memerlukan
banyak sarana dan prasarana pendukung agar tujuannya berjalan dengan baik. Pendukung
tersebut yaitu tersedianya infrastruktur yang memadai, dimana infrastruktur memiliki
peranan yang sangat penting dalam kelancaran penggerak pembangunan nasional seperti
transportasi, komunikasi dan informatika, energi dan listrik, perumahan dan bangunan,
air, jalan raya (Bappenas, 2012). Ketersediaan infrastruktur berperan dalam jaringan
distribusi, sumber energi yang dapat mendorong peningkatan produktivitas. Infrastruktur
transportasi akan memberikan peran penting dalam mendukung mobilisasi, aksesbilitas
baik orang maupun barang dari suatu tempat ketempat lain sehingga menimalisir
disparitas dan kesenjangan antar wilayah.
Transportasi tidak dapat dipisahkan oleh pengangkutan. Perkeretaapian sebagai
salah satu moda transportasi tidak dapat dipisahkan dari moda-moda transportasi lain
yang ditata dalam sistem transportasi nasional, mempunyai karakteristik pengangkutan
secara massal dan keunggulan sendiri, perlu lebih dikembangkan potensi dan
ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah-wilayah, sebagai penunjang,
pendorong, dan penggerak pembangunan demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kereta
api merupakan transportasi yang memiliki jalur tersendiri yang bebas hambatan juga
dapat mengangkut jumlah penumpang lebih banyak daripada transportasi darat yang lain.
Kereta api memberikan pelayanan keselamatan, nyaman, dan aman bagi penumpang.
Karena kereta api ini dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang merupakan
bagian dari BUMN maka pelayanan yang diberikan termasuk dalam kategori pelayanan
public (Biomantara & Herdiansyah, 2019). Oleh karena itu, PT Kereta Api Indonesia
sebagai salah satu unit pelayanan publik memiliki kewajiban memberikan pelayanan yang
baik dan memuaskan bagi masyarakat.
Di masa pandemi seperti sekarang ini, PT Kereta Api Indonesia dituntut untuk
memberikan pelayanan prima terhadap para penumpang transportasi kereta api dengan
aman dan nyaman, serta harus menerapkan protokol kesehatan (Purwadi, n.d.). Sesuai
anjuran pemerintah, PT Kereta Api Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan gerak
Efektivitas Penerapan Genose C19 Sebagai Syarat Menggunakan Transportasi Kereta
Api ( Studi Kasus Stasiun Pasar Turi Surabaya )
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 1015
masyarakat untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Namun, kebijakan tersebut akan
berdampak besar bagi perusahaan transportasi yang mengalami penurunan jumlah
penumpang secara drastis akibat pembatasan mobilisasi masyarakat. Salah satu kebijakan
yang membuat PT Kereta Api Indonesia terkena dampak besar adalah keharusan
penggunaan Rapid Test Antigen, Swab Test atau PCR dan yang terbaru adalah GeNose
C19 untuk penumpang yang memiliki perjalanan jarak jauh. Kebijakan tersebut bisa
sangat membebani pelanggan (Rohmah, 2019).
GeNose C19 dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM)
sejak Maret 2020. Dari pengujian itu, diketahui tingkat akurasi GeNose C19 mencapai
97% (Kemendikbud, n.d.). Sejak 5 Februari 2021, PT Kereta Api Indonesia menggunakan
GeNose C19 untuk pemeriksaan penumpang sebelum naik kereta api. Dengan harga yang
lebih murah dan metode pengetesan yang lebih nyaman, GeNose C19 menjadi opsi
pemeriksaan bagi penumpang kereta api, selain dari pemeriksaan melalui Rapid Test
Antigen dan Swab Test atau PCR. GeNose C19 sebagai salah satu langkah adaptif yang
dilakukan PT Kereta Api Indonesia di masa pandemi, untuk menghadirkan layanan
transportasi yang aman, nyaman dan sehat. GeNose C19 bekerja dengan mendeteksi pola
senyawa VoC atau Volatile Organic Compound dalam hembusan nafas manusia. Dalam
waktu kurang dari 2 menit, GeNose bisa mendeteksi apakah seseorang positif atau negatif
COVID-19. Masa berlaku GeNose adalah 1x24 jam.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan sebuah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu
data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai di batik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna
(Grana, 2009).
