366 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pā€“ISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 2, No. 3 Maret 2021
FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA PENINGKATAN BIAYA
PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA CIREBON
Edi Mulyana
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon, Indonesia
Email: e.mulyana@ymail.com
Abstract
Recently, there are many asphalt pavement early damages found in Cirebon area,
either in the form of small crack, reveling, or pavement peeling which contribute to
theincrease of road maintenance cost from year to year. The increase of road
maintenance cost is caused by several factors in the planning, the execution, as
well as in the maintenance process. This study aims to explore the dominant factors
affecting the increase of road maintenance cost in Cirebon. The research findings
are expected to provide positive feedback to related institutions. This study uses
survey method, by distributing of questionnaire to respondents which consist of
contractors, consultants, taskmasters, and experts. Questionnaire data are
processed using SPSS 19 statistical analysis, with risk factors which affect the
increase of the road maintenance cost as independent variable (X) and
maintenance cost as dependent variable (Y). The research concludes that there are
six most dominant factors affecting rise of road maintenance cost in Cirebon, which
are 1) the underpriced bid (77.62%), 2) the lack of project supervision (74.62%), 3)
the cost estimation error (70.39%), 4) the error in the shipping of ordered
materials, 5) the poor performance of subcontractors (67.57%), and 6) natural
disaster (62.88%).
Keyword: dominant factors; effect; maintenance cost.
Abstrak
Akhir-akhir ini banyak ditemui kerusakan dini perkerasan jalan di Kota Cirebon
baik berupa retak kecil (crack), pelepasan butiran (raveling) maupun pengelupasan
lapisan perkerasan yang mengakibatkan terus meningkatnya biaya pemeliharaan
jalan dalam setiap tahunnya yang disebabkan oleh banyaknya faktor yang
mempengaruhi sejak perencaanaan, pelaksanaan hingga pemeliharaan proyek-
proyek jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor dominan
apa yang berpengaruh pada peningkatan biaya pemeliharaan jalan di Kota Cirebon,
sehingga hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan positif kepada
instansi terkait. Penelitian menggunakan metode survey, melalui penyebaran
kuesioner kepada responden yang terdiri dari kontraktor, konsultan, pemberi tugas
dan pakar dibidangnya yang kemudian data kuesionernya diolah dengan analisa
statistik SPSS 19 untuk menghasilkan tingkat hubungan antara variabel bebas (X)
berupa faktor resiko yang berpengaruh pada peningkatan biaya pemeliharaan dan
Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Peningkatan Biaya Pemeliharaan Jalan di Kota
Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 367
variabel (Y) berupa biaya pemeliharaan. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa
ada 6 (enam) faktor yang paling dominan mempengaruhi peningkatan biaya
pemeliharaan yaitu penawaran harga terlalu rendah (77.69), lemahnya pengendalian
proyek (74.35), kesalahan estimasi biaya (70.39), material yang dikirim tidak sesuai
permintaan (68.35), sub kontraktor tidak bekerja optimal (67.57) dan terjadinya
bencana alam (62.88) terhadap biaya pemeliharaan.
Kata kunci: faktor dominan; tingkat pengendali; pemeliharaan jalan.
Pendahuluan
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur masih terus dilakukan,
khususnya pada aspek pengembangan jalan, hal ini menjadi faktor penting karena jalan
merupakan salah satu aspek penentu kelancaran dalam proses pembangunan
perekonomian di Indonesia. Sebagaimana Sahid dkk menjelaskan pembuatan jalan
merupakan aspek penting dalam meningkatkan perekonomian bangsa (Sahid,
Setianingsih, Solikhin, Mulyono, & Rahman, 2019). Namun Akhir-akhir ini banyak
ditemukan terjadinya kerusakan dini pada proyek-proyek peningkatan jalan di Kota
Cirebon. Hal tersebut diindikasikan dengan banyaknya jalan yang baru selesai
dikerjakan dan masih masa pemeliharaan maupun setelah pekerjaan diserahterimakan,
meskipun umur rencana belum terlampaui, kerusakan-kerusakan kecil berupa retak
(crack), pelepasan butiran (raveling) maupun pengelupasan lapisan perkerasan telah
terjadi dimana-mana (Laksono, 2010).
