Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: p–ISSN: 2723 - 6609

e-ISSN : 2745-5254

Vol. 2, No. 4 April 2021


STUDI KELAYAKAN JALAN BARU PERBATASAN CIREBON-KUNINGAN


Dertawan Widagdo

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Email: [email protected]


Abstract

Handling the road network system is indispensable in order to support economic development in a region. In order to support the smooth flow of traffic, it is necessary to improve roads and development in the area. The Border Area will gradually develop in accordance with the population growth with all the elements that develop in a residential area. With the population growth rate in Cirebon Regency which is getting higher, the availability of the road network system needs to be improved. The purpose of the Feasibility Study for the New Border Cirebon Kuningan Road is to provide recommendations for increasing the capacity of roads in related areas that are technically, economically and socially and environmentally feasible. Based on the research results, the traffic conditions on the Cirebon - Kuningan road are unstable, approaching the maximum with LHR on weekdays 1473.2 pcu / hour and on holidays 1483.7 pcu / hour. If there is a surge in LHR in certain situations where the traffic flow is forced (Congested Area), then it is necessary to build a new road to break the traffic flow, namely the road connecting Jalan Ciperna - Warungasem with the Sumber - Mandirancan road along 10 km and can reduce the VOC value of the vehicle by Rp. 23,170.9 (HV) and Rp. 13,722.04 (LV) and as a second alternative, the construction of a road connecting Jalan Ciperna - Warungasem with Jalan Sumber - Mandirancan with a section length of 3.53 km can reduce the value of the BOK of vehicles by Rp. 11,524.4 (HV) and Rp. 6,860.8 (HV).


Keyword: the new way; the greenshield method and the MJKI 1997


Abstrak

Penanganan sistem jaringan jalan sangat diperlukan dalam rangka menunjang perkembangan perekonomian di suatu wilayah. Guna mendukung kelancaran lalu lintas, maka perlu dilakukan peningkatan jalan dan pembangunan di wilayah tersebut. Kawasan Perbatasan lambat laun akan berkembang sesuai dengan pertambahan penduduk dengan segala unsur-unsur yang berkembang di dalam sebuah kawasan permukiman. Dengan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Cirebon yang semakin tinggi, maka ketersedian system jaringan jalan perlu ditingkatkan. Adapun tujuan dari Studi Kelayakan Jalan Baru Perbatasan Cirebon Kuningan adalah memberikan rekomendasi peningkatan kapasitas jalan di daerah terkait yang layak secara teknis, ekonomi serta social dan lingkungan. Metode pelaksanan kegiatan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, mencakup 3 tahapan, yaitu tahap persiapan (study literatur), tahap pengumpulan dan kompilasi data, tahap analisa, dan tahap formulasi kebijakan dan strategi penataan transportasi di kawasan studi. Berdasarkan hasil penelitian kondisi lalu lintas pada ruas jalan Cirebon-Kuningan tidak stabil, mendekati maksimum dengan LHR pada hari kerja 1473,2 smp/jam dan pada hari libur 1483,7 smp/jam. Apabila terjadi lonjakan LHR pada situasi-situasi tertentu berada pada arus lalu lintas yang dipaksakan (Congested Area), maka diperlukan pembangunan jalan baru untuk memecah arus lalu lintas, yaitu ruas jalan yang menghubungkan Jalan Ciperna-Warungasem dengan ruas jalan Sumber-Mandirancan sepanjang 10 km dan dapat mengurangi nilai BOK kendaraan sebesar Rp. 23.170,9 (HV) dan Rp. 13.722,04 (LV) dan sebagai alternatif kedua, pembangunan jalan yang menghubungkan Jalan Ciperna-Warungasem dengan ruas jalan Sumber-Mandirancan dengan panjang ruas 3,53 km dapat mengurangi nilai BOK kendaraan sebesar Rp.11.524,4 (HV) dan Rp. 6.860,8 (HV)


Kata kunci: jalan baru; metode greenshield dan MJKI 1997


Pendahuluan

Penanganan sistem jaringan jalan sangat diperlukan dalam rangka menunjang perkembangan perekonomian di suatu wilayah (Dewi, 2016). Guna mendukung kelancaran lalu lintas, maka perlu dilakukan peningkatan jalan dan pembangunan di wilayah tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan transportasi, di samping juga dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat (Kadarisman et al., 2016).

Berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan pasal 1 ayat (18), sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis (Panjaitan, 2013). Sistem jaringan jalan merupakan abstraksi dari fasilitas transportasi yang memiliki kedudukan penting, terutama jika dihubungkan dengan penggunaan lahan akan dapat membentuk suatu pola tata guna lahan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi rencana fisik ruang kota, serta peranannya sebagai suatu sistem transportasi yaitu untuk menampung pergerakan manusia dan kendaraan (Setiawati, 2018).

Kawasan Perbatasan sebagai salah satu muka kabupaten tentunya memiliki nilai yang tinggi untuk dijadikan kawasan strategis dan menduduki prioritas utama dalam segala hal (Elviana, 2018). Sebagian besar kawasan perbatasan dijadikan sebagai tempat tinggal penduduk, aktivitas pertanian, jasa perdagangan dan juga sebagai pusat aktivitas masyarakat lainnya.

Kawasan perbatasan lambat laun akan berkembang sesuai dengan pertambahan penduduk dengan segala unsur-unsur yang berkembang di dalam sebuah kawasan permukiman. Dengan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Cirebon yang semakin tinggi, maka ketersedian system jaringan jalan perlu ditingkatkan.

Dalam usaha untuk pelayanan perkembangan kebutuhan ekonomi masyarakat perlu diakomodasi oleh sistem infrastruktur yang tepat bagi masing-masing tingkat perkembangan maupun potensi yang dimiliki disetiap satuan wilayah. Pemahaman mengenai kebutuhan dan efektivitas pelaksanaan program pembangunan infrastrukutur bidang Kimpraswil tersebut mutlak diperlukan agar lebih menghasilkan manfaat bukan sebaliknya. Terutama prasarana jalan yang memainkan peran penting sebagai prasarana distribusi lalulintas barang dan manusia maupun sebagai salah satu prasarana pembentuk struktur ruang wilayah (Resalawati, 2011).

Adapun tujuan dari studi kelayakan jalan baru perbatasan Cirebon-Kuningan adalah memberikan rekomendasi peningkatan kapasitas jalan di daerah terkait yang layak secara teknis, ekonomi serta social dan lingkungan.


Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan baik itu perencanaan, pengawasan maupun penyusunan kajian ini diperlukan sebuah metode sebagai sebuah acuan kerja sehingga proses pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat terarah sesuai procedure kerja yang telah direncanakan sebelumnya.

Pada pekerjaan ini, konsultan menimbang perlunya menyusun metodologi studi. Metodologi ini diharapkan mampu digunakan untuk memadukan seluruh proses pekerjaan secara sistematis dengan tujuan tercapainya sasaran dan tujuan studi. Dalam kegiatan pelaksanaan kajian ini tahapan-tahapan penelitian yanag akan di kerjakan terdapat pada diagrama alir metode penelitian berikut ini:

Gambar 1

Diagram Alir Metode Penelitian

Berdasarkan diagram alir metode penelitian di atas, metode pelaksanan kegiatan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, mencakup 3 tahapan, yaitu tahap persiapan (study literatur), tahap pengumpulan dan kompilasi data, tahap analisa, dan tahap formulasi kebijakan dan strategi penataan transportasi di kawasan studi (Nugrahani & Hum, 2014).


Hasil dan Pembahasan

  1. Analisa Kondisi Ruas Jalan Nasional Jalan Raya Cirebon Kuningan

Tabel 1

Kondisi Geometrik Jalan Raya Cirebon-Kuningan




  1. Arus Lalu Lintas

Tabel 2

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas Jalan Cirebon-Kuningan (Weekday)











Tabel 3

Rata-rata Volume Harian

Arus Lalu Lintas Jalan Cirebon-Kuningan (Weekend)











  1. Kapasitas Ruas Jalan

Tabel 4

Kapasitas Ruas Jalan Cirebon-Kuningan








  1. Perilaku Lalu Lintas

Dari hasil analisis tersebut memiliki kapasitas dan derajat kejenuhan yang dapat dengan 2 (dua) cara yaitu sebagai berikut :

  1. MKJI 1997



Tabel 5

Lalu Lintas Ruas Jalan Cirebon - Kuningan








  1. Model Greenshield

Tabel 6

Rekapitulasi Satuan Mobil Penumpang































Tabel 7

Kecepatan dan kerapatan kendaraan





























Analisa Regresi : y= a+bx

Didapat r = 0.82490913


Tabel 8

Volume Maksimum










Gambar 2

Hubungan volume dan Kepadatan


Gambar 3

Hubungan Kecepatan dan Kepadatan


Gambar 4

Hubungan Volume dan Kecepatan


  1. Perhitungan BOK Jalan Nasional Cirebon-Kuningan






Tabel 9

BOK Jalan Nasional Cirebon-Kuningan




















Didapat untuk nilaik BOK jalan Cirebon Kuningan Dumtruck Rp. 53.326,16 /km/kend, Angkutan umum Rp 28.481,04/km/kend, City car Rp 32.554,76/km/kend, MPV Rp 32.220,04/km/kend dan motor Rp 5.011,24/km/kend.