Tahapan dalam penelitian ini antara lain melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Pasar Turi Surabaya, karena stasiun
tersebut menjadi salah satu stasiun yang menggunakan tes GeNose C19. Sumber data
dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Metode analisis data
yang digunakan terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu, reduksi data (Data reduction),
penyajian data (Data display), dan menarik kesimpulan (Sugiyono, 2012).
Hasil dan Pembahasan
Efektivitas adalah pengaruh yang disebabkan adanya suatu aktivitas tertentu
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan
yang lakukan. Efektivitas digunakan sebagai tolak ukur untuk membandingkan antara
rencana dan proses yang dilakukan dengan hasil yang dicapai. Sehingga untuk menetukan
efektif atau tidaknya suatu program maka diperlukan ukuran-ukuran efektivitas
Rahma Ardelia Pratiwi, Cindy Eka Mellania Rama Dani, Moch. Aril Bastian, Lukman
Arif
1016 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021
Terdapat cara pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol
adalah sebagi berikut :
1. Keberhasilan program
Efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampun operasional dalam
melaksanakan program-program kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan program dapat di tinjau dari proses dan
mekanisme suatu kegiatan dilakukan dilapangan.
Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI), Hermawan
Saputra mengatakan penggunaan GeNose sebagai screening awal COVID-19 bagi
pelaku perjalanan dinilai tidak tepat (Hamdani & Wulandari, 2013). Alasannya karena
alat deteksi virus Corona (COVID-19) dianggap tidak praktis dalam penggunaannya.
GeNose juga tidak bisa digunakan untuk active case finding atau penemuan kasus
baru. Walaupun GeNose sudah diteliti dan dikaji, tapi memang tidak praktis dalam
penggunaannya, jadi memang tidak tepat, dan memang bukan sebagai active case
finding.
GeNose dinilai memiliki beberapa kelemahan dalam mendeteksi virus
COVID-19. Pengetesan menggunakan GeNose pada seorang perokok atau seorang
yang mengkonsumsi makanan berbau menyengat dapat mengurangi keefektifan
GeNose. Adapun pengguna atau pasien yang akan melakukan GeNose juga disarankan
tidak mengkonsumsi apapun setengah jam sebelum pengetesan.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi
Indonesia (PAEI), Masdalina Pane juga mengatakan GeNose tidak tepat jika
digunakan sebagai screening penumpang. Menurutnya ada banyak kelemahan dari alat
tersebut, di samping efektivitasnya yang menurun jika digunakan pada perokok. Ada
resiko menularkan pada orang lain yang ada di belakangnya. Selain itu, GeNose juga
belum mendapatkan penilaian yang disepakati para ahli. Klaim efektivitas GeNose
juga baru dikeluarkan oleh tim peneliti. GeNose belum menjadi standar dalam
pengendalian, publikasi efektivitasnya juga belum rilis sampai saat ini, baru ada klaim
sepihak saja dari peneliti.
2. Keberhasilan sasaran
Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan dengan memusatkan perhatian
terhadap aspek output, artinya efektivitas dapat diukur dengan seberapa jauh tingkat
output dalam kebijakan dan prosedur dari organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara dari informan yaitu kak Hera menagatakan
“Dengan adanya test GeNose merasa terbantu dan harganya pun lebih terjangkau dari
tes lainnya”. Ada pun dari informan lain yaitu Kak Cici mengatakan “Sangat terbantu
dengan adanya test GeNose, karena test nya mudah dilakukan dan tidak sakit”.
Efektivitas Penerapan Genose C19 Sebagai Syarat Menggunakan Transportasi Kereta
Api ( Studi Kasus Stasiun Pasar Turi Surabaya )
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 1017
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh gambaran tentang bagaimana
penumpang merasa terbantu dengan adanya test GeNose dan sudah cukup baik dalam
segi penggunaan, juga lebih efektif dan efisien.