Menurut informasi dari Dinas PUPESDM Kota Cirebon tahun 2013 kerusakan
tersebut telah menimbulkan adanya peningkatan biaya pemeliharaan jalan pada setiap
tahunnya dari rata-rata 5% menjadi rata-rata 10% dari ruas jalan yang ada. Peningkatan
biaya pemeliharaan jalan yang berlapis dalam tiap tahunnya, menunjukkan terjadinya
pemborosan, sehingga keterbatasan anggaran hanya cukup untuk memelihara jalan yang
ada, bahkan itupun tidak bisa tuntas secara keseluruhan (Nariyah, 2017).
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mendorong terjadinya
penghematan melalui berbagai regulasi yang memuat nilai-nilai kekinian yang menjadi
syarat mutlak pelaksanaan good governance, seperti efisiensi dan efektif (best value for
money) terbuka dan bersaing (open competitive), transparan, adil/non-diskriminatif dan
akuntabel (Karianga, 2017). Tetapi didalam pelaksanaan pemanfaatan anggaran banyak
faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek-proyek jalan sehingga jalan lebih
cepat rusak dan secara otomatis peningkatan biaya pemeliharaan tidak bisa terelakkan
lagi seperti terlihat pada tabel 1 berikut:
Edi Mulyana
368 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021
Tabel 1. Data Penggunaan Anggaran untuk Biaya Pemeliharaan Jalan di Kota
Cirebon Dalam 7 Tahun Terakhir
Luas Biaya Total Biaya
No. Tahun Kerusakan per m2/tahun
(m2) (Rp) (Rp)
1 2006 2.884 702.367 2.025.626.428
2 2007 3.585 737.269 2.643.109.365
3 2008 8.353 709.760 5.928.625.280
4 2009 11.872 836.306 9.928.624.832
5 2010 9.773 1.089.913 10.651.719.749
6 2011 5.899 1.221.688 7.206.737.512
7 2012 10.290 1.343.856 13.828.278.240
Sumber : DPUPESDM Kota Cirebon Tahun 2013
Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jalan berdasarkan anggaran yang tersedia,
mengingat sulitnya menyediakan anggaran untuk memenuhi semua kebutuhan
perbaikan jalan yang ada, disisi lain kerusakan jalan berdampak banyak kepada
kehidupan sosial masyarakat.
Permasalahan kerusakan lebih awal pada proyek-proyek pembangunan/
peningkatan jalan di Kota Cirebon tersebut melatarbelakangi perlunya mengetahui
faktor-faktor apa apa saja yang mempengaruhinya, sehingga diharapkan dapat
ditemukannya faktor dominan yang berpengaruh pada peningkatan biaya pemeliharaan
pada setiap tahunnya
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan faktor dominan yang
mempengaruhi peningkatan biaya pemeliharaan jalan di Kota Cirebon. Kegunaan
penelitian yang diharapkan adalah sebagai bahan evaluasi terhadap berbagai masalah
yang sering muncul di dalam pelaksanaan proyek-proyek peningkatan jalan di Kota
Cirebon serta dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait agar pelaksanaan
proyek-proyek jalan dapat dilaksanakan dengan mutu yang baik, tepat waktu dan biaya
yang efisien, sehingga tingkat kerusakan bisa ditekan sekecil mungkin dan biaya
pemeliharaan masih dalam batas kewajaran. Hasil dari penelitian ini diharpakan dapat
menjadi masukan bagi pemerintah daerah khususnya kota Cirebon dalam menetapka
anggaran pembiayaan infrastruktur jalan.
Metode Penelitian
Secara prinsip metodologi dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Peningkatan Biaya Pemeliharaan Jalan di Kota
Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 369
Gambar 1. Alur Metodologi Penelitian
Tahapan kegiatannya secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Dimulai dengan identifikasi masalah bersamaan dengan penentuan judul didukung
oleh kajian pustaka, baik data primer maupun sekunder.
