965
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 6 Juni 2021
GAMBARAN NILAI INDIKATOR ANGKA KEMATIAN BERSIH DI RUMAH
SAKIT CIREMAI TINGKAT III 03.06.01 CIREMAI KOTA CIREBON
Jaelani dan Amirudin Khoir
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mahardika Cirebon
Abstract
This measure of net death illustrates the quality of hospital service as the purpose
of the secure and effective service and the rescue of patients treated in the service
room. Based on a previous study in ciremai hospital level III 03.06.01 cirebon city
for the number ofpatients out of life and death, by 12811 and for the patients dying
by more than 48 hours of 139 and then for an indikaror count of 1085. The purpose
of this study is to identify the value of the indicator on the number of clean deaths
at the hospital level III 03.06.01 within the 2019 city of cirebon. The kind of
research used is descriptive. The method used observation. The population used in
research is data of patients coming out alive and dead by 2019. The sample in this
study was taken using a total sample. The data-gathering procedure on this study
USES structured observational techniques. Research time was carried out on June
11, 2020, at the hospital level III 03.06.01 in cirebon city. It has been observed that
the highest net death rate in 2019 is in triage 3 with a value of 11.35% and an
increase in net mortality in quarter 2 with 7.40%. At 2019, net mortality rate
reaches 10.07%. It is hoped that hospitals will always maintain an indicator of
clean death in order to avoid raising to an extent above the ideal and thus preserve
the quality of hospital service.
Keyword: indicators; net death; hospital.
Abstrak
Indikator angka kematian bersih ini sebagai gambaran mutu pelayanan rumah sakit
seperti tujuannya terselenggaranya pelayanan yang aman dan efektif serta mampu
menyelematkan pasien yang ditangani di ruang pelayanan. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan di Rumah Sakit Ciremai Tingkat III 03.06.01 Kota Cirebon untuk
jumlah pasien keluar hidup dan mati 2018 sebesar 12811 dan untuk pasien
meninggal lebih dari 48 jam sebesar 139 dan kemudian untuk nilai indikator angka
kematian bersihnya sebesar 10,85. Tujuan pnelitian ini untuk Mengetahui gambaran
nilai indikator angka kematian bersih di Rumah Sakit Tingkat III 03.06.1 Ciremai
Kota Cirebon Tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskritif.
Metode yang digunakan observasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data pasien keluar hidup dan mati tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan total sampling. Prosedur pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan teknik observasi terstruktur. Waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 11 juni 2020 di Rumah Sakit Tingkat III 03.06.01 Kota
Cirebon. Dari hasil pengamatan bahwa angka kematian bersih tertinggi di tahun
Jaelani, dan Amirudin Khoir
966 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021
2019 berada pada triwulan 3 dengan nilai 11,35% dan untuk angka kematian bersih
terendah pada triwulan 2 dengan nilai 7,40%. Untuk nilai angka kematian bersih
pada 2019 mencapai nilai 10,07%. Diharapkan Rumah Sakit selalu menjaga nilai
indikator angka kematian bersih agar tidak mengalami kenaikan sampai melebihi
nilai ideal sehingga mutu pelayanan rumah sakit tetap baik.
Kata kunci: indikator; kematian bersih; rumah sakit.
Pendahuluan
Peningkatan kebutuhan akan kesehatan sangat diperlukan khususnya di
Indonesia dengan penduduk yang mencapai 263,9 juta berdasarkan survey sensus
penduduk pada tahun 2018 sehingga peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan pun
sangat dibutuhkan di negeri ini, fasilitas pelayanan kesehatan mencakup puskesmas,
klinik dan rumah sakit (Ulumiyah, 2018). Menurut Permenkes nomor 3 tahun 2020,
rumah sakit ialah fasillitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara paripurna yang menyediakan unit pelayanan rawat inap, unit
pelayanan rawat jalan, dan unit pelayanan gawat darurat (Indonesia, 2020). Rumah sakit
suatu institusi pelayanan kesehatan yang komplek dengan berbagai fungsi sebagai
tempat pelayanan, pendidikan, dan penelitian agar rumah sakit mampu melakukan
fungsi yang optimal dan profesional dan menjaga atau meningkatan mutu pelayanan
rumah sakit dan tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit, rumah sakit harus mempunyai
suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu pelayanan dan tingkat efisiensi
pelayanan.