3. Kepuasan terhadap program
Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keberhasilan
program dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Kepuasan dirasakan oleh para
pengguna terhadap kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. Semakin berkualitas
produk dan jasa yang diberikan maka kepuasan yang dirasakan oleh pengguna semakin
tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi lembaga.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan, penumpang merasa
puas dengan adanya test GeNose karena sangat menghemat waktu dan hasilnya dapat
diketahui sekitar 4-5 menit setelah test. Selain itu, biaya yang dikenakan untuk
melakukan test GeNose hanya Rp 30.000.
Sedangkan berdasarkan informan lain merasa kurang puas, karena masa
berlaku test GeNose hanya 1x24 jam sejak tanggal 1 April 2021, yang sebelumnya
masa berlakunya 3x24 jam.
Sebagaimana diketahui, sesuai SE Kemenhub No 20 Tahun 2021, penumpang
kereta api jarak jauh diwajibkan menunjukkan surat keterangan negatif GeNose C19
atau Rapid Test Antigen atau Swab Test/PCR yang sampelnya diambil dalam kurun
waktu maksimal 1x24 jam sebelum jam keberangkatan. Khusus untuk keberangkatan
selama libur panjang atau libur keagamaan, sampelnya diambil dalam kurun waktu
maksimal 1x24 jam sebelum jam keberangkatan. Bagi pelaku perjalanan di bawah
umur 5 (lima) tahun tidak diwajibkan untuk Swab Test/PCR atau Test GeNose sebagai
syarat perjalanan. PT Kereta Api Indonesia akan memastikan bahwa yang dapat naik
kereta api adalah penumpang yang dalam kondisi sehat dan memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan pemerintah.
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh gambaran tentang bagaimana
kepuasan penumpang dengan adanya test GeNose yang diterapkan oleh Stasiun untuk
digunakan sebagai syarat perjalanan menggunakan transportasi Kereta Api yaitu
beberapa penumpang masih ada yang kurang puas dengan masa berlakunya test
GeNose yang hanya 1x24 sehingga apabila berpergian dengan waktu yang lama maka
harus test kembali.
4. Tingkat input dan output
Pada efektivitas tingkat input dan output dapat dilihat dari perbandingan antara
masukan (input) dengan keluaran (output). Jika output lebih besar dari input maka
dapat dikatakan efisien dan sebaliknya jika input lebih besar dari output maka dapat
dikatakan tidak efisien.
Dalam buku Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefinisikan pengertian dari
pada efektifitas, sebagai berikut: “Efektifitas merupakan hubungan antara output
Rahma Ardelia Pratiwi, Cindy Eka Mellania Rama Dani, Moch. Aril Bastian, Lukman
Arif
1018 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021
dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian
tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”.
Dalam hal ini, maka efektifitas adalah menggambarkan input, proses, dan
output yang mengacu pada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan
sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai, serta ukuran berhasil
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya.
5. Pencapaian tujuan menyeluruh
Sejauhmana organisasi melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan. Dalam
hal ini merupakan penilaian umum dengan sebanyak mungkin kriteria tunggal dan
menghasilkan penilaian umum efektivitas organisasi.
Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang
sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin,
diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya,
Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang
merupakan target kongkrit.
Dampak Test GeNose C19 :
1. Dampak Positif
Harga tes GeNose C19 lebih murah
Hasil lebih cepat hanya kurang dari 5 menit sehingga lebih menghemat
waktu
Tempat GeNose sudah tersedia di banyak stasiun sehingga mempermudah
pengguna jasa transportasi Kereta Api
2. Dampak Negatif
Masa berlakunya test GeNose yang hanya 1x24 sehingga apabila
berpergian dengan waktu yang lama maka harus test kembali.
Pengetesan menggunakan GeNose pada seorang perokok atau seorang
yang mengkonsumsi makanan berbau menyengat dapat mengurangi
keefektifan GeNose.
GeNose tidak bisa digunakan untuk active case finding atau penemuan
kasus baru.