2. Tahap penyusunan identifikasi faktor resiko yang mempengaruhi peningkatan biaya
pemeliharaan sebagai descripsi operasional variabel penelitian yang terdiri dari 43
variabel.
3. Tahap pembuatan kuesioner dengan masing-masing item pernyataan terdiri dari 5
skala pengukuran, dilanjutkan dengan pengumpulan data dari para kontraktor,
konsultan, pemberi tugas dan pakar dibidangnya di Kota Cirebon.
4. Tabulasi data kemudian di analisa dengan analisa statistik SPSS 19 baik analisa
korelasi maupun regresi.
5. Pembahasan hasil analisa statistic untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan
penelitian berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan.
6. Tahap kesimpulan dan saran
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
hasil pengujian validitas terhadap output korelasi dan analisa regresi, dari 43
variabel terdapat 6 variabel yang memiliki angka korelasi yang sangat kuat seperti tabel
dibawah ini;
Tabel 1. Correlation
X10
X23
X24
X25
X35
X9
X10
Pearson correlation
1
.707**
.643**
.739**
.672**
.588**
sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
40
40
40
40
40
40
X23
Pearson Correlation
.707**
1
.739**
.741**
.741**
.565**
sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
40
40
40
40
40
40
X24
Pearson Correlation
.643**
.739**
1
.683**
.774**
.590**
sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
40
40
40
40
40
40
Mulai
Identifikasi Masalah
Tentukan Judul
Kajian Pustaka &
Data Sekunder
Tentukan Judul
Identifikasi Faktor dominan yang
mempengaruhi peningkatan biaya
pemeliharaan jalan di Kota Cirebon
Pembuatan
quesioner
Pengumpulan data
Analisis statistik SPSS 19
- Analisis korelasi
- Analisis regresi
Pembahasan hasil penelitian
Kesimpulan dan saran
Selesai
Edi Mulyana
370 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021
X25
pearson correlation
.739**
.741**
.683**
1
.711**
.739**
sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
40
40
40
40
40
40
X35
Pearson Correlation
.672**
.741**
.774**
.711**
1
.746**
sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
40
40
40
40
40
40
X9
Pearson Correlation
.588**
.565**
.590**
.733**
.746**
1
sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
40
40
40
40
40
40
y
Pearson Correlation
.827**
.839**
.822**
.864**
.881**
.793**
sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
40
40
40
40
40
40
Ket: **correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
Sumber: data diolah (2014)
Berdasarkan tabel 1 di atas, terlihat bahwa hubungan antara variabel-variabel
yang mempengaruhi peningkatan biaya pemeliharaan jalan dengan biaya pemeliharaan
jalan di kota Cirebon secara secara keseluruhan signifikan. Artinya, adanya hubungan
yang signifikan antara variabel-variabel yang mempengaruhi peningkatan biaya
pemeliharaan jalan dengan biaya pemeliharaan jalan di kota Cirebon secara simultan.
1) Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara material yang dikirim
tidak sesuai dengan permintaan dengan biaya pemeliharaan jalan sebesar 0.827,
termasuk korelasi sangat kuat. Nilai koefisien determinasi r
2
= 0.827
2
x 100% =
68.39%, artinya besarnya sumbangan variabel material yang dikirim tidak sesuai
dengan permintaan terhadap biaya pemeliharaan jalan sebesar 68.39% dan sisanya
31.61% ditentukan oleh variabel lainnya
2) Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara kesalahan dalam estimasi
biaya dengan biaya pemeliharaan jalan sebesar 0.839, termasuk korelasi sangat
kuat. Nilai koefisien determinasi r
2
= 0.839
2
x 100% = 70.39% artinya besarnya
sumbangan variabel kesalahan dalam estimasi biaya terhadap biaya pemeliharaan
jalan sebesar 70.39% dan sisanya 29.61% ditentukan oleh variabel lainnya
3) Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara sub kontraktor tidak
bekerja optimal dengan biaya pemeliharaan jalan sebesar 0.822, termasuk korelasi
sangat kuat. Nilai koefisien determinasi r
2
= 0.822
2
x 100% = 67.57% artinya
besarnya sumbangan variabel sub kontraktor tidak bekerja optimal terhadap biaya
pemeliharaan sebesar 67.57% dan sisanya 32.43% ditentukan oleh variabel lainnya
4) Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara lemahnya pengendalian
proyek dengan biaya pemeliharaan jalan sebesar 0.864, termasuk korelasi sangat
kuat. Nilai koefisien determinasi r
2
= 0.864
2
x 100% = 74.62% artinya besarnya
sumbangan variabel lemahnya pengendalian proyek terhadap biaya pemeliharaan
sebesar 74.62% dan sisanya 25.38% ditentukan oleh variabel lainnya
5) Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara penawaran terlalu rendah
dengan biaya pemeliharaan jalan sebesar 0.881, termasuk korelasi sangat kuat.