Salah satu bagian fasilitas rumah sakit yang berguna untuk analisa, penelitian
dan bahan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien yaitu
pada bidang rekam medis, unit rekam medis juga berperan penting didalam penyediaan
data atau informasi tentang kegiatan pelayanan di rumah sakit, data yang dihasilkan
berguna untuk pelaporan rumah sakit, sistem yang mengelola data rekam medis itu
sendiri adalah sistem statistik, sistem statistik fasilitas pelayanan kesehatan, menurut
(Budi, 2011) statistik rumah sakit merupakan statistik yang menggunakan dan mengolah
sumber data dari pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan
disuatu tempat. Sistem statistik bertanggung jawab menangani sensus harian ranap, dan
pelaporan rumah sakit. Fungsi dilakukannya sensus harian untuk mengetahui jumlah
layanan yang diberikan kepada pasien selama 24 jam. Menurut (Budi, 2011) sensus
harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan laporan rumah sakit. Laporan tidak
hanya didapat melalui sensus harian namun laporan bisa didapat dari register masing-
masing unit pelayanan dan juga berkas rekam medis.
Adapun laporan yang dihasilkan dapat memberikan gambaran tentang keadaan
pelayanan di rumah sakit. Untuk melihat keefisiensi pelayanaan rumah sakit dapat diliat
dari beberapa macam indikator salah satunya angka kematian bersih. Angka kematian
bersih adalah banyaknya kejadian kematian pasien yang terjadi sesudah periode 48 jam
Gambaran Nilai Indikator Angka Kematian Bersih di Rumah Sakit Ciremai Tingkat III
03.06.01 Ciremai Kota Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 967
setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit (Kemenkes RI, 2018). (AZZAM, 2013)
dengan judul penelitian Analisis Deskriptif Net Death Rate (NDR) dan Gross Death
Rate (GDR) di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal. Dengan hasil perhitungan NDR
tahun 2014 bernilai 35,1% dan nilai indikator GDR sebesar 60,6%. Angka kematian
paseien lebih dari 48jam ini terbanyak bedasarkan jenis kelamin terjadi pada laki-laki
dengan persentase 59,3% dan 53,8%. Sedangkan angka kematian pasien kurang dari
48jam berdasarkan jenis kasus terjadi pada kasus penyakit dalam dengan persentase
43,8% dan 48,4%. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti nilai
indikator kematian. Perbedaannya dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian
hanya pada nilai NDR sedangkan di penelitian Irkham Abdullah Azzam, Maryani
Setyowati, SKM, M.Kes membahas dua indikator yaitu GDR dan NDR dan tahun
penelitian. Sedang menurut (Noviar & Jaenudin, 2019) dengan judul penelitian Analisis
Gross Death Rate (GDR) dan Net Death Rate (NDR) di Rumah Sakit Umum Daerah
Waled. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai GDR dan NDR tahun 2013-2017
cenderung mengalami peningkatan dan penurunan melebihi batas ideal yang telah
ditetapkan NDR terendah terjadi pada tahun 2013 dengan nilai 19,71 %o, dan yang
tetinggi pada tahun 2015 dengan nilai 27,60%o. Sedangkan GDR yang terendah terjadi
pada tahun 2013 dengan nilai 49,95%o, sedangkan nilai GDR tertinggi jatuh pada tahun
2016 dengan nilai 64,43%o. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti
nilai indikator kematian. Perbedaannya dalam penelitian ini yang menjadi pusat
perhatian hanya pada nilai NDR sedangkan di Reza Noviar membahas dua indikator
yaitu GDR dan NDR dan tahun penelitiannya berbeda.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Ciremai
tingkat III 03.06.01 Kota Cirebon untuk jumlah pasien keluar hidup dan mati 2018
sebesar 12811 dan untuk pasien meninggal lebih dari 48 jam sebesar 139 dan kemudian
untuk nilai indikator angka kematian bersihnya sebesar 10,85, berdasarkan Sasaran
strategisnya angka kematian bersih itu sendiri terwujudnya penyelenggaran sistem
pelayanan rawat inap berbasis mutu dan keselamatan pasien (Kemenkes RI, 2018).
Dapat diartikan jika angka kematian bersih sesuai standar nilai maka mutu pelayanan
bisa dikatakan baik dan sebaliknya jika tidak sesuai standar nilai maka bisa dikatakan
tidak baik berdasarkan sasaran strategis angka kematian bersih itu sendiri.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan diatas dan belum adanya penelitian
mengenai angka kematian bersih di Rumah Sakit Tingkat III 03.06.01 Ciremai Kota
Cirebon maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran nilai indikator angka
kematian bersih di Rumah Sakit tingkat III 03.06.01 Ciremai Kota Cirebon Tahun 2019.