Dampak penelitian :
Sebagai pengetahuan mengenai test GeNose C19 bagi masyarakat
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat yang akan
melakukan perjalanan menggunakan Kereta Api
Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperbaiki sistem dan menjadi
bahan evaluasi agar menambah terciptanya kepuasaan masyarakat
pengguna layanan Kereta Api
Efektivitas Penerapan Genose C19 Sebagai Syarat Menggunakan Transportasi Kereta
Api ( Studi Kasus Stasiun Pasar Turi Surabaya )
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 1019
Membantu masyarakat dengan terciptanya inovasi adanya tes GeNose
yang lebih efektif dan efisien
A. Efektivitas
Efektivitas dijabarkan berdasarkan kapasitas suatu organisasi untuk memperoleh
dan memanfaatkan sumber dayanya yang langka dan berharga secara sebaik mungkin
dalam usahanya mengejar tujuan operasi dan operasionalnya (Lestanata & Pribadi, 2016).
Efektivitas pelayanan publik berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah
ditentukan, artinya pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung
pada penyelesaian tugas tersebut dengan waktu yang telah ditetapkan.
Menurut (Martini, 2013) pengertian efektivitas merupakan hubungan antara
keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang harus dicapai. Semakin besar
konstribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut,
maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut.
Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah
keberhasilan program, keberhasilan sasaran, kepuasan terhadap program, tingkat input
dan output dan pencapaian tujuan menyeluruh (MAYTAWATI, 2019). Sehingga
efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam
melaksanakan program kerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara komprehensif, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu
lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokok atau untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Anisah & Soesilowati, 2018).
Dalam buku Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefinisikan pengertian dari
pada efektifitas, sebagai berikut: “Efektifitas merupakan hubungan antara output dengan
tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka
semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”.
Efektifitas berfokus pada outcome (hasil) status organisasi, program, atau kegiatan
yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang
diharapkan atau dikatakan spending wisely. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini mengenai hubungan arti efektifitas dibawah ini :
B. Hubungan Efektivitas
(Sumber: Mahmudi, 2005: 92)
Dalam hal ini, maka efektifitas adalah menggambarkan input, proses, dan output
yang mengacu pada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan
sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai, serta ukuran berhasil
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya.
Efektivitas = OUTCOME
OUTPUT
Rahma Ardelia Pratiwi, Cindy Eka Mellania Rama Dani, Moch. Aril Bastian, Lukman
Arif
1020 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021
C. GeNose C19
GeNose C19 adalah hasil pengembangan sebuah mesin yang berbasis sensor
dengan kecerdasan buatan (artifical intelligent). Alat ini digunakan untuk mendeteksi
virus corona yang memiliki kemampuan mendeteksi virus corona dengam sensitivitas 89-
92%, hampir setara dengan test menggunakan PCR (89%) dan test Antigen (89,9%).
Kelebihan alat ini adalah dari cara melakukan test hanya melalui hembusan senyawa
organik dari mulut dan hasilnya jauh lebih cepat diketahui (hanya sekitar 3 menit).
GeNose C19 dapat membantu pemerintah dalam menangani dan mendeteksi virus
COVID-19 secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, penggunaan GeNose C19 untuk
mendeteksi virus COVID-19 melalui hembusan napas telah dijadikan salah satu alternatif
skrining kesehatan pada berbagai moda transportasi seperti Kereta Api dan Pesawat
selama pandemi COVID-19.
D. Transportasi
Transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu tempat
ketempat lain, dimana produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Dan secara
umum transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (barang dan/atau barang)
dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana. Pelayanan transportasi
khususnya kereta api, merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh
pemerintah kepada masyarakat.
Menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, definisi
dari kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangKereta Api Indonesiakan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun
sedang bergerak di atas jalan rel yang terKereta Api Indonesiat dengan perjalanan kereta
api. Kereta api sendiri terdiri dari lokomotif, kereta, dan gerbong. Lokomotif merupakan
kendaraan rel yang dilengkapi dengan mesin penggerak dan pemindah tenaga kepada
roda-roda dan khusus digunakan untuk menarik kereta penumpang dan atau gerbong
barang. Kereta merupakan salah satu rangKereta Api Indonesiaan dari kereta api yang
berfungsi untuk mengangkut penumpang. Sedangkan rangKereta Api Indonesiaan yang
digunakan untuk mengangkut barang atau binatang disebut gerbong.