Nilai koefisien determinasi r
2
= 0.881
2
x 100% = 77,62% artinya besarnya
Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Peningkatan Biaya Pemeliharaan Jalan di Kota
Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 371
sumbangan variabel penawaran terlalu rendah terhadap biaya pemeliharaan sebesar
77,62% dan sisanya 22.38% ditentukan oleh variabel lainnya
6) Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara adanya bencana alam
dengan biaya pemeliharaan jalan sebesar 0.793, termasuk korelasi sangat kuat.
Nilai koefisien determinasi r
2
= 0.793
2
x 100% = 62.88% artinya besarnya
sumbangan variabel adanya bencana alam terhadap biaya pemeliharaan sebesar
62.88% dan sisanya 37.12% ditentukan oleh variabel lainnya.
B. Pembahasan
Penelitian tentang identifikasi faktor dominan yang berpengaruh pada
peningkatan biaya pemeliharaan jalan di Kota Cirebon, setelah dilakukan dengan
metode statistik melalui analisis korelasi maupun analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan SPSS 19 sebagai software pengolah data diperoleh suatu model
persamaan regresi linier berganda yaitu :
Y = 0,193X
10
+ 0,134X
23
+ 0,126X
24
+ 0,154X
25
+ 0,225X
35
+ 0,160X
39
Dari model tersebut diatas dengan menggunakan ā€œone tailedā€ (pengujian satu sisi),
maka dapat dijelaskan bahwa terdapat 6 (enam) variabel X yang dapat mempengaruhi
nilai Y.
Model persamaan regresi linier berganda tersebut menunjukkan bahwa setiap ada
kenaikan variabel X
10
sebesar satu satuan, maka terdapat penurunan variabel Y sebesar
0,193, dan setiap ada kenaikan variabel X
23
sebesar satu satuan maka terdapat
penurunan variabel Y sebesar 0,134, dan setiap ada kenaikan variabel X
24
sebesar satu satuan maka terdapat penurunan variabel Y sebesar 0,126, dan setiap ada
kenaikan variabel X
25
sebesar satu satuan maka terdapat penurunan variabel Y sebesar
0,154, dan setiap ada kenaikan variabel X
35
sebesar satu satuan maka terdapat
penurunan variabel Y sebesar 0,225, dan setiap ada kenaikan variabel X
39
sebesar satu
satuan maka terdapat penurunan variabel Y sebesar 0,160.
Pada perhitungan sebelumnya diperoleh nilai R
2
= 0,946, hal ini menunjukkan bahwa
94,6% dari simpangan nilai Y tersebut dapat diterangkan oleh variabel X, dan 5,4% lagi
penyimpangan yang ada dalam Y yang tidak dapat diterangkan oleh variabel X.
Dari perhitungan dapat dijelaskan pula bahwa masing-masing variabel memberikan
retribusi untuk Y , yaitu variabel X
35
memberikan kontribusi paling dominan sebesar
77,62%, dilanjutkan variabel X
25
sebesar 74,62%, variabel X
23
sebesar 70,39%, variabel
X
10
sebesar 68,39%, variabel X
24
sebesar 67,57%, dan variabel X
39
sebesar 62,88%,
Dari analisis statistik terhadap penelitian yang telah dilakukan menghasilkan 6
(enam) variabel yang paling dominan berpengaruh kepada peningkatan biaya
pemeliharaan jalan di Kota Cirebon.
