Dedi Hermawan dan Desi Dianasari Utami
744 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 5, Mei 2021
timing diagram. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai derajat kejenuhan
(DS) untuk 3 fase yaitu sebesar 0,79, waktu siklus sebesar 70 detik, waktu tundaan
rata-rata 40,22 detik/smp dan untuk 2 fase (DS) sebesar 0,62, waktu siklusnya 82
detik tundaan rata-rata sebesar 25,99 det/smp. Tetapi untuk perencanaan 2 fase ini
waktu siklus melebihi aturan yang di tetapkan di MKJI sehingga kapasitas dari
simpang tersebut tidak mencukupi. Sehingga dari hasil perencanaan ini yang lebih
efektif menggunakan 3 fase karena hal ini bisa meningkatkan kapasitas simpang
pada semua lengan sehingga bisa memperkecil nilai derajat kejenuhan pada
simpang tersebut.
Kata kunci: Simpang Bersinyal, Derajat Kejenuhan dan Tundaan, MKJI 1997.
Pendahuluan
Kondisi Jalan Merdeka Utara Ciledug memiliki kecenderungan pada bidang
horisontal yang sama sehingga memungkinkan terjadinya pertemuan sebidang atau
membentuk suatu persimpangan. Pada bagian kritis ini, potensi permasalahan yang
dapat terjadi digambarkan dengan banyaknya konflik arus lalu lintas sebagai akibat
bertemunya beberapa arus dari berbagai arah pergerakan kendaraan pada titik yang
sama disimpang. Pergerakan-pergerakan tersebut terutama berasal dari arah kendaraan
yang membelok ke kanan dan lurus merupakan konflik primer penyebab kemacetan.
Konflik-konflik inilah yang akan mempengaruhi baik buruknya kinerja suatu simpang,
sehingga dapat menimbulkan masalah berupa kemacetan lalu lintas (Permana, 2014).
Dengan demikian, pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan kapasitas simpang, memperkecil jumlah konflik dengan pengaturan
waktu lalu lintas dengan sinyal (simpang bersinyal) (Prasetyo Arifin, 2011).
Simpang merupakan daerah pertemuan dua atau lebih ruas jalan, bergabung,
berpotongan atau bersilang (Utama & Sumanjaya, 2017). Persimpangan juga dapat
disebut sebagai pertemuan antara dua jalan atau lebih, baik sebidang maupun tidak
sebidang atau titik jaringan jalan dimana jalan–jalan bertemu dan lintasan jalan saling
berpotongan (Santosa et al., 2016).
Persimpangan ini merupakan bagian yang terpenting dari jalan raya sebab
sebagian besar akan tergantung dari efisiensi, kapasitas lalu lintas, kecepatan, biaya
operasi, waktu perjalanan, keamanan dan kenyamanan akan tergantung pada
perencanaan persimpangan tersebut (Priyanti & Natasa, 2014). Setiap persimpangan
mencakup pergerakan lalu lintas menerus dan lalu lintas yang saling memotong pada
satu atau lebih dari kaki persimpangan dan mencakup juga pergerakan perputaran
Menurut (Purba et al., 2019), pemilihan jenis simpang untuk suatu daerah
sebaiknya berdasarkan pertimbangan ekonomi, pertimbangan keselamatan lalu lintas,
dan pertimbangan lingkungan.
Menurut (Sumanjaya & Eryani, 2015), arus lalu lintas dari berbagai arah akan
bertemu pada suatu titik persimpangan, kondisi tersebut menyebabkan terjadinya
konflik antara pengendara dari arah yang berbeda.