Keunggulan kereta api :
1. kereta api adalah tipe alat transportasi yang bersifat angkutan murah, lebih sedikit
dalam memaKereta Api Indonesia energi, jangkauan operasionalnya meliputi
jarak dekat dan jarak jauh.
2. perkeretaapian berdampak ekonomis dalam pemakian ruang, serta tidak polutif
sehingga mendukung kelestarian lingkungan hidup manusia di masa mendatang.
3. dalam segi operasional, kereta api memiliki keandalan keselamatan perjalanan
yang lebih baik dan lebih sedikit kendalanya.
4. perubahan cuaca dan iklim hanya sedikit (tidak terlalu) mempengaruhi angkutan
kereta api
Efektivitas Penerapan Genose C19 Sebagai Syarat Menggunakan Transportasi Kereta
Api ( Studi Kasus Stasiun Pasar Turi Surabaya )
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 1021
Kesimpulan
Efektivitas penerapan GeNose C19 sebagai syarat menggunakan transportasi
kereta api di Stasiun Pasar Turi Surabaya, dapat disimpulkan bahwa penerapan GeNose
C19 sudah cukup efektif bagi penumpang dan bagi pihak PT Kereta Api Indonesia.
Dilihat dari harga untuk test GeNose C19 sangat terjangkau dan cara kerjanya yang lebih
cepat terlihat hasilnya. Selain itu, GeNose C19 dinilai memiliki beberapa kelemahan
dalam mendeteksi virus COVID-19 dan belum menjadi standar dalam pengendalian. Dan
juga masa berlakunya test GeNose yang hanya 1x24 sehingga apabila berpergian dengan
waktu yang lama maka harus test kembali.
Adapun dampak dengan adanya tes GeNose C19 tidak bisa dijadikan screening
awal adanya virus dan dapat menularkan kepada orang lain yang ada dibelakangnya
maupun orang yang membantu dalam proses tes berlangsung.
Rahma Ardelia Pratiwi, Cindy Eka Mellania Rama Dani, Moch. Aril Bastian, Lukman
Arif
1022 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021
Bibliography
Anisah, A., & Soesilowati, E. (2018). Efektivitas Program Kartu Jakarta Pintar Tingkat
Sekolah Menengah Atas Negeri di Kecamatan Pesanggrahan. Efficient: Indonesian
Journal of Development Economics, 1(1), 4450.
Biomantara, K., & Herdiansyah, H. (2019). Peran Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai
Infrastruktur Transportasi Wilayah Perkotaan. Cakrawala-Jurnal Humaniora,
19(1), 18.
Grana, J. K. (2009). Metode penelitian kualitatif. Edisi Ketiga. Bandung: Primaco
Akademika Garna Foundation.
Hamdani, H., & Wulandari, K. (2013). Faktor penyebab kemiskinan nelayan tradisional.
Kemendikbud, I. (n.d.). Ge-Nose C19, Pendeteksi COVID-19 Karya Anak Bangsa..
https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/ge-nose-c19-pendeteksi-COVID-
19-karya-anak-bangsa
Lestanata, Y., & Pribadi, U. (2016). Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangunan
Berbasis Rukun Tetangga Di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 20142015. Journal
of Governance and Public Policy, 3(3), 368389.
Martini, A. I. (2013). Hubungan Antara Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
dengan Efektivitas Pengendalian Biaya. AKMEN Jurnal Ilmiah, 10(2).
MAYTAWATI, G. H. (2019). EFEKTIVITAS PROGRAM SUDUT BACA DALAM
MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI SISWA SMPN DI SURABAYA.
Universitas Airlangga.
Purwadi, D. (n.d.). Peran PKBI Dalam Memperkuat Gerakan Kaum Muda Untuk
Pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi. “INDONESIA YANG
BERKEADILAN SOSIAL, 79.
Rohmah, H. N. (2019). Analisis hukum layanan penumpang kereta api perspektif
Undang-undang nomor 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian dan maslahah
mursalah: Studi di Stasiun Kotabaru Malang. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D.Bandung:Alfabeta. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &
D.Bandung:Alfabeta. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004