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran nilai indikator angka kematian
bersih di Rumah Sakit tingkat III.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu jenis penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga jenis penelitian ini
berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka atau seluruhnya (Tarjo, 2019).
Jaelani, dan Amirudin Khoir
968 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021
Penelitian ini untuk mendeskripsikan nilai indikator angka kematian bersih.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pasien keluar hidup dan mati
dengan jumlah 13.599, data pasien meninggal lebih dari 48 jam jumlah 137 pada tahun
2019. Dan Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan total sampling
yaitu sampel yang mewakili populasi (Juliansyah Noor, 2016). Maka penelitian ini
mengunakan seluruh populasi menjadi sampel, data pasien keluar hidup dan mati
dengan jumlah 13.599, data pasien meninggal lebih dari 48 jam jumlah 137 pada tahun
2019.
Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar observasi
untuk mengetahui data pasien meninggal lebih dari 48 jam dan pasien keluar hidup dan
mati pada tahun 2019. Proses pengumpulan data pada penelitian didapatkan dari
kegiatan observasi dalam penelitian ini sendiri di dapatkan data pasien meninggal lebih
dari 48 jam dan data pasien keluar hidup dan mati di Rumah Sakit Ciremai Tingkat III
06.03.01 Kota Cirebon Tahun 2019.
Hasil dan Pembahasan
Indikator angka kematian bersih ini sebagai gambaran mutu pelayanan rumah
sakit seperti tujuannya terselenggaranya pelayanan yang aman dan efektif serta mampu
menyelematkan pasien yang ditangani di ruang pelayanan. Sasaran strategisnya itu
sendiri terwujudnya penyelenggaran sistem pelayanan rawat inap berbasis mutu dan
keselamatan pasien. Nilai ideal angka kematian bersih adalah kurang dari 24%
(Kemenkes RI, 2018).
Berikut penjabaran mengenai nilai indikator angka kematian bersih di Rumah
Sakit Tk III 03.06.01 Ciremai pertriwulan pada triwulan I dari periode januari hingga
maret untuk triwulan II dari periode april hingga juni untuk triwulan III dari periode juli
hingga september dan untuk triwulan IV dari periode oktober hingga desember. Angka
kematian bersih pertriwulan pada tahun 2019 dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Data Laporan Pasien Keluar Hidup dan Mati Tahun 2019
Data
Jumlah Pasien
data pasien keluar hidup dan mati triwulan I
3.833
data pasien keluar hidup dan mati triwulan II
3.242
data pasien keluar hidup dan mati triwulan III
3.263
data pasien keluar hidup dan mati triwulan IV
3.261
Sumber: data sekunder, 2019.
Berdasarkan table 1 dapat dilihat bahwa angka pasien keluar hidup dan
mati tertinggi di tahun 2019 berada pada triwulan 1 dengan jumlah 3.833 pasien
dan terendah berada pada triwulan 2 dengan jumlah 3.242 pasien.
Gambaran Nilai Indikator Angka Kematian Bersih di Rumah Sakit Ciremai Tingkat III
03.06.01 Ciremai Kota Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 969
Tabel 2 Data Laporan Pasien Meninggal Lebih Dari 48jam Tahun 2019
Data
Jumlah
Pasien
data pasien meninggal >48 jam triwulan I
38
data pasien meninggal >48 jam triwulan II
24
data pasien meninggal >48 jam triwulan III
38
data pasien meninggal >48 jam triwulan IV
37
Sumber: data sekunder, 2019.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat pasien meninggal >48 jam tertinggi di tahun
2019 berada pada triwulan I dan III dengan jumlah 38 pasien dan untuk pasien
meninggal >48 jam terendahnya pada triwulan II dengan jumlah 24 pasien.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Indikator Angka Kematian Bersih Tahun 2019
Triwulan
Pasien Keluar
Hidup dan Mati
NDR
Triwulan
I
3833
9,91%
Triwulan
II
3242
7,40%
Triwulan
III
3263
11,65%
Triwulan
IV
3261
11,35%
Total
13599
10,07%
Sumber: data sekunder, 2019.
Berdasarkan tabe 3 dapat diliha bahwa angka kematian bersih tertinggi di tahun
2019 berada pada triwulan 3 dengan nilai 11,35% dan untuk angka kematian bersih
terendah pada triwulan 2 dengan nilai 7,40%. Untuk nilai angka kematian bersih pada
2019 mencapai nilai 10,07%.
