Muhammad Ilham Kurniawan, Popo Subroto, Maryana, Syahrial Shaddiq, dan 
Muhammad Zainul. 
 
994        Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 
 
pengaman,  sepatutnya  suatu  kemasan  dapat  melindungi  produk  dari  hal-hal  yang 
memungkinan menjadi menyebabkan terjadinya kerusakan pada produk. Faktor ekonomi, 
penentuan  kemasan  harus  sebisa  mungkin  menggunakan  biaya  produksi  sefektif  dan 
efisien mungkin. Faktor pendistribusian, kemasan wajib mendukung dan mempermudah 
proses distribusi dari pabrik ke distributor dan pengecer hingga produk diterima oleh 
konsumen, mudah saat menyimpan dan memajang perlu juga untuk diperhatikan. Faktor 
komunikasi, kemasan sebagai media komunikasi tentu harus bisa mencerminkan produk, 
membentuk citra merek yang positif, dan juga sebagai media promosi produk. Faktor 
argonomi, kemasan yang baik harus mudah saat dibawa, dipegang, dibuka serta mudah 
saat diambil isinya. Faktor estetika atau keindahan pada kemasan mencakup daya tarik 
visual  dengan  mempertimbangkan  pemakaian  warna,  bentuk  dan  lainnya.  Faktor 
identitas, kemasan suatu produk harus berbeda dengan kemasan lain, adanya kepemilikan 
identitas produk yang mudah dikenali dan dibedakan dengan produk lain yang sejenis. 
Faktor keamanan, perlu diperhatikan bahan pembuat kemasan tidak mencemari produk 
yang ada didalamnya, tahan air, kedap  udara, anti  mikroba,  mudah dibuka-tutup  dan 
dibuang,  tidak  menimbulkan  kerusakan  lingkungan,  memenuhi  kebutuhan  ukuran, 
bentuk, berat dan lain sebagainya agar sesuai dengan produk yang dikemas (Putri, 2017). 
Perancangan dan kegiatan pembuatan tempat, wadah atau bungkus yang untuk 
digunakan pada suatu produk merupakan proses dari terbentuknya kemasan. Perlunya 
kemasan didasari oleh keperluan untuk melindungi produk selama dalam proses distribusi 
hingga sampai dan diterima oleh konsumen. Keperluan untuk memberi kesan yan bersih, 
produk yang tahan saat terpapar cuaca dan nilai estetik. Keperluan dalam memasarkan 
produk, pembentukan identitas guna mencegah tertukar dangan produk sejenis dari pihak 
pesaing. 
Selain alasan diatas kemasan turut andil dalam menjaga dan meningkatkan laba 
perusahaan, dengan kemasan yang yang didesain semenarik mungkin diharapkan mampu 
mempersusi, memikat dan menarik perhatian konsumen yang menimbulkan rasa percaya 
untuk memilih produk tersebut (Christine Suharto Cenadi, 2000). 
 
E.  Fungsi Kemasan 
Pakar  bidang  pemasar  Hermawan  Kartajaya  berpendapat  dengan  adanya 
teknologi  fungsi  kemasan  kini  telah  kemasan  berubah  yang  sebelumnya  kemasan 
berfungsi  untuk  melindungi  apa  yang  dijual,  saat  ini  kemasan  menjual  apa  yang 
dilindunginya.  Kemasan  bukan  sekedar  menjadi  pelindung  atau  wadah  bagi  produk, 
melainkan kemasan harus mampu menjual produk yang dikemasnya. 
Fungsional kemasan semakin terus berkembang hingga sekarang dimana kemasan 
berfungsi sebagai media untuk komunikasi produk dengan konsumen. Seperti kemasan 
produk susu atau makanan bayi yang biasanya tertera nomor telepon bebas pulsa yang 
dapat dihubungi oleh konsumen baik untuk komplain maupun sebagai pusat informasi 
segala sesuatu yang berhubungan dengan produk tersebut. 
Kemasan memilliki fungsi menjadi media yang mengkomunikasikan citra tertentu 
dari  suatu  produk.  Seperti  produk-produk  makanan  dari  negara  Jepang  yang  mana