Dari ke 6 (enam) variabel tersebut kondisinya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penawaran harga terlalu rendah
Variabel penawaran harga terlalu rendah merupakan indikator dari faktor
lemahnya pengikatan Surat Perjanjian Pekerjaan (kontrak). Harga penawaran
berhubungan langsung dengan biaya pelaksanaan proyek. Harga penawaran yang
menjadi pengikatan didalam kontrak biasanya bukan harga utuh untuk
Edi Mulyana
372 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021
diimplementasikan pada kegiatan fisiknya saja, didalamnya terkandung biaya proses
lelang, administrasi proyek, biaya koordinasi dan biaya non teknis lainnya yang tidak
muncul didalam item-item pekerjaan yang ditawarkan.
Akhir-akhir ini proses pelelangan pekerjaan konstruksi pemerintah dituntut
adanya efisiensi, sehingga terjadi penawaran harga dari pihak kontraktor jauh lebih
rendah dari pagu yang direncanakan. Bagi kontraktor harga penawaran rendah
semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan, padahal resiko non teknis yang timbul
akibat perolehan pekerjaan tidak pernah ada dalam analisa biaya yang menjadi dasar
munculnya harga satuan pekerjaan.
Harga penawaran yang rendah ditambah resiko non teknis menjadi beban
yang berat terhadap biaya pelaksanaan pekerjaan. Sehingga potensi sumber daya
yang dipersyaratkan didalam dokumen kontrak tidak dapat diimplementasikan
dengan tepat. Akibatnya terjadi kerusakan pekerjaan lebih awal dari yang
direncanakan, yang berpotensi sangat besar pada meningkatnya biaya pemeliharaan.
2. Lemahnya pengendalian proyek
Variabel lemahnya pengendalian proyek merupakan indikator dari lemahnya
faktor manajemen pelaksanaan kontraktor.
Sasaran dari pengendalian proyek adalah untuk menghasilkan produk agar sesuai
dengan batasan anggaran, jadwal dan mutu yang telah ditentukan. Lemahnya
pengendalian proyek selama ini karena tidak dilaksanakannya cara pengendalian
yang sistematis dan bertanggung jawab. Masing-masing unsur yang terlibat pada
pengendalian tidak bekerja sesuai tugas dan fungsinya dengan baik dan beban
psykologis akibat kebijakan birokrasi memiliki andil besar melemahnya sistem
pengendalian. Sehingga kelemahan sumber daya yang mendukung pelaksanaan
proyek dibiarkan, bahkan ada kalanya secara bersama-sama bersepakat melakukan
penyimpangan terhadap pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Kondisi ini semakin
memperparah hasil akhir kualitas pekerjaan.
3. Kesalahan dalam estimasi biaya
Variabel kesalahan dalam estimasi biaya merupakan indikator dari lemahnya
faktor manajemen pelaksanaan kontraktor. Estimasi biaya untuk pelaksanaan yang
terjadi dengan cara memperhitungkan terlebih dahulu biaya-biaya non teknis yang
menjadi beban kontraktor. Setelah itu baru menghitung rencana biaya pelaksanaan
ditambah keuntungan.
Kesalahan yang dilakukan oleh kontraktor dalam membuat estimasi biaya
karena kurang memperhatikan standar mutu pekerjaan, tapi lebih mengutamakan
rugi/laba untuk kelangsungan usaha pada jangka waktu tertentu.. Estimasi biaya
tanpa mengutamakan kaidah-kaidah keteknikan menjadi persoalan timbulnya
penyimpangan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan hasil pekerjaan menjadi cepat
rusak.