  1. Analisa Jalan Alternatif

Tabel 10

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas Jalan Sumber - Mandirancan (Weekday)















Tabel 11

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas Jalan Sumber - Mandirancan (Weekend)


Tabel 12

Analisa Kondisi Ruas Jalan Jalan Sumber-Mandirancan

Tabel 13

Rekapan Data Jalan Sumber-Mandirancan


Tabel 14

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas Jalan Putat-Koreak(Weekday)



Tabel 15

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas Jalan Putat-Koreak (Weekend)


Tabel 16

Analisa Kondisi Ruas Jalan Putat-Koreak



Tabel 17

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas JalanSindanglaut – Ciawigajah (Weekday)



Tabel 18

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas Jalan Sindanglaut-Ciawigajah (Weekend)


Tabel 19

Analisa Kondisi Ruas Jalan Sindanglaut-Ciawigajah


Tabel 20

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas Jalan Sindangjawa – Mandirancan (Weekday)



Tabel 21

Rata-rata Volume Harian Arus Lalu Lintas Jalan Sindangjawa – Mandirancan (Weekend)


  1. Kondisi Eksisting Jalan

Tabel 22

Kondisi Eksisting Jalan


  1. Rekomendasi

Peta Alternatif 1



Detail jalan Baru 1



Peta Alternatif 2



Detail jalan Baru 2


Peta Alternatif 3



Detail jalan Baru 3

Kondisi Existing Jalan Putat - Koreak



Pelebaran Jalan Putat – Koreak



Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian diatas adalah Kondisi lalu lintas pada ruas jalan Cirebon-Kuningan tidak stabil, mendekati maksimum dengan LHR pada hari kerja 1473,2 smp/jam dan pada hari libur 1483,7 smp/jam. Apabila terjadi lonjakan LHR pada situasi-situasi tertentu berada pada arus lalu lintas yang dipaksakan (Congested Area). Diperlukan pembangunan jalan baru untuk memecah arus lalu lintas, yaitu ruas jalan yang menghubungkan Jalan Ciperna – Warungasem dengan ruas jalan Sumber – Mandirancan sepanjang 10 km dan dapat mengurangi nilai BOK kendaraan sebesar Rp. 23.170,9 (HV) dan Rp. 13.722,04 (LV). Sebagai alternatif kedua, pembangunan jalan yang menghubungkan Jalan Ciperna – Warungasem dengan ruas jalan Sumber – Mandirancan dengan panjang ruas 3,53 km dapat mengurangi nilai BOK kendaraan sebesar Rp.11.524,4 (HV) dan Rp. 6.860,8 (HV)






































Bibliography


Dewi, F. A. C. (2016). Analisis Potensi Wilayah Terkait Dengan Kondisi Jaringan Jalan Dalam Rangka Pengembangan Wilayah Kabupaten Pringsewu. Rekayasa: Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 18(2), 115–120.


Elviana, D. (2018). Analisis Saluran Dan Fungsi Pemasaran Komoditas Hortikultura Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kawasan Perbatasan (Studi Kasus Di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Utara). Jurnal Borneo Saintek, 1(2), 13–20.


Kadarisman, M., Gunawan, A., & Ismiyati, I. (2016). Kebijakan Manajemen Transportasi darat dan dampaknya terhadap perekonomian masyarakat di Kota Depok. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik, 3(1), 41–58.


Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books.


Panjaitan, A. M. (2013). Kajian Sistem Jaringan Jalan di Wilayah Kota Pekanbaru. Jurnal Teknik Sipil USU, 2(1).


Resalawati, A. (2011). Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia.


SETIAWATI, N. U. R. (2018). Identifikasi Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Service) Di Ruas Jalan Jendral Soedirman Kabupaten Purbalingga. undip.





1