Indikator angka kematian bersih dirumah sakit tingkat III 06.03.01 Ciremai Kota
Cirebon mengalami kenaikan dan penurunan pada periode triwulan I hingga IV tahun
2019, berdasarkan Tabel 3 pada triwulan I angka kematian bersih mencapai nilai 9,91%
dan untuk triwulan II angka.
Kematian bersih mencapai 7,40%, untuk triwulan III angka kematian bersih
mencapai 11,65% dan pada triwulan IV angka kematian bersih mencapai 11,35%,untuk
nilai indikator angka kematian bersih tertinggi di tahun 2019 berada pada triwulan 3
Jaelani, dan Amirudin Khoir
970 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021
dengan nilai 11,35 dan untuk angka kematian bersih terendah pada triwulan 2 dengan
nilai 7,40.dan nilai indikator angka kematian bersih pada tahun 2019 sebesar 10,07%
dengan nilai standar ideal < 24 % (Kemenkes RI, 2018) maka nilai indikator angka
kematian bersih di rumah sakit tingkat III 06.03.01 Ciremai Kota Cirebon tahun 2019
menunjukan sudah ideal dapat dan dapatkan dikatakan bahwasanya mutu pelayanan
Rumah Sakit Tingkat III.
Indikator angka kematian bersih ini sebagai gambaran mutu pelayanan rumah
sakit seperti tujuannya terselenggaranya pelayanan yang aman dan efektif serta mampu
menyelematkan pasien yang ditangani di ruang pelayanan. Sasaran strategisnya itu
sendiri terwujudnya penyelenggaran sistem pelayanan rawat inap berbasis mutu dan
keselamatan pasien (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan penelitian (Noviar & Jaenudin,
2019) yang mempengaruhi besar kecilnya indikator angka kematian bersih dipengaruhi
oleh jumlah pasien keluar hidup dan mati dan jumlah pasien meninggal >48 jam. Bila
jumlah angka kematian pasien >48 jam maka kemungkinan nilai indikator angka
kematian angka semakin tinggi. Hasil penelitian (Noviar & Jaenudin, 2019) angka
kematian bersih terendah adalah pada tahun 2013 dengan nilai 19,71%o, dan yang
tertinggi pada tahun 2015 dengan nilai angka kematian bersih 27,60%. sangat
dipengaruhi oleh jumlah pasien keluar hidup dan mati,jumlah pasien keluar mati >48
jam, sangat penting dan sangat mempengaruhi angka indikator NDR.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa nilai indikator angka kematian
bersih di rumah sakit tingkat III 06.01.03 ciremai sudah sesuai dengan standar
Kemenkes RI tahun 2018 yaitu pada tahun 2019 angka kematian bersih mencapai angka
10,07%, dan untuk triwulan I angka kematian bersih mencapai angka 9,91% dan untuk
triwulan II angka kematian bersih mencapai 7,40%, untuk triwulan III angka kematian
bersih mencapai 11,65% dan pada triwulan IV angka kematian bersih mencapai
11,35%.dan nilai indikator angka kematian bersih tertinggi di tahun 2019 berada pada
triwulan III dengan nilai 11,35% dan untuk angka kematian bersih terendah pada
triwulan II dengan nilai 7,40%.
Gambaran Nilai Indikator Angka Kematian Bersih di Rumah Sakit Ciremai Tingkat III
03.06.01 Ciremai Kota Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 6, Juni 2021 971
Bibliography
AZZAM, I. A. (2013). Analisis Deskriptif Net Death Rate (NDR) dan Gross Death Rate
(GDR) di Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal Periode Triwulan I Tahun
2014.
Budi, S. C. (2011). Manajemen unit kerja rekam medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis
Media.
Indonesia, P. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tentang
klasifikasi dan perizinan rumah sakit. Lembaran Negara RI Tahun, (3).
Juliansyah Noor, S. E. (2016). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya
Ilmiah. Prenada Media.
Kemenkes RI. (2018). Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan 2018 Tentang Kamus Indikator Kinerja Rumah Sakit dan Balai.
Noviar, R., & Jaenudin, L. W. L. (2019). Analisis Indikator GDR (Gross Death Rate)
dan NDR (Net Death Rate) di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten
Cirebon. JURNAL KESEHATAN MAHARDIKA, 6(2).
Tarjo. (2019). Metode Penelitian Sistem 3X Baca. Yogyakarta: Deepublish.
Ulumiyah, N. H. (2018). Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Penerapan
Upaya Keselamatan Pasien di Puskesmas. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia, 6(2), 149155.