4. Material yang dikirim tidak sesuai permintaan
Variabel material yang dikirim tidak sesuai permintaan merupakan indikator
dari lemahnya faktor sumber daya material. Material yang datang sebagian besar
Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Peningkatan Biaya Pemeliharaan Jalan di Kota
Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 373
sudah berupa aspal panas yang sudah tercampur (hotmix), tanpa diuji dulu komposisi
campurannya ditambah jumlah yang dikirim tidak sesuai kebutuhan dilapangan,
sehingga bukan saja komposisi campuran yang tidak tepat, juga ketebalan lapisan
menjadi berkurang. Ketebalan lapisan hotmix yang seharusnya rata-rata 5cm,
menjadi rata-rata 2,5 s/d 3,5 cm. Semakin komposisi material campuran aspal hotmix
tidak sesuai rencana lapisan aspal semakin mudah retak, butiran mudah lepas hingga
pengelupasan lapisan perkerasan, akibatnya jalan berlubang dimana-mana
memerlukan.
5. Sub kontraktor tidak bekerja optimal
Variabel sub kontraktor tidak bekerja optimal merupakan indikator dari lemahnya
faktor manajemen pelaksanaan kontraktor. Sebagian besar setelah kontraktor
memperoleh kontrak pekerjaan, selanjutnya sebagian atau seluruh pekerjaan
diberikan kepada sub kontraktor dengan harga yang berbeda-beda untuk setiap jenis
pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa kontraktor diperoleh
informasi sebagai berikut :
1) Untuk pekerjaan irigasi/drainase dengan konstruksi pasangan batu kali harga
sub kontraktor antara 50% s.d 55% dari harga kontrak.
2) Untuk pekerjaan gedung perkantoran dan sekolah ada pada kisaran angka antara
65% s.d 70%
3) Untuk pekerjaan jalan konstruksi penetrasi ada pada kisaran angka antara 60%
s.d 65%, sedangkan untuk pekerjaan jalan hotmix ada pada kisaran angka antara
65% s.d 70% dari harga kontrak.
4) Sedangkan pekerjaan yang sebagian di sub-kontraktorkan, biasanya
berhubungan dengan pengadaan tenaga kerja, material atau sewa peralatannya
saja.
5) Bilamana sub kontraktor mengambil seluruh pekerjaan, dengan harga pekerjaan
yang diterima seperti diatas maka sub kontraktor paling tidak akan melaksankan
10% dibawah angka-angka yang disepakati antara sub kontraktor dan main
kontraktornya.
6) Kondisi ini berakibat tidak optimalnya pekerjaan sub kontraktor bila
dihubungkan dengan sasaran yang akan dicapai sesuai rencana kerja yang
dipersyaratkan dalam dokumen kesepakatan antara kontraktor dan pemberi
tugas. Sehingga sangat wajar bila pekerjaan jalan menjadi capat rusak, biaya
pemeliharaan meningkat terus tiap tahunnya.
6. Adanya bencana alam
Variabel adanya bencana alam merupakan indikator dari faktor kondisi
eksternal. Seperti diuraikan pada deskripsi lokasi penelitian bab sebelumnya bahwa
Cirebon terletak didaerah pantai dan memiliki dataran yang luas.
Karena berada didaerah pantai maka sistem pelepasan air hujan, dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Bilamana terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama 2 (dua)
jam berturut-turut tanpa henti, maka bencana alam berupa banjir akan terjadi
Edi Mulyana
374 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021
dimana-mana, tak terkecuali jalan-jalan pun digenangi air dalam kurun waktu
tertentu.
Air yang menggenangi jalan akan masuk kepada pori-pori permukaan jalan,
menembus struktur jalan hingga jalan menjadi cepat rusak.
Kerusakan jalan akibat banjir tentunya menjadi lebih parah bilamana jalan yang
terbangun dengan mutu yang tidak sesuai persyaratan.
Kerusakan tidak hanya lapisan permukaan saja, tetapi struktur jalanpun mengalami
penurunan daya dukung, sehingga memerlukan biaya lebih banyak untuk
memperbaikinya.
Dari 6 (enam) variabel yang paling dominan, 3 (tiga) variabel merupakan
faktor manajemen pelaksanaan kontraktor, 1 (satu) variabel merupakan faktor
perjanjian kerja (kontrak), 1 (satu) variabel merupakan faktor sumber daya material
dan 1 (satu) variabel merupakan faktor eksternal.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka secara berurutan faktor dominan yang
berpengaruh pada peningkatan biaya pemeliharaan jalan adalah : 1) Penawaran harga
terlalu rendah; 2) Lemahnya pengendalian proyek; 3) Kesalahan dalam estimasi biaya;
4) Material yang dikirim tidak sesuai permintaan; 4) Sub kontraktor tidak bekerja
optimal; dan 5) Adanya bencana alam.
Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dengan metode statistic (analisa,
korelasi dan regresi) serta hasil perhitungan, dapat dijelaskan bahwa terdapat korelasi
sangat kuat antara penawaran harga terlalu rendah, lemahnya pengendalian proyek,
kesalahan dalam estimasi biaya, material yang dikirim tidak sesuai permintaan, sub
kontraktor tidak bekerja optimal dan adanya bencana alam terhadap peningkatan biaya
pemeliharaan jalan di Kota Cirebon.
Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Peningkatan Biaya Pemeliharaan Jalan di Kota
Cirebon
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021 375
Bibliography
Anonim. (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.7 tentang pedoman penilaian
penyedia jasa konstruksi.
Anonim. (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.42 tentang petunjuk teknis
penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.
Dipohusodo, I. (1996). Manajemen proyek dan konstruksi, Yogyakarta. Penerbit Kanisius
Fahan. (2005), Analisa Efisiensi Penggunaan Alat Berat. UII, Yogyakarta.
Indrawan, Sony. (2011). Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan ā€œCost Signifikan Modelā€, Studi
Kasus Pemeliharaan Jalan Kabupaten Di Kabupaten Jembrana. Jurnal Teknik Sipil
Universitas Udayana Denpasar Bali
Istimawan, Dipohusodo. (1996). Manajemen Proyek Konstruksi Penerbit : Kanisius
Laksono, Anggoro. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Jalan.
Jurnal Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Karianga, H. (2017). Carut-Marut Pengelolaan Keuangan Daerah di Era Otonomi
Daerah. Prenada Media.
Laksono, A. D. (2010). Model Penerapan Standar Mutu pada Pekerjaan Pemeliharaan
Jalan Ditinjau dari Kompetensi SDM Pengelola. Surakarta. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Mulyono, Taufik. (2006). Kinerja Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Pada
Peningkatan Dan Pemeliharaan Jalan Nasional-Propinsi. Jurnal Teknik Sipil
Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Mulyono, Taufik. (2007). Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel Yang Mempengaruhi
Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Jalan. Jurnal Teknik Sipil Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
Malik, Alfian. (2010). Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi. Penerbit : Andi
Nariyah, H. (2017). Peranan Reformasi Birokrasi dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Organisasi Pada Sekretariat Daerah Kota Cirebon. Jurnal Ilmiah Publika,
5(2).
R.J. Mockler. (1972). The Management Control Process. Prentice Hall.
Sahid, M. N., Setianingsih, I., Solikhin, M., Mulyono, G. S., & Rahman, B. F. N.
(2019). Analisis Faktor-Faktor Penting Penyebab Masalah Penambahan Biaya
Pada Proyek Jalan Kabupaten Klaten. Media Teknik Sipil, 17(2), 1ā€“8.
Soeharto, Iman. (2001). Manajemen Proyek jilid II (dari Konseptual sampai Operasional).
Penerbit : Erlangga
Edi Mulyana
376 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 2, No. 3, Maret 2021
Stukhart, G. (1995). Construction Materials Management, Newyork, Marcel Dekker,
Inc.
Sugiyono. (2001), Perencanaan Kebutuhan Sumber daya (Agregrat Planning
Chapter3).
Sugiyono. (2002). Statika Untuk Penelitian. Penerbit : Alpabeta-Bandung.
Thabrani et al. (2013). Faktor-Faktor Penyebab Pengerjaan Ulang (Rework) Yang
Berkaitan Dengan Manajerial Pada Proyek Konstruksi Jalan Di Kabupaten
Rokan Hulu. Jurnal Teknik Sipil, Universitas Pasir Pengaraian.