Gambaran Nilai Indikator Angka Kematian Bersih di Rumah Sakit Ciremai Tingkat III
03.06.01 Ciremai Kota Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 967
setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit (Kemenkes RI, 2018). (AZZAM, 2013)
dengan judul penelitian Analisis Deskriptif Net Death Rate (NDR) dan Gross Death
Rate (GDR) di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal. Dengan hasil perhitungan NDR
tahun 2014 bernilai 35,1% dan nilai indikator GDR sebesar 60,6%. Angka kematian
paseien lebih dari 48jam ini terbanyak bedasarkan jenis kelamin terjadi pada laki-laki
dengan persentase 59,3% dan 53,8%. Sedangkan angka kematian pasien kurang dari
48jam berdasarkan jenis kasus terjadi pada kasus penyakit dalam dengan persentase
43,8% dan 48,4%. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti nilai
indikator kematian. Perbedaannya dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian
hanya pada nilai NDR sedangkan di penelitian Irkham Abdullah Azzam, Maryani
Setyowati, SKM, M.Kes membahas dua indikator yaitu GDR dan NDR dan tahun
penelitian. Sedang menurut (Noviar & Jaenudin, 2019) dengan judul penelitian Analisis
Gross Death Rate (GDR) dan Net Death Rate (NDR) di Rumah Sakit Umum Daerah
Waled. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai GDR dan NDR tahun 2013-2017
cenderung mengalami peningkatan dan penurunan melebihi batas ideal yang telah
ditetapkan NDR terendah terjadi pada tahun 2013 dengan nilai 19,71 %o, dan yang
tetinggi pada tahun 2015 dengan nilai 27,60%o. Sedangkan GDR yang terendah terjadi
pada tahun 2013 dengan nilai 49,95%o, sedangkan nilai GDR tertinggi jatuh pada tahun
2016 dengan nilai 64,43%o. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti
nilai indikator kematian. Perbedaannya dalam penelitian ini yang menjadi pusat
perhatian hanya pada nilai NDR sedangkan di Reza Noviar membahas dua indikator
yaitu GDR dan NDR dan tahun penelitiannya berbeda.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Ciremai
tingkat III 03.06.01 Kota Cirebon untuk jumlah pasien keluar hidup dan mati 2018
sebesar 12811 dan untuk pasien meninggal lebih dari 48 jam sebesar 139 dan kemudian
untuk nilai indikator angka kematian bersihnya sebesar 10,85, berdasarkan Sasaran
strategisnya angka kematian bersih itu sendiri terwujudnya penyelenggaran sistem
pelayanan rawat inap berbasis mutu dan keselamatan pasien (Kemenkes RI, 2018).
Dapat diartikan jika angka kematian bersih sesuai standar nilai maka mutu pelayanan
bisa dikatakan baik dan sebaliknya jika tidak sesuai standar nilai maka bisa dikatakan
tidak baik berdasarkan sasaran strategis angka kematian bersih itu sendiri.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan diatas dan belum adanya penelitian
mengenai angka kematian bersih di Rumah Sakit Tingkat III 03.06.01 Ciremai Kota
Cirebon maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran nilai indikator angka
kematian bersih di Rumah Sakit tingkat III 03.06.01 Ciremai Kota Cirebon Tahun 2019.
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran nilai indikator angka kematian
bersih di Rumah Sakit tingkat III.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu jenis penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga jenis penelitian ini
berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka atau seluruhnya (Tarjo